Kaukasus Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 12:
Kerajaan-kerajaan kuno Kaukasus Selatan mencakup [[Kerajaan Armenia|Armenia]], [[Albania Kaukasia|Albania]], dan [[Kerajaan Iberia|Iberia]]. Kerajaan-kerajaan ini nantinya digabungkan dengan berbagai kekaisaran Iran, seperti [[Kekaisaran Akhemeniyah]], [[Kekaisaran Parthia]], dan [[Kekaisaran Sasaniyah]], yang memperkenalkan [[Zoroastrianisme]] sebagai agama dominan di wilayah tersebut. Namun, setelah bangkitnya [[Agama Kristen]] dan pergantian agama kerajaan-kerajaan Kaukasus ke agama Kristen Timur, Zoroastrianisme kehilangan dominansinya dan hanya selamat berkat kekuatan dan pengaruh Persia dalam wilayah tersebut. Karenanya, Kaukasus Selatan menjadi ajang keagamaan beserta militer yang menyebabkan [[Perang Romawi-Persia|berbagai macam konflik]] kekaisaran-kekaisaran Persia selanjutnya (nantinya kesultanan-kesultanan yang dipimpin umat Muslim) di satu sisi dan Kekaisaran Romawi (nantinya Kekaisaran Bizantin yang menganut Kristen Ortodoks) di sisi lainnya.
 
Pada pertengahan abad ke-8, dengan jatuhnya kota [[Derbent]] ke tangan [[Kekhalifahan Umayyah]] saat [[Perang Arab-KhazarArab–Khazar]], sebagian besar Kaukasus Selatan menjadi bagian kekhalifahan dan [[Islam]] menyebar ke sepenjuru wilayah.<ref>{{cite book|title=The Ghost of Freedom: A History of the Caucasus|last=King|first=Charles|authorlink=|author2=|year=2008|publisher=Oxford University Press|location=|isbn=0199884323|page=65|pages=|url=http://books.google.com/books?id=m2A_W46eQhsC&pg=PA65}}</ref> Kemudian, [[Kerajaan Georgia]] yang menganut [[Gereja Ortodoks]] menguasai sebagian besar Kaukasus Selatan. Wilayah Kaukasus Selatan kemudian ditaklukkan oleh dinasti-dinasti [[Kesultanan Seljuk Raya|Seljuk]], [[Kekaisaran Mongolia|Mongolia]], [[Bangsa Turki|Turki]], [[Dinasti Safawiyah|Safawiyah]], [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], Afshariyah, dan [[Dinasti Qajar|Qajar]].
 
Setelah dua perang pada awal abad ke-19, [[Kekaisaran Rusia]] dapat merebut Kaukasus Selatan dari para Qajar yang menyebabkan putusnya ikatan bersejarah wilayah tersebut dengan Iran.<ref>[http://www.iranicaonline.org/articles/caucasus-index "Caucasus and Iran" in Encyclopaedia Iranica, Multiple Authors]</ref> Pada tahun 1801, daerah yang sekarang menjadi negara [[Georgia]] secara resmi digabungkan dengan Rusia. Setelah [[Perang Rusia-Turki (1877–1878)|Perang Rusia-Turki tahun 1877-1878]], Rusia menguasai Kars, Ardahan, [[Ağrı]], dan [[Batumi]] dari Utsmaniyah dan membentuk provinsi multietnis Oblast Kars sebagai wilayah paling barat daya dari Kekaisaran Rusia dalam Kaukasus Selatan dan timur jauh Anatolia Timur. Oblast ini mencakup komunitas [[Bangsa Turki|Turki]], [[Bangsa Armenia|Armenia]], Yunani Kaukasus, [[Bangsa Rusia|Rusia]], Georgia, dan lain-lain. Setelah [[Revolusi Rusia]] pada tahun 1918 yang menyebabkan jatuhnya Kekaisaran Rusia, Oblast Kars dihapus dan beberapa kota-kotanya diserahkan kembali kepada negara penerus Utsmaniyah, [[Turki]], sementara wilayah Kaukasus Selatan dicoba untuk disatukan dua kali, pertama sebagai [[Republik Federatif Demokratik Transkaukasus]] dari 9 April 1918 hingga 26 Mei 1918 dan kedua sebagai [[Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia]] dari 12 Maret 1922 hingga 5 Desember 1936. Tidak bisanya para pemimpin tiga republik bagian federasi untuk mencapai persetujuan bersama menggagalkan rencana untuk menyatukan Kaukasus Selatan, sehingga kemudian, Kaukasus Selatan, sebagai bagian dari [[Uni Soviet]], terpecah menjadi tiga republik Soviet: [[Republik Sosialis Soviet Armenia]], [[Republik Sosialis Soviet Azerbaijan]], dan [[Republik Sosialis Soviet Georgia]].