Grebeg: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(24 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox recurring event|image=Grebeg Maulud of Keraton Surakarta.jpg|image_upright=|image_alt=|caption=Perayaan Grebeg Maulud/[[Sekaten]] di [[Keraton Surakarta Hadiningrat]]|status=|genre=Ritual budaya|date={{unbulleted list|
[[File:Gunungan kakung (male) during Garebeg Mulud Dec 2015 Karaton Surakarta Pj DSC 1879s.jpg|thumb|Gunungan kakung/jaler (lelaki) pada Garebeg Mulud 24 Desember 2015 oleh Karaton Surakarta Hadiningrat.]]
* [[Maulid Nabi Muhammad|12 Rabiulawal]]
[[File:Gunungan estri (female) during Garebeg Mulud Dec 2015 Karaton Surakarta Pj DSC 1883.jpg|thumb|Gunungan estri (perempuan) pada Garebeg Mulud 24 Desember 2015 oleh Karaton Surakarta Hadiningrat.]]
* [[Idulfitri|1 Syawal]]
* [[Iduladha|10 Zulhijah]]
}}|begins=Abad ke-16 M|ends=|frequency=3 kali dalam setahun|venue=|location={{unbulleted list
|[[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]]
|[[Keraton Surakarta Hadiningrat]]
|[[Kesultanan Kasepuhan]]
|[[Kabupaten Demak]]
}}|coordinates=|country=Indonesia|years_active=|last=|prev=|next=|participants=|attendance=|capacity=|area=|budget=|activity=[[Pawai]] [[gunungan]]|leader_name=|patron=|filing=|people=|sponsor=<!-- | or sponsors = -->|current=|footnotes=|native_name=ꦒꦉꦧꦼꦒ꧀|native_name_lang=jv}}
 
'''Garebeg''' atau '''grebegGrebeg''' adalah upacaraperayaan berkalarutin yang diadakan masyarakat [[suku Jawa|Jawa]] untuk memperingati suatu peristiwa penting. GarebegPerayaan yang paling populer adalah yangutamanya diadakan oleh [[KaratonKasunanan Surakarta|Keraton Surakarta Hadiningrat]] dan [[KaratonKesultanan Yogyakarta|Keraton Yogyakarta Hadiningrat]], yang diadakan untuk memperingati [[Maulid Nabi Muhammad]]. GarebegGrebeg inimenjadi merupakanacara puncakterakhir sekaligus mengakhiridalam perayaan tahunan [[Sekaten]]. Grebeg juga dilakukan oleh pemerintahan lokal dan masyarakat pedesaan. Tujuan perayaan Grebeg adalah sebagai ucapan syukur terhadap kemakmuran yang diberikan kepada masyarakat. Ini dilambangkan dengan mempersembahkan [[gunungan]] secara berpasangan. Gunungan ini tersusun dari hasil bumi yang dirangkai pada kerangka berbentuk menggunung dan kemudian dibawa berkeliling. Setelahnya, masyarakat akan berebut isi dari Gunungan.<ref>{{Cite book|last=Soelarto|first=Bambang|date=1993|url=|title=Garebeg di Kasultanan Yogyakarta|location=Yogyakarta|publisher=Kanisius|isbn=979-413-830-4|pages=|url-status=live}}</ref> Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta melakukan Grebeg secara turun-temurun. Grebeg dijadikan sebagai wisata budaya bagi para turis lokal maupun mancanegara.{{Sfn|Brata|2009|p=60}}
 
== Pelaksanaan ==
Garebeg kraton lainnya adalah Garebeg Sura (1 Muharram), Garebeg Sawal (memperingati Idulfitri), dan Garebeg Besar (memperingati Iduladha).
Keraton Surakarta<ref>{{Cite web |url=https://news.detik.com/berita/d-3296928/grebeg-besar-keraton-surakarta-tetap-ramai-meski-digelar-tak-di-hari-libur |title=Salinan arsip |access-date=2022-07-11 |archive-date=2020-11-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201113005343/https://news.detik.com/berita/d-3296928/grebeg-besar-keraton-surakarta-tetap-ramai-meski-digelar-tak-di-hari-libur |dead-url=no }}</ref> dan Yogyakarta menyelenggarakan Grebeg sebanyak tiga kali dalam setahun. Ketiganya yaitu Grebeg Syawal, Grebeg Maulud, dan Grebeg Besar. Grebeg Syawal dilakukan pada awal bulan [[Syawal]] untuk memperingati berakhirnya puasa pada bulan [[Ramadan]]. Grebeg Maulud dilaksanakan untuk memperingati [[Maulid Nabi Muhammad]]. Grebeg Besar dilaksanakan untuk memperingati bulan [[Zulhijah]]. Grebeg dianggap sebagai lambang kedermawanan dan perlindungan Sultan Yogyakarta terhadap masyarakatnya. Persembahan yang diberikan berupa gunungan yang dibawa berkeliling dengan 10 pasukan yang mengawalnya.{{Sfn|Hasan|2013|p=162}} Grebeg di Keraton Yogyakarta diadakan dengan mengenakan pakaian dengan bentuk menyerupai pasukan kerajaan. Selain itu, anggota keluarga dan para [[abdi dalem]] Keraton mengenakan [[Surjan|pakaian adat Yogyakarta]].{{Sfn|Hasan|2013|p=164}}
 
Penyelnggaraan Grebeg di Keraton Surakarta dilakukan oleh para keturunan [[Sunan Kalijaga]]. Mereka akan berkumpul di Kadilangu Demak untuk mempersiapkan acara Grebeg. Sesajen untuk Grebeg dipersiapkan sejak tanggal 9 Zulhijah oleh utusan Keraton Surakarta yang dipimpin oleh putra mahkota. Penyerahannya dilakukan dengan menggunakan [[Bahasa Jawa]] [[Kata krama inggil|krama inggil]].{{Sfn|Purwadi|2012|p=67}}
Upacara garebeg tidak saja diadakan oleh pihak keraton, tetapi juga oleh pihak-pihak lain, seperti pemerintahan lokal, desa, atau instansi.
 
== Persembahan ==
Dalam upacara ini, pihak penyelenggara merayakan kemakmuran yang diberikan kepada masyarakat dengan mempersembahkan [[gunungan]], biasanya berpasangan dan masing-masing disebut gunungan jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan). Gunungan ini tersusun dari hasil bumi yang dirangkai pada kerangka berbentuk menggunung. Setelah diarak, hasil bumi diperebutkan oleh massa yang sudah menunggu kesempatan.
Dalam Grebeg di Keraton Yogyakarta, persembahan utamanya adalah gunungan yang terdiri dari enam macam. Satu gunungan diberikan ke [[Pura Pakualaman]] dan lima gunungan dibawa ke [[Masjid Kauman Semarang|Masjid Besar Kauman]] untuk diperebutkan oleh warga.{{Sfn|Brata|2009|p=62}} Gunungan Grebeg merupakan hadiah dari sultan yogyakarta kepada orang-orang yang datang ke Keraton Yogyakarta agar dimakan bersama. Masyarakat Jawa meyakini adanya berkah sultan dalam gunungan grebeg.{{Sfn|Brata|2009|p=67}}
 
Keraton Surakarta juga mempersembahkan gunungan dalam perayaan Grebeg, Gunungan ini berawal dari dakwah [[Wali Songo]] di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang berlandaskan pada [[Al-Qur'an]] [[surah An-Nahl]] ayat 16. Salah satu metode dakwah yang digunakan adalah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan masyarakat termausk kesenian dan budayanya.{{Sfn|Adib dan Suddhono|2018|p=291-292}} Gunungan Grebeg dianggap sebagai bentuk kedermawanan dan berkah raja kepada masyarakatnya sekaligus sebagai media dakwah Islam. Makna yang dimilikinya adalah kesederhanaan, kesatuan, keseimbangan, dan keselarasan. Jumlah gunungan yang diperebutkan antar tujuh hingga dua belas pasang.{{Sfn|Adib dan Suddhono|2018|p=292}}
{{budaya-stub}}
 
== Pemaknaan ==
Tradisi Grebeg dimaknai sebagai bagian dari [[dakwah]] Islam yang mengandung nilai-nilai pelestarian lingkungan. Konsep keselarasan lingkungan di dalamnya merupakan warisan dari Sunan Kalijaga, sehingga ziarah ke makamnya menjadi salah satu bagian dari acara Grebeg. Masyarakat Jawa juga melakukan Grebeg sebagai kesadaran tentang alam semesta dalam pandangan Islam dan identitas bangsa.{{Sfn|Purwadi|2012|p=75}}
 
== Lihat pula ==
 
* [[Grebeg Besar Demak]], upacara grebeg yang diselenggarakan di [[Kabupaten Demak]]
* [[Grebeg Sudiro]], upacara grebeg yang diselenggarakan oleh komunitas [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]] di [[Kota Surakarta]]
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Air suci liyangan.jpg|Pengambilan air suci, salah satu prosesi Grebeg Liyangan
</gallery>
 
== Referensi ==
<references />
 
== Daftar pustaka ==
 
* {{cite journal|last=Adib, A., dan Suddhono, K.|first=|date=2018|title=Paradigma Budaya Islam-Jawa dalam Gerebeg Maulud Keraton Surakarta|url=http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alqalam/article/download/1081/1188|journal=Alqalam|volume=35|issue=2|pages=271–296|doi=10.32678/alqalam.v35i2.1081|issn=2620-598X|ref={{sfnref|Adib dan Suddhono|2018}}|url-status=live|access-date=2020-09-30|archive-date=2021-09-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210916192302/http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alqalam/article/download/1081/1188|dead-url=no}}
* {{cite journal|last=Brata|first=Nugroho Trisnu|date=Desember 2009|title=Religi Jawa dan Remaking Tradisi Grebeg Kraton, Sebuah Kajian Antropologi|url=http://training.um.ac.id/ojs/index.php/sejarah-dan-budaya/article/download/4709/1097|journal=Sejarah dan Budaya|volume=2|issue=2|pages=59–68|doi=|issn=|ref={{sfnref|Brata|2009}}|url-status=live|access-date=2020-09-30|archive-date=2020-07-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200726100416/http://training.um.ac.id/ojs/index.php/sejarah-dan-budaya/article/download/4709/1097|dead-url=yes}}
* {{cite journal|last=Hasan|first=Renta Vulkanita|date=2013|title=Grebeg Maulud dalam Representasi Busana dan Motif Batik di Keraton Yogyakarta|url=|journal=Corak|volume=1|issue=2|pages=161–166|doi=10.24821/corak.v1i2.2321|issn=2685-4708|ref={{sfnref|Hasan|2013}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Purwadi|first=|date=2012|title=Kesadaran Lingkungan dan Upacara Grebeg di Makam Sunan Kalijaga|url=http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/view/49/24|journal=Ibda': Jurnal Kebudayaan Islam|volume=10|issue=1|pages=65–76|doi=|issn=|ref={{sfnref|Purwadi|2012}}|url-status=live|access-date=2020-09-30|archive-date=2020-02-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20200216213250/http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/view/49/24|dead-url=yes}}
 
{{budaya-stub}}
[[Kategori:Upacara]]
<!--[[Kategori:KratonKota Surakarta]]
[[Kategori:Kraton Yogyakarta]]
-->