Bioskop Metropole: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
Samid analuam (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(29 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox building
[[Berkas:Metropole Night.JPG|thumb|300px|Bioskop Metropole XXI 2010]]
| name = Metropole XXI
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Becak bij bioscoop Megaria TMnr 20018029.jpg|thumb|200px|Bioskop Megaria (1960-80)]]
| native_name =
'''Bioskop Metropole''' di [[Kota Jakarta]] adalah sebuah gedung [[bioskop]] bersejarah yang dibangun pada tahun [[1932]] dengan nama '''Bioscoop Metropool''', sesuai dengan ejaan [[bahasa Belanda]] pada waktu itu. Sejak tahun 1993, Metropole dimasukkan sebagai cagar budaya oleh gubernur Jakarta. Selain bioskop yang kini dikelola oleh 21 Cineplex group, terdapat pula tempat biliar, tempat cukur, dan beberapa restoran.
| native_name_lang =
| former_names =
| alternate_names = Megaria
| image = Metropole_Night.JPG
| image_alt =
| caption = Metropole XXI Cineplex di tahun 2010
| map_type =
| map_alt =
| map_caption =
| altitude =
| building_type =
| architectural_style = [[Art Deco]]
| structural_system =
| cost =
| ren_cost =
| client =
| owner = Handoyo
| current_tenants = [[Cineplex 21 Group|Cinema XXI]]
| landlord =
| location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| address = Jalan Pegangsaan 21
| location_town =
| location_country = Indonesia
| latd = 6
| latm = 12
| lats = 0
| latNS = S
| longd = 106
| longm = 50
| longs = 37
| longEW = E
| start_date = 1932
| completion_date =
| inauguration_date = 11 Agustus 1949
| renovation_date =
| demolition_date =
| destruction_date =
| height =
| diameter =
| antenna_spire =
| roof =
| top_floor =
| other_dimensions =
| floor_count =
| floor_area =
| seating_type =
| seating_capacity =
| elevator_count =
| main_contractor =
| architect = Liauw Goan Sing
| architecture_firm =
| structural_engineer =
| services_engineer =
| civil_engineer =
| other_designers =
| quantity_surveyor =
| awards =
| ren_architect =
| ren_firm =
| ren_str_engineer =
| ren_serv_engineer =
| ren_civ_engineer =
| ren_oth_designers =
| ren_qty_surveyor =
| ren_awards =
| url =
| references =
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Becak bij bioscoop Megaria TMnr 20018029.jpg|thumbjmpl|200px|Bioskop Megaria (1960-80)]]
'''Bioskop Metropole''' di [[Kota Jakarta]] adalah sebuah gedung [[bioskop]] bersejarah yang dibangun pada tahun [[1932]] dengan nama ''Bioscoop Metropool'', sesuai dengan ejaan [[bahasa Belanda]] pada waktu itu. Sejak tahun 1993, Metropole dimasukkan sebagai cagar budaya oleh gubernur Jakarta. Selain bioskop yang kini dikelola oleh 21 Cineplex group, terdapat pula gerai kopi [[Starbucks]],<ref name="Kompasiana-1">{{cite web | title = Metropole XXI Berubah Drastis date = 2 August 2014 | author = Rolas Tri Ganda | work = Kompasiana | url = http://www.kompasiana.com/rolasindonesia/metropole-xxi-berubah-drastis_54f68bdca3331184118b4eec | language = Indonesian}}</ref> toko roti, dan restoran di lantai dua.<ref name = "Tribun-Kuliner">{{cite news | title = Roemah Kuliner, Terlengkap Sediakan Makanan Tradisional Indonesia | date = 5 October 2015 | newspaper = Tribun News | author = Eko Sutriyanto | editor = Gusti Sawabi | url = | language = Indonesian}}</ref> Sementara gedung kedua kini ditempati ruang pamer [[Grohe]], produk sanitasi air asal Jerman.<ref name="Grohe">{{cite web | title = Luxury has a new home - HYDROSPA | work = Grohe | url = http://www.grohe.com/id/28568/tentang-grohe/company-news/luxury-has-a-new-home-hydrospa/}}</ref>
 
== Lokasi ==
Bioskop Metropole terletak di dekat persimpangan antara Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Pegangsaan Timur, dan Jalan Proklamasi, di kawasan perumahan mewah Menteng, di Jakarta Pusat. Gedung ini dekat dengan perlintasan kereta api yang menghubungkan Stasiun Cikini dan Stasiun Manggarai (kini rel layang kereta api).
Metropole terdiri dari tiga gedung utama. Satu gedung digunakan sebagai bioskop, yang kini dimiliki oleh grup 21 Cineplex. Dahulu bioskop ini hanya memiliki satu teater yang berukuran sangat besar, yang mampu menampung 1.700 orang. Gedung ini kemudian direnovasi dan dibagi menjadi enam teater, masing-masing berkapasitas 50 orang. Dua gedung lainnya terletak di bagian pinggir: satu digunakan sebagai ruang pertunjukan, dan satu lainnya sebagai tempat perkantoran dan supermarket. Seluruh gedung ini berdiri di atas tanah 11.800-m² dan memiliki total 12 pengontrak.<ref name="jual"></ref>
 
Metropole terdiri dari tiga gedung utama. Satu gedung digunakan sebagai bioskop, yang kini dimiliki oleh grup 21 Cineplex. Dahulu bioskop ini hanya memiliki satu teater yang berukuran sangat besar, yang mampu menampung sekitar 1.700000 orang penonton termasuk kursi di balkon. Gedung ini kemudian direnovasi dan dibagi menjadi enamempat teater, masing-masing berkapasitas 50kurang dari 170 orang.<ref>{{cite web | title = METROPOLE XXI | work = 21 Cineplex | url = http://www.21cineplex.com/theater/bioskop-metropole-xxi,45,JKTMETR.htm }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Dua gedung lainnya terletak di bagian pinggir dan belakang: satu digunakan sebagai salah satu sinepleks (teater 4) dan ruang pertunjukan, dan satu lainnya sebagai tempat perkantoran dan supermarket. Supermarket Hero yang menempati gedung kedua kemudian digantikan dengan ruang pamer Grohe, produk sanitasi air (keran, pancuran air, dll.) asal Jerman. Seluruh gedung ini berdiri di atas tanah 11.800-m² dan memiliki total 12 pengontrak.<ref name="jual"></ref>
 
== Sejarah ==
Bioskop yang terletak di sudut Jalan Pegangsaan dan Jalan Diponegoro, Menteng, [[Jakarta Pusat]] dan berkapasitas 1.700000 penonton ini adalah salah satu bioskop terbesar dan tertua, didengan Jakartaarsitektur bergaya [[Art Deco]] yang masih bertahantersisa di Jakarta hingga sekarang.<ref name="jual"></ref> Pada [[1951]], gedung dan lahan seluas 11.623m² ini dimiliki oleh PT Bioskop Metropole. Bangunannya dirancang oleh Liauw Goan Sing, dan awalnya diberi nama ''Bioscoop Metropool''. Bioskop ini mulai dibangun pada tahun [[1932]] dan diresmikan tahun [[1949]] oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta.<ref name="jual"></ref><ref name="kabar">Sinaulan, Robert. (10 Maret 2007). "[http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20070310102020 Bioskop Megaria, Bioskop Tua yang Akan Dijual]. KabarIndonesia.com.</ref> Nama bioskop ini diganti menjadi Bioskop Megaria akibat adanya kebijakan anti-Barat dari Presiden Soekarno pada tahun [[1960]].<Refref name="beritajakarta">Didit (30 October 2009). "[http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=35900 Bioskop Megaria Eksis Sepanjang Masa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110707224708/http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=35900 |date=2011-07-07 }}". Berita Jakarta. Diakses 9 Juni 2013.</ref>
 
DiPada tahun awalnya, Bioskop Metropole terikat kontrak sehingga hanya menayangkan film-film yang diluncurkan oleh [[MGM]], namuntetapi pada saat pelaksanaan Festival Film Indonesia (FFI) pertama pada tahun 1955, Bioskop Metropole ikut serta menayangkan film-film Indonesia.<ref name="nova"></ref> Gedung Bioskop Metropole juga menjadi tempat dilaksanakannya rapat penting yang menjadi cikal bakal pendirian Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI).<ref name="nova"></ref>
 
Pada tahun 19841986, konsep cineplex (membagi satu gedung menjadi beberapa kompleks teater) mulai dikenal di Indonesia, pertama kali diimplementasikanditerapkan oleh Teater Kartika Chandra. Bioskop Megaria mengikuti strategi ini dan menambah satu teater tambahan di belakang gedung utama. Namun demikian, strategi Bioskop Megaria tidak sesukses Kartika Chandra, dan akhirnya bioskop ini bangkrut. Kompleks teater ini kemudian dibeli oleh grup jaringan bioskop 21 Cineplex, yang dikelola oleh [[Subentra]] Grup pada tahun [[1989]] dan diubah namanya menjadi Metropole 21. 21 Cineplex mengubah rancangan dalaminterior gedung itu sehinggadengan membagi ruang bioskop utama menjadi 63 bioskop miniberukuran kecil dan satu teater di gedung tambahan, dengan kapasitas tempat duduk sektiarsekitar 50kurang dari 170 kursi setiap ruangannya. Dengan demikian Metropole 21 menjadi bioskop yang memiliki 4 teater. Namanya pun sempat berubah menjadi ''Megaria 21''. Gedung ini dinyatakan sebagai Bangunan Cagar Budaya Kelas A yang dilindungi dan tidak boleh dibongkar oleh Gubernur DKI Jakarta pada tahun [[1993]].<ref name="jual"></ref><ref name="beritajakarta"></ref>
 
Selain bioskop dengan 4 teater milik 21 Cineplex group, sepanjang dasawarsa 1990-an sampai akhir dasawarsa 2000-an, gedung ini disewa oleh beberapa usaha kelas menengah, antara lain terdapat pula sasana [[biliar]] di lantai dua yang luas. Sementara di lantai dasar terdapat tempat cukur, dan beberapa restoran; antara lain kedai [[pempek]] megaria, rumah makan masakan Tionghoa, dan rumah makan ayam bakar khas Jawa. Sementara gedung sekunder pada lantai dasarnya disewa oleh gerai pasar swalayan Hero, dan perkantoran pada lantai di atasnya.
Karena lokasinya yang dekat dengan kantor pusat tiga partai dominan di masa Orde Baru—Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golongan Karya (Golkar)—Megaria menjadi salah satu lokasi populer untuk berkumpul bagi mahasiswa di masa reformasi pada akhir tahun 1990-an.<ref name="nova">[http://www.tabloidnova.com/layout/set/print/Auto-Bild/Bursa/Hai/Your-Spot/Selamatkan-Sejarah-Panjang-Bioskop-Megaria "Selamatkan Sejarah Panjang Bioskop Megaria!"]. 11 Oktober 2010. Tabloidnova.com. Diakses 9 Juni 2013.</ref>
 
Karena lokasinya yang dekat dengan kantor pusat tiga partai dominan dipada masa Orde Baru—Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golongan Karya (Golkar)—Megaria menjadi salah satu lokasi populer untuk berkumpul bagi mahasiswa dipada masa reformasi pada akhir tahun 1990-an.<ref name="nova">[http://www.tabloidnova.com/layout/set/print/Auto-Bild/Bursa/Hai/Your-Spot/Selamatkan-Sejarah-Panjang-Bioskop-Megaria "Selamatkan Sejarah Panjang Bioskop Megaria!"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. 11 Oktober 2010. Tabloidnova.com. Diakses 9 Juni 2013.</ref>
Pada awal [[2007]], tersiar berita bahwa gedung bioskop ini akan dijual. Lahan dan bangunannya ditawarkan dengan harga Rp 15 juta per m² atau total sekitar Rp 151,099 milyar. Namun pada tahun 2008, rencana penjualan tersebut dibatalkan. Grup 21 Cineplex memperpanjang masa sewa dan melakukan renovasi baik pada bagian interior maupun eksterior bangunan dan mengubahnya menjadi bioskop untuk kalangan menengah ke atas, namanya pun diubah menjadi '''Metropole XXI'''.<ref name="jual">Setiawan, Yudha dan Reza Maulana. (14 Maret 2007). [http://www.tempo.co/read/news/2007/03/14/05795445/Bioskop-Megaria-Tidak-Boleh-Diubah "Bioskop Megaria Tidak Boleh Diubah"]. Tempo.</ref>
 
Pada awal [[2007]], tersiar berita bahwa gedung bioskop ini akan dijual. Lahan dan bangunannya ditawarkan dengan harga Rp 15 juta per m² atau total sekitar Rp 151,099 milyarmiliar. Namun pada tahun 2008, rencana penjualan tersebut dibatalkan. Grup 21 Cineplex memperpanjang masa sewa dan melakukan renovasi baik pada bagian interior maupun eksterior bangunan dan mengubahnya menjadi bioskop untuk kalangan menengah ke atas, namanya pun diubah menjadi '''Metropole XXI'''.<ref name="jual">Setiawan, Yudha dan Reza Maulana. (14 Maret 2007). [http://www.tempo.co/read/news/2007/03/14/05795445/Bioskop-Megaria-Tidak-Boleh-Diubah "Bioskop Megaria Tidak Boleh Diubah"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120722033644/http://www.tempo.co/read/news/2007/03/14/05795445/Bioskop-Megaria-Tidak-Boleh-Diubah |date=2012-07-22 }}. Tempo.</ref>
 
Setelah renovasi yang digelar antara tahun 2008 dan 2013, penyewa gedung ini pun berubah menyesuaikan dengan peruntukannya yang sebagai gerai kelas atas, yakni dengan penerapan biaya sewa yang jauh lebih tinggi pula. Semula Grup Cineplex 21 sempat membuka kedai XXI Garden Cafe, yang kemudian digantikan oleh gerai Starbucks pada 2014.<ref name="Kompasiana-1"/> Sementara tempat cukur, kedai pempek dan beberapa rumah makan di lantai dasar digantikan oleh bakery (toko roti) dan beberapa toko. Sasana biliar di lantai dua kini telah digantikan oleh Roemah Kuliner, sebuah restoran kelas atas dengan konsep ''food hall'' (mirip ''food court'') yang menyajikan [[masakan Indonesia]].<ref name = "Tribun-Kuliner"/> Gedung kedua di sebelah timur bekas pasar swalayan, kini menjadi ruang pamer [[Grohe]], produk sanitasi air mewah (keran, bak, wastafel, dan perlengkapan mandi dan sanitasi lainnya) asal Jerman.<ref name="Grohe"/>
 
== Referensi ==
Baris 21 ⟶ 98:
 
{{Commonscat|Metropole Jakarta}}
{{Batavia}}
 
{{DEFAULTSORT:Bioskop Megaria, JakartaMetropole}}
 
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Jakarta]]
[[Kategori:SinemaBioskop di Indonesia]]