Ahmad Bahauddin Nursalim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hadi (bicara | kontrib)
picture (sorry, I do not speak your language)
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 21:
|caption=Potret K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha)
|imagesize=
|image=KH._Ahmad_Bahauddin_Nursalim.jpg
|image=
|website=
|alias=Gus Baha
Baris 27:
'''[[Kyai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] Ahmad Bahauddin Nursalim,'''<ref>{{Cite news|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=21 Februari 2023|title=Biografi Lengkap Gus Baha|url=https://www.tebuireng.co/biografi-lengkap-gus-baha/|work=tebuireng.co|access-date=02 Februari 2022}}</ref> lebih dikenal sebagai '''[[Gus]] Baha'''<ref>http://www.mahadalyjakarta.com/gus-baha-ahli-tafsir-didikan-ulama-nusantara/</ref> ({{lahirmati|[[Sarang, Rembang|Sarang]], [[Rembang]], [[Jawa Tengah]]|29|09|1970}}), merupakan ulama yang berasal dari [[Kabupaten Rembang|Rembang]]. [[Gus Baha]] menikah dengan Ning Winda asal [[Pesantren]] [[Sidogiri]] [[Pasuruan]].<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2023-01-10|title=Profil Ning Winda, Memiliki Nasab Wali|url=https://www.tebuireng.co/profil-ning-winda-memiliki-nasab-wali/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref> Ia dikenal sebagai salah satu ulama ahli [[tafsir]] yang memiliki pengetahuan mendalam seputar [[al-Qur'an]]. Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, [[Maimun Zubair|Kiai Maimun Zubair]].
 
Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama pakar [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]] dan juga pengasuh [[Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA]], [[Kiai]] [[Nursalim al-Hafizh]], dari [[Narukan, Kragan, Rembang]].<ref>{{Cite news|last=Rifa'i|first=Thomi|date=25 September 2020|title=Gus Baha, Profil Kyai Ideal Jebolan Pondok Pesantren Salafiyah Yang Inspiratif|url=https://indopolitika.com/gus-baha-profil-kyai-ideal-jebolan-pondok-pesantren-salafiyah-yang-inspiratif/|work=Indo Politika|access-date=31 Desember 2020}}</ref> Kiai Nursalim merupakan murid dari Kiai [[Arwani Kudus]] dan Kiai [[Abdullah Salam]], [[Kajen, Margoyoso, Pati|Kajen, Mergoyoso]], [[Kabupaten Pati|Pati]]. Nasabnya bersambung kepada para ulama besar. Bersama Kiai Nursalim, KH [[Hamim Jazuli]] ([[Gus Miek]]) memulai gerakan [[Jantiko]] ([[Jamaah Anti Koler]]) yang menyelenggarakan kajian Al-Qur’an secara keliling.<ref>Musthofa, Q. (2022). Profil KH. Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) Dan Pengaruhnya Pada Generasi Milenial. Musala: Jurnal Pesantren dan Kebudayaan Islam Nusantara, 1(1), 79-90. https://www.jurnalannur.ac.id/index.php/musala/article/view/144 DOI https://doi.org/10.37252/jpkin.v1i1.144</ref>
 
Jantiko kemudian berganti [[Mantab]] ([[Majelis Nawaitu Topo Broto]]), lalu berubah jadi [[Dzikrul Ghafilin]]. Kadang ketiganya disebut bersamaan: Jantiko-Mantab dan Dzikrul Ghafilin.<ref>{{Cite web|last=Budi|first=|date=25 Agustus 2020|title=Biografi Gus Baha' (KH. Ahmad Bahauddin Nursalim)|url=https://www.laduni.id/post/read/66908/biografi-gus-baha-kh-ahmad-bahauddin-nursalim|website=Laduni|access-date=31 Desember 2020}}</ref>
Baris 34:
 
== Keluarga ==
Setelah menyelesaikan pendidikannya di [[Sarang, Rembang|Sarang]], Gus Baha’ menikah dengan seorang anak Kiai yang bernama Ning Winda pilihan pamannya dari keluarga [[Pondok Pesantren Sidogiri]], [[Pasuruan]], [[Jawa Timur]]. Ada cerita menarik dengan pernikahan Gus Baha. Jadi sebelumSebelum lamaran, dia menemui calon mertuanya dan mengutarakan sesuatu. Beliau mengutarakan bahwa kehidupan beliau bukanlahbukan model kehidupan yang [[glamor]], melainkan kehidupan yang sangat sederhana. Beliau berusaha meyakinkan calon mertuanya untuk berpikir ulang atas rencana pernikahan tersebut. Tentu maksud beliau agar mertuanya tidak kecewa di kemudian hari. Namun mertuanya hanya tersenyum dan mertuanya hanya mengatakan "klop" alias sami mawon kalih kulo (sama saja dengan saya).
 
Kesederhanaan Gus Baha’ dibuktikan saat beliau berangkat ke [[Pondok Pesantren Sidogiri]] untuk melangsungkan upacara akad nikah yang telah ditentukan waktunya. Gus Baha’ berangkat sendiri ke [[Kota Pasuruan|Pasuruan]] dengan menumpang bus kelas ekonomi. Kesederhanaan beliau bukanlah sebuah kebetulan, namun merupakan hasil didikan ayahnya semenjak kecil. Setelah menikah, Gus Baha’ mencoba hidup mandiri dengan keluarga barunya. Gus Baha’ menetap di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Selama di [[Jogja]], beliau menyewa rumah untuk ditempati keluarga kecilnya.<ref>{{Cite news|last=Yahya|first=Iip D|date=14 Februari 2019|title=Kisah Gus Baha: Nasab, Perkawinan hingga Karier Intelektual|url=https://alif.id/read/iip-d-yahya/kisah-gus-baha-nasab-perkawinan-hingga-karier-intelektualnya-b215367p/|work=Alif|access-date=31 Desember 2020}}</ref>
 
Semenjak Gus Baha’ menetap di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], banyak santri-santri beliau di Karangmangu yang merasa kehilangan. Hingga pada akhirnya mereka menyusul Gus Baha’ ke [[Yogya]] dan urunan atau patungan untuk menyewa rumah di dekat rumah beliau. Tiada tujuan lain selain untuk tetap bisa mengaji kepada beliau. Ada sekitar 5 atau 7 santri mutakhorijin al-Anwar maupun MGS yang ikut ke Yogya. Saat di Yogya inilah kemudian banyak masyarakat sekitar rumah Gus Baha’ yang akhirnya minta ikut ngaji kepada beliau.
 
== Keilmuan ==
Baris 64:
1. حفظنا لهذا المصحف لبهاء الدين بن نور سالم
 
Kitab ini adalah kitab yang ditulis oleh Gus Baha’ yang menjelaskan tentang ''rasm'' Usmani yang dilengkapi dengan contoh dan penjelasan yang disandarkan pada kitab ''al-Muqni''' karya Abu 'Amr Usman bin Sa'id ad-Dani (w. 444 H.). Kitab ini berguna bagi siapapun untuk mengetahui bagaimana memahami karakteristik penulisan al-Qur’an di dalam mushaf ''rasm'' Usmani.<ref>Musthofa, Q (2014), Sebuah Resensi "Upaya Menjaga Mushaf Kita" Karya Gus Baha. https://www.qowim.net/2014/02/upaya-menjaga-mushaf-kita.html</ref>
 
2. ''Tafsir al-Qur an versi UII dan al-Qur’an'' terjemahan versi UII Gus Baha' (2020). Salah satu ciri khas tafsir dan terjemahan UII yang ditulis oleh Gus Baha' dan timnya adalah tafsir ini dikontekstualisasikan untuk membaca Indonesia dan dengan rasa Indonesia. Tafsir dan terjemahan UII ini sama sekali tidak mengubah dari keaslian al-Qur’an itu sendiri.<ref>{{Cite news|last=Mustar|first=|date=25 Juni 2020|title=Gus Baha, Manusia Kitab Abad Ini dan Santri Kesayangan Mbah Moen|url=https://gomuslim.co.id/read/figur/2020/06/21/20054/-p-gus-baha-manusia-kitab-abad-ini-dan-santri-kesayangan-mbah-moen-p-.html|work=Go Muslim|access-date=31 Desember 2020|archive-date=2020-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20201027071915/https://gomuslim.co.id/read/figur/2020/06/21/20054/-p-gus-baha-manusia-kitab-abad-ini-dan-santri-kesayangan-mbah-moen-p-.html|dead-url=yes}}</ref>