Anak berkebutuhan khusus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NaziSquad (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Thersetya2021 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(10 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{unreferencedmore citations needed|date=OktoberJanuari 20132021}}
{{rapikan}}
'''Anak berkebutuhan khusus (Heward/disabilitas)''' adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukanmenunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: [[tunanetra]], [[tunarungu]], [[tunagrahita]], [[tunadaksa]], [[tunalaras]], [[kesulitan belajar]], [[gangguan prilaku]]perilaku, [[anak berbakat]], anak dengan gangguan kesehatan, dan [[kesulitan bersosialisasi]]. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah [[anak luar biasa]] dan [[anak cacat]]. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi [[Huruf braille|tulisan Braille]] (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan [[bahasa isyarat]] (bahasa tubuh).<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3900370/painting-a-better-future-karya-lukis-luar-biasa-anak-anak-berkebutuhan-khusus|title=Painting A Better Future, Karya Lukis Luar Biasa Anak-Anak Berkebutuhan Khusus|last=Elmira|first=Putu|last2=Wib|first2=08:15|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2019-02-22|editor-last=Mutiah|editor-first=Dinny|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|title=Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Buku Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum|last=Asrorul|first=Asroru|publisher=|year=|isbn=9786027275423|location=|pages=}}</ref>
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah [[anak luar biasa]] dan [[anak cacat]]. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi [[tulisan Braille]] (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan [[bahasa isyarat]] (bahasa tubuh)<ref>{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3900370/painting-a-better-future-karya-lukis-luar-biasa-anak-anak-berkebutuhan-khusus|title=Painting A Better Future, Karya Lukis Luar Biasa Anak-Anak Berkebutuhan Khusus|last=Feb 2019|first=Putu Elmira22|last2=Wib|first2=08:15|website=liputan6.com|access-date=2019-02-22}}</ref><ref>{{Cite book|title=Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Buku Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum|last=Asrorul|first=Asroru|publisher=|year=|isbn=9786027275423|location=|pages=}}</ref>
 
Untuk melihat kelainan pada anak didasarkan pada empat hal, yaitu 1) kelainan mumcul atau terjadi hanya pada individu yang mengalami kelainan perkembangan, 2) kelainan perkembangan harus dipandang dalam kaitannya dengan perkembangan yang normal 3) tanda-tanda awal dari perilaku berkelainan harus dipelajari secara serius, 4) perhatikan beragam patokan atau karakteristik perkembangan baik yang normal maupun berkelainan <ref>{{Cite web|last=Pudjiati|first=S.R. Retno|date=2014|title=Perkembangan Anak yang Bersifat Normatif dan Nonnormatif|url=http://repository.ut.ac.id/3822/1/PGTK2404-M1.pdf|website=Universitas Terbuka}}</ref>
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas<ref>{{Cite web|url=http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional/|title=UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional – Referensi HAM|language=en-US|access-date=2019-02-22}}</ref>, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
 
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,<ref>{{Cite web|title=UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional – Referensi HAM|url=http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional/|title=UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional – Referensi HAM|language=en-US|access-date=2019-02-22}}</ref>, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuanBerkebutuan khususKhusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khususKhusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi, Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang:
 
a. tunanetra;
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang:<br>
b. tunarungu;
a. tunanetra;<br>
c. tunawicara;
b. tunarungu;<br>
d. tunagrahita;
c. tunawicara;<br>
e. tunadaksa;
d. tunagrahita;<br>
f. tunalaras;
e. tunadaksa;<br>
g. berkesulitan belajar;
f. tunalaras;<br>
h. lamban belajar;
g. berkesulitan belajar;<br>
i. autis;
h. lamban belajar;<br>
j. memiliki gangguan motorik;
i. autis;<br>
k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan
j. memiliki gangguan motorik;<br>
k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan<br>
l. memiliki kelainan lain.
 
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan. Permendiknas No. 70 tahun 2009 Pasal 3 ayat (1) Setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. (2) Peserta didik yang memiliki kelainan sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 terdiri atas:<br>
a. tunanetra;<br>
(2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
b. tunarungu;<br>
Permendiknas No. 70 tahun 2009 Pasal 3 ayat (1) Setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau
c. tunawicara;<br>
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan
d. tunagrahita;<br>
secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan
e. tunadaksa;<br>
kemampuannya.
f. tunalaras;<br>
(2) Peserta didik yang memiliki kelainan sebagaimana dimaksud dalam ayat (10 terdiri
g. berkesulitan belajar;<br>
atas:
h. lamban belajar;<br>
a. tunanetra;
i. autis;<br>
b. tunarungu;
j. memiliki gangguan motorik;<br>
c. tunawicara;
k. menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya;<br>
d. tunagrahita;
l. memiliki kelainan lainnya;<br>
e. tunadaksa;
f. tunalaras;
g. berkesulitan belajar;
h. lamban belajar;
i. autis;
j. memiliki gangguan motorik;
k. menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya;
l. memiliki kelainan lainnya;
m. tunaganda
 
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB; SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
 
Baris 52 ⟶ 47:
 
== Tunanetra ==
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetraTunanetra dapat diklasifikasikan kedalamke dalam dua golongan yaitu: [[buta total]] ''(Blind)'' dan [[low vision|''low vision'']]. Definisi Tunanetra menurut [[Kaufman & Hallahan]] adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan.
Karena tunanetra memiliki keterbataanketerbatasan dalam indra penglihatan, maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu, prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat [[taktual]] dan [[bersuara]], contohnya adalah penggunaan [[tulisan braille]], gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkanSedangkan media yang bersuara adalah [[perekam suara]] dan peranti lunak [[JAWS]].
Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai [[Orientasi dan Mobilitas]]. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan [[tongkat putih]] (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)
 
Baris 64 ⟶ 59:
# Gangguan pendengaran ekstrem/tuli(di atas 91&nbsp;dB).
 
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut [[tunawicara]]. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan [[bahasa isyarat]], untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saatSaat ini, dibeberapadi beberapa sekolah sedang dikembangkan [[komunikasi total]] yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
 
== Tunagrahita ==
Tunagrahita adalah individu yang memiliki [[intelegensi|inteligensi]] yang signifikan berada dibawahdi bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilakuperilaku yang muncul dalam [[masa perkembangan]]. Berikut klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan [[IQ]].
klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan [[IQ]].
# Tunagrahita ringan (IQ: 51-70),
# Tunagrahita sedang (IQ: 36-51),
Baris 74 ⟶ 68:
# Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).
 
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkandititikberatkan pada kemampuan [[bina diri]] dan [[sosialisasi]].
 
== Tunadaksa ==
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan [[neuro-muskular|''neuro-muskular'']] dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk [[kelumpuhan otak|''celebral palsy'']], [[amputasi]], [[polio]], dan [[lumpuh]]. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas [[fisik]] tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas [[fisik]] tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
 
== Tunalaras ==
 
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individuIndividu tunalaras biasanya menunjukan prilakuperilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnyadi sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
 
== Kesulitan belajar ==
Adalah gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikirberpikir, membaca, [[berhitung]], berbicara yang disebabkan karena [[gangguan persepsi]], [[brain injury|''brain injury'']], ''[[disfungsi minimal otak]], [[dislexia]]'', dan [[afasia]] perkembangan. individuIndividu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatasdi atas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
 
<br />
 
== Referensi ==