Partai Golongan Karya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 25393835 oleh OrangKalideres (bicara)Back Tag: Pembatalan |
Membalikkan revisi 25703613 oleh MaximAppliedScience (bicara) |
||
(18 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Distinguish|Partai Berkarya|Partai Karya Perjuangan}}
{{Infobox
| colorcode
|
| logo
|
|
| leader1_title
| leader1_name
|
|
|
| political_position = [[Politik kanan tengah|Kanan-tengah]]<ref>{{cite book|page=13|publisher=Oxford Business Group|year=2008|title=The Report: Indonesia 2008}}</ref> ke [[Politik sayap kanan|sayap-kanan]]<ref>{{cite book|page=116|title=Political Systems Of The World|publisher=Allied Publishers|year=1990|first=J. Denis|last=Derbyshire}}</ref><ref>{{cite book|first=Anjali|last=Thomas Bohlken|publisher=Cambridge University Press|year=2016|page=221|title=Democratization from Above}}</ref><br>'''Selama Orde Baru:'''<br>[[Politik kanan jauh|Kanan-jauh]]<ref>{{Cite web|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2017.1393943|title=Contesting Victimhood in the Indonesian Anti-Communist Violence and Its Implications for Justice for the Victims of the 1968 South Blitar Trisula Operation in East Java|access-date=2021-07-24|archive-date=2023-10-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20231006033044/https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2017.1393943|dead-url=no}}</ref>▼
|
▲| political_position = [[Politik kanan tengah|Kanan-tengah]]<ref>{{cite book|page=13|publisher=Oxford Business Group|year=2008|title=The Report: Indonesia 2008}}</ref> ke [[Politik sayap kanan|sayap-kanan]]<ref>{{cite book|page=116|title=Political Systems Of The World|publisher=Allied Publishers|year=1990|first=J. Denis|last=Derbyshire}}</ref><ref>{{cite book|first=Anjali|last=Thomas Bohlken|publisher=Cambridge University Press|year=2016|page=221|title=Democratization from Above}}</ref><br>'''Selama Orde Baru:'''<br>[[Politik kanan jauh|Kanan-jauh]]<ref>{{Cite web|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2017.1393943|title=Contesting Victimhood in the Indonesian Anti-Communist Violence and Its Implications for Justice for the Victims of the 1968 South Blitar Trisula Operation in East Java}}</ref>
|
|
| flag =
▲| DPRD2seats = {{Infobox political party/seats|2412|17340|hex={{party color|Golongan Karya}}}}
▲| abbr = Partai Golkar
| youth = {{ubl|AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar)|AMPI (Angkatan Muda Pembaharu Indonesia)}}
▲| newspaper = ''[[Suara Karya]]'' (1971–2016)
|
| muslim = Satkar Ulama Indonesia
| labour
| membership
| slogan
|
}}
'''Partai Golongan Karya (Golkar)''' atau secara umum disingkat dengan '''Partai Golkar''' adalah sebuah [[partai politik di Indonesia]]. Didirikan sebagai '''Sekretariat Bersama Golongan Karya''' (''Sekber Golkar'') pada tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|1971]] sebagai Golkar (''Golongan Karya''). Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik hingga tahun 1999, ketika Golkar diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk mengikuti pemilihan.
Partai Golkar berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dan [[B.J. Habibie]]. Kemudian bergabung dengan koalisi yang berkuasa di bawah presiden [[Abdurrahman Wahid]], [[Megawati Soekarnoputri]], dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Ketika [[Presiden Indonesia|Presiden Joko Widodo]] dari [[PDI-P]] terpilih pada tahun 2014, Partai Golongan Karya awalnya memilih untuk bergabung dengan koalisi oposisi yang dipimpin oleh mantan jenderal [[Prabowo Subianto]],
Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.<ref>{{Cite web|last=Roni|first=Heriyandi|date=2006|title=Demokratisasi internal partai golkar pasca orde baru (1998-2004)|url=http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|website=digilib.ui.ac.id|access-date=2022-12-22|archive-date=2022-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20221222045907/http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|dead-url=yes}}</ref> Pimpinan-pimpinan Partai Golkar juga berhasil menakhodai Golkar sebagai partai politik berpaham [[sentrisme]] yang merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat [[moderat]].
==Awal mula==
Partai Golkar muncul dari kolaborasi gagasan dari tiga tokoh, [[Soekarno]], [[Soepomo]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] sejak tahun 1940. Saat itu muncul dengan adanya Kelompok Pungsional. Kemudian diubah menjadi Golongan Karya dari tahun 1959. Saat ini Golkar dikenal sebagai partai politik di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |title=Salinan arsip |access-date=2024-03-31 |archive-date=2024-03-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20240309132813/https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |dead-url=no }}</ref>
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin, yang dimana kelompok fungsional akan berperan dalam pemerintahan menggantikan partai politik. Tentara Nasional Indonesia mendukung pembentukannya karena percaya kelompok-kelompok ini akan menyeimbangkan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin besar. Pada tahun 1960, Soekarno menganugerahi kelompok sektoral seperti guru, tentara dan polisi, pekerja dan seniman kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Karena beberapa dari anggota kelompok fungsional ini terkait dengan partai politik, hal ini memberikan pengaruh politik kepada Angkatan Bersenjata Nasional. TNI kemudian membentuk serikat pekerja anti-PKI, [[SOKSI]] (Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia), dan menggunakan ini sebagai inti dari perlawanan terhadap [[PKI]] dan juga inti dari Sekretariat Gabungan Golongan Karya yang dipimpin oleh [[ABRI]], atau Sekber Golkar yang resmi berdiri pada 20 Oktober 1964.{{sfn|Nishihara|1972|p=17-19}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=243}} Pada tahun 1968 ada hampir 250 organisasi di bawah payung Sekretatiat Bersama Golong Karya.▼
▲
== Sejarah ==
Baris 75 ⟶ 77:
== Perolehan suara ==
[[Berkas:Golongan Karya rally 1997.jpg|jmpl|300px|Foto Habibie saat mengkampanyekan Golongan Karya.]]
Partai Golongan Karya selalu menempati peringkat pertama atau kedua dalam perolehan suara.<ref>{{Citation|title=Golkar Jadi Motor KIB, Airlangga: Koalisi Ini Akan Melanjutkan Warisan Jokowi|url=https://www.youtube.com/watch?v=AcpxYOPX32E|accessdate=2022-07-17|language=id-ID|archive-date=2023-10-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20231006033049/https://www.youtube.com/watch?v=AcpxYOPX32E|dead-url=no}}</ref> Pada Pemilu pasca reformasi, tahun 1999, Golkar memperoleh 22% suara, menempati peringkat kedua. Selama era Presiden Soeharto, Golkar selalu memperoleh mayoritas suara. Dalam Pemilu 1997, Golkar memperoleh suara sebanyak 70,2%, sedangkan dalam pemilu-pemilu sebelumnya juga sekitar 60 sampai 70%. Contohnya, dalam pemilu tahun 1987 Partai Golongan Karya dapat menguasai secara mutlak 299 kursi dalam DPR. Selama [[Orde Baru]], DPR betul-betul dikuasai Golkar, dan saat itu [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] juga memiliki jatah kursi.
=== Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2009 ===
Baris 193 ⟶ 195:
|{{decrease}}6 kursi
|3
|[[Airlangga Hartarto]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|4
|{{Composition bar|102|580|hex={{Golongan Karya/meta/color}}}}
|23,208,654
|15.72%
|{{increase}}17 kursi
|2
|[[Airlangga Hartarto]]
|}
Baris 226 ⟶ 237:
|[[PDI-P]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Hanura]]–[[PKPI]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]
|-
| align="center" |2019–2024
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2019–2024)
|[[PDI-P]]–[[Gerindra]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Berkarya|Berkarya]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Hanura]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[PKPI]]
|-
| align="center" |2024–2029
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2024–2029)
|[[Gerindra]]–[[Golkar]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Gelombang Rakyat Indonesia|Gelora]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[Partai Garuda|Garuda]]
|}
Baris 258 ⟶ 268:
=== Dualisme kepemimpinan ===
Pada akhir tahun 2014 terjadi dualisme kepengurusan dalam tubuh Partai Golongan Karya, yang dipimpin oleh [[Aburizal Bakrie]] hasil munas Bali dan [[Agung Laksono]] hasil munas Jakarta. Pada awal Maret 2015, [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia]] mengeluarkan surat keputusan yang mengesahkan Golkar yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]]. Pada bulan April 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengeluarkan putusan sela menunda pelaksanaan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM [[Yasonna Laoly]] yang mengesahkan kepengurusan Partai Golongan Karya kubu Agung Laksono. Pada tanggal [[10 Juli]] [[2015]], empat hakim yang mengadili kasus tersebut, yaitu Arif Nurdu'a, Didik Andy Prastowo, Nurnaeni Manurung dan Diah Yulidar memutuskan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Golongan Karya hasil Munas Bali [[Aburizal Bakrie]] terkait dualisme kepengurusan partai. Putusan itu diambil dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PTTUN Jakarta. Dengan dibacakannya putusan PTUN itu, kepengurusan Partai Golongan Karya yang kemudian diakui oleh pengadilan adalah hasil Munas Bali yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]] sebagai ketua umum dan [[Zainudin Amali]] sebagai sekjen.<ref>
|url=https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|title=Profil Ketua Umum Partai Golkar dari Masa ke Masa - Kompas.com
|work=kompas.com
|accessdate=2023-10-20
|archive-date=2023-10-21
|archive-url=https://web.archive.org/web/20231021220544/https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|dead-url=no
}}</ref> yang baru dalam penyelenggaraan Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali.
Baris 276 ⟶ 289:
* [[Akbar Tandjung]] (1998–2004)
* [[Jusuf Kalla]] (2004–2009)
* [[Aburizal Bakrie]] (2009–2014 & Januari-Mei 2016)<ref>
* ''[[Aburizal Bakrie]]'' & ''[[Agung Laksono]]'' (''dualisme kepemimpinan'') (2014–2016)
* [[Setya Novanto]]<ref>[https://web.archive.org/web/20171117002405/http://www.arah.com/article/3476/sah-setya-novanto-ketua-umum-baru-partai-golkar.html Sah! Setya Novanto Ketua Umum Baru Partai Golkar]
* [[Airlangga Hartarto]] (2017–2019) (2019–)
|