Dharmasraya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 180.254.47.230 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh EmausBot
Elnino18 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(63 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|nama kabupaten|Kabupaten Dharmasraya}}
{{Infobox Former Country
| native_name = ''MalayuSuvarnabhumi''
| conventional_long_name = Dharmasraya
| common_name = Dharmasraya
| continent = [[Asia]]
|region region = [[Asia Tenggara]]
| country = [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Thailand]], [[Kamboja]]
| religion = [[Buddha]]
| image_flag =
| image_coat = Adityawarman.jpg
| symbol_type = Arca Bhairawa
| p1 = Minanga
| p2 = Sriwijaya
| s1 = Kerajaan Pagaruyung
| s2 =
| flag_p1 = Flag of Afghanistan pre-1901.svg
| flag_p2 = Avalokiteçvara, Malayu Srivijaya style.jpg
| flag_s1 = Flag of Minang.svg
| year_start = 1183
| year_end = 1347
| date_start =
| date_end =
| event_start = [[Prasasti Grahi]]
| event_end = Malayapura
| image_map =
| capital = [[Kabupaten Dharmasraya|Dharmasraya]] <br /> Hulu [[Batang Hari]]
| common_languages = [[MelayuMalayu KunaKuno]], [[Tamil]], [[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]
| government_type = Monarki
| title_leader = [[Mauli|Maharaja]]
|currency leader1 = Koin emas dan= perak[[Trailokyaraja]]
|footnotes year_leader1 = [[Ekspedisisk. Pamalayu]]1183
| leader2 = [[Adityawarman]]
| year_leader2 = sk. 1347
| currency = Koin emas dan perak
| footnotes = [[Ekspedisi Pamalayu]]
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Dharmasraya''' adalah nama ibukotaibu kota dari sebuah [[Kerajaan MelayuMalayapura]] di [[SumateraSumatra]].<ref name="Nāgarakrětāgama">J.L.A. Brandes, 1902, ''Nāgarakrětāgama; Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara, Hajam Wuruk, van Madjapahit, naar het eenige daarvan bekende handschrift, aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok''</ref> Nama ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaanKadaulatan [[Sriwijaya]] setelah serangan [[Rajendra Chola|Rajendra Chola]] I]] ([[dinasti Chola|raja Chola]] dari [[Koromandel]]) pada tahun [[1025]].
 
'''Dharmasraya''' adalah nama ibukota dari sebuah [[Kerajaan Melayu]] di [[Sumatera]].<ref name="Nāgarakrětāgama">J.L.A. Brandes, 1902, ''Nāgarakrětāgama; Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara, Hajam Wuruk, van Madjapahit, naar het eenige daarvan bekende handschrift, aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok''</ref> Nama ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaan [[Sriwijaya]] setelah serangan [[Rajendra Chola|Rajendra Chola I]] ([[dinasti Chola|raja Chola]] dari [[Koromandel]]) pada tahun [[1025]].
 
== Awal mula ==
=== Munculnya Wangsa Mauli ===
Kemunduran kerajaanKadatuan Sriwijaya akibat serangan Rajendra Chola I, telah mengakhiri kekuasaan [[Wangsa Sailendra]] atas Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya. Beberapa waktu kemudian muncul sebuah dinasti baru yang mengambil alih peran Wangsa Sailendra, yaitu yang disebut dengan nama Wangsa [[Mauli]].
 
Prasasti tertua yang pernah ditemukan atas nama raja Mauli adalah [[Prasasti Grahi]] tahun [[1183]] di selatan [[Thailand]]. Prasasti itu berisi perintah [[Trailokyaraja|Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa]] kepada bupati Grahi yang bernama ''Mahasenapati Galanai'' supaya membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Yang mengerjakan tugas membuat arca tersebut bernama ''Mraten Sri Nano''.
 
Prasasti kedua berselang lebih dari satu abad kemudian, yaitu [[Prasasti Padang Roco]] tahun [[1286]]. Prasasti ini menyebut raja Swarnabhumi bernama [[Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa|Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa]] yang mendapat kiriman hadiah [[Arca Amoghapasa]] dari Raja [[Kertanagara]], raja [[Kerajaan Singhasari|Singhasari]] di [[Pulau Jawa]]. Arca tersebut kemudian diletakkan di Dharmasraya.
 
Dharmasraya dalam ''[[Pararaton]]'' merupakan ibukotaibu kota dari negeri ''bhūmi mālayu''. Dengan demikian, Tribhuwanaraja dapat pula disebut sebagai raja Malayu. Tribhuwanaraja sendiri kemungkinan besar adalah keturunan dari Trailokyaraja. Oleh karena itu, Trailokyaraja pun bisa juga dianggap sebagai raja Malayu, meskipun [[prasasti Grahi]] tidak menyebutnya dengan jelas.
 
Yang menarik di sini adalah daerah kekuasaan Trailokyaraja pada tahun 1183 telah mencapai Grahi, yang terletak di selatan [[Thailand]] ([[Chaiya]] sekarang). Itu artinya, setelah Sriwijaya mengalami kekalahan, Malayu bangkit kembali sebagai penguasa [[Selat Malaka]]. Namun, kapan kiranya kebangkitan tersebut dimulai tidak dapat dipastikan. Dari catatan Cina Tiongkok<ref name="Muljana">Slamet Muljana. 2006. ''Sriwijaya''. Yogyakarta: LKIS</ref> disebutkan bahwa pada tahun 1082 masih ada utusan dari ''Chen-pi'' (Jambi) sebagai bawahan San-fo-ts'i, dan disaat bersamaan muncul pula utusan dari ''Pa-lin-fong'' (Palembang) yang masih menjadi bawahan keluarga Rajendra.
 
Istilah ''Srimat'' yang ditemukan di depan nama Trailokyaraja dan Tribhuwanaraja berasal dari bahasa [[Tamil]] yang bermakna ”''tuan pendeta''”. Dengan demikian, kebangkitan kembali Kerajaan Malayu dipelopori oleh kaum pendeta. Namun, tidak diketahui dengan jelas apakah pemimpin kebangkitan tersebut adalah Srimat Trailokyaraja, ataukah raja sebelum dirinya. Karena sampai saat ini belum ditemukan prasasti Wangsa Mauli yang lebih tua daripada prasasti Grahi.
 
== Daerah kekuasaan Dharmasraya ==
Dalam naskah berjudul ''[[Zhu Fan Zhi|Zhufan Zhi]]'' (諸蕃志) karya [[Zhao Rugua]] tahun [[1225]]<ref>Friedrich Hirth & W.W.Rockhill, 1911, ''Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi, St Petersburg.</ref> disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu ''Che-lan'' ([[Kamboja]]), ''Kia-lo-hi'' (Grahi, Ch'ai-ya atau [[Chaiya]] selatan [[Thailand]] sekarang), ''Tan-ma-ling'' ([[Tambralingga]], selatan [[Thailand]]), ''Ling-ya-si-kia'' ([[Langkasuka]], selatan Thailand), ''Ki-lan-tan'' ([[Kelantan]]), ''Ji-lo-t'ing'' ([[Cherating]], pantai timur semenanjung malaya), ''Tong-ya-nong'' ([[Terengganu]]), ''Fo-lo-an'' (muara sungai [[Dungun]], daerah Terengganu sekarang), ''Tsien-mai'' ([[Semawe]], pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a ([[Sungai Paka]], pantai timur semenanjung malaya), ''Pong-fong'' ([[Pahang]]), ''Lan-mu-li'' ([[Lamuri]], daerah [[Aceh]] sekarang), ''Kien-pi'' ([[Jambi]]), ''Pa-lin-fong'' ([[Palembang]]), ''Sin-to'' ([[Kerajaan Sunda|Sunda]]), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, SumateraSumatra, sampai Jawa bagian barat.
 
=== San-fo-tsi ===
IstilahDalam naskah-naskah [[kronik Tiongkok]], istilah ''San-fo-tsi'' digunakan untuk menyebut [[Pulau Sumatra]] secara umum. Namun pada zaman [[Dinasti Song]] sekitar tahun [[990]]–an, istilah ini identik dengan [[Kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]]. Namun ketika Sriwijaya mengalami kehancuran pada tahun [[1025]], istilah San-fo-tsi masih tetap dipakai dalam naskah-naskah [[kronik CinaTiongkok]], untukyaitu menyebutkedatangan [[pulau Sumatra]] secara umum. Apabilautusan San-fo-tsi masihke dianggap identik dengan Sriwijaya, maka hal ini akan bertentangan dengan [[prasasti Tanjore]] tahun [[1030]], bahwa saat itu Sriwijaya telah kehilangan kekuasaannya atas Sumatera dan Semenanjung Malaya. Walaupun kronik Cina mencatat bahwaTiongkok pada periode 1079 dan 1088, San-fo-tsi masih mengirimkan utusan.<ref name="Munoz">Paul Michel Munoz, 2006, ''Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula''.</ref>
 
Dalam berita CinaTiongkok yang berjudul ''Sung Hui Yao'' disebutkan bahwa Kerajaan San-fo-tsi tahun [[1082]] mengirim duta besar ke [[CinaTiongkok]] yang saat itu di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja ''Kien-pi'' ([[Jambi]]) bawahan San-fo-tsi, dan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi, serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan, rumbia, dan 13 potong pakaian. Kemudian dilanjutkan pengiriman utusan selanjutnya tahun 1088.
 
Sebaliknya, dari daftar daerah bawahan San-fo-tsi tersebut tidak ada menyebutkan ''Ma-la-yu'' ataupun nama lain yang mirip dengan Dharmasraya. Dengan demikian, istilah San-fo-tsi pada tahun 1225 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan identik dengan Dharmasraya. Jadi, daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan Kerajaan Dharmasraya, karena saat itu masa kejayaan Sriwijaya sudah berakhir.
Dengan demikian, istilah San-fo-tsi pada tahun 1225 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan identik dengan Dharmasraya. Jadi, daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan Kerajaan Dharmasraya, karena saat itu masa kejayaan Sriwijaya sudah berakhir.
 
Jadi, istilah San-fo-tsi yang semula bermakna Sriwijaya tetap digunakan dalam berita CinaTiongkok untuk menyebut [[Pulau SumateraSumatra]] secara umum, meskipun kerajaan yang berkuasa saat itu adalah Dharmasraya. Hal yang serupa terjadi pada abad ke-14, yaitu zaman [[Majapahit]] dan [[Dinasti Ming]]. Catatan sejarah Dinasti Ming masih menggunakan istilah San-fo-tsi, seolah-olah saat itu Sriwijaya masih ada. Sementara itu, catatan sejarah Majapahit berjudul ''[[Nagarakretagama]]'' tahun [[1365]] sama sekali tidak pernah menyebut adanya negeri bernama Sriwijaya melainkan Palembang.
 
=== Ekspedisi Pamalayu ===
Dalam ''Kidung Panji Wijayakrama'' dan [[Pararaton]] menyebutkan pada tahun 1275, [[Kertanagara]] mengirimkan utusan dari Jawa ke SumateraSumatra yang dikenal dengan nama [[Ekspedisi Pamalayu]] yang dipimpin oleh [[Mahisa Anabrang]] atau [[Kebo Anabrang]]. Kemudian ditahunpada tahun 1286 Kertanagara kembali mengirimkan utusan untuk mengantarkan ''Arca Amoghapasa'' yang kemudian dipahatkan pada [[Prasasti Padang Roco]] yang berada di Dharmasraya, ibukotakerajaan ini beribu kota di''bhumi malayu'', sebagai hadiah dariuntuk Kerajaan [[SinghasariDharmasraya]]. Tim ini kembali ke Pulau Jawa pada tahun 1293 sekaligus membawabersama dua orang putri dari [[Kerajaan Melayu]] yang bernama [[Dara Petak]] dan [[Dara Jingga]]. KemudianDi kemudian waktu Dara Petak dinikahimenikah olehdengan [[Raden Wijaya]] yang telah menjadi raja [[Majapahit]] penganti Singhasari, dan pernikahan ini melahirkan [[Jayanagara]], raja kedua Majapahit. Sedangkan Dara Jingga dinikahimenikah olehdengan seorang bansawan Singhasari bergelar ''sira alaki dewa'' (orang yang bergelar dewa) dan kemudian melahirkan ''Tuan Janaka'' atau Mantrolot Warmadewa yang identik dengan [[Adityawarman]],<ref name="Berg">C.C. Berg, (1985), ''Penulisan Sejarah Jawa'', (terj.), Jakarta: Bhratara.</ref> dan kelak menjadi ''Tuan Surawasa'' ([[Suruaso, Tanjung Emas, Tanah Datar|Suruaso]]) berdasarkan [[Prasasti Batusangkar]] di pedalaman [[Minangkabau]].<ref>Reichle, N., (2007), Violence and serenity: late Buddhist sculpture from Indonesia. University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2924-7.</ref>
 
== Dalam Kitab Nagarakretagama ==
== Penaklukan Majapahit ==
[[Kakawin Nagarakretagama]] yang ditulis tahun [[1365]] menyebut ''bhumi melayu'' sebagai salah satu di antara sekian banyak negeri jajahan [[Kerajaan Majapahit]].<ref name="Hendrik Kern, Nāgarakṛtāgama">{{cite book | first=Hendrik | last=Kern | coauthors= | title=H. Kern: deel. De Nāgarakṛtāgama, slot. Spraakkunst van het Oudjavaansch |publisher=M. Nijhoff | year=1918 | isbn= |pages='''265-275''' |chapter='''VI'''}}</ref> Namun interpretasi isi yang menguraikan daerah-daerah "wilayah" kerajaan Majapahit yang harus mengantarkan upeti ini masih kontroversial, sehingga dipertentangkan sampai hari ini. Pada tahun 1339 Adityawarman dikirim sebagai ''uparaja'' atau raja bawahan Majapahit, sekaligus melakukan beberapa penaklukan yang dimulai dengan menguasai Palembang.<ref name="Muljana" />. ''Kidung Pamacangah'' dan ''Babad Arya Tabanan'' menyebut nama Arya Damar sebagai bupati Palembang yang berjasa membantu [[Gajah Mada]] menaklukkan Bali pada tahun 1343.<ref>Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, 1996, ''Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan'', Denpasar: Upada Sastra.</ref>. Menurut Prof. C.C. Berg, tokoh ini dianggapnya identik dengan Adityawarman.<ref name="Berg" />.
 
== Dari Dharmasraya ke Malayapura ==
Setelah membantu Majapahit dalam melakukan beberapa penaklukan, pada tahun [[1347]] masehi atau [[1267]] saka, Adityawarman memproklamirkan dirinya sebagai ''Maharajadiraja'' dengan gelar ''Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Mauli Warmadewa'' dan menamakan kerajaannya dengan nama ''[[Malayapura]]''.<ref>Kern, J.H.C., (1907), ''De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 Çaka'', Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde.</ref> Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Melayu sebelumnya, dan memindahkan ibukotanyaibu kotanya dari [[Kabupaten Dharmasraya|Dharmasraya]] ke daerah pedalaman ([[Pagaruyung]] atau Suruaso).<ref>Casparis, J. G. de., (1992), ''Kerajaan Malayu dan Adityawarman'', Seminar Sejarah Malayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992, Jambi: Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi, hlm. 235-256.</ref>. Dengan melihat gelar yang disandang Adityawarman, terlihat dia menggabungan beberapa nama yang pernah dikenal sebelumnya, ''Mauli'' merujuk garis keturunannya kepada bangsa Mauli penguasa Dharmasraya, dan gelar ''Sri Udayadityavarman'' pernah disandang salah seorang raja Sriwijaya serta menambahkah ''Rajendra'' nama penakluk penguasa Sriwijaya, raja Chola dari Koromandel. Hal ini tentu sengaja dilakukan untuk mempersatukan seluruh keluarga penguasa di Swarnnabhumi.
 
Walaupun ibukotaibu kota kerajaan [[Melayu]] telah dipindahkah ke daerah pedalaman, Dharmasraya tetap dipimpin oleh seorang ''Maharaja Dharmasraya''. Tetapi statusnya berubah menjadi raja bawahan, sebagaimana tersebut pada [[Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah]] di [[Kerinci]] yang diperkirakan ditulis pada zaman Adityawarman.<ref> Kozok, Uli, (2006), ''Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua'', Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-603-6.</ref>.
 
== Daftar Raja Dharmasraya ==
Baris 82 ⟶ 83:
!width="140px"|Ibu kota /<br />pusat pemerintahan
!width="400px"|Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa
|-
|1183
|[[Trailokyaraja|Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa]]
|[[Dharmasraya]]
|[[Prasasti Grahi]] tahun [[1183]] di selatan [[Thailand]], perintah kepada bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai supaya membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin.
|-
|1286
|[[Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa]]
|Dharmasraya
|[[Prasasti Padang Roco]] tahun [[1286]] di [[Siguntur]] (Kabupaten Dharmasraya sekarang di Sumatera Barat), pengiriman [[Arca Amoghapasa]] sebagai hadiah Raja [[Singhasari]] kepada Raja Dharmasraya.
|-
|1316
|[[Akarendrawarman|Srimat Sri Akarendrawarman]]
|Dharmasraya atau [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]] atau [[Suruaso, Tanjung Emas, Tanah Datar|Suruaso]]
|[[Prasasti Suruaso]] di [[Kabupaten Tanah Datar]] sekarang, dimanadi mana Adityawarman menyelesaikan pembangunan selokan yang dibuat oleh raja sebelumnya yaitu ''Akarendrawarman''.
|-
|1347
|[[Adityawarman|Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa]]
|Pagaruyung atau Suruaso
|Memindahkan pemerintahan ke [[Pagaruyung]] atau Suruaso,
Manuskrip pada [[Arca Amoghapasa]] bertarikh [[1347]] di Kabupaten Dharmasraya sekarang, [[Prasasti Suruaso]] dan [[Prasasti Kuburajo]] di Kabupaten Tanah Datar sekarang.
|}
 
Baris 109 ⟶ 110:
 
== Pranala luar ==
* [http://marisma.multiply.com/journal/item/131/Sayang_Sekali_Barangan_Bernilai_Sejarah_Tidak_Di_Jaga...?&item_id=131&view:replies=reverse Sayang Sekali Barangan Bernilai Sejarah Tidak Di Jaga...]{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
</br />
{{Kerajaan di SumateraSumatra}}
 
[[Kategori:Kerajaan Dharmasraya| ]]
[[Kategori:Kerajaan Melayu]]
[[Kategori:Kerajaan di Sumatera]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kerajaan di Sumatera Barat]]