Rumah Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: referensi jurnal akses terbuka dari penerbit pemangsa gambar rusak VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret van een Minangkabau familie TMnr 60041723.jpg|jmpl|ka|230px|Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga besar di [[Ranah Minang|Minangkabau]], terutama kaum perempuan.]]Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.
 
Seluruh bagian dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas ''[[lanjar]]'' dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai ''lanjar'', sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah ''lanjar'' bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.
 
Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun<ref>Graves, Elizabeth E., (2007), ''Asal-usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX'', Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-661-1.</ref> dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut.<ref name="Daw">Dawson, Barry; Gillow, John (1994), ''The Traditional Architecture of Indonesia'', London: Thames and Hudson, ISBN 0-500-34132-X.</ref> Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan [[Rangkiang]], digunakan untuk menyimpan [[padi]]. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang [[anjung]] ([[Bahasa Minangkabau|Bahasa Minang]]: anjuang) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah [[Baanjuang. Anjung|''Baanjuang''. Anjung]] pada [[Lareh Koto Piliang|kelarasan Koto-Piliang]] memakai tongkat penyangga, sedangkan pada [[Lareh Bodi Chaniago|kelarasan Bodi-Chaniago]] tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, golongan pertama menganut prinsip pemerintahan yang hierarki menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga, pada golongan kedua anjuang seolah-olah mengapung di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah [[surau]] kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut yang belum menikah.
== Arsitektur ==
{{utama|Arsitektur Minangkabau}}
Baris 15:
[[Berkas:Dorp op Sumatra's Westkust KITLV 82837.tiff|jmpl|300px|Rumah gadang di suatu desa di Sumatera Barat, sekitar 1895.]]
[[Rumah adat]] ini memiliki keunikan bentuk [[arsitektur]] dengan bentuk puncak [[atap]]nya runcing yang menyerupai [[tanduk]] [[kerbau]] dan dahulunya dibuat dari bahan [[ijuk]] yang dapat tahan sampai puluhan tahun,<ref name="Daw" /> namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat [[persegi panjang]] dan dibagi atas dua bahagian, muka dan belakang. Bagian depan dari Rumah Gadang biasanya penuh dengan ukiran [[Ornamen (arsitektur)|ornamen]] dan umumnya bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang.<ref name="Navis" /> Sedangkan bagian luar belakang dilapisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan rumah dibuat besar ke atas, tetapi tidak mudah rebah oleh goncangan,<ref name="Navis" /> dan setiap elemen dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari oleh [[Tambo Minangkabau|tambo]] yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat.
 
Pada umumnya Rumah Gadang mempunyai satu tangga yang terletak pada bagian depan. Sementara dapur dibangun terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding.
Baris 64:
 
==== Rumah Gadang Surambi Papek ====
[[Berkas:Rumah-gadang-dengan-paduan-tembok.jpg|kiri|jmpl|Rumah Gadang Surambi Papek atau Lipek Pandan Bapamokok di Luak [[Kabupaten Agam|Agam]] dan Kota [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]]]]
Rumah gadang ragam ini disebut juga sebagai ''rumah gadang bapamokok atau Rumah Gadang Lipek Pandan.'' Rumah gadang jenis ini banyak ditemukan di [[Luak Agam|Luhak Agam]]. Rumah gadang ini memounyai sayap pada sisi kiri dan kanan atapnya.<ref name=":6" /> Pintu masuk rumah gadang ini terletak di belakang.
 
==== Rumah Gadang Rajo Babandiang ====
Baris 78 ⟶ 79:
==== Rumah Gadang Surambi Aceh ====
[[Berkas:Raiyani_Muharramah_rumah_gadang-9818.jpg|al=|jmpl|253x253px|Rumah Gadang Surambi Aceh Bagonjong Duo]]
Rumah Gadang Surambi Aceh merupakan ragam rumah gadang yang paling tersebar di daerah Solok dan Solok Selatan. Sesuai namanya, ciri khas rumah gadang ini nampak dari adanya serambi pada bagian depan rumah yang sekaligus menjadi pintu masuk. Hal ini terpengaruh dengan arsitekturArsitektur acekAceh pada masa wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh sudah membentang hingga pesisir barat Sumatera Barat. Pada masa itu, tujuan adanya serambi adalah sebagai tempat menerima tamu, khususnya yang orang kolonial.<ref name=":1">Abdullah, M., Antariksa, A., & Suryasari, N. (2015). [http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/100 Pola Ruang Dalam Bangunan Rumah Gadang Di Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu–Sumatera Barat]. ''Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur'', ''3''(1).</ref> Menurut jumlah gonjong yang ada pada serambinya, rumahRumah gadangGadang serambiSurambi Aceh terbagi menjadi dua jenis, yaitu:<ref name=":1" />
 
* Rumah Gadang Surambi Aceh Bagonjong Ciek