Bandung Kogyo Daigaku: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika |
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(15 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20:
== Pendudukan Jepang ==
Setelah [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Jonkheer]] [[Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]] bersama [[Letnan Jenderal]] [[Hein ter Poorten]], [[KNIL|Panglima Tertinggi Tentara]] [[Hindia Belanda]] datang ke [[Kalijati, Subang]] untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat tanggal 8 Maret 1942, maka secara ''[[de facto]]'' dan ''[[de jure]]'', seluruh wilayah bekas [[Hindia Belanda]] sejak saat itu berada di bawah [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|kekuasaan dan administrasi Jepang]]. Oleh karena itu seluruh tentara Hindia Belanda harus menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
Segera setelah kapitulasi tentara [[Hindia Belanda]] di Kalijati, tentara Jepang menguasai kampus [[TH Bandung]], sehingga hanya ada seorang petugas [[:nl:Pedel|Pedel]] yang tetap tinggal. Tak lama kemudian tentara Jepang meninggalkan lokasi kampus, tetapi mereka datang kembali dan menduduki kampus setelah diminta pihak [[TH Bandung]], karena mulai terjadi penjarahan terhadap perabotan dari kampus [[THS]].<ref name="Nat460701">{{nl}} [http://62.41.28.253/cgi-bin/kit.exe?a=d&d=CGHEEA19460701-102-1946-0004.2.7&cl=search&e=-0------Journal%2cBook%2cCollective-2en----10--1----Centraal+Electrisch+Laboratorium------IN-0# "De laboratoria der Technische Hoogeschool te Bandoeng" dalam Majalah ''"Natuurwetenschappelijk tijdschrift voor Nederlandsch Indië / Koninklijke natuurkundige vereeniging in Nederlandsch Indië"'' Volume 102, No.4, 1 Juli 1946.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>{{rp|73}} Dengan menyerahnya tentara [[Hindia Belanda]] situasi keamanan menjadi kurang terkendali, karena tentara Jepang sendiri belum sepenuhnya melibatkan diri dalam menjaga ketertiban dan keamanan kota Bandung. Selanjutnya sayap barat kampus [[THS]] digunakan sebagai markas dan barak tentara Jepang.
== ''Institute of Tropical Scientific Research'' ==
Baris 36 ⟶ 32:
* '''Laboratorium Fisika dan Matematika''' yang sebelumnya bernama ''Bosscha-Laboratorium Natuurkunde'' digunakan untuk beberapa penelitian di antaranya radiasi sinar kosmik dengan intensitas perangkat Steinke.
* '''Laboratorium Penelitian Konstruksi Bangunan''' dibuka dan digunakan peneliti Belanda untuk uji coba penggunaan bambu pada konstruksi atap, jembatan kecil, dan penelitian sifat dan kekuatan beberapa jenis bambu.<ref name="Nat460701"/>
* '''Laboratorium Mekanika''' digunakan peneliti Belanda untuk uji coba jembatan lengkung beton bertulang dengan menggunakan perangkat dari [http://etcweb.princeton.edu/CampusWWW/Companion/beggs_george_erle.html George Erle Beggs]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} (deformasi diukur di bawah mikroskop).
* '''Laboratorium Mekanika Tanah''' digunakan peneliti Belanda untuk uji geser lambat terhadap sampel tanah liat dengan laju geser konstan, dan beberapa penelitian lainnya dengan peralatan yang masih tersisa.
* '''Laboratorium Kimia''' digunakan peneliti Belanda untuk memproduksi obat-obatan yang saat itu sangat sukar diperoleh, yang kemudian diselundupkan ke kamp-kamp tawanan wanita yang masih ada dokter yang berpraktik, atau dijual ke apotek besar. Produk laboratorium tersebut di antaranya [[aspirin]], yathren, [[amalgam]] dan semen untuk gigi, tambalan sementara, trikresol, leverampullen, [[kloroform]], ferrum reductum, [[mentol]], barium sulfat untuk pemeriksaan radiologi. Sebuah pabrik didirikan untuk menghasilkan larutan kaustik 10% sebagai bahan baku pembuatan sabun, dan sebuah oven listrik untuk pembuatan grafit untuk pensil.<ref name="Nat460701"/>
* '''Laboratorium Bangunan Jalan''' digunakan peneliti Belanda untuk uji coba stabilisasi tanah, serta pelaksanaan perbaikan darurat terhadap jalan aspal dengan bahan tar dari pabrik gas. Sebuah proyek disiapkan untuk produksi aspal di Kadipaten.<ref name="Nat460701"/>
* '''Laboratorium Pengairan''' yang dipimpin Ir. Soenarjo yang berada di bawah '''''Kotubu Bunsitsu''''' (Departemen PU masa pendudukan Jepang).<ref>[http://www1.pu.go.id/m/content/show/34 PU Dari Masa Ke Masa.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada periode [[TH Bandung]] laboratorium ini bernama ''Waterloopkundig Laboratorium'' milik ''Departement van Verkeer en Waterstaat'' (Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum) di bawah ''Dients van Havenwezen'' (Dinas Pelabuhan). Laboratorium tersebut terdiri dari laboratorium kecil (5 Juni 1936) terutama untuk penelitian dasar dan berafiliasi dengan [[THS]] dan laboratorium besar terutama untuk penelitian terpakai (1940).<ref>[http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=10849 Sejarah Pusair.]</ref>
* '''Laboratorium Technische Hygiene en Assaineering''' atau ''Laboratorium voor Technisch Hygine en Drinkwater Voorziening'' digunakan para peneliti Belanda untuk uji coba pembuatan roti dengan bahan tepung buatan dalam negeri (waktu itu tepung gandum masih didatangkan dari luar negeri) dan penggunaan gas metana dari pengolahan air limbah sebagai bahan bakar untuk mesin otomotif. Penelitian di bidang air minum menurun drastis, beralih ke penelitian makanan seperti produk susu, minuman, kosmetik, dan lain-lain untuk kepentingan pasar dalam negeri yang sangat dibutuhkan. Produk farmasi dan kimia yang dibuat di antaranya [[eter]] untuk [[anestesi]], gips untuk tujuan pembedahan dan rawat gigi, [[insulin]], [[adrenalin]], pengolahan keju dari susu, [[kasein]], [[asam klorida]], [[amonia]], dan [[Monosodium glutamat]].<ref name="Nat460701"/> Selanjutnya laboratorium ini ditempatkan di bawah kementerian pengajaran yang dalam pelaksanaan tugasnya bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) - BKD. Pada saat masa pendudukan Jepang berakhir dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, laboratorium tersebut berganti nama menjadi '''Laboratorium Kesehatan Teknik''' (LKT). Selanjutnya pada tahun 1964, Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik di Bandung diserahkan [[Kementerian Kesehatan Indonesia]] kepada [[Institut Teknologi Bandung]].<ref>[http://bbtklppjakarta.pppl.depkes.go.id/index.php/sejarah.ppm Sejarah BBTKL PPM Jakarta.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* '''''Laboratorium Materiaal-onderzoek''''' (Laboratorium Penelitian Bahan) yang berubah nama menjadi '''Laboratorium Zeiro Sikendya''' dan kemudian menjadi '''Laboratorium Kogio Sikendya'''.<ref>[http://www.b4t.go.id/lang/id/profil-balai/sejarah Sejarah Balai Besar Bahan dan Barang Teknik.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Mulai saat inilah, laboratorium-laboratorium tersebut sedikit demi sedikit melepaskan diri dari dunia pendidikan. Suatu konsep sinergitas antara pendidikan dan penelitian yang telah diupayakan [[TH Bandung]] dalam periode 1920-1942 berakhir secara perlahan. Ditambah lagi karena semakin berkembangnya laboratorium-laboratorium tersebut (contohnya: Laboratorium Pengairan menjadi Institut Teknik Air dan Tanah (ITAT) dan terakhir menjadi Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR) Kementerian Pekerjaan Umum), sehingga semakin sulit akhirnya untuk menyatukan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian tersebut di bawah satu atap.
Baris 49 ⟶ 45:
{{Pquote|''De autoriteiten hebben besloten de Technische Hoogeschool te Bandoeng, die in verband met den oorlog werd gesloten, op 1 April aanstaande te heropenen. Vroegere studenten kunnen na een speciaal examen opnieuw worden toegelaten."''
"Pihak penguasa (militer Jepang) telah memutuskan bahwa ''de Technische Hoogeschool te Bandoeng'', sehubungan dengan berakhirnya perang, maka pada tanggal '''1 April mendatang (1944) dibuka kembali'''. Mantan mahasiswa setelah melalui ujian khusus dapat kembali diterima.|''"Engeland's jongste generaal is 31 jaar"''<ref>{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010317016%3Ampeg21%3Ap001%3Aa0007 ''Nieuwe Tilburgsche Courant'', edisi 26 Oktober 1943, Tahun ke-65 No.14890.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>}}
'''''Bandoeng Koogyo Daigaku''''' (BKD - Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng) dibuka Pemerintah Balatentara Dai Nippon berdasarkan ''Makloemat Gunseikan'' No. 47 tertanggal 15, bulan 7 tahun ''Syoowa'' ([[Zaman Shōwa|Showa]]) 19 (2604), atau tanggal '''[[15 Juli]] [[1944]]'''. Maklumat tersebut mulai diberlakukan pada tanggal 1 bulan 4 tahun ''Syoowa'' 19 (2604), atau tanggal '''[[1 April]] [[1944]]'''.<ref name="som">Somadikarta, S. (1999). ''Tahun emas Universitas Indonesia'', Jilid 1: Dari Balai ke Universitas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).</ref>{{rp|37}}
Pasal 2 Maklumat itu menyebutkan bahwa
Sekolah Tinggi Teknik di Bandung dibagi dalam dua bagian ''(bu)'', yaitu '''''Daigaku-bu''''' (Bagian Pelajaran Tinggi)<ref name="som"/>{{rp|37}} atau '''Sekolah Tinggi Teknik'''<ref name="saka"/>{{rp|27}}, dan '''''Senmon-bu''''' (Bagian Pelajaran Istimewa)<ref name="som"/>{{rp|37}} atau '''Sekolah Menengah Teknik'''<ref name="saka"/>{{rp|27}}.
Pasal 4 menetapkan bahwa lama pendidikan untuk setiap ''bu'' adalah tiga tahun. Siswa yang diterima di ''Daigaku-bu'' adalah tamatan '''Kootoo Tyuugakkoo''' (Sekolah Menengah Tinggi), sedangkan siswa yang diterima di ''Senmon-bu'' adalah tamatan '''Tyuugakkoo''' (Sekolah Menengah Pertama).<ref name="som"/>{{rp|38}}
:''Sebagai perbandingan, Tokyo Kogyo Daigaku (
BKD mempunyai tiga bagian dengan lama studi tiga tahun yaitu:
Baris 71 ⟶ 67:
* Ir. R. M. [[Soewandi Notokoesoemo]] - lulusan [[TH Bandung]] tahun 1936<ref name="sakb"/>{{rp|168}}, mengajar Ilmu Bangunan.<ref name="saka"/>{{rp|27}}{{refn|group=note|name=wandi|Kemudian menjadi Guru Besar Ilmu Konstruksi Baja pada Universitit Negeri Gadjah Mada di Yogyakarta pada tanggal 19 September 1954.<ref>[http://books.google.co.id/books/about/Perkembangan_didalam_pemakaian_bahan_log.html?id=ZtKYYgEACAAJ&redir_esc=y Orasi Guru Besar UGM Prof. Ir. Soewandi Notokoesoemo.]</ref>}}
* [[Sutan Muchtar Abidin]], mengajar Ilmu Pasti.<ref name="saka"/>{{rp|27}}
* Ir. Soenarjo - lulusan [[TH Bandung]] bulan Juni 1940,<ref name="BN400605">{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/paper/id/ddd%3A010227184%3Ampeg21%3Ap019%3Aa0250 "Examenuitslagen Technische Hoogeschool" dalam Harian ''"Bataviaasch nieuwsblad"'' edisi 5 Juni 1940, Tahun ke-55 No.161.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Selama pendudukan Jepang, BKD berhasil meluluskan lima orang dengan gelar sarjana teknik ''(kogakusi)'' semuanya dari Bagian Sipil. Sebelum [[TH Bandung]] ditutup mereka adalah mahasiswa TH tingkat akhir.<ref name="saka"/>{{rp|27}} Catatan nama insinyur baru lulusan BKD tersebut belum ditemukan, sekadar pembanding, buku ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 2: Daftar lulusan ITB, halaman 169, dalam tahun 1945 cuma mencatat 3 orang: Irdan Idris, Nowo, dan Soebianto.<ref name="sakb"/>{{rp|169}}
Baris 91 ⟶ 85:
* {{nl}} Majalah ''"De ingenieur in Nederlandsch-Indië"'' edisi tahun 1934-1942.
* {{nl}} Majalah ''"De ingenieur in Indonesie"'' edisi tahun 1948-1957.
* {{nl}} [http://kranten.kb.nl/ http://kranten.kb.nl/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130307042439/http://kranten.kb.nl/ |date=2013-03-07 }}
== Pranala luar ==
* [http://www.itb.ac.id/ Situs resmi ITB.]
* [http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=10240654 Babad Tanah Ganesha.]
{{s-start}}
Baris 117 ⟶ 108:
[[Kategori:Pendidikan di Indonesia]]
[[Kategori:Perguruan tinggi di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah
[[Kategori:
[[Kategori:Arsitektur Indonesia]]
[[Kategori:Institut Teknologi Bandung]]
|