Kota Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(10 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|settlement_type = Ibu kota
|translit_lang1_type = [[Jawi]] Minang
|translit_lang1_info = ڤادڠ
|nama = Kota Padang
Baris 19 ⟶ 18:
|image7=Sign Padang pagi.jpg
}}
|caption = Dari Atas, kiri ke kanan: Panorama Kota dari [[Taman Sitti Nurbaya]], [[Museum Adityawarman]],Tagline Padang Kota Tercinta di Puncak Gunung Padang, [[Pelabuhan Teluk Bayur]], [[Pantai Padang|Pantai Padang (Taplau)]], [[Lapangan Imam Bonjol|Ruang Terbuka Imam Bonjol]],
|dasar hukum = UU Nomor 9 Tahun 1956<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|tanggal = [[19 Maret]] [[1956]]<ref name="UU"/>
Baris 29 ⟶ 28:
|pushpin_map_caption = Letak Padang di [[Indonesia]]
|coordinates_region = ID
|nama_walikota = [[Andree Harmadi Algamar]] (Pj.)<ref>https://www.hariansinggalang.co.id/berita/183709/dilantik-rabu-andree-algamar-pj-walikota-padang</ref>
|
|nama sekretaris daerah = Andree Harmadi Algamar
|ketua DPRD = Syafrial Kani
Baris 66 ⟶ 63:
}}
'''Kota Padang''' adalah [[kota]] terbesar di pantai barat [[Pulau Sumatra]] sekaligus [[daftar ibu kota provinsi di Indonesia|ibu kota]] [[provinsi]] [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini adalah pintu gerbang barat Indonesia dari [[Samudra Hindia]].<ref>{{Cite news|url=https://sumbar.antaranews.com/berita/149259/padang-ingin-kembalikan-kejayaan-indonesia-sebagai-penghasil-rempah|title=Padang Ingin Kembalikan Kejayaan Indonesia sebagai Penghasil Rempah|last=Sumbar|first=Antara|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2020-06-13|date=2015-06-04|archive-date=2020-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200613120104/https://sumbar.antaranews.com/berita/149259/padang-ingin-kembalikan-kejayaan-indonesia-sebagai-penghasil-rempah|dead-url=no}}</ref> Secara [[Geografi Kota Padang|geografi]], Padang dikelilingi perbukitan yang mencapai ketinggian 1.853 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]] dengan luas wilayah 1.414,96 km², lebih dari separuhnya berupa [[hutan lindung]]. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, kota ini memiliki jumlah [[Kependudukan Kota Padang|penduduk]] sebanyak 919.145 jiwa,<ref name="BPS"/> dan pada pertengahan tahun 2023, penduduk Padang sebanyak 928.541 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=3 November 2023|format=Visual}}</ref> Padang merupakan [[kota inti]] dari pengembangan wilayah metropolitan [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]].
[[Sejarah Kota Padang]] tidak terlepas dari peranannya sebagai [[rantau|kawasan rantau Minangkabau]], yang berawal dari perkampungan nelayan di muara [[Batang Arau]] lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya [[Belanda]] di bawah bendera [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC). Hari jadi kota ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari penyerangan [[loji]] Belanda di [[Pelabuhan Muara|Muara Padang]] oleh masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]]. Semasa [[penjajahan Belanda]], kota ini menjadi pusat perdagangan [[emas]], [[teh]], [[kopi]], dan [[rempah-rempah]]. Memasuki abad ke-20, ekspor [[batu bara]] dan [[semen]] mulai dilakukan melalui [[Pelabuhan Teluk Bayur]]. Saat ini, infrastruktur Kota Padang telah dilengkapi oleh [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]] serta jalur [[kereta api]] yang terhubung dengan kota lain di [[Sumatera Barat]].
Baris 102 ⟶ 99:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ereboog bij een brug met opschrift 'Welkom te Padang' ter gelegenheid van het bezoek van Gouverneur-Generaal Van Limburg Stirum Westkust -Sumatra. TMnr 60013113.jpg|kiri|jmpl|220px|lurus|Gerbang menyambut kedatangan [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Johan Paul van Limburg Stirum]] di Padang pada Maret 1916]]
Beberapa bangsa Eropa silih berganti mengambil alih kekuasaan di Kota Padang. Pada
[[Berkas:Coat of Arms of Padang (1926).svg|ka|jmpl|220px|lurus|Lambang Kota Padang zaman Hindia Belanda, diadopsi tahun 1926.]]
Baris 113 ⟶ 110:
Berita [[kemerdekaan Indonesia]] pada 17 Agustus 1945 baru sampai ke Kota Padang sekitar akhir bulan Agustus. Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] telah masuk ke Kota Padang melalui [[Pelabuhan Teluk Bayur]], dan kemudian kota ini diduduki selama 15 bulan.<ref name="Audrey"/> Pada tanggal 9 Maret 1950, Kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia setelah sebelumnya menjadi negara bagian [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) melalui surat keputusan Presiden RIS nomor 111. Kemudian, berdasarkan Undang-undang Nomor 225 tahun 1948, Gubernur [[Sumatra Tengah]] waktu itu melalui surat keputusan nomor 65/GP-50, pada 15 Agustus 1950 menetapkan Kota Padang sebagai daerah otonom. Wilayah kota diperluas, sementara status kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Wali Kota Padang.<ref name="Mardanas"/> Pada 29 Mei 1958, [[Gubernur Sumatera Barat]] melalui Surat Keputusan Nomor 1/g/PD/1958, secara ''de facto'' memindahkan ibu kota provinsi [[Sumatera Barat]] dari Bukittinggi ke Padang. Status ini baru dikukuhkan secara ''de jure'' lewat Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1979.<ref>{{Cite web |url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/66827/pp-no-29-tahun-1979 |title=Salinan arsip |access-date=2021-11-14 |archive-date=2021-11-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211114093659/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/66827/pp-no-29-tahun-1979 |dead-url=no }}</ref>
Seiring dengan statusnya sebagai ibu kota provinsi, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 menetapkan perubahan batas-batas wilayah Kota Padang dengan memasukkan sebagian wilayah [[Kabupaten Padang Pariaman]] seperti [[Pauh, Padang|Pauh]](termasuk wilayah [[Kuranji, Padang|Kuranji]]), [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]](termasuk wilayah [[Nanggalo, Padang|Nanggalo]]), [[Lubuk Kilangan, Padang|Lubuk Kilangan]](termasuk wilayah [[Lubuk Begalung, Padang|Lubuk Begalung)]], dan [[Bungus Teluk Kabung, Padang|Bungus Teluk Kabung]].<ref>legislasi.mahkamahagung.go.id [http://legislasi.mahkamahagung.go.id/docs/PP/PP_1980_17_PERUBAHAN%20BATAS%20WILAYAH%20KOTAMADYA%20DAERAH%20TINGKAT%20II%20PADANG.pdf Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Diakses pada 27 Juli 2010.</ref> Berdasarkan [[Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional|Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional]] 2015–2019, pemerintah pusat menetapkan Kota Padang, bersama [[Kabupaten Padang Pariaman]] dan [[Kota Pariaman]] untuk pengembangan wilayah metropolitan [[Palapa (wilayah metropolitan)|Palapa]] (
[[Berkas:Padang panorama.jpg|pus|800px|jmpl|Panorama Kota Padang di sehiliran [[Batang Arau]] pada [[abad ke-19]].]]
Baris 276 ⟶ 273:
[[Berkas:Keuskupan Padang oleh Denas.jpg|jmpl|220px|ka|[[Keuskupan Padang]].]]
[[Berkas:Klenteng See Hin Kiong.jpg|jmpl|ka|220px|Klenteng See Hin Kiong, Padang]]
[[Berkas:Masjid_Raya_Sumbar_Juli_2021.jpg|jmpl|ka|[[Masjid Raya Sumatera Barat]]]]
Mayoritas penduduk Kota Padang memeluk agama [[Islam]]. Kebanyakan pemeluknya adalah orang Minangkabau. Agama lain yang dianut di kota ini adalah [[Kekristenan|Kristen]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Agama Khonghucu|Khonghucu]], yang kebanyakan dianut oleh penduduk bukan dari suku Minangkabau. Beragam tempat peribadatan juga dijumpai di kota ini. Selain didominasi oleh [[masjid]], [[gereja]] dan [[klenteng]] juga terdapat di Kota Padang.
Data [[Kementerian Dalam Negeri]] pertengahan tahun 2023 mencatat, 96,82% penduduk kota Padang menganut agama [[Islam]]. Selebihnya menganut agama [[Kristen]] sebanyak 2,85% dengan rincian [[Protestan]] sebanyak 1,53% dan [[Katolik]] sebanyak 1,32%. Penduduk yang menganut agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 0,32%, dan selebihnya 0,01% termasuk agama [[Hindu]], [[Konghucu]], dan agama kepercayaan.<ref name="DUKCAPIL"/>
Baris 639 ⟶ 636:
[[Kategori:Kota di Sumatera Barat|Padang]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Padang]]
[[Kategori:Kota Pusaka di Indonesia]]
|