Bojongkokosan, Parungkuda, Sukabumi: Perbedaan antara revisi

| gambar = [[Berkas: BK5.jpg]]

| nama = Bojong KokosanBojongkokosan

| kecamatan = Parung KudaParungkuda

'''Bojong KokosanBojongkokosan''' adalah nama desa di kecamatan Parung Kuda, kabupaten [[Sukabumi]], Jawa Barat.<ref name="b">{{id}} {{cite journal

| title = Situs Museum Palagan Bojong Kokosan

| doi =

| publisher =

| accessdate = 12 Mei 2014

</ref> Desa Bojongkokosan merupakan desa pemekaran yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Desa [[Kompa, Parung Kuda, Sukabumi|Kompa]].<ref name=a>< /ref> Karena pertumbuhan penduduk yang kian meningkat, maka desa [[Kompa, Parung Kuda, Sukabumi|Kompa]] dimekarkan menjadi dua desa, yaitu desa [[Kompa, Parung Kuda, Sukabumi|Kompa]] dan desa Bojong Kokosan.<ref name="a">{{id}} {{cite journal

</ref> Desa Bojong Kokosan merupakan tempat terjadinya peristiwa Perang Konvoi atau lebih dikenal dengan [[Pertempuran Bojong Kokosan]] melawan tentara [[Inggris]] dan [[NICA]] pada tahun 1945 sampai 1946.<ref name=b>< /ref> [[Pertempuran Bojong Kokosan]] ini merupakan perang konvoi pertama (''The First Convoy Battle'') dan menjadi cikal bakal dari peristiwa [[Bandung Lautan Api]].<ref name=b>< /ref>

[[Berkas: BK1.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Suasana Pertempuran Bojong Kokosan]]

Terjadinya [[Pertempuran Bojong Kokosan]] dimulaidilatar ketikabelakangi kedatangan pasukan tentara Sekutu yang terdiri dari [[Inggris]], [[Gurkha]], dan [[NICA]] sebanyak satu batalyon berusaha masuk ke [[Sukabumi]].<ref name=c>< /ref> Kedatangan tentara sekutu ke [[Sukabumi]] dilatarbelakangi oleh tiga tujuan utama, yaitu:

# Mengambil tawanan [[Jepang]] di daerah [[Sukabumi]] dan sekitarnya.<ref name=b>< /ref>

# Memberikan bantuan ke [[Bandung]] yang pada saat itu sedang terjadi pergolakan antara pihak pemuda dengan tentara sekutu.<ref name=b>< /ref>

# Menjaga kelancaran hubungan jalan darat antara [[Bogor]]-[[Sukabumi]]-[[Cianjur]].<ref name=b>< /ref>

[[Pertempuran Bojong Kokosan|Peristiwa di Bojong Kokosan]] merupakan salah satu faktor penyebab dari peristiwa [[Bandung Lautan Api]] pada 24 Maret 1946.<ref name=b>< /ref> Hal ini disebabkan karena ditinjau dari strategi nasional, daerah jalur [[Jakarta]]-[[Bogor]]-[[Sukabumi]]-[[Bandung]] merupakan urat nadi kekuatan sekutu untuk menguasai daerah yang dilalui jalur tersebut.<ref name=b>< /ref>

Pertempuran Bojong Kokosan atau perang konvoi ini terjadi dalam dua periode.<ref name=b>< /ref> Periode pertama terjadi pada tanggal 9 sampai 12 Desember 1945.<ref name=b>< /ref> Periode kedua terjadi dari tanggal 10 sampai 14 Maret 1946.<ref name=b>< /ref> Pertempuran Bojong Kokosan berawal dari berita yang diterima prajurit [[TKR]] [[Sukabumi]] di Pos [[Cigombong]]<ref name=b>< /ref> tentang kedatangan tentara [[Inggris]], [[Gurkha]], dan [[NICA]] yang berusaha memasuki wilayah Sukabumi.<ref name=b>< /ref> Pimpinan KOMPI III saat itu, [[Kapten Murad]] dan laskar rakyat Sukabumi segera menghadang dan menduduki tempat pertahanan di pinggir [[tebing]] [[utara]] dan [[selatan]] jalan di Bojongkokosan.<ref name=b>< /ref> Penghadangan yang dilakukan oleh rakyat Sukabumi dan [[Tentara Keamanan Rakyat]] atau TKR ini menyebabkan terjadinya pertempuran sengit yang dikenal dengan nama [[Pertempuran Bojong Kokosan]].<ref name="c">{{id}} {{cite journal

</ref> Barisan pejuang yang terlibat dalam peristiwa Bojong Kokosan diperkuat oleh senjata rampasan dari tentara [[Jepang]].<ref name=b>< /ref> Selain pasukan TKR, penghadangan terhadap sekutu juga dilakukan oleh [[Laskar Rakyat Sukabumi]] seperti [[Barisan Banteng]] pimpinan Haji Toha, [[Hizbullah]] pimpinan Haji Akbar dan [[Pesindo]].<ref name=b>< /ref> Penghadangan ini terjadi sepanjang 81 kilometer.<ref name=b>< /ref> Dimulai dari daerah [[Cigombong, Bogor]] sampai dengan [[Ciranjang, Cianjur]].<ref name=b>< /ref>

[[Berkas: BK2.jpg|thumbjmpl|leftkiri|250px|Tentara Sekutu dalam Pertempuran Bojong Kokosan]]

Pertahanan pasukan sekutu diperkuat dengan puluhan [[tank]], [[panser]] wagon, dan truk berisi ribuan pasukan [[Gurkha]].<ref name=b>< /ref> Konvoi yang dilakukan pasukan sekutu berhasil masuk ke garis pertahanan TKR.<ref name=b>< /ref> Saat mendekati tebing Bojong kokosan, pasukan [[TKR]] segera melepaskan tembakan dan melakukan serangan.<ref name=b>< /ref>

Pasukan tentara sekutu yang bersenjatakan peralatan perang modern segera membombadir pertahanan pejuang dengan [[tank baja]], [[mortir]], dan [[senapan mesin]].<ref name=b>< /ref> Namun, tentara TKR berhasil meloloskan diri dari serangan sekutu setelah terjadinya hujan deras disertai [[kabut]] mengguyur kawasan Bojong Kokosan.<ref name=b>< /ref>

Pertempuran kembali terjadi di sepanjang jalan Bojongkokosan hingga perbatasan [[Cianjur]] seperti [[Ungkrak]], [[Selakopi]], [[Cikukulu]], [[Situawi]], [[Ciseureuh]] hingga [[Degung]].<ref name=b>< /ref> Perang juga meluas hingga lintasan [[Ngaweng]], [[Cimahpar]], [[Pasekon]], [[Sukaraja]], hingga [[Gekbrong]] di perbatasan [[Sukabumi]]-[[Cianjur]].<ref name=b>< /ref>

Tentara sekutu yang dalam perjalanan ke [[Bandung]] dibuat gentar oleh terjadinya penyerangan di Bojong Kokosan.<ref name=b>< /ref> Akhirnya, Komandan sekutu mengajak pemimpin TKR dan pemerintah setempat untuk berunding.<ref name=b>< /ref> Diwakili Komadan Resimen III, Letnan Kolonel [[Edi Sukardi]], akhirnya usulan gencatan senjata disetujui.<ref name=b>< /ref>

| volume =

| doi =

| publisher =

| accessdate = 12 Mei 2014

Pertempuran Bojong Kokosan telah mengakibatkan banyak korban jiwa baik dari pihak sekutu, maupun pihak TKR.<ref name=b>< /ref> Pada pertempuran periode pertama tidak satu pun prajurit [[TKR]] yang gugur.<ref name=b>< /ref> Sementara, di pihak sekutu telah mengakibatkan 50 orang meninggal dunia, 100 orang luka berat, dan 30 pasukan menyerah.<ref name=b>< /ref> Pada pertempuran periode kedua, 73 orang prajurut TKR dinyatakan meninggal dunia.<ref name=b>< /ref>

[[Pertempuran Bojong Kokosan]] membawa efek yang besar terhadap keikutsertaan tentara Sekutu di Indonesia dimata publik.<ref name=e>< /ref> Di Inggris sendiri dibahas dalam kongres parlemen dimanadi mana mayoritas publik dan parlemen menolak Inggris terlibat lebih lanjut dalam pertempuran [[Indonesia]] dengan Belanda dan menghormati keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka seperti yang terjadi dalam persitiwaperistiwa 10 November 1945 di [[Surabaya]] 1 bulan sebelumnya.<ref name=e>< /ref> Hal ini merupakan salah satu faktor yang mempersingkat kehadiran tentara Inggris di Indonesia.<ref name="e">{{id}} {{cite journal

| volume =

| doi =

| publisher =

| accessdate = 12 Mei 2014

[[Berkas: Monumen Palagan.jpg|thumbjmpl|250px|rightka|Monumen Palagan]]

Dalam rangka mengenang pertemepuranpertempuran bojong kokosan, pemerintah memabangunmembangun situs museum dan monumen Bojong Kokosan sebagai tanda pengharagaan kepada para pejuang yang telah bertempur melawan sekutu pada [[Pertempuran Bojong Kokosan]].<ref name=f>< /ref>

Pembangunan palagan perjuangan 1945 di Bojong Kokosan ini dilakukan secara swa-kelola oleh pemerintah daerah [[Jawa Barat]].<ref name=f>< /ref> Museum ini diresmikan pada 13 November 1992 oleh R. Moh. [[Yogie Suardi Memet]], [[Gubernur]] [[Jawa Barat]] yang menjabat pada tahun 1985 hingga 1993.<ref name=f>< /ref> Koleksi utama museum ini adalah [[diorama]], puing pesawat [[RAF]], [[senjata laras panjang]] [[Len Enviel|Lee Enfield]], [[senjata laras pendek]] [[VOC]], Helmethelmet pasukan sekutu dan [[TKR]], serta [[pedang]] dan [[golok]] pasukan kelaskaran rakyat.<ref name="f">{{id}} {{cite journal

</ref> [[Palagan Bojong Kokosan]] merupakan ikon kebanggaan masyarakat Bojong Kokosan, Sukabumi.<ref name=b>< /ref> Salah satu saksi hidup perjuangan Bojong Kokosan, Pak Satibi, meninggal dunia pada 26 November 2015 pukul 17:00 di rumah nya yang tak jauh dari monumen palagan perjuangan bojongkokosan. Ia adalah salah satu yang mengurus dan penjaga monumen palagan perjuangan sampai ia di panggil oleh Yang Maha Kuasa untuk menghadap Nya.

[[Kategori:Peristiwa Sejarah1945]]