Sakera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k tambah dr persekabpas
Menghapus Sakera.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: No permission since 3 May 2024.
 
(44 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Sakera''' atau '''Sadiman''' juga dikenal '''Sagiman''' adalah seorang tokoh pejuang legenda kelahirananti [[Bangil]]kolonialisme di [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]], [[Indonesia]]Jawa Timur. Ia berjuang melawan penjajahanpraktek KKN yang terjadi di perkebunan tebu dan pabrik gula Hindia [[Belanda]] sekitar permulaan [[abad ke-19]]. Sakera sadalahdikenal sebagai seorang jagoanahli daerah,bela diri yang melawan perintah diktatorpemerintahan Belanda di perkebunan tebu di daerah [[tebuBangil]] disehinga daerahdikenal ''Sang BangilKerah''. SakeraKarena sepertiperlawanannya jugaterhadap jagoan-jagoanBelanda, daerahSakera lainyaakhinya ditangkap Belanda setelah dikhianati oleh salah satu temannyarekannya sendiri. Ia dimakamkan di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerahDaerah paling selatan di Kota Bangil, Pasuruan. Legenda jagoan berdarah [[Suku Madura|Madura]] ini sangat populer di [[Jawa Timur]].
 
 
[[Kategori:Jawa Timur]]
Sadiman dikenal Sakerah karena pandai ''kerah'' atau bertarung sehingga dikenal dengan '''Sang Kerah''' oleh masyarakat sekitar dan buruh tebu. Sakera memperjuangkan hak-hak para buruh yang mayoritas orang Madura, hasil dari agresi Cakraningrat Madura yang memindahkan pendudukanya ke pulau Jawa, tertutama Pasuruan utara. Ditempat yang baru orang-orang Madura mendapatkan penindasan dari Kolonial Belanda tanpa ada perlindungan dari Cakraningrat, Melihat Sakera menjadi mandor baik dan penolong buruh Madura, sehingga dikenal sebagai pahlwan orang Madura.
 
Banyak mengaitkan Sakera berasal dari bangsawan Madura, tetapi hal ini dibantah oleh pihak keraton Madura, disebutkan bahwa Sakera adalah orang Jawa, pendapat lain Sagiman atau Sakera masih keturunan Bathoro Katong. Terkait Sakera identik dengan Madura karena memperjuangkan hak-hak buruh perkebunan tebu dan pabrik gula yang banyak memperkerjaan orang-orang Madura. Selain itu Sakera dari golongan dari keluarga [[ningrat]] yang di sebut dengan kelas Mas, berlatar belakang Islam yang amat sholeh dan pekerja keras. Profesinya sebagai mandor di perkebunan tebu milik [[pabrik]] gula Kancil Mas, Bangil.
 
== Sejarah Perjuangan ==
Sakera menjadi pejuang melawan penjajah Belanda, Sakera bekerja sebagai mandor di perkebunan tebu di Kancil Mas Bangil yang dikelola oleh orang Belanda. Sakera punya dua orang istri pertama bernama Ginten, sementara yang kedua bernama Marlena. Juga menghidupi keponakannya yang bernama Brodin. Kehidupan yang nyaman sebagai mandor dan orang terpandang hilang ketika sakera dituding sebagai seorang pembunuh. Dia menjadi buronan Kompeni Belanda setelah berani melawan kepemimpinan Belanda saat itu.<ref>{{Cite web|date=2023-06-21|title=Legenda Sakera Jawara Berdarah Madura Dari Bangil Pasuruan|url=https://www.tribunusantara.com/2020/06/legenda-sakera-jawara-berdarah-madura.html|website=TribunusAntara.com|access-date=2023-10-14}}</ref>
 
Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda ambisius untuk membeli lahan perkebunan yang seluas-luasnya dan dengan harga semurah-murahnya. Dengan cara yang licik, orang Belanda itu menyuruh Carik Rembang untuk bisa menyediakan lahan baru untuk Perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dengan iming-iming harta dan kekayaan. Sehingga Carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut. Carik Rembang pun menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan tanah untuk perusahaan.
 
Sakera pun selalu membela rakyat, karena sikap ketidakadilan yang berkali kali dilakukan oleh Carik Rembang. Sehingga Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin [[perusahaan]]. Pemimpin perusahaan marah dan mengutus wakilnya ''Markus'' untuk membunuh ''Sakera''. Suatu hari pekerja sedang istirahat di perkebunan, ''Markus'' marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang ''Sakera''. ''Sakera yang'' mengetahui hal ini, marah dan membunuh ''Markus'' serta pengawalnya di kebon tebu. Sejak saat itu ''Sakera'' menjadi buronan polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu saat ketika ''Sakera'' berkunjung ke rumah ibunya, ia dikeroyok oleh Carik ''Rembang'' dan polisi Belanda. Karena ibu ''Sakera'' diancam akan dibunuh maka, ''Sakera'' akhirnya menyerah, dan dimasukkan ke penjara Di Bangil.
 
Siksaan demi siksaan dilakukan polisi Belanda kepada ''Sakera'' setiap hari. Selama dipenjara ''Sakera'' selalu merindukan keluarganya dirumah. Berbeda dengan ''Sakera'' yang berjiwa besar, sementara ''Sakera'' ada dipenjara. Perlawanan pun tetap dimulai, Carik Rembang dibunuh dan dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang memeras rakyat. Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tangannya dengan [[celurit]] senjata khas yang digunakan ''Sakera''.
 
Dengan cara yang licik pula polisi Belanda mendatangi teman seperguruan ''Sakera'' yang bernama ''Aziz'' untuk mencari kelemahan ''Sakera''. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh pemeritah Belanda di Bangil. Aziz menjebak Sakera dengan licik, akhirnya ''Sakera'' pun terjebak dan dilumpuhkan ilmunya dengan memukulkan "Jamur Kuning" ke badannya. Lagi-lagi Belanda berhasil menangkap kembali ''Sakera'' yang kemudian diadili oleh pemeritah Belanda di Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. ''Sakera'' gugur digantung di Penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
 
Semangat perjuangan yang dilakukan Sakera tidak pernah terdokumentasikan bagi masyarakat, dan belum masuk di dalam kategori Pahlawan Nasional Indonesia. Di karenakan Sakera termasuk salah satu dari banyaknya Pahlawan Di Indonesia. Yang memperjuangkan daerahnya sendiri dari keganasan penjajahan Belanda. Sehingga Nama dan Jasa-jasanya Sakera, hanya bisa di dengar di daerahnya sendiri.
 
=== Senjata andalan ===
Meski banyak keterbatasan, Pak Sakera membangkitkan semangat juang masyarakat untuk melawan penindasan kolonial. Pak Sakera selalu menggunakan sabit Monteng sebagai senjata untuk menumpas kediktatoran Belanda, Konon sabit Monteng ini merupakan peralatan pertanian dalam panen tebu. Kedengarannya sederhana namun nyatanya bisa membuat Belanda kewalahan. Pengguna arit yang dilakukan inilah yang menimbulkan stigma kekerasan di kalangan masyarakat Madura. Stereotip ini dibentuk oleh pengaruh belanda pengaruh Belanda yang bertujuan merusak nama baik Pak Sakera. Falktanya, Pak Sakera hanya "Garang" dalam perlakuannya terhadap Belanda namun dianggap berwibawa oleh rakyat. Dan kami mengetahui bahwa Pak Sakera juga seorang yang religius. Bahkan konon Pak Sakera meminta izin untuk mennunaikan Shalat subu menjelang kematiannya di tangan Belanda<ref>{{Cite web|date=2021-09-02|title=Mengenal Pak Sakera, di Balik Stigma Carok Kekerasan Orang Madura|url=https://yoursay.suara.com/kolom/2021/09/02/175109/mengenal-pak-sakera-di-balik-stigma-carok-kekerasan-orang-madura|website=suara.com|language=id|access-date=2023-10-14}}</ref>
 
=== Pahlawan yang jarang dikenal ===
Berbeda dengan pahlawan nasional lainnya, nama Pak Sakera cukup asing di telinga [[masyarakat]] kecuali masyarakat Jawa Timur dan Pulau Madura. Sepanjang hidupnya, pak Sakera selalu mengenakan baju bergaris merah putih dan celana hitam, digambarkan sebagai pahlawan pemberani yang tidak takut melawan penjajah. Selain dianggap sebagai pahlawan yang dapat membantu masyarakat mendapatkan kembali hak-hak nya, Pak Sakera juga dianggap sebagai simbol keberagaman. Meski mayoritas orang jawa, namun penduduk Pasuruan juga sangat terbuka dengan kedatangan Pak Sakera. Hingga munculnya budaya [[Pendalungan]] ciri khas masyarakat Tapal kuda Jawa Timur didominasi oleh perpaduan budaya Jawa dan Madura.
 
Inilah kisah Pak Sakera, pendekar asal Pasuruan yang menjadi korban adu domba dan godaan kekayaan kolonial belanda, Meski namanya masih asing di telinga sebagian orang, namun semangat juangnya patut apresiasi dan dikenal banyak khalayak. Oleh karena itu, stereotip yang diterima secara umum oleh masyarakat Madura tidak diperlakukan dengan cara yang sama.<ref>{{Cite web|last=Paragram.id|date=2020-06-29|title=Mengenal Sakera, Pahlawan Islam Asal Madura yang Gak Banyak Dikenal Orang|url=https://paragram.id/berita/mengenal-sakera-pahlawan-islam-asal-madura-yang-gak-banyak-dikenal-orang-16339|website=Paragram.id|language=id|access-date=2023-10-14}}</ref>
 
== Dalam Budaya Modern ==
Kisah Sakera diangkat pada film layar plebar dengan judul Pak Sakerah tahun 1982 yang diperankan oleh [[W.D. Mochtar|W.D Mochtar]]. Fim ini menceritakan mengangkat ceita Ludruk tentang Sakerah, pria yang digambarkan sebagai jagoan alim, beristri dua, kaya, sayang ibunya dan senang tayub. Ada juga pertentangan karakter dengan Brudin, ponakan yang diangkat anak oleh Soleh. Kisah yang menceritakan perlawanan terhadap Belanda, Sakerah berkhianat memihak Belanda.
 
== Berkembang menjadi Kesenian ==
Meski kejadian Sakera terjadi di Pasuruan, namun namnya mashyur dan dikenang oleh para buruh perkebuban tebu hingga menyebar baik karena budaya tutur maupun dipentasakan dalam [[Ludruk]]. Untuk mengenang kepahlawanan Sakera, sekitar tahun 2002 orang-orang keturunan Madura di Malang dan Batu membuat kesenian tari tradisional kreasi baru dengan tajuk ''Sakeraan dan Sanduk,'' tarian ini merupakan kreasi sederhana dengan mengadopsi gerakan Warok Ponorogo, sebagian kelompok ''Sakeraan'' mengeneakan pakaian Pesa'an madura atau pakaian Penadon Ponorogo dengan [[Sabuk othok|sabuk kulit othok Ponorogo]] yang lebar.
 
== Referensi ==
[http://www.citwf.com/film259987.htm]
[http://www.livevideo.com/video/458A4DC8ED8548589B2FD9ED3A20CD64/silat-pak-sakerah-2.aspx]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
[http://www.livevideo.com/media/favorited.aspx?cid=4AC6235843BF4CB58A23599A39FDD16F]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}