Kesultanan Bone: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Nyilvoskt memindahkan halaman Akkarungeng Bone ke Kesultanan Bone dengan menimpa pengalihan lama Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 37:
Bone berada pada puncak kejayaannya setelah Perang Makassar, 1667-1669. Bone menjadi kerajaan paling dominan di jazirah selatan Sulawesi. Perang Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung Palakka Sultan Sa'adudin sebagai penguasa tertinggi. Kemudian diwarisi oleh kemenakannya yaitu La Patau Matanna Tikka dan Batari Toja. [[La Patau Matanna Tikka, Matinroe ri Nagauleng|La Patau Matanna Tikka]] kemudian menjadi leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.
Sejak
Pengaruh [[Belanda]] ini kemudian menyebabkan meningkatnya perlawanan Bone terhadap [[Belanda]], tetapi Belanda-pun mengirim sekian banyak ekspedisi untuk meredam perlawanan sampai akhirnya Bone menjadi bagian dari [[Indonesia]] pada saat [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi]]. Di Bone, para raja bergelar '''''Arumponé'''''.
Baris 55:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Paleis van de vorstin van Bone op Celebes TMnr 60015648.jpg|jmpl|center|300px|[[Bola Soba|Bola Soba']] (1910-an)]]
Penguasa Bone menggunakan gelar '''''Arung Mangkaue' ri Bone''''' yang artinya "Raja yang berkedudukan di Bone", biasa disingkat menjadi '''Arumpone, MangkauE,''' atau '''ArungE' ri Bone.'''
[[La Tenritappu Toappaliweng]]===Daftar Arumpone===
{{:Daftar penguasa Kerajaan Bone}}
|