Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.68.69 (bicara) ke revisi terakhir oleh Serigala Sumatera Tag: Pengembalian |
||
(132 revisi perantara oleh 73 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kegunaan lain|Sumatra (disambiguasi)}}
{{Infobox Islands
|name = Sumatra
Baris 16:
|country = {{flagcountry|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flag|Aceh}}<br />{{flag|
|country_largest_city = [[Berkas:Logo Kota Medan (Seal of Medan).svg|20px]] [[Kota Medan|Medan]]
|country_largest_city_population = 2.
|population =
|population_as_of = 2018
|density_km2= 96
|ethnic_groups = [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung
|map_caption=Pulau Sumatra di Indonesia
|timezone=[[Waktu Indonesia Barat]] ([[UTC+07:00]]) }} '''Sumatra''' (bentuk tidak baku:
== Etimologi ==
Asal nama Sumatra berawal dari keberadaaan Kerajaan [[Kesultanan Samudra Pasai|Samudra]] (terletak di pesisir timur [[Aceh]]). Diawali dengan kunjungan [[Ibnu Batutah]], petualang asal [[Maroko]] ke negeri tersebut pada tahun [[1345]], dia melafalkan kata ''Samudra'' menjadi ''Shumathra'',<ref>Hamka (1950) ''[https://ia803101.us.archive.org/17/items/hamkasedjarahislamdisumaterazlib.org1/%5BHamka%5D_Sedjarah_Islam_di_Sumatera%28z-lib.org%29%20%281%29.pdf Sedjarah Islam di Sumatera]'' Medan : Pustaka Nasional. hal 7</ref> dan kemudian menjadi ''Sumatra'', selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan [[Imperium Portugal|Portugis]], untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.<ref>Nicholaas Johannes Krom, ''De Naam Sumatra'', BKI, 100, 1941.</ref>
Nama asli Sumatra, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah ''Pulau Ameh'' ([[bahasa Minangkabau]], berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita [[Cindua Mato]] dari [[Minangkabau]]. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatra. Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas". Emas menjadi daya tarik para pendatang di pulau Sumatra.<ref>{{cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/pulau-emas-di-barat-nusantara-6k4rr|title=Pulau Emas di Barat Nusantara|first=Risa|last=Herdahita Putri|website=historia.id|date=13 Mei 2018|accessdate=20 Juni 2023}}</ref>.
Dalam berbagai [[prasasti]], Sumatra disebut dalam [[bahasa Sanskerta]] dengan istilah: ''Suwarnadwipa'' ("pulau emas") atau ''[[Suvarnabhumi|Suwarnabhumi]]'' ("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah [[Buddha]] yang termasuk paling tua, Kitab [[Jataka]], menceritakan pelaut-pelaut [[India]] menyeberangi [[Teluk Benggala]] ke Suwarnabhumi. Dalam cerita [[Ramayana]] dikisahkan pencarian Dewi [[Sinta]], istri Rama yang diculik [[Rahwana]], sampai ke Suwarnadwipa.
Baris 39 ⟶ 42:
Naskah Yunani tahun 70, [[Periplous tes Erythras Thalasses]], mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi [[Nusantara]], terutama Sumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari [[kemenyan]] (''Styrax sumatrana'') dan [[kapur barus]] (''Dryobalanops aromatica'') yang saat itu hanya ada di Sumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah ''Historia Naturalis'' karya Plini abad pertama Masehi.
Dalam kitab umat [[Agama Yahudi|Yahudi]], Melakim (Raja-raja),
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri [[Ophir]] itu terletak di Sumatra (Gunung Ophir di [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]], [[
=== Samudra menjadi Sumatra ===
Kata yang pertama kali menyebutkan nama ''Sumatra'' berasal dari gelar seorang raja [[Sriwijaya]] ''[[Haji Sumatrabhumi]]'' ("Raja tanah Sumatra"),<ref name="MUNOZ 175">{{cite book|last=Munoz|title=Early Kingdoms|pages=175}}</ref> berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke [[China]] pada tahun [[1017]]. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatra berasal dari nama [[
Peralihan Samudra (nama kerajaan) menjadi Sumatra (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. [[Odorico da Pordenone]] dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
Baris 50 ⟶ 53:
Pada tahun [[1490]] Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudra Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun [[1498]] dan muncullah nama "Camatarra". Peta buatan [[Amerigo Vespucci]] tahun [[1501]] mencantumkan nama "Samatara", sedangkan peta [[Masser]] tahun [[1506]] memunculkan nama "Samatra". [[Ruy d’Araujo]] tahun [[1510]] menyebut pulau itu "Camatra", dan [[Alfonso Albuquerque]] tahun [[1512]] menuliskannya "Camatora". [[Antonio Pigafetta]] tahun [[1521]] memakai nama yang agak ‘benar’: "Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra", "Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora".
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak [[Jan Huygen van Linschoten]] dan Sir [[Francis Drake]]
== Sejarah ==
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal.
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Enggano|Enggano]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]] dan suku-suku lainnya. Di wilayah pesisir
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian
Berikut adalah 11 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
Baris 67 ⟶ 73:
|-
|1
|[[Suku
|15.
|-
|2
|[[Suku
|
|-
|3
|[[Suku
|
|-
|4
|
|-
|5
|[[Suku
|
|-
|6
|
|
|-
|7
|
|
|-
|8
|
|1.
|-
|9
|[[Suku
|1.
|-
|10
|Suku Asal Lampung
▲|Asal Sumatera Lainnya
|
|-
|11
|[[Suku
|
|}
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Baris 125 ⟶ 127:
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (
* Lahat (
* Plaju dan [[Sungai Gerong]] (
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (
* Sawahlunto (
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
# [[Palembang]], [[
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[
Di bagian barat pulau, terbentang [[pegunungan Bukit Barisan]] yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500 km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif [[Gunung Pesagi]], maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti [[Gunung Geureudong|Geureudong]] (Aceh), [[Gunung Sinabung|Sinabung]] (
=== Gunung-gunung di Sumatra yang berketinggian di atas 2.500 meter dpl ===
Baris 159 ⟶ 161:
{{col|2}}
* [[Gunung Bandahara]], [[Aceh]] (3.030 m)
* [[Gunung Dempo]], [[
* [[Gunung Geureudong]], Aceh (2.885 m)
* [[Gunung Kerinci]], [[Jambi]] (3.805 m)
* [[Gunung Leuser]], Aceh (3.172 m)
* [[Gunung Marapi]],
* [[Gunung Perkison]], Aceh (2.828 m)
* [[Gunung Singgalang]],
* [[Gunung Talamau]],
* [[Gunung Talang]],
{{EndDiv}}
Baris 186 ⟶ 188:
| [[Aceh]]
| {{kota|Banda Aceh}}
| [[
| align="center"|57.956
| align="center"|5.184.003
Baris 193 ⟶ 195:
| [[Berkas:Locator_Aceh_final.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Medan}}
| [[Edy Rahmayadi]]
| align="center"|72.981
| align="center"|14.753.286
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_North_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_north_sumatra.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Padang}}
| [[Mahyeldi Ansharullah]]
| align="center"|42.012
| align="center"|5.511.246
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_West_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator west sumatra.png|150px]]
Baris 247 ⟶ 249:
| [[Berkas:Locator_bengkulu_final.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Palembang}}
| [[Herman Deru]]
| align="center"|91.592
| align="center"|8.182.597
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_South_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_sumsel_final.png|150px]]
Baris 287 ⟶ 289:
|1
|[[Kota Medan|Medan]]
|[[
|2.949.830
|{{start date and age|1590|7|1|df=yes}}
Baris 293 ⟶ 295:
|2
|[[Kota Palembang|Palembang]]
|[[
|1.573.898
|{{start date and age|683|6|17|df=yes}}
|-
|3
|[[Kota Batam|Batam]]▼
|[[Kepulauan Riau]]▼
|{{start date and age|1829|12|18|df=yes}}▼
|-▼
|4▼
|[[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
|[[Lampung]]
|1.176.677
|{{start date and age|1682|6|17|df=yes}}
▲|-
▲|4
▲|[[Kota Batam|Batam]]
▲|[[Kepulauan Riau]]
▲|1.063.941
▲|{{start date and age|1829|12|18|df=yes}}
|-
|5
|[[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]
|[[Riau]]
|1.074.989
|{{start date and age|1784|6|23|df=yes}}
|-
|6
|[[Kota Padang|Padang]]
|[[
|887.675
|{{start date and age|1669|8|7|df=yes}}
Baris 341 ⟶ 343:
|10
|[[Kota Pematangsiantar|Pematangsiantar]]
|[[
|282.885
|{{start date and age|1871|4|24|df=yes}}
Baris 347 ⟶ 349:
|11
|[[Kota Binjai|Binjai]]
|[[
|282.415
|{{start date and age|1872|5|17|df=yes}}
Baris 359 ⟶ 361:
|13
|[[Kota Lubuklinggau|Lubuklinggau]]
|[[
|
|{{start date and age|2001|6|21|df=yes}}
|-
|14
|[[Kota Metro]]<ref>{{Cite web|last=Bas|date=2020-10-26|title=Jumlah Penduduk Kota Metro 2020|url=https://dilut.com/jumlah-penduduk-kota-metro/|website=Dilut.com|language=en-US|access-date=2023-04-11}}</ref>
|[[Lampung]]
|167.400
|9 Juni 1937; 85 tahun lalu
|-▼
|15▼
|[[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]]
|[[
|167.012
|{{start date and age|1620|12|27|df=yes}}
▲|-
▲|15
|}
Baris 385 ⟶ 387:
| 2. || [[Palembang]]|| [[Patungraya Agung]] || 1.455.284 || 1.548.064
|-
| 3. || [[
| 1.329.773 || 1.192.808
|-
| 4. || [[
|-
| 5. || [[
|-
| 6. || [[Padang]] || [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]] || 833.562 || 872.271
|}
Baris 402 ⟶ 407:
* [[Daftar gunung di Sumatra]]
* [[Kerajaan-kerajaan di Sumatra]]
== Catatan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
|