Sulaiman Ar-Rasuli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(23 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox orang}}
== Riwayat Hidup ==
=== Latar belakang dan pendidikan === Sulaiman lahir di [[Candung]] pada 10 Desember 1871 dari pasangan Muhammad Rasul Tuanku Mudo dan Siti Buliah. Ia memperoleh pendidikan agama pertama dari ayahnya yang merupakan guru agama di
Pada 1881, ia belajar [[al-Qur'an]] kepada [[Abdurrahman Batuhampar|Syekh Abdurrahman]] dan Syekh Muhammad Arsyad di [[Batuhampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota|Batuhampar]]. Dua tahun kemudian, ia merantau ke [[Biaro Gadang, Ampek Angkek, Agam|Biaro]] untuk belajar [[bahasa Arab]] kepada [[Abdussamad Tuanku Samiak|Syekh Abdussamad Tuanku Samiak]]. Ketika Tuanku Samiak tidak mengajar karena berangkat [[haji]], Sulaiman berguru kepada Syekh Muhammad Ali Tuanku Kolok, Syekh Muhammad Salim Sungai Dareh, dan Syekh Abdussalam Banuhampu. Pada 1890, Sulaiman belajar [[fikih]], [[usul fikih]], [[tafsir al-Qur'an]], [[tauhid]], dan lain-lain kepada [[Abdullah Halaban|Syekh Abdullah]] di [[Halaban, Lareh Sago Halaban, Lima Puluh Kota|Halaban]], kemudian mengajar di surau gurunya sejak 1896.{{sfn|Ilyas|1995|p=4}}
Pada 1902, Sulaiman kembali ke Canduang untuk mengajar di sana sampai ia berangkat haji pada 1903. Di [[Makkah]], ia belajar kepada beberapa ulama di sana selama empat tahun. Beberapa ulama yang menjadi guru Sulaiman antara lain [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syekh Ahmad Khatib al-Minankabawi]], [[Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughuri|Syekh Mukhtar Atarid al-Bughuri]], Syekh Umar Bajunaid al-Hadrami, Syekh Ahmad Syata al-Makki, Syekh Ali al-Kalantani, Syekh Usman as-Sarawaqi, Syekh Said al-Yamani, dan Syekh Ahmad al-Fatani.{{sfn|Ilyas|1995|p=5}}{{sfn|Kosim|
Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syekh Sulaiman kembali ke [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minangkabau]] dan membuka halakah di Surau Baru, Candung pada 1908.{{sfn|Kosim|2013|p=21}} Pada 1923, Syekh Sulaiman kembali ke Batuhampar untuk ber[[suluk]] di bawah bimbingan Syekh Muhammad Arsyad. Dari Syekh Arsyad, Syekh Sulaiman memperoleh ijazah [[mursyid]] [[Naqsyabandiyah]].{{sfn|Latief|1988|p=326}}
=== Perjuangan ===
==== Masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang ====
[[Berkas:Ulama Minangkabau Guru Ummat.jpg|jmpl|260x260px|Duduk dari kanan: [[Daud Rasyidi|Syekh Daud Rasyidi]], [[Muhammad Jamil Jambek|Syekh Djamil Djambek]], Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Inyiak Canduang), [[Ibrahim Musa|Syekh Ibrahim Musa]] (Inyiak Parabek), [[Abdullah Ahmad|Syekh DR. Abdullah Ahmad]]]]
Syekh Sulaiman ar-Rasuli pernah bergabung ke beberapa organisasi yang berkembang di Minangkabau waktu itu. Pada 1918, ia menjabat sebagai ketua cabang [[Syarikat Islam]] di Candung-Baso.{{sfn|Kosim|2015|p=25}} Pada 1921, ia ikut serta dalam pembentukan [[Ittihad Ulama Sumatera]] yang didirikan oleh [[Muhammad Saad Mungka|Syekh Muhammad Saad Mungka]] bersama ulama Kaum Tua lainnya.{{sfn|Koto|2012|p=30}}
Pada
Setelah [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] masuk ke [[Hindia Belanda]], Syekh Sulaiman beserta beberapa ulama dari Kaum Muda dan Kaum Tua membentuk [[Majelis Islam Tinggi]] Minangkabau pada 1943. Susunan pengurus terdiri dari Syekh Sulaiman ar-Rasuli sebagai ketua umum, H. Abdul Gaffar Jambek sebagai ketua I, [[Mansoer Daoed Dt. Palimo Kayo|H. Mansur Daud Dt. Palimo Kayo]] sebagai sekretaris umum, [[Mahmud Yunus|H. Mahmud Yunus]] sebagai ketua dewan pengajaran, serta [[Ahmad Rasyid|H. Ahmad Rasyid St. Mansur]] sebagai perwakilan [[Muhammadiyah]] dan [[Sirajuddin Abbas|H. Sirajuddin Abbas]] sebagai perwakilan Perti.{{sfn|Ilyas|1995|p=9}} Syekh Sulaiman juga hadir sebagai wakil Minangkabau dalam konferensi alim ulama di Singapura pada 1943.{{sfn|Kosim|2015|p=25}}
==== Masa kemerdekaan ====
Pada 22-24 Desembe 1945, pengurus Perti mengadakan kongres di [[Bukittinggi]]. Kongres itu menghasilkan putusan untuk menjadikan Perti sebagai partai politik bernama Partai Islam Perti (PI Perti).{{sfn|Departemen Penerangan RI|1954|p=431}} Pada saat kongres itu juga, Inyiak Canduang selaku Penasihat Tertinggi PI Perti membentuk [[Lasykar Muslimin Indonesia]] dan Lasykar Muslimat sebagai barisan pejuang Perti selama [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi nasional]].{{sfn|Departemen Penerangan RI|1953|p=554}}
Pada [[Pemilu 1955]], Syekh Sulaiman ar-Rasuli terpilih sebagai anggota [[Konstituante]] dari Perti.<ref>{{Cite web|url=http://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_sulaiman_ar_rasuli|title=Sjech Sulaiman Ar-Rasuli - Perti (Pergerakan Tarbiyah Indonesia) - Member Profiles|website=Konstituante.Net|access-date=5 Februari 2023}}</ref> Pada sidang pertama Konstituante tanggal 10 November 1956, ia terpilih menjadi ketua sidang tersebut.{{sfn|Chaniago|2010|p=475}}
Syekh Sulaiman yang sebelumnya dikenal sebagai ahli [[fikih]] dan pernah menjadi [[kadi]] di Candung pada 1917-1944{{sfn|Kosim|2015|p=25}} dilantik menjadi Ketua [[Pengadilan Agama|Mahkamah Syar'iyah]] Sumatra Tengah oleh pemerintah di Bukittinggi pada 17 Januari 1947. Ia memegang jabatan tersebut sampai 1958.{{sfn|Latief|1988|p=83}}
Syekh Sulaiman ar-Rasuli wafat pada 1 Agustus 1970. Ribuan pelayat hadir dalam pemakaman Syekh Sulaiman di MTI Candung. [[Gubernur Sumatera Barat]] saat itu, [[Harun Zain]], menginstruksikan pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda berduka cita.{{sfn|Kosim|2015|p=26}} Kepemimpinan MTI Candung selanjutnya dipegang oleh anaknya, [[Baharuddin Arrasuli|Buya H. Baharuddin ar-Rasuli]], yang sudah memimpin pesantren sejak 1965.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=295}}
== Pandangan ==
=== Kaum Tua ===
Selama perdebatan ''Kaum Tuo-Kaum Mudo'' di Minangkabau, Syekh Sulaiman ar-Rasuli berada di pihak Kaum Tua. Kaum Tua berbeda dengan Kaum Muda dalam beberapa pendapat seperti [[kunut]] [[salat subuh|subuh]], [[tahlilan|kenduri kematian]], [[barzanji]] [[maulid Nabi]], taklid [[mazhab]] [[Syafi'i]], ziarah kubur, dan lain-lain.{{sfn|Hamka|1982|p=102-104}} Inyiak Canduang menulis beberapa uraian tentang ''uṣallī'' sebelum takbir,{{sfn|ar-Rasuli|1920|p=111-119}} penerjemahan [[al-Qur'an]],{{sfn|ar-Rasuli|1920|p=120-126}} akidah [[Asy'ari]]{{sfn|ar-Rasuli|1927}} serta bantahan terhadap [[Ahmadiyah]],{{sfn|ar-Rasuli|1933}} dan lain-lain.
Sebagai ulama Naqsyabandi, Syekh Sulaiman ar-Rasuli juga menjadi pembela tarekat tersebut. Ia menulis beberapa hujah dan dalil yang mendukung amalan ''rābiṭah'' dan zikir-zikir Naqsyabandiyah.{{sfn|ar-Rasuli|1925}}{{sfn|ar-Rasuli|1924|p=29}} Di sisi lain, ia juga mengkritik beberapa pandangan tokoh tarekat lain yang tak sesuai dengan [[fikih]] dan [[akidah]] [[Sunni]], seperti dalam [[Konferensi Tarekat di Bukittinggi|perseteruannya]] dengan [[Haji Jalaluddin]], tokoh [[Partai Persatuan Tharikah Islam|PPTI]].{{sfn|ar-Rasuli|1954}}
=== Adat Minangkabau ===
Dibandingkan dengan ulama Minangkabau lainnya pada zaman itu, Syekh Sulaiman ar-Rasuli menerbitkan banyak tulisan tentang [[adat Minangkabau]]. Ia memiliki andil besar dalam memperkenalkan kembali pepatah ''[[adat bersendikan syarak|adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah]]'' selama diskursus antara penghulu adat dengan alim ulama pada abad ke-20.{{sfn|Asnan|2003|p=308}} Ia tercatat pernah memberikan ceramah tentang adat dan syarak di [[Kerajaan Kampar Kiri|Gunung Sahilan]], [[Koto Taluk, Kuantan Tengah, Kuantan Singingi|Taluk Kuantan]], dan [[Pulau Gadang, XIII Koto Kampar, Kampar|Pulau Gadang]].{{sfn|Rusli|1978|p=27-28}} [[Idrus Hakimy Dt. Rajo Panghulu]], ahli adat Minangkabau dan salah satu pendiri [[Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau]], adalah murid Inyiak Canduang.<ref>{{cite web|url=https://niadilova.wordpress.com/2018/01/02/minang-saisuak-324-idrus-hakimy-dt-rajo-panghulu-perpustakaan-budaya-tinggi-minangkabau/|title=Minang saisuak #324: Idrus Hakimy Dt. Rajo Panghulu: ‘Perpustakaan’ Budaya Tinggi Minangkabau|last=Suryadi|first=Surya|author-link=Surya Suryadi|date=2 Januari 2018|website=Dr. Suryadi||access-date=4 Februari 2023}}</ref><ref>{{cite web|url=https://tarbiyahislamiyah.id/forum-diskusi-ulama-ulama-minangkabau/|title=Forum Diskusi Ulama-ulama Minangkabau|last=Putra|first=Apria|date=9 Desember 2019|website=Tarbiyah Islamiyah||access-date=4 Februari 2023}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Semasa hidup, Sulaiman Ar-Rasuli telah menikah 17 kali. Istri-istrinya yakni Shafiyah, Hasanah, Raudhah, Rawasah, N.N, Salehah, Lambok, Rakena, Rakimah, Fatimah, Dalipah, Nurilah, Rugayah, Jailan, Fatimah, Jalisam, dan Alamsiyah. Ke-17 istri itu tidak dinikahinya secara bersamaan, karena di antara mereka ada yang diceraikan, baik cerai mati maupun cerai hidup.<ref>{{Cite journal|last=Shofa|first=Ida Kurnia|last2=Chairinisa|first2=Putri Evta|date=2022|title=POLYGAMY IN MINANGKABAU TAFSIR: A COMPARATIVE STUDY OF THE THOUGHTS OF SULAIMAN AR-RASULI AND BUYA HAMKA|url=https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/kon/article/view/7249|journal=Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin|language=en|volume=10|issue=2|pages=349–368|doi=10.21274/kontem.v10i2.7249|issn=2580-6866}}</ref><ref>http://e-campus.iainbukittinggi.ac.id/ecampus/AmbilLampiran?ref=98489&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.LampiranLain</ref>
Sulaiman Ar-Rasuli dikarunai 19 anak selama pernikahannya. Di antara anaknya yang menjadi ulama yakni [[Baharuddin Arrasuli]], Syahruddin Arrasuli, dan Muhammad Noer Arrasuli.
== Karya tulis ==
Berikut
{{col|2}}
* ''Aqwāl al-‘Āliyah fī Ṭarīqah an-Naqsyabandiyyah''
Baris 41 ⟶ 64:
* ''Asal Pangkat Penghulu dan Pendiriannya''
* ''Keadaan Minangkabau Dahulu dan Sekarang''
* ''Mari Bersatu dengan Adat dan Syarak'' (tulisan-tulisan di [[Harian Haluan]] pada 16-19 April 1951)
* ''Pedoman Hidup di Alam Minangkabau''
* ''Pertalian Adat dan Syarak di Minangkabau''
Baris 52 ⟶ 76:
'''Daftar pustaka'''
{{refbegin}}
*{{cite book | last = Asnan | first = Gusti | author-link = Gusti Asnan | year = 2003 | title = Kamus Sejarah Minangkabau | location = Padang | publisher = Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau | isbn = 9799740703 | ref = {{sfnRef|Asnan|2003}}}}
*{{cite book | last = Chaniago | first = Hasril | author-link = Hasril Chaniago | year = 2010 | title = 101 Orang Minangkabau di Pentas Sejarah | location = Padang | publisher = Yayasan Cinta Budaya Indonesia | isbn = 978-979-3478-19-7 | ref = {{sfnRef|Chaniago|2010}}}}
*{{cite book | last = Departemen Agama Republik Indonesia | title = Direktori Tokoh Ulama Indonesia | location = Jakarta | year = 2008 | language = ID | ref = {{sfnRef|Departemen Agama RI|2008}}}}
*{{cite book | last = Hamka | author-link = Hamka | year = 1982 | title = Ayahku | location = Jakarta | publisher = Umminida | ref = {{sfnRef|Hamka|1982}}}}
*{{cite book | last1 = Ilyas | first1 = Yusran | title = Syekh H. Sulaiman ar-Rasuli: Profil Ulama Pejuang | location = Padang | publisher = Sarana Grafika | year = 1995 | | language = ID | ref = {{sfnRef|Ilyas|1995}}}}
*{{
*{{
*{{Cite journal | first = Muhammad | last = Kosim | date = 2013 | title = Tradisi Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Sumatera Barat | journal = at-Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam [[UIN Imam Bonjol]] | url = https://osf.io/preprints/inarxiv/79nqm/ | volume = 4 | issue = 1 | pages = 21-45 | language = id | ref = {{sfnRef|Kosim|2013}}}}
*{{Cite journal | first = Muhammad | last = Kosim | date = 2015 | title = Syekh Sulaiman al-Rasuli, Tokoh Pendidikan Islam Bercorak Kultural | journal = Turāst: Jurnal Penelitian & Pengabdian [[UIN Imam Bonjol]] | volume = 3 | issue = 1 | pages = 23-41 | language = ID | ref = {{sfnRef|Kosim|2015}}}}
*{{cite book | last = Koto | first = Alaidin | author-link = Alaidin Koto | title = Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970 | publisher = Rajawali Pers | year = 2012 | location = Jakarta | language = id | isbn = 978-602-425-230-4 | ref = {{sfnRef|Koto|2012}}}}
*{{cite book | last1 = Latief | first1 = Mohammad Sanusi | author-link = Mohammad Sanusi Latief | title = Gerakan Kaum Tua di Minangkabau | location = Jakarta | publisher = [[IAIN Syarif Hidayatullah]] | year = 1988 | | language = ID | ref = {{sfnRef|Latief|1988}}}}
*{{cite book |
*{{cite book | last = ar-Rasuli | first = Sulaiman | year = 1920 | title = Enam Risalah | location = Fort de Kock | publisher = Drukkerij Agam | ref = {{sfnRef|ar-Rasuli|1920}}}}
*{{cite book | last = ar-Rasuli | first = Sulaiman | year = 1924 | title = Dawā’ al-Qulūb fī Qiṣṣah Yūsuf wa Ya‘qūb | location = Fort de Kock | publisher = Maṭba‘ah Islāmiyyah | language = AR | ref = {{sfnRef|ar-Rasuli|1924}}}}
*{{cite book | last = ar-Rasuli | first = Sulaiman | year = 1925 | title = Aqwāl al-Wāsiṭah fī aż-Żikr wa ar-Rābiṭah | location = Fort de Kock | publisher = Maṭba‘ah Islāmiyyah | language = AR | ref = {{sfnRef|ar-Rasuli|1925}}}}
*{{cite book | last = ar-Rasuli | first = Sulaiman | year = 1927 | title = al-Jawāhir al-Kalāmiyah fī Bayān ‘Aqā’id al-Īmāniyah | location = Fort de Kock | publisher = Maṭba‘ah Islāmiyyah | language = AR | ref = {{sfnRef|ar-Rasuli|1927}}}}
*{{cite book | last = ar-Rasuli | first = Sulaiman | year = 1933 | title = al-Aqwāl al-Marḍiyyah | location = Fort de Kock | publisher = Maṭba‘ah Islāmiyyah | language = AR | ref = {{sfnRef|ar-Rasuli|1933}}}}
*{{cite book | last = ar-Rasuli | first = Sulaiman | year = 1954 | title = Tablīgh al-Amānāt fī Izalah al-Munkarāt wa asy-Syubuhāt | location = Bukittinggi | publisher = Nusantara | ref = {{sfnRef|ar-Rasuli|1954}}}}
*{{cite book | last1 = Rusli | first1 = Baharuddin | author-link = Baharuddin Rusli | title = Ayah Kita | location = Bukittinggi | year = 1978 | language = ID | ref = {{sfnRef|Rusli|1978}}}}
{{refend}}
{{Kotak_mulai}}
{{s-islam}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua PMTI]]|tahun=1928-1930|pendahulu='''''tidak ada'''''|pengganti=[[Sulthani Abdullah]]}}
{{Kotak_selesai}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Sulaiman Ar-Rasuli]]▼
[[Kategori:Tokoh Minangkabau|Sulaiman Ar-Rasuli]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Sulaiman Ar-Rasuli]]
▲[[Kategori:Ulama Minangkabau|Sulaiman Ar-Rasuli]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Pimpinan pesantren Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
|