Kayu manis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: Magnoliids -> Magnoliid
 
(14 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Taxobox
| color = lightgreen
| name = CinnamonKayu manis
| image = Cinnamomum verum1.jpg
| image_width = 240px
| image_caption = Daun dan bunga kayu manis
| regnum = [[Plantae]]
| unranked_subregnum = [[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]
| divisio = [[Magnoliophyta]]
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
| classis = [[Magnoliopsida]]
| unranked_classis = [[Magnoliid]]
| ordo = [[Laurales]]
| familia = [[Lauraceae]]
Baris 73 ⟶ 74:
* ''C. aromaticum'' (''Cassia'' atau ''Chinese cinnamon'').
 
Kulit manis ''Ceylon'' sering kali hanya menggunakan kulit bagian dalam yang lebih tipis, lebih memiliki kesegaran, kurang padat, lebih beraroma, dan lebih lembut dalam rasa daripada kasiavera. Kasiavera memiliki rasa yang lebih kuat (sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri Lanka dan umumnya berwarna merah kecoklatankecokelatan sedang hingga ringan, keras dan bertekstur kayu, serta lebih tebal (2–3 mm (0,079–0,12 inci) dan menggunakan seluruh lapisan kulitnya.
 
== Informasi dasar ==
Kayu manis adalah tumbuhan dengan genus ''Cinnamomum'' dan famili ''Lauraceae'' yang digunakan sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah ini memiliki aroma yang kuat, bersifat hangat, dan rasa yang manis. Bagian kayu manis yang dapat dimanfaatkan adalah kulit kayu bagian dalam yang dipotong dengan ketebalan tertentu atau dalam bentuk bubuk kayu manis. Kulit kayu manis memiliki aroma khas yang wangi dan terasa manis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa makanan atau kue, bahan pembuat sirup, dan rasa pedas sebagai penghangat tubuh. Selain itu, batang kayu manis juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar.<ref name=":0">Emilda. 2018. EFEK SENYAWA BIOAKTIF KAYU MANIS Cinnamomum burmanii NEES EX.BL.) TERHADAP DIABETES MELITUS: KAJIAN PUSTAKA. ''Jurnal Fitofarmaka Indonesia''. 5(1): 246-252.</ref> Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis yaitu [[Minyakminyak asiri|minyak atsiri]] [[eugenol]], [[Saprolegnia|safrole]], [[Sinamaldehida|sinamaldehide]], [[tanin]], [[kalsium oksalat]], [[damar]], dan [[zat penyamak.]] Berbagai aplikasi kayu manis yaitu dapat dijadikan zat antimikroba, antifungi, [[antivirus]], [[antioksidan]], antitumor, penurun tekanan darah, [[kolesterol]], dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Minyak atsiriasiri dapat dijadikan [[antiseptik]], membangkitkan selera atau menguatkan lambung ([[stomakik]]), serta memiliki efek untuk mengeluarkan angin ([[karminatif]]). Selain itu, minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta gigi, penyegar bau sabun, deterjen, ''lotion'' parfum, dan ''cream''. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman, minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, diantaranyadi antaranya untuk minuman keras, minuman ringan (''softdrink''), agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai, dan sup.<ref name=":1">Rismunandar, dan Paimin, F.B. 2001.''Kayu manis budidaya dan pengolahan Edisi Revisi''. Jakarta. Penebar Swadaya.</ref>
 
== Persyaratan Tumbuh Kayu Manis ==
[[Berkas:Cinnamon tree plantlings.jpg|jmpl|Bibit Pohon Kayu Manis]]
Persyaratan tumbuh kayu manis yaitu sebagai berikut.<ref name=":3">Yusarman. 2016. ''Bulletin Mengenal Kayu Manis'' [online]. <nowiki>https://banten.litbang.pertanian.go.id/new/index.php/publikasi/folder/966-mengenal-kayu-manis</nowiki>. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019 Pukul 21.05 WIB.</ref>
 
Baris 93 ⟶ 95:
Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kayu manis adalah tanah yang banyak mengandung [[humus]], remah, berpasir dan mudah menyerap air seperti [[latosol]]. Namun kayu manis juga dapat tumbuh pada jenis tanah [[andosol]], [[Podsolik merah kuning|podsolik]] merah kuning dan mediteran. Keasaman (pH) tanah yang cocok untuk kayu manis adalah pH 5,0 - 6,5.
 
== Penyebaran Kayu Manis ==
Dari berbagai jenis kayu manis, hanya empat jenis yang terkenal dalam perdagangan ekspor maupun lokal dan persebarannya yaitu sebaga berikut.<ref name=":3" />
 
Baris 114 ⟶ 116:
Tanaman kayu manis telah menyebar ke hampir seluruh negara tropis. Di Indonesia, ''Cinnamomum burmannii'' banyak terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku. ''Cinnamomun cassia'' banyak terdapat di Kebumen, Baturaden, dan Purwokerto. ''Cinnamomum cullilawan'' terdapat di Pulau Seram dan Ambon. Sedangkan, ''Cinnamomum zeylanicum'' terdapat di Pulau Ceylon (Sri Lanka). Hingga saat ini, Sri Lanka merupakan produsen kayu manis terbesar di dunia, disusul oleh Seychelles dan Republik Malagasy. Sementara itu, ''Cinnamomum cassia'' telah intensif dibudidayakan di Cina.<ref>Suwarto, Yuke Octavianty, Silvia Hermawati. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya Grup. Halaman 88.</ref>
 
== Potensi Kayukayu Manismanis di Indonesia ==
[[Berkas:Kulit kayu manis.jpg|jmpl|243x243px|Hasil panen kayu manis petani di Batipuh, Sumatera Barat]]
Potensi untuk mengembangkan usaha agribisnis kayu manis di Indonesia cukup besar mencakup hampir semua subsistem, baik pada subsistem agribisnis hulu maupun subsistem hilir. Sumber daya yang dimiliki Indonesia cukup memadai, seperti sumber daya alam (lahan yang sesuai), teknologi, tenaga ahli, plasma nutfah bahan tanaman, serta jumlah penduduk sehingga berpotensi untuk pemasaran kayu manis dalam negeri. Selain itu, juga didukung oleh sistem dan manajemen produksi yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen kayu manis bermutu nomor satu di dunia dengan daya saing yang cukup tinggi.<ref name=":2">Ferry, Y. 2013. PROSPEK PENGEMBANGAN KAYU MANIS (''Cinnamomum Burmanii'' L) DI INDONESIA. ''SIRINOV. 1(1): 11 –20.''</ref>
Baris 187 ⟶ 189:
Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah–belah menjadi berukuran lebar 3–4&nbsp;cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2–3 hari, kulit dinyatakan kering kalau bobotnya sudah susut sekitar 50% artinya, kalau bobot sebelum dijemur sekitar 1&nbsp;kg maka kayu manis kering harus berbobot 0,5&nbsp;kg. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh.<ref name=":1" />
 
== Standar Nasional Kayu Manisnasional ==
Syarat mutu kayu manis sesuai Standar Nasional Indonesia meliputi spesifikasi umum dan spesifikasi khusus. Spesifikasi umum meliputi:<ref name=":1" />
 
Baris 323 ⟶ 325:
|}
 
== Kajian Metabolomik pada Kayu Manismetabolomik ==
Berbagai kajian metabolomik dari kayu manis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Al-Dhubiab (2012) menyebutkan komponen kimia terbesar pada kayumanis adalah alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid, antosinin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, pektin dan lainnya. Ervina dkk (2016) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang ''Cinnamomum burmanii'' mengandung senyawa antioksidan utama berupa polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol. Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa sinamaldehida dan eugenol. Wang et al (2009) dalam Hasan (2011) menyebutkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung pada daun ''Cinnamomum burmanii'' adalah transsinamaldehid (60,17%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Identifikasi minyak atsiri batang ''C. burmannii'' dengan GC-MS dan LC-MS menemukan adanya senyawa utama sinamaldehid dan beberapa polifenol terutama proanthocyanidin dan epi-catechin (Shan B, 2007). Chen et al (2014) menemukan diantara 4 spesies ''cinnamon'' yaitu ''C. burmannii, C. verum, C. aromaticum'', dan ''C. loureiroisemua'' ekstraknya memiliki manfaat kesehatan yang sama. Yang membedakannya ''C. burmannii'' memiliki rasa yang tidak terlalu pahit seperti ''C. cassia'' dan ''C. loureiroi''. Tingkat kandungan senyawa aktif pada tumbuhan bisa berubah tergantung metode yang digunakan dalam proses ekstraksinya (Duguoa et al, 2007). Bandara et.al (2011) menyebutkan bahwa ''cinnamon'' memiliki kemampuan antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm (Niu C dan Gilbert ES, 2004). Penelitian Shan Bet al (2007) membuktikan kemampuan ekstrak kulit batang ''cinnamon'' melawan 5 jenis bakteri patogen yaitu ''Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia coli'', dan ''Salmonella anatum''. Nisa dan Triastuti (2014) melaporkan sifat antibakteri ekstrak kayu manis terhadap ''E. coli'' dan ''S. aureus''. Sedangkan penelitian Daker dkk (2013) menunjukkan ekstrak metanol kulit batang ''Cinnamomum'' ''burmannii Blume'' dengan senyawa utamanya ''trans-cinnamaldehyde'' (TCA) yang memiliki kemampuan menghambat proliferasi human ''NPC cell''.<ref name=":0" />
 
Baris 338 ⟶ 340:
 
[[Kategori:Lauraceae]]
[[Kategori:Hasil hutan non-kayu]]
[[Kategori:Cinnamomum]]
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:HasilPohon hutan non-kayu]]
[[Kategori:Pohon]]