Bandung Kogyo Daigaku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Gibranalnn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(27 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 20:
 
== Pendudukan Jepang ==
Setelah [[Daftar Penguasa Hindia- Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Jonkheer]] [[Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]] bersama [[Letnan Jenderal]] [[Hein ter Poorten]], [[KNIL|Panglima Tertinggi Tentara]] [[Hindia Belanda]] datang ke [[Kalijati, Subang]] untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat tanggal 8 Maret 1942, maka secara ''[[de facto]]'' dan ''[[de jure]]'', seluruh wilayah bekas [[Hindia Belanda]] sejak saat itu berada di bawah [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|kekuasaan dan administrasi Jepang]]. Oleh karena itu seluruh tentara Hindia Belanda harus menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
Pada Mei [[1940]], awal [[Perang Dunia II]], Belanda diduduki oleh [[Nazi]] [[Jerman]]. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]]. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni [[1941]], dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Sementara itu, beberapa waktu sebelum tentara Jepang mendarat di Indonesia, [[TH Bandung]] terpaksa ditutup, karena semua guru besarnya diwajibkan masuk milisi.<ref name="saka"/>{{rp|26}}
 
Segera setelah kapitulasi tentara [[Hindia Belanda]] di Kalijati, tentara Jepang menguasai kampus [[TH Bandung]], sehingga hanya ada seorang petugas [[:nl:Pedel|Pedel]] yang tetap tinggal. Tak lama kemudian tentara Jepang meninggalkan lokasi kampus, tetapi mereka datang kembali dan menduduki kampus setelah diminta pihak [[TH Bandung]], karena mulai terjadi penjarahan terhadap perabotan dari kampus [[THS]].<ref name="Nat460701">{{nl}} [http://62.41.28.253/cgi-bin/kit.exe?a=d&d=CGHEEA19460701-102-1946-0004.2.7&cl=search&e=-0------Journal%2cBook%2cCollective-2en----10--1----Centraal+Electrisch+Laboratorium------IN-0# "De laboratoria der Technische Hoogeschool te Bandoeng" dalam Majalah ''"Natuurwetenschappelijk tijdschrift voor Nederlandsch Indië / Koninklijke natuurkundige vereeniging in Nederlandsch Indië"'' Volume 102, No.4, 1 Juli 1946.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>{{rp|73}} Dengan menyerahnya tentara [[Hindia Belanda]] situasi keamanan menjadi kurang terkendali, karena tentara Jepang sendiri belum sepenuhnya melibatkan diri dalam menjaga ketertiban dan keamanan kota Bandung. Selanjutnya sayap barat kampus [[THS]] digunakan sebagai markas dan barak tentara Jepang.
{{Pquote|Pada hari Minggu malam jam 23.00, tanggal 8 Maret 1942 radio NIROM ''(Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij)'' yang memancarkan gelombangnya melalui stasiun darurat di Ciumbuleuit untuk terahir kalinya menyiarkan siarannya ke dunia bebas. Penyiar Bert Garthoff sempat menyampaikan salam terahir: '''''Wij sluiten nu. Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Koningin!''''' yang artinya: ''Kami tutup siaran ini sekarang. Selamat berpisah, sampai berjumpa kembali di waktu yang lebih baik. Hidup Sri Ratu!'' Beberapa jam sebelumnya, pada hari Minggu sore jam 17.15 memang telah terjadi peristiwa besar yaitu Kapitulasi Belanda kepada Jepang bertempat di lapangan terbang militer Kalijati Subang. Semua kejadian ini merupakan kelanjutan serangan Jepang ke Asia Tenggara dalam rangka Perang Pasifik yang mereka namakan “Perang Asia Timur Raya” atau ''Dai Toa Shenso''|[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/06/peristiwa-kapitulasi-belanda-jepang.html Kapitulasi Belanda - Jepang]}}
 
Setelah [[Daftar Penguasa Hindia-Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Jonkheer]] [[Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]] bersama [[Letnan Jenderal]] [[Hein ter Poorten]], [[KNIL|Panglima Tertinggi Tentara]] [[Hindia Belanda]] datang ke [[Kalijati, Subang]] untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat tanggal 8 Maret 1942, maka secara ''[[de facto]]'' dan ''[[de jure]]'', seluruh wilayah bekas [[Hindia Belanda]] sejak saat itu berada di bawah [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|kekuasaan dan administrasi Jepang]]. Oleh karena itu seluruh tentara Hindia Belanda harus menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
 
Segera setelah kapitulasi tentara [[Hindia Belanda]] di Kalijati, tentara Jepang menguasai kampus [[TH Bandung]], sehingga hanya ada seorang petugas [[:nl:Pedel|Pedel]] yang tetap tinggal. Tak lama kemudian tentara Jepang meninggalkan lokasi kampus, tetapi mereka datang kembali dan menduduki kampus setelah diminta pihak [[TH Bandung]], karena mulai terjadi penjarahan terhadap perabotan dari kampus [[THS]].<ref name="Nat460701">{{nl}} [http://62.41.28.253/cgi-bin/kit.exe?a=d&d=CGHEEA19460701-102-1946-0004.2.7&cl=search&e=-0------Journal%2cBook%2cCollective-2en----10--1----Centraal+Electrisch+Laboratorium------IN-0# "De laboratoria der Technische Hoogeschool te Bandoeng" dalam Majalah ''"Natuurwetenschappelijk tijdschrift voor Nederlandsch Indië / Koninklijke natuurkundige vereeniging in Nederlandsch Indië"'' Volume 102, No.4, 1 Juli 1946.]</ref>{{rp|73}} Dengan menyerahnya tentara [[Hindia Belanda]] situasi keamanan menjadi kurang terkendali, karena tentara Jepang sendiri belum sepenuhnya melibatkan diri dalam menjaga ketertiban dan keamanan kota Bandung. Selanjutnya sayap barat kampus [[THS]] digunakan sebagai markas dan barak tentara Jepang.
 
== ''Institute of Tropical Scientific Research'' ==
Pihak [[TH Bandung]] meminta kepada komandan tentara Jepang agar kegiatan perkuliahan [[TH Bandung]] bisa dibuka kembali, namun permintaan tersebut secara tegas ditolak. Namun melalui upaya warga Jepang yang bermukim di Bandung tercapai kompromi, bahwa laboratorium dapat kembali bekerja. Presiden Kurator [[TH Bandung]] - Ir. Ch. F. van Haeften, membawakan sebuah program koordinasi, di mana semua laboratorium berpartisipasi kecuali untuk Laboratorium Penelitian Bahan Bangunan, yang secara terpisah diisi peneliti Jepang. Komunitas laboratorium tersebut dinamakan '''''Institute of Tropical Scientific Research''''' (Lembaga Penelitian Ilmiah Tropis){{refn|group=note|name=its|Versi lain menyebutkan ''"Institute of Tropical Science"''<ref name="saka"/>{{rp|26}}}}, yang berjalan sekitar satu tahun, setelah beberapa bulan hampir semua orang Belanda tersebut diinternir. Terdapat banyak insinyur dan ahli kimia dari luar [[TH Bandung]] diberi kesempatan untuk bekerja di sini, dengan gaji bulanan yang kecil. Perlu ditekankan bahwa organisasi tersebut berada di bawah ''Dept. van Verkeer en Waterstaat'' (Departemen PU). Selanjutnya Laboratorium Bosscha diganti namanya menjadi "Laboratorium Fisika dan Matematika", sebuah "Laboratorium Penelitian Konstruksi Bangunan" dibuka, Laboratorium Mekanika diperluas.<ref name="Nat460701"/>
 
Pada bulan September 1942 sebagian dari tentara Jepang ditarik dari kampus [[TH Bandung]]. Sejumlah besar perabotan dibawa termasuk sebagian persediaan logam dan peralatan pembuatan instrumen, mikroskop dan banyak peralatan optik lainnya, sedangkan instrumen-instumen untuk mengukur potensi udara sebagian besar telah dihancurkan.<ref name="Nat460701"/>
 
Laboratorium di Kampus [[TH Bandung]] yang tetap dibuka pada jamanzaman Jepang adalah:
* '''Laboratorium Fisika dan Matematika''' yang sebelumnya bernama ''Bosscha-Laboratorium Natuurkunde'' digunakan untuk beberapa penelitian di antaranya radiasi sinar kosmik dengan intensitas perangkat Steinke.
* '''Laboratorium Pengairan''' yang dipimpin Ir. Soenarjo yang berada di bawah '''''Kotubu Bunsitsu''''' (Departemen PU masa pendudukan Jepang).<ref>[http://www1.pu.go.id/m/content/show/34 PU Dari Masa Ke Masa.]</ref> Pada periode [[TH Bandung]] laboratorium ini bernama ''Waterloopkundig Laboratorium'' milik ''Departement van Verkeer en Waterstaat'' (Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum) di bawah ''Dients van Havenwezen'' (Dinas Pelabuhan). Laboratorium tersebut terdiri dari laboratorium kecil (5 Juni 1936) terutama untuk penelitian dasar dan berafiliasi dengan [[THS]] dan laboratorium besar terutama untuk penelitian terpakai (1940).<ref>[http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=10849 Sejarah Pusair.]</ref>
* '''Laboratorium Penelitian Konstruksi Bangunan''' dibuka dan digunakan peneliti Belanda untuk uji coba penggunaan bambu pada konstruksi atap, jembatan kecil, dan penelitian sifat dan kekuatan beberapa jenis bambu.<ref name="Nat460701"/>
* '''Laboratorium Technische Hygiene en Assaineering''' atau ''Laboratorium voor Technisch Hygine en Drinkwater Voorziening'' yang ditempatkan di bawah kementerian pengajaran yang dalam pelaksanaan tugasnya bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) - BKD. Pada saat masa pendudukan Jepang berakhir dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, laboratorium tersebut berganti nama menjadi '''Laboratorium Kesehatan Teknik''' (LKT). Selanjutnya pada tahun 1964, Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik di Bandung diserahkan [[Kementerian Kesehatan Indonesia]] kepada [[Institut Teknologi Bandung]].<ref>[http://www.bbtklppm.or.id/?mod=53&cPath=59&WVI_ID=mquzlkox Sejarah BBTKL PPM Jakarta.]</ref>
* '''Laboratorium Mekanika''' digunakan peneliti Belanda untuk uji coba jembatan lengkung beton bertulang dengan menggunakan perangkat dari [http://etcweb.princeton.edu/CampusWWW/Companion/beggs_george_erle.html George Erle Beggs]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} (deformasi diukur di bawah mikroskop).
* '''Laboratorium Materiaal-onderzoek''' (Laboratorium Penelitian Bahan) yang berubah nama menjadi '''Laboratorium Zeiro Sikendya''' dan kemudian menjadi '''Laboratorium Kogio Sikendya'''.<ref>[http://www.b4t.go.id/lang/id/profil-balai/sejarah Sejarah Balai Besar Bahan dan Barang Teknik.]</ref>
* '''Laboratorium Mekanika Tanah''' digunakan peneliti Belanda untuk uji geser lambat terhadap sampel tanah liat dengan laju geser konstan, dan beberapa penelitian lainnya dengan peralatan yang masih tersisa.
* '''Laboratorium Kimia''' digunakan peneliti Belanda untuk memproduksi obat-obatan yang saat itu sangat sukar diperoleh, yang kemudian diselundupkan ke kamp-kamp tawanan wanita yang masih ada dokter yang berpraktik, atau dijual ke apotek besar. Produk laboratorium tersebut di antaranya [[aspirin]], yathren, [[amalgam]] dan semen untuk gigi, tambalan sementara, trikresol, leverampullen, [[kloroform]], ferrum reductum, [[mentol]], barium sulfat untuk pemeriksaan radiologi. Sebuah pabrik didirikan untuk menghasilkan larutan kaustik 10% sebagai bahan baku pembuatan sabun, dan sebuah oven listrik untuk pembuatan grafit untuk pensil.<ref name="Nat460701"/>
* '''Laboratorium Bangunan Jalan''' digunakan peneliti Belanda untuk uji coba stabilisasi tanah, serta pelaksanaan perbaikan darurat terhadap jalan aspal dengan bahan tar dari pabrik gas. Sebuah proyek disiapkan untuk produksi aspal di Kadipaten.<ref name="Nat460701"/>
* '''Laboratorium Pengairan''' yang dipimpin Ir. Soenarjo yang berada di bawah '''''Kotubu Bunsitsu''''' (Departemen PU masa pendudukan Jepang).<ref>[http://www1.pu.go.id/m/content/show/34 PU Dari Masa Ke Masa.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada periode [[TH Bandung]] laboratorium ini bernama ''Waterloopkundig Laboratorium'' milik ''Departement van Verkeer en Waterstaat'' (Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum) di bawah ''Dients van Havenwezen'' (Dinas Pelabuhan). Laboratorium tersebut terdiri dari laboratorium kecil (5 Juni 1936) terutama untuk penelitian dasar dan berafiliasi dengan [[THS]] dan laboratorium besar terutama untuk penelitian terpakai (1940).<ref>[http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=10849 Sejarah Pusair.]</ref>
* '''Laboratorium Technische Hygiene en Assaineering''' atau ''Laboratorium voor Technisch Hygine en Drinkwater Voorziening'' digunakan para peneliti Belanda untuk uji coba pembuatan roti dengan bahan tepung buatan dalam negeri (waktu itu tepung gandum masih didatangkan dari luar negeri) dan penggunaan gas metana dari pengolahan air limbah sebagai bahan bakar untuk mesin otomotif. Penelitian di bidang air minum menurun drastis, beralih ke penelitian makanan seperti produk susu, minuman, kosmetik, dan lain-lain untuk kepentingan pasar dalam negeri yang sangat dibutuhkan. Produk farmasi dan kimia yang dibuat di antaranya [[eter]] untuk [[anestesi]], gips untuk tujuan pembedahan dan rawat gigi, [[insulin]], [[adrenalin]], pengolahan keju dari susu, [[kasein]], [[asam klorida]], [[amonia]], dan [[Monosodium glutamat]].<ref name="Nat460701"/> Selanjutnya laboratorium ini ditempatkan di bawah kementerian pengajaran yang dalam pelaksanaan tugasnya bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) - BKD. Pada saat masa pendudukan Jepang berakhir dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, laboratorium tersebut berganti nama menjadi '''Laboratorium Kesehatan Teknik''' (LKT). Selanjutnya pada tahun 1964, Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik di Bandung diserahkan [[Kementerian Kesehatan Indonesia]] kepada [[Institut Teknologi Bandung]].<ref>[http://wwwbbtklppjakarta.bbtklppmpppl.ordepkes.go.id/?mod=53&cPath=59&WVI_ID=mquzlkoxindex.php/sejarah.ppm Sejarah BBTKL PPM Jakarta.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* '''''Laboratorium Materiaal-onderzoek''''' (Laboratorium Penelitian Bahan) yang berubah nama menjadi '''Laboratorium Zeiro Sikendya''' dan kemudian menjadi '''Laboratorium Kogio Sikendya'''.<ref>[http://www.b4t.go.id/lang/id/profil-balai/sejarah Sejarah Balai Besar Bahan dan Barang Teknik.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Mulai saat inilah, laboratorium-laboratorium tersebut sedikit demi sedikit melepaskan diri dari dunia pendidikan. Suatu konsep sinergitas antara pendidikan dan penelitian yang telah diupayakan [[TH Bandung]] dalam periode 1920-1942 berakhir secara perlahan. Ditambah lagi karena semakin berkembangnya laboratorium-laboratorium tersebut (contohnya: Laboratorium Pengairan menjadi Institut Teknik Air dan Tanah (ITAT) dan terakhir menjadi Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR) Kementerian Pekerjaan Umum), sehingga semakin sulit akhirnya untuk menyatukan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian tersebut di bawah satu atap.
Baris 43 ⟶ 45:
{{Pquote|''De autoriteiten hebben besloten de Technische Hoogeschool te Bandoeng, die in verband met den oorlog werd gesloten, op 1 April aanstaande te heropenen. Vroegere studenten kunnen na een speciaal examen opnieuw worden toegelaten."''
 
"Pihak penguasa (militer Jepang) telah memutuskan bahwa ''de Technische Hoogeschool te Bandoeng'', sehubungan dengan berakhirnya perang, maka pada tanggal '''1 April mendatang (1944) dibuka kembali'''. Mantan mahasiswa setelah melalui ujian khusus dapat kembali diterima.|''"Engeland's jongste generaal is 31 jaar"''<ref>{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010317016%3Ampeg21%3Ap001%3Aa0007 ''Nieuwe Tilburgsche Courant'', edisi 26 Oktober 1943, Tahun ke-65 No.14890.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>}}
 
'''''Bandoeng Koogyo Daigaku''''' (BKD - Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng) dibuka Pemerintah Balatentara Dai Nippon berdasarkan ''Makloemat Gunseikan'' No. 47 tertanggal 15, bulan 7 tahun ''Syoowa'' ([[Zaman Shōwa|Showa]]) 19 (2604), atau tanggal '''[[15 Juli]] [[1944]]'''. Maklumat tersebut mulai diberlakukan pada tanggal 1 bulan 4 tahun ''Syoowa'' 19 (2604), atau tanggal '''[[1 April]] [[1944]]'''.<ref name="som">Somadikarta, S. (1999). ''Tahun emas Universitas Indonesia'', Jilid 1: Dari Balai ke Universitas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).</ref>{{rp|37}}
 
Pasal 2 Maklumat itu menyebutkan bahwa
Sekolah Tinggi Teknik di Bandung dibagi dalam dua bagian ''(bu)'', yaitu '''''Daigaku-bu''''' (Bagian Pelajaran Tinggi)<ref name="som"/>{{rp|37}} atau '''Sekolah Tinggi Teknik'''<ref name="saka"/>{{rp|27}}, dan '''''Senmon-bu''''' (Bagian Pelajaran Istimewa)<ref name="som"/>{{rp|37}} atau '''Sekolah Menengah Teknik'''<ref name="saka"/>{{rp|27}}.
 
Pasal 4 menetapkan bahwa lama pendidikan untuk setiap ''bu'' adalah tiga tahun. Siswa yang diterima di ''Daigaku-bu'' adalah tamatan '''Kootoo Tyuugakkoo''' (Sekolah Menengah Tinggi), sedangkan siswa yang diterima di ''Senmon-bu'' adalah tamatan '''Tyuugakkoo''' (Sekolah Menengah Pertama).<ref name="som"/>{{rp|38}}
 
:''Sebagai perbandingan, Tokyo Kogyo Daigaku (Tokyo[[Institut InstituteTeknologi of TechnologyTokyo]]), yang baru ditingkatkan setara Universitas sejak bulan April 1929, menerapkan masa studi tiga tahun. Baru kemudian setelah pemberlakuan UU Pendirian Sekolah Nasional pada bulan Mei 1949 mendorong Tokyo Kogyo Daigaku memperpanjang masa studi tiga tahun menjadi empat tahun.''<ref>{{en}} [http://www.titech.ac.jp/english/about/introduction/index.html Tokyo Kogyo Daigaku] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120325081604/http://www.titech.ac.jp/english/about/introduction/index.html |date=2012-03-25 }}</ref>
 
BKD mempunyai tiga bagian dengan lama studi tiga tahun yaitu:
Baris 61 ⟶ 63:
 
Pimpinan BKD adalah Tuan '''[[Isyihara]]''', seorang Jepang.<ref name="saka"/>{{rp|27}} Selain orang Jepang, terdapat pengajar bangsa Indonesia di antaranya:
* Ir. R. [[Roosseno]] Soerjohadikoesoemo]] - lulusan [[TH Bandung]] tahun 1932<ref name="sakb">Sakri, A. (1979b). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 2: Daftar lulusan ITB. Bandung: Penerbit ITB.</ref>{{rp|168}}, mengajar Mekanika dan Beton.<ref name="saka"/>{{rp|27}}
* Ir. R. [[Goenarso]] - lulusan [[TH Bandung]] tahun 1935<ref name="sakb"/>{{rp|168}}, mengajar Ilmu Pasti dan Fisika.<ref name="saka"/>{{rp|27}}
* Ir. R. M. [[Soewandi Notokoesoemo]] - lulusan [[TH Bandung]] tahun 1936<ref name="sakb"/>{{rp|168}}, mengajar Ilmu Bangunan.<ref name="saka"/>{{rp|27}}{{refn|group=note|name=wandi|Kemudian menjadi Guru Besar Ilmu Konstruksi Baja pada Universitit Negeri Gadjah Mada di Yogyakarta pada tanggal 19 September 1954.<ref>[http://books.google.co.id/books/about/Perkembangan_didalam_pemakaian_bahan_log.html?id=ZtKYYgEACAAJ&redir_esc=y Orasi Guru Besar UGM Prof. Ir. Soewandi Notokoesoemo.]</ref>}}
* [[Sutan Muchtar Abidin]], mengajar Ilmu Pasti.<ref name="saka"/>{{rp|27}}
* Ir. Soenarjo - lulusan [[TH Bandung]] bulan Juni 1940,<ref name="BN400605">{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/paper/id/ddd%3A010227184%3Ampeg21%3Ap019%3Aa0250 "Examenuitslagen Technische Hoogeschool" dalam Harian ''"Bataviaasch nieuwsblad"'' edisi 5 Juni 1940, Tahun ke-55 No.161.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> mengajar Irigasi, Hidrolika, dan Mesin.<ref name="saka"/>{{rp|27}}
* Ir. Soenarjo, mengajar Irigasi, Hidrolika, dan Mesin.<ref name="saka"/>{{rp|27}}
 
Selama pendudukan Jepang, BKD berhasil meluluskan lima orang dengan gelar sarjana teknik ''(kogakusi)'' semuanya dari Bagian Sipil. Sebelum [[TH Bandung]] ditutup mereka adalah mahasiswa TH tingkat akhir.<ref name="saka"/>{{rp|27}} Catatan nama insinyur baru lulusan BKD tersebut belum ditemukan, sekedarsekadar pembanding, buku ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 2: Daftar lulusan ITB, halaman 169, dalam tahun 1945 cuma mencatat 3 orang: Irdan Idris, Nowo, dan Soebianto.<ref name="sakb"/>{{rp|169}}
Pada tanggal 1 Juli 1944, [[Roosseno]] yang pada waktu itu berusia 35 tahun, diangkat Pemerintah Balatentara Nippon sebagai profesor ''(Kyooju)'' di Bandung Kogyo Daigaku dalam bidang ilmu mekanika dan beton serta baja. Dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang diangkat sebagai guru besar di masa pendudukan Jepang.<ref>[http://wiryanto.wordpress.com/2008/08/02/100-tahun-roosseno/ Wiratman Wangsadinata, “100 Tahun Roosseno”, Kompas, Sabtu, 2 Agustus 2008]</ref>
 
Selama pendudukan Jepang, BKD berhasil meluluskan lima orang dengan gelar sarjana teknik ''(kogakusi)'' semuanya dari Bagian Sipil. Sebelum [[TH Bandung]] ditutup mereka adalah mahasiswa TH tingkat akhir.<ref name="saka"/>{{rp|27}} Catatan nama insinyur baru lulusan BKD tersebut belum ditemukan, sekedar pembanding, buku ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 2: Daftar lulusan ITB, halaman 169, dalam tahun 1945 cuma mencatat 3 orang: Irdan Idris, Nowo, dan Soebianto.<ref name="sakb"/>{{rp|169}}
 
BKD berakhir pada tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Baris 85:
* {{nl}} Majalah ''"De ingenieur in Nederlandsch-Indië"'' edisi tahun 1934-1942.
* {{nl}} Majalah ''"De ingenieur in Indonesie"'' edisi tahun 1948-1957.
* {{nl}} [http://kranten.kb.nl/ http://kranten.kb.nl/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130307042439/http://kranten.kb.nl/ |date=2013-03-07 }}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.itb.ac.id/ Situs resmi ITB.]
* [http://www.itb.ac.id/about-itb/timeline Timeline TH Bandung - ITB.]
* [http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah Sejarah Rektor TH Bandung - ITB.]
* [http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=10240654 Babad Tanah Ganesha.]
* [http://km.itb.ac.id/site/?p=102 Sejarah Keluarga Mahasiswa ITB.]
 
{{s-start}}
{{s-ins}}
{{s-box
|title=[[ITB|''Institute of Tropical Science'']]<br/>1942-1945<br/>[[ITB|Bandung Kogyo Daigaku]]
Baris 105 ⟶ 103:
 
{{ITB}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Peninggalan sejarah di Indonesia]]
[[Kategori:Pendidikan di Indonesia]]
[[Kategori:Perguruan tinggi di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah Indonesiadi Bandung]]
[[Kategori:BangunanArsitektur Hindia Belanda di Indonesia]]
[[Kategori:Arsitektur Indonesia]]
[[Kategori:Arsitektur Hindia-Belanda]]
[[Kategori:Institut Teknologi Bandung]]