Perempuan Tanah Jahanam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan pemilihan kata dan alur
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler mengosongkan halaman [ * ]
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(72 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox film
| name = Perempuan Tanah Jahanam
| image = PTJ (2019).jpg
| alt =
| caption = Film poster
| native_name = ''Impetigore''
| director = [[Joko Anwar]]
| producer = {{plainlistPlainlist|
* [[Shanty Harmayn]]
* Tia Hasibuan
* Aoura Lovenson Chandra
* Ben Soebiakto
}}
| writer = Joko Anwar
| narrator =
| starring = {{plainlist|
* [[Tara Basro]]
Baris 14 ⟶ 18:
* [[Christine Hakim]]
* [[Asmara Abigail]]
* [[Ario Bayu]]}}
* [[Faradina Mufti]]
| music = [[Aghi Narottama]]</br>[[Bemby Gusti]]</br>[[Tony Merle]]</br>[[Rahayu Supanggah]]
}}
| maintheme =
| openthememusic = {{plainlist|
* [[Aghi Narottama]]
| endtheme =
* Bemby Gusti
* Tony Merle
* [[Rahayu Supanggah]]
}}
| cinematography = [[Ical Tanjung]]
| editing = Dinda Amanda
| studio = {{Plainlist|
| studio         = [[Rapi Films]]<br>[[Base Entertainment]]<br>Logika Fantasi <br>Ivanhoe Pictures
| distributor   =* [[CJBASE Entertainment]]
* [[Rapi Films]]
* [[CJ Entertainment]]
* Ivanhoe Pictures
}}
| distributor = {{plainlist|
* [[GoPlay]]
* [[Netflix]]
* [[Shudder]]
*[[Google TV]]
}}
| released = {{filmdate|2019|10|17|Indonesia|2020|01|26|Amerika Serikat|2020|02|06|Malaysia}}
| runtime = 107 menit
| film of location =
| country = {{bendera|Indonesia}}
| runtime       = 106 menit
| countrylanguage       = {{bendera[[Bahasa Indonesia|Indonesia}}]]<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]]
| budget =
| language       = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]]
| gross = Rp60 miliar (perkiraan)
| budget         =
| gross = Rp60 juta (perkiraan)
| network =
| preceded by =
| followed by =
| awards =
}}
'''''Perempuan Tanah Jahanam''''' (judul internasional: '''''Impetigore''''') adalah [[film horor|film hantu]] & [[Jagal]] [[Indonesia]] yang dirilis pada [[17 Oktober]] [[2019]] disutradarai dan ditulis oleh [[Joko Anwar]].
 
== Plot ==
'''''Perempuan Tanah Jahanam''''' (sebelumnya berjudul '''''Impetigore''''') adalah [[film horor|film hantu]] [[thriller]] [[Indonesia]] yang dirilis pada [[17 Oktober]] [[2019]] disutradarai dan ditulis oleh [[Joko Anwar]].
 
{{Long plot|date=February 2024}}
Maya dan Dini adalah dua sahabat karib yang sama sama bekerja sebagai petugas tol. Suatu malam, Maya bercerita kepada Dini melalui telfon tentang seorang pengemudi misterius yang selalu melintas setiap malam dengan tatapan tajam yang tentu saja membuat Maya takut. Ditengah percakapan, pengemudi misterius yang mereka bicarakan kembali melintasi tol dan mengamati Maya.
Maya dan Dini adalah dua sahabat karib yang bekerja sebagai kasir [[gerbang tol]]. Pada suatu malam saat bertugas, Maya bercerita kepada Dini melalui [[telepon seluler]] tentang seorang pengemudi misterius yang selalu melintas setiap malam dengan tatapan tajam yang tentu saja membuat Maya takut. Di tengah percakapan, pengemudi misterius yang mereka bicarakan kembali melintasi gerbang tol dan mengamati Maya. Maya yang merasa ada sesuatu yang tidak beres kemudian memberitahu Dini. Setelah melintas, pengemudi itu berhenti di tepi jalan untuk kembali ke pos Maya dengan beberapa pertanyaan. Sesaat setelahnya, pengemudi itu kembali ke mobil mengambil sebilah [[golok]] dan berusaha menyerang Maya. Histeris, Maya berupaya melarikan diri ke luar pos. Pengemudi itu berhasil melukai Maya di bagian paha dengan golok, sebelum akhirnya [[polisi]] menembaknya tepat di kepala hingga tewas.
 
Tiga bulan kemudian, Maya dan Dini akhirnya berhenti bekerja sebagai kasir jalan tol dan memilih berjualan pakaian di los pasar yang ternyata sepi pembeli. Menghadapi kesulitan keuangan, Maya akhirnya berpikir untuk mencari keluarganya di Desa Harjosari, desa asal kedua orangtuanya, dengan harapan dapat menemukan peninggalan berharga orang tuanya yang bisa dijadikan uang. Ketika Maya sedang [[buang air kecil]] di toilet pasar, ia mendapati secarik kertas bertuliskan aksara Jawa kuno yang muncul dari luka sayatan golok malam itu. Maya kemudian memotret kertas itu, tiba-tiba Dini menghampirinya lalu tanpa disengaja kertas tersebut masuk ke toilet dikarenakan Maya terkejut dengan kehadiran Dini yang tiba-tiba.
Sesaat setelahnya, pengemudi itu kembali ke mobil mengambil sebilah golok dan berusaha menyerang Maya. Histeris, Maya berupaya melarikan diri ke luar pos. Pengemudi itu berhasil melukai Maya di bagian paha dengan golok, sebelum akhirnya polisi menembak matinya.
 
Maya dan Dini memulai perjalanan mereka ke Desa Harjosari di pedalaman Banyuwangi, Jawa Timur, menempuh perjalanan menggunakan bus menuju terminal kawasan itu. Dalam perjalanan, Maya berkenalan dengan seorang dosen sastra bahasa Rusia yang ternyata tahu hal-hal gaib. Melalui pria itu, Maya akhirnya mengetahui kertas yang di dalam kulit pahanya itu merupakan [[jimat]] pelindung dari makhluk halus yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno. Menurutnya, jimat itu dibuat oleh orang yang sangat jahat (penganut ilmu hitam). Kemudian Maya dikejutkan oleh penampakan 3 gadis kecil di pinggir jalan saat bus yang dia tumpangi melintasi sepinya hutan pada tengah malam.
3 Bulan kemudian, Maya dan Dini akhirnya berhenti bekerja sebagai petugas tol dan memilih berjualan pakaian di Los Pasar yang ternyata sepi pembeli. Menghadapi kesulitan keuangan, Maya akhirnya berpikir untuk mencari keluarganya di Desa Harjosari, dengan harapan dapat menemukan peninggalan berharga orang tuanya yang bisa dijadikan uang.
 
Setibanya di terminal, Maya mengalami kesulitan sebab tidak banyak orang yang mengetahui tentang Desa Harjosari. Beruntung ada seorang penarik delman yang bersedia mengantar mereka walau harus membayar mahal. Setibanya di sana, mereka disambut tatapan dingin warga sekitar. Maya kemudian minta diturunkan di rumah [[kepala desa]] Harjosari, Ki Saptadi yang sekaligus seorang dalang terkenal.
Ketika Maya sedang buang air kecil di toilet pasar, ia mendapati secarik kertas yang muncul dari luka sayatan golok malam itu. Maya kemudian memotret kertas itu lalu membuangnya ke toilet.
 
Setibanya di rumah itu, Maya dan Dini tidak dapat bertemu dengan Ki Saptadi melainkan hanya bertemu seorang wanita tua bernama Nyi Misni (ibu dari Ki Saptadi). Untuk menghindari kecurigaan, Maya mengaku sebagai mahasiswi yang sedang melakukan penelitian kesenian, khususnya profesi dalang [[wayang kulit]]. Nyi Misni mengatakan bahwa Ki Saptadi sedang tidak ada di rumah, dia sering bepergian ke desa lain untuk melakukan pekerjaan lain, yaitu sebagai dalang wayang kulit.
Tiba saatnya Maya dan Dini memulai perjalanan mereka ke desa Harjosari, menempuh perjalanan transit di terminal kawasan itu. Dalam perjalanan, Maya berkenalan dengan seorang dosen Sastra bahasa Rusia, yang ternyata juga tahu hal-hal gaib. Melalui pria itu, Maya akhirnya mengetahui kertas yang di dalam kulitnya itu merupakan jimat pelindung dari makhluk halus yang ditulis dalam bahasa jawa kuno. Menurutnya, jimat itu dibuat oleh orang yang sangat 'Jahat' (penganut ilmu hitam). Di sepanjang jalan Maya dikejutkan oleh 3 gadis kecil yang terus menerus muncul.
 
Mereka kemudian menginap di rumah peninggalan orang tua Maya yang sangat besar. Saat malam, Maya sering mendengar suara berisik tak berwujud yang membuatnya tak nyaman. Dalam kurun waktu dua hari, mereka menyaksikan hal yang tak wajar di desa itu. Setiap hari, warga memakamkan bayi yang meninggal setelah dilahirkan.
Setibanya di terminal, Maya mengalami kesulitan sebab tidak banyak penarik delman yang mengetahui Desa Harjosari. Beruntung ada salah satu penarik delman yang bersedia mengantar mereka walau harus membayar mahal. Setibanya di sana, mereka disambut tatapan dingin warga sekitar. Maya kemudian meminta diturunkan di rumah kepala desa Harjosari, Ki Saptadi yang sekaligus seorang Dalang terkenal
 
Maya dan Dini memberanikan diri untuk mendatangi kerumunan warga tersebut dan bertemu langsung dengan Ki Saptadi. Ki Saptadi dan warga lain mulai curiga. Saat Maya keluar untuk mencari makan, Dini didatangi oleh dua orang warga suruhan Ki Saptadi dan bercerita kalau rumah tua ini punya pewaris tunggal, anak perempuan bernama Rahayu. Saat itu juga, Dini mengaku bahwa dirinya adalah Rahayu sang pewaris rumah tua ini. Dini kemudian dijebak dua orang itu dan dibawa ke hutan. Dini akhirnya dibawa ke tempat ritual ilmu hitam dan digantung terbalik untuk dijadikan tumbal, saat Ki Saptadi dan Nyi Misni sudah berada di sana. Dini dibunuh dengan cara digorok menggunakan golok lalu dikuliti oleh Nyi Misni untuk kemudian kulitnya dijadikan wayang kulit.
Setibanya di rumah itu, Maya dan Dini tidak dapat bertemu dengan Ki Saptadi melainkan hanya bertemu seorang wanita tua bernama Nyi Misni (ibu dari Ki Saptadi). Untuk menghindari kecurigaan, Maya mengaku sebagai mahasiswi yang sedang melakukan penelitian kesenian, khususnya profesi dalang wayang kulit. Saptadi sering bepergian ke desa lain untuk melakukan pekerjaan lain, yaitu sebagai dalang wayang kulit.
 
Maya berusaha mencari informasi dari warga sekitar, salah satunya pada Ratih, wanita pemilik warung makan. Ia menjelaskan bahwa rumah tua itu dulunya dihuni oleh pria bernama Donowongso, juragan sekaligus dalang yang melakukan perjanjian dengan iblis agar anaknya yang lahir tanpa kulit bisa sembuh. Sejak itu, seluruh bayi yang lahir di Desa Harjosari terlahir tanpa kulit. Namun, ada seseorang yang dibiarkan hidup dengan kondisi mengenaskan tanpa kulit bernama Tole, dan saat ini hidup sebatang kara di sebuah pondok di tengah hutan dengan kondisi memprihatinkan penuh penderitaan. Ratih juga bercerita bahwa Donowongso menjadi [[gila]] saat sedang mengadakan pagelaran wayang, karena saat mendalang ia membantai pemain wayang lain serta istrinya yang juga sedang menyinden saat itu dengan golok. Kemudian ia menyayat lehernya sendiri menggunakan golok yang sama.
Mereka kemudian menginap di rumah peninggalan orang tua Maya yang sangat besar. Saat malam, Maya sering mendengar suara bising tak berwujud yang membuatnya tak nyaman. Dalam kurun waktu dua hari, mereka menyaksikan hal yang tak wajar di desa itu. Setiap hari, warga memakamkan bayi yang meninggal setelah dilahirkan.
 
Merasa putus asa dalam usahanya mencari sahabatnya, Maya dituntun seorang gadis kecil untuk ikut menyaksikan proses persalinan salah satu warga dengan cara sembunyi-sembunyi. Di balik lubang dinding, Maya menyaksikan bayi itu terlahir tanpa kulit. Bayi malang itu kemudian ditenggelamkan Ki Saptadi ke dalam baskom berisi air hingga tewas.
Maya dan Dini memberanikan diri untuk mendatangi kerumunan warga tersebut dan bertemu langsung dengan Ki Saptadi. Ki Saptadi dan warga lain mulai curiga. Saat Maya keluar untuk mencari makan, Dini didatangi oleh dua orang warga suruhan Ki Saptadi dan bercerita kalau rumah tua ini punya pewaris tunggal, anak perempuan bernama Rahayu. Saat itu juga, Dini mengaku bahwa dirinya adalah Rahayu sang pewaris rumah tua ini. Dini kemudian dijebak dua orang itu dan dibawa ke hutan. Dini akhirnya dibawa ke tempat penyembelihan, di mana sudah ada Ki Saptadi dan Nyi Misni. Dini dibunuh lalu dikuliti oleh Nyi Misni untuk kemudian kulitnya dijadikan Wayang Kulit.
 
Tanpa sengaja Maya menimbulkan suara yang membuatnya hampir tertangkap. Ratih langsung menutup mulut Maya yang panik dan membawanya bersembunyi ke rumahnya. Ternyata Ratih sudah tahu bahwa Maya adalah kutukan yang dicari-cari segenap warga Desa Harjosari selama ini. Ratih meminta Maya tidak perlu takut padanya karena dia berbeda dengan mereka. Menurutnya, membunuh Maya hanya akan memunculkan kutukan baru. Maya sangat terkejut saat mengetahui bahwa Ratih adalah istri pengemudi misterius yang terbunuh 3 bulan lalu saat ia masih bertugas sebagai kasir di gerbang tol. Saat mendengar ada dua warga mendekati rumah Ratih, Maya kemudian bersembunyi di bawah meja makan. Dari mereka, Maya mengetahui bahwa Dini telah dibunuh dan kulitnya dijadikan wayang kulit. Mereka telah membunuh orang yang salah, sehingga kutukan belum hilang dari desa itu. Salah satu warga kemudian berupaya memperkosa Ratih. Ratih mengancam dengan menyayat pahanya dan menodongkan pisau ke lehernya sendiri dan mengancam bunuh diri. Mereka pun pergi meninggalkan rumah Ratih. Lalu Ratih meminta telepon seluler untuk menghubungi penarik delman untuk membantu Maya pergi dari desa.
Maya berusaha mencari informasi dari warga sekitar, salah satunya pada Ratih, wanita pemilik warung makan. Ia menjelaskan bahwa rumah tua itu dulunya dihuni oleh Pria bernama Donowongso, juragan sekaligus dalang yang melakukan perjanjian dengan iblis agar anaknya yang lahir tanpa kulit bisa sembuh. Sejak itu, seluruh bayi yang lahir di desa terlahir tanpa kulit. Namun ada seseorang yang dibiarkan hidup dengan kondisi mengenaskan tanpa kulit, dan saat ini hidup sebatang kara di sebuah pondok di tengah hutan. Donowongso yang menjadi gila kemudian membantai pemain wayang lain serta istrinya, Nyai Shinta dengan golok yang sudah ia persiapkan sejak lama. Ki Saptadi yang datang saat itu, kemudian membunuh Donowongso dengan menyayat lehernya menggunakan golok yang sama.
 
Di tengah hutan saat berupaya kabur, Maya kemudian meminta maaf kepada Ratih, dan menceritakan bahwa suami Ratih telah tewas ditembak polisi karena berusaha membunuhnya. Ratih yang syok kemudian meninggalkan Maya.
Merasa putus asa dalam usahanya mencari sahabatnya, Maya akhirnya ikut menyaksikan proses persalinan salah satu warga dengan cara sembunyi sembunyi. Di balik lubang dinding, Maya menyaksikan bayi itu terlahir tanpa kulit. Bayi malang itu kemudian ditenggelamkan ke dalam baskom berisi air hingga tewas atas perintah Ki Saptadi.
 
Setibanya di Desa Harjosari, si penarik delman merasa ada yang tidak beres dengan gelagat polisi yang rupanya bersekongkol dengan warga desa untuk membunuh Maya. Ia pun berusaha melawan, tetapi malah ditembak mati oleh si polisi yang ternyata adalah warga asli Desa Harjosari yang juga memang sedang mengejar Maya. Maya yang putus asa takkan bisa keluar dari desa hidup-hidup karena tak ada lagi Ratih yang bisa membantunya, akhirnya berhasil meloloskan diri ke jalan raya.
Tanpa sengaja Maya menimbulkan suara yang membuatnya hampir tertangkap. Ratih langsung menutup mulut Maya yang panik dan membawanya bersembunyi ke rumahnya. Ternyata Ratih sudah tahu bahwa Maya adalah 'Anak Terkutuk' yang dicari-cari. Ratih meminta Maya tidak perlu takut padanya karena dia berbeda dengan 'mereka'. Menurutnya, membunuh Maya hanya akan memunculkan kutukan baru. Maya sangat terkejut saat mengetahui bahwa Ratih adalah istri pengemudi misterius yang terbunuh 3 bulan lalu. Saat mendengar warga mendekati rumah Ratih, Maya kemudian bersembunyi di bawah meja makan. Dari mereka, Maya mengetahui bahwa Dini telah tewas terbunuh dan kulitnya dijadikan wayang kulit. Mereka telah membunuh orang yang salah, itulah mengapa kutukan belum hilang dari desa itu. Naas, salah satu warga kemudian berupaya memperkosa Ratih. Ratih mengancam dengan menyayat pahanya dan menodongkan pisaunya, mengancam bunuh diri. Merekapun pergi meninggalkan rumah.
 
Di sana, Maya ditolong seorang supir [[mobil pikap]]. Namun, ia mengalami kecelakaan setelah supir diganggu salah satu hantu gadis kecil. Salah seorang hantu gadis kecil kemudian merasuki tubuh Maya dan memperlihatkan seluruh kejadian sebenarnya di masa lampau. Hantu gadis kecil kemudian memberitahu Maya cara mengakhiri kutukan tersebut.
Di tengah hutan saat berupaya kabur, Maya kemudian menghubungi penarik delman yang dulu mengantarkannya ke desa, membawa pertolongan. Maya kemudian meminta maaf kepada Ratih, dan menceritakan bahwa suami Ratih telah tewas ditembak polisi karena berusaha membunuhnya. Ratih yang shock kemudian meninggalkan Maya.
 
Maya kemudian diselamatkan lagi oleh Ratih. Maya lalu mengajak Ratih kembali ke rumah tua milik Nyi Misnih, mencari kotak berisi wayang kulit dan masuk ke ruang bawah tanah tempat ketiga gadis kecil itu dulu dikuburkan. Saat menggali lantai tanah di rumah itu mereka mendapati tulang-belulang ketiga gadis kecil yang hilang. Maya dan Ratih kemudian menyatukan kerangka dan wayang kulit ketiga gadis kecil tersebut dan menguburkan mereka secara layak.
Setibanya di Desa, si penarik delman merasa ada yang tidak beres dengan gelagat polisi yang rupanya bersekongkol dengan warga desa untuk membunuh Maya. Ia pun berusaha Melawan, namun malah ditembak mati oleh si polisi (yang ternyata adalah warga asli desa tersebut yang juga memang sedang mengejar Maya). Maya yang putus asa takkan bisa keluar dari desa hidup-hidup karena tak ada lagi Ratih yang bisa membantunya, akhirnya berhasil meloloskan diri ke jalan raya.
 
Sementara itu, Nyi Misni dan warga memergoki Maya dan Ratih bersembunyi di rumah orang tuanya. Terungkap bahwa Nyi Misni adalah seorang pembantu yang dihamili oleh tuannya, yaitu ayahnya Donowongso. Saat Saptadi lahir, Nyi Misni tetap menyembunyikan hal ini dari tuannya. Saat beranjak dewasa, Ki Saptadi menjalin cinta dengan Nyai Shinta yang merupakan gadis tercantik di desa. Mereka berdua harus berpisah karena Nyai Shinta akan menikah dengan Donowongso.
Di sana, Maya ditolong seorang supir pick up, namun mengalami kecelakaan setelah supir diganggu salah satu hantu gadis kecil. Salah seorang hantu gadis kecil kemudian merasuki tubuh Maya dan memperlihatkan seluruh kejadian sebenarnya di masa lampau. Hantu gadis kecil kemudian memberitahu Maya cara mengakhiri kutukan tersebut.
 
Suatu hari, Nyi Misni menyaksikan perbuatan terlarang antara Saptadi dan Nyai Shinta. Ia sangat murka saat mengetahui Nyai Shinta mengandung anak Saptadi. Nyi Misni kemudian melakukan ritual ilmu hitam untuk menghapus ingatan Saptadi terhadap Nyai Shinta. Tak puas, ia pun memberi kutukan bayi di dalam kandungan Nyai Shinta agar segera lenyap sebelum lahir. Sayang, Maya alias Rahayu yang merupakan buah cinta terlarang Nyai Shinta dan Ki Saptadi tetap lahir walau dalam kondisi tanpa kulit.
Maya kemudian diselamatkan lagi oleh Ratih. Maya lalu mengajak Ratih kembali ke rumah tua milik Nyi Misnih, mencari kotak berisi wayang kulit dan masuk ke ruang bawah tanah tempat ketiga gadis kecil itu dulu dikuburkan. Saat menggali lantai tanah di rumah itu mereka mendapati tulang-belulang ketiga gadis kecil yang hilang. Maya dan Ratih kemudian menyatukan kerangka dan wayang kulit ketiga gadis kecil tersebut dan menguburkan mereka secara layak.
 
Nyi Misni jugalah yang bertanggung membuat fitnah kepada Donowongso sampai-sampai orang menganggap ia gila sehingga membantai semua orang termasuk istrinya sendiri. Namun, kegilaan dan pelaku pembantaian itu ternyata dilakukan Saptadi yang menyamar menjadi Donowongso dengan cara membuat pingsan Donowongso terlebih dahulu. Kemudian Saptadi mengenakan pakaian Donowongso. Setelah membantai para pemain wayang lainnya, Saptadi menyembelih Donowongso yang pingsan dan mengenakan kembali pakaiannya di tempat kejadian pembantaian tersebut. Dia pula yang mengendalikan Donowongso untuk membunuh tiga gadis kecil untuk dikuliti, dan kulitnya menjadi tiga wayang kulit. Setelah ritual itu dijalani Donowongso, si Maya kecil alias Rahayu menjadi sembuh dari santet terlahir tanpa kulit. Karena Rahayu sering menangis dihantui tiga gadis kecil yang dibunuh Donowongso, lalu Donowongso memberi jimat agar roh ketiga gadis kecil yang dibunuh tidak mendekati Maya. Ternyata jimat itu untuk menutup rahasia keji Nyi Misni. Setelah terjadi tragedi tersebut, seorang pembantu Donowongso membawa Maya alias Rahayu kecil keluar dari desa.
Sementara itu, Nyi Misni dan warga memergoki Maya dan Ratih bersembunyi di rumah orang tuanya. Terungkap bahwa Nyi Misni adalah seorang pembantu yang dinodai oleh Tuannya, yaitu Ayah Donowongso. Saat Saptadi lahir, Nyi Misni tetap menyembunyikan hal ini dari Tuannya. Saat beranjak dewasa, Ki Saptadi menjalin cinta dengan Nyai Shinta yang merupakan gadis tercantik di desa. Mereka berdua harus berpisah karena Nyai Shinta dipaksa untuk menikah dengan Donowongso.
 
Maya yang murka mengetahui semuanya, kemudian mengancam warga yang akan menangkapnya dengan sekop, tetapi seseorang memukul kepala Maya dari belakang, sehingga Maya akhirnya pingsan dan digantung terbalik di lokasi ritual ilmu hitam untuk dibunuh dan dikuliti. Saat siuman dari pingsannya, Maya berteriak memohon kepada Ki Saptadi untuk dibebaskan, saat Saptadi bersiap-siap membunuh Maya, Maya akhirnya mengatakan bahwa dialah bayi pertama yang lahir tanpa kulit di desa itu.
Suatu hari Nyi Misni menyaksikan perbuatan terlarang antara Saptadi dan Nyai Shinta. Ia sangat murka saat mengetahui Nyai Shinta mengandung anak Saptadi. Nyi Misni kemudian menghapus ingatan Saptadi terhadap Nyai Shinta. Tak puas, ia pun memberi kutukan bayi di dalam kandungan Nyai Shinta agar segera lenyap sebelum lahir. Sayang... Maya, alias Rahayu yang merupakan buah cinta terlarang Nyai Shinta dan Ki Saptadi tetap lahir walau dalam kondisi tanpa kulit.
 
Misni yang mulai panik dengan penjelasan Maya mulai mengambil sebuah pisau untuk membunuh Maya secepat mungkin. Ratih tiba-tiba muncul membawa bayi yang baru saja dilahirkan wanita lainnya dalam keadaan sehat.
Nyi Misni jugalah yang bertanggung membuat Donowongso menggila sehingga membantai semua orang termasuk istrinya sendiri. Dia pula yang memberi jimat agar roh ketiga gadis kecil yang dibunuh tidak mendekati Maya (untuk mengungkap rahasia keji Nyi Misni) dan membawa Maya a.k.a Rahayu kecil keluar dari desa.
 
Maya mengatakan, bahwa dialah darah daging Saptadi dan Nyai Shinta yang dikutuk oleh neneknya sendiri. Nyi Misni jugalah yang bertanggung jawab atas perbuatannya menghapus ingatan Saptadi tentang Nyai Shinta. Saptadi yang tersadar dengan semua ucapan Maya merasa sangat malu dengan dosa yang dilakukan ibunya. Ia berusaha melindungi anaknya saat Nyi Misni mendekat untuk segera menghabisi Maya. Saptadi akhirnya bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri dengan pisau yang masih dipegang ibunya. Tak bisa menerima kenyataan anak semata wayangnya tewas, Nyi Misni ikut melakukan tindakan serupa.
Maya yang Murka mengetahui semuanya, kemudian mengancam warga yang akan menangkapnya dengan sekop, tetapi seseorang memukul kepala Maya dari belakang, sehingga Maya akhirnya pingsan dan digantung terbalik di hutan pembantaian.
 
Ratih berlari melepaskan ikatan Maya dan memintanya melarikan diri dari desa itu. Maya meyakinkan Ratih untuk ikut dengannya tapi Ratih menolak dan mengatakan 'di mana pun sama saja buatku'. Seluruh warga bersuka cita atas musnahnya kutukan mengerikan tersebut. Maya, dengan menumpang truk sayur meninggalkan tanah jahanam tersebut.
Maya berteriak memohon kepada Ki Saptadi untuk dibebaskan, Saat Saptadi bersiap-siap membunuh Maya, Maya akhirnya mengatakan bahwa dialah bayi pertama yang lahir tanpa kulit di desa itu.
 
Setahun kemudian, desa tersebut sudah normal kembali, si polisi yang membunuh si penarik delman sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Istrinya yang sedang berada di kamar mandi kemudian melihat penampakan Nyi Misni di dalam cermin dan menjerit histeris. Saat si polisi datang, ia menyaksikan istrinya terduduk berlumuran darah, terus menjerit. Naas, bayi yang baru saja dilahirkannya dimakan hidup-hidup oleh Nyi Misni yang kini telah menjadi arwah penasaran, dan film pun berakhir.
Misni yang mulai panik dengan penjelasan Maya mulai mengambil sebuah pisau untuk membunuh Maya secepat mungkin. Ratih tiba-tiba muncul membawa bayi yang baru saja dilahirkan wanita lainnya dalam keadaan sehat.
 
Maya mengatakan, bahwa dialah darah daging Saptadi dan Nyai Shinta yang dikutuk oleh neneknya sendiri. Nyi Misni jugalah yang bertanggung jawab atas perbuatannya menghapus ingatan Saptadi tentang Nyai Shinta. Saptadi yang tersadar dengan semua ucapan Maya merasa sangat malu dengan dosa yang dilakukan Ibunya. Ia berusaha melindungi anaknya saat Nyi Misni mendekat untuk segera menghabisi Maya. Saptadi akhirnya bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri dengan pisau yang direbutnya dari ibunya.
 
Tak bisa menerima kenyataan anak semata wayangnya tewas, Misni ikut melakukan tindakan serupa.
 
Ratih berlari melepaskan ikatan Maya dan memintanya melarikan diri dari desa itu. Maya meyakinkan Ratih untuk ikut dengannya tapi Ratih menolak dan mengatakan 'di manapun sama saja buatku'. Seluruh warga bersuka cita atas musnahnya kutukan mengerikan tersebut. Maya, dengan menumpang truk sayur meninggalkan tanah jahanam tersebut.
 
Setahun kemudian, Sang Polisi (pembunuh si penarik delman) dan istrinya sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Istrinya yang sedang berada di kamar mandi kemudian melihat penampakan Nyi Misni di dalam cermin dan menjerit histeris. Saat si polisi datang, ia menyaksikan istrinya terduduk berlumuran darah, terus menjerit. Naas, bayi yang baru saja dilahirkannya dimakan hidup-hidup oleh Nyi Misni.
 
== Pemeran ==
{| class="wikitable sortable"
{{col|2}}
|-
* [[Tara Basro]] sebagai Maya
!Pemeran
* [[Marissa Anita]] sebagai Dini
!Peran
* [[Asmara Abigail]] sebagai Ratih
|-
* [[Christine Hakim]] sebagai Misni
|[[Tara Basro]]
* [[Ario Bayu]] sebagai Saptadi
|Rahayu/Maya
* Zidni Hakim sebagai Donowongso
|-
* Afrian Aris sebagai Banyu
|[[Marissa Anita]]
* Kiki Narendra sebagai Bambang
|Dini
* Faradina Mufti sebagai Shinta
|-
* Abdulrahman Arief sebagai Nano
|[[Asmara Abigail]]
* Muhammad Abe sebagai Suryo
|Ratih
* Mursiyanto sebagai Sono
|-
* Ahmad Ramadhan Al Rasyid sebagai Tino
|[[Christine Hakim]]
* Aura Agna sebagai anak kecil
|Misni
* Sindris Ogiska G sebagai anak kecil
|-
* Devona Queeny sebagai anak kecil
|[[Ario Bayu]]
* Latisya Ayu sebagai Maya kecil
|Saptadi
* Adi Irawan sebagai ayah Donowongso
|-
* Teuku Rifnu sebagai Bimo
|[[Faradina Mufti]]
* Yansky sebagai polisi
|Nyi Shinta
* Sinyo Sandy sebagai polisi
|-
* Ical Tanjung sebagai polisi
|[[Zidni Hakim]]
* Kuncoro P Widi sebagai Chondro
|Donowongso
* Djandi Asmara sebagai Djono
|-
* Santo Widodo sebagai satpam pasar
|[[Afrian Aris]]
* Mian Tiara sebagai Siti, istri Banyu
|Banyu
* Arbaiyah sebagai nenek Ratih
|-
* Mariana Resli sebagai Rina
|[[Kiki Narendra]]
* Eka Nusa Pertiwi sebagai Tiwi, istri Tino
|Bambang
* Aghniny Haque sebagai Laras, istri Suryo
|-
* Sahadat Fahzan Fadlil sebagai Tole
|[[Abdurrahman Arif]]
* Karni sebagai dukun beranak
|Nano
{{colend}}
|-
|[[Muhammad Abbe|Muhammad Abe]]
|Suryo
|-
|[[Mursiyanto]]
|Sono
|-
|[[Ahmad Ramadhan Al Rasyid]]
|Tino
|-
|[[Aura Agna]]
|rowspan="3"|Anak kecil
|-
|[[Sindris Ogiska G]]
|-
|[[Devona Queeny]]
|-
|[[Latisya Ayu]]
|Maya kecil
|-
|[[Adi Irawan]]
|Ayah Donowongso
|-
|[[Teuku Rifnu Wikana]]
|Bimo
|-
|[[Yansky]]
|rowspan="3"|Polisi
|-
|[[Sinyo Sandy]]
|-
|[[Ical Tanjung]] (tidak dikreditkan)
|-
|[[Kuncoro P Widi]]
|Chondro
|-
|[[Djandi Asmara]]
|Djono
|-
|[[Santo Widodo]]
|Satpam pasar
|-
|[[Mian Tiara]]
|Siti, istri Banyu
|-
|[[Arbaiyah]]
|Nenek Ratih
|-
|[[Mariana Resli]]
|Rina
|-
|[[Eka Nusa Pertiwi]]
|Tiwi, istri Tino
|-
|[[Aghniny Haque]]
|Laras, istri Suryo
|-
|[[Sahadat Fahzan Fadlil]]
|Tole
|-
|[[Karni]]
|Dukun beranak
|-
|[[Arswendy Beningswara]]
|Profesor di bus
|}
 
== Produksi ==
[[Berkas:Joko anwar scroundbites 2007.jpg|150px|jmpl|''Perempuan Tanah Jahanam'' disutradarai Joko Anwar.]]
Pada 2011, Joko Anwar meluncurkan poster film ini yang sekaligus juga mengumumkan film ini sebagai salah satu dari beberapa rencana pembuatan film,<ref>{{cite web|last=Brown|first=Todd|url=https://screenanarchy.com/2011/07/exclusive-poster-art-for-joko-anwars-impetigore.html|title=Exclusive Poster Art For Joko Anwar's Impetigore|trans-title=Poster Ekslusif Impetigore oleh Joko Anwar|website=[[Screen Ararchy]]|date=2 Juli 2011|accessdate=4 Februari 2019}}</ref> walau kemudian proyek itu batal karena banyaknya produksi film oleh Lifelike Pictures yang awalnya memproduksi film ini.<ref>{{cite news|author=Zahrotustianah|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1076081-alasan-horor-thriller-impetigore-batal-digarap-produser-wiro-sableng|title=Alasan Horor Thriller Impetigore Batal Digarap Produser Wiro Sableng|website=Viva|date=18 September 2018|accessdate=12 September 2018}}</ref> Proyek film ini mulai menemukan titik terang tujuh tahun kemudian tatkala Ivanhoe Pictures mengumumkan kerja sama dengan Joko lewat ketiga film termasuk film ini dengan dua judul lainnya ialah ''[[Ghost in the Cell]]'' dan ''[[The Vow]]''.<ref>{{cite news|last=Frater|first=Patrick|url=https://variety.com/2018/film/asia/ivanhoe-finds-partners-for-slate-of-films-from-indonesia-1202935558/|title=Ivanhoe Finds Partners for Slate of Films From Indonesia|trans-title=Ivanhoe Mencari Mitra bagi Tunas Film dari Indonesia|website=[[Variety (majalah)|Variety]]|date=10 September 2018|accessdate=24 Februari 2019}}</ref> Penggantian judul film yang awalnya ''Impetigore'' kemudian beralih menjadi ''Perempuan Tanah Jahanam'' diumumkan Joko di akun Instagram-nya pada 31 Desember 2018.<ref>{{cite news|last=Rosalia|first=Indra|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/joko-anwar-bikin-misteri-film-perempuan-tanah-jahanam|title=Joko Anwar siapkan Perempuan Tanah Jahanam|website=Beritagar|date=2 Januari 2019|accessdate=24 Februari 2019|archive-date=2019-02-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20190224173438/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/joko-anwar-bikin-misteri-film-perempuan-tanah-jahanam|dead-url=yes}}</ref> Joko menambahkan film ini akan berbeda dari ''[[Pengabdi Setan (film 2017)|Pengabdi Setan]]'' (2017).<ref>{{cite news|last=Yuniar|first=Nanien|editor-last=Suyanto|editor-first=Budi|url=https://www.antaranews.com/berita/1066114/gaya-film-perempuan-tanah-jahanam-akan-beda-dari-pengabdi-setan|title=Gaya film "Perempuan Tanah Jahanam" akan beda dari "Pengabdi Setan"|website=Antara|date=16 September 2019|accessdate=30 September 2019}}</ref> Semula dalam pencarian lokasi pengambilan gambar, ia memerlukan waktu 3 bulan karena ia perlu latar tempat yang sinematik guna mencari tempat ''shooting'' yang pas. Bahkan ada 23 lokasi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur yang ia sisiri sebagai calon tempat pengambilan gambar, tetapi belum ada yang sesuai dengan gambaran Joko.<ref name=hilmifaiq>Faiq, Mohammad Hilmi (27 Oktober 2019). "Puncak Baru Kengerian". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm. 15</ref> [[Pengambilan gambar utama]] dilakukan di desa-desa sekitar Malang, Gempol, Lumbang, Bromo, Lumajang, Ijen, dan Banyuwangi.<ref name="Antara1">{{cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/991218/poster-film-horor-perempuan-tanah-jahanam-dirilis|title=Poster film horor "Perempuan Tanah Jahanam" dirilis|website=Antara|date=2 Agustus 2019|accessdate=30 September 2019}}</ref> Film ini juga banyak memakai hutan sebagai latar.<ref name=hilmifaiq/> Pada Februari 2019, Joko mengumumkan sejumlah nama artis yang menjadi pemeran film ini, di antaranya [[Tara Basro]], [[Christine Hakim]], [[Marissa Anita]], [[Asmara Abigail]], [[Ario Bayu]], Kiki Narendra, Tengku Rifnu, Zidni Hakim, Faradina Mufti, Abdurahman Arif, Mian Tiara, Eka Nusa Pertiwi, Aghniny Haque, Arswendy Bening Swara, Ramadhan Al Rasyid, dan Ical Tanjung.<ref>{{cite news|last=Rosalia|first=Indra|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/christine-hakim-ramaikan-perempuan-tanah-jahanam|title=Christine Hakim ramaikan Perempuan Tanah Jahanam|website=Beritagar|date=27 Februari 2019|accessdate==30 September 2019|archive-date=2019-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20190930050332/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/christine-hakim-ramaikan-perempuan-tanah-jahanam|dead-url=yes}}</ref>
 
== Tema dan gaya ==
Menurut Mohammad Hilmi Faiq dari ''Kompas'', ia menyebut Joko pada film ini ada horor atmosferik (''atmospheric horror'') dan dapat dikatakan bercampur pula dengan horor psikologi karena unsur kuat permainan watak.<ref name=hilmifaiq/> Ia juga memuji akting Christine Hakim yang ia sebut "memukau". Karakter mistisnya, dikuatkan oleh ekspresinya yang dingin dan tatapannya yang tak ramah. Satu adegan dengan gerakan teatrikalnya yang aslinya diambil selama 30 menit tanpa putus itu, dikatakan Joko Anwar diambil dalam kondisi Christine Hakim sedang ''trance'', dan dianggap sebagai gerakan yang "indah dan mistis sekaligus".<ref name=hilmifaiq/>
 
== Musik ==
Baris 217 ⟶ 292:
| length16 = 2:44
}}
 
== Syuting ==
Pengambilan gambar film ''Perempuan Tanah Jahanam'' dimulai pada akhir bulan Februari 2019. Berlangsung selama lebih dari 30 hari, syuting berlangsung di lokasi [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]].
 
== Pemasaran ==
Baris 223 ⟶ 301:
== Penayangan ==
Film ini ditayangkan pada 17 Oktober 2019 di Indonesia, diundurkan dari jadwal semula yaitu sebulan sebelumnya.<ref>{{cite news|url=https://www.thejakartapost.com/life/2019/03/02/joko-anwars-perempuan-tanah-jahanam-set-for-september-release.html|title=Joko Anwar’s ‘Perempuan Tanah Jahanam’ set for September release|website=The Jakarta Post|date=2 Maret 2019|accessdate=30 September 2019}}</ref> Pada hari pembukaan, film ini ditonton 117.001 penonton di 160 layar, sehingga jumlah layar ditambah hingga 305 layar di hari berikutnya.<ref>{{cite news|url=https://tirto.id/perempuan-tanah-jahanam-joko-anwar-ditonton-117001-di-hari-pertama-ejWW|title=Perempuan Tanah Jahanam Joko Anwar Ditonton 117.001 di Hari Pertama|website=Tirto|date=18 Oktober 2019|accessdate=5 November 2019}}</ref><ref>{{cite news|url=https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/17/094845010/animo-tinggi-film-perempuan-tanah-jahanam-tambah-145-layar|title=Animo Tinggi, Film Perempuan Tanah Jahanam Tambah 145 Layar|website=Kompas|date=17 Oktober 2019|accessdate=5 November 2019}}</ref> Film ini sudah ditonton 700 ribu penonton hingga heri keenam.<ref>{{cite news|last=Frater|first=Patrick|url=https://variety.com/2019/film/asia/joko-anwar-impetigore-indonesia-box-office-1203381749/|title=Joko Anwar’s ‘Impetigore’ Tops Indonesia Box Office Ahead of Film Markets|trans-title=Perempuan Tanah Jahanam Memuncaki Film Terlaris Indonesia|website=Variety|date=24 Oktober 2019|accessdate=5 November 2019}}</ref>
 
== Penghargaan ==
{| class="wikitable"
|-
!style="background-color:#ECC850; color:"black"|Tahun
!style="background-color:#ECC850; color:"black"|Penghargaan
!style="background-color:#ECC850; color:"black"|Kategori
!style="background-color:#ECC850; color:"black"|Penerima
!style="background-color:#ECC850; color:"black"|Hasil
|-
| rowspan="27" |2020
| rowspan="10" |[[Piala Maya 2019|Piala Maya]]
|[[Piala Maya untuk Film Bioskop Terpilih|Film Cerita Panjang Terpilih]]
|[[Shanty Harmayn]], [[Tia Hasibuan]], [[Auora Lovenson|Aoura Lovenson]] & [[Ben Soebikto]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Sutradara Terpilih|Sutradara Terpilih]]
| rowspan="2" |[[Joko Anwar]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Skenario Asli Terpilih|Penulisan Skenario Asli Terpilih]]
|{{Nom}}
|-
| rowspan="2" |[[Piala Maya untuk Aktris Pendukung Terpilih|Aktris Pendukung Terpilih]]
|[[Christine Hakim]]
|{{Nom}}
|-
|[[Marissa Anita]]
|{{Nom}}
|-
|Penampilan Singkat Nan Berkesan
(Piala [[Arifin C. Noer]])
|[[Teuku Rifnu Wikana]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Penyuntingan Gambar Terpilih|Penyuntingan Gambar Terpilih]]
|[[Dinda Amanda]]
|{{Nom}}
|-
|Tata Suara Terpilih
|Mohamad Ikhsan, Syamsurrijal, dan Anhar Moha
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Tata Musik Terpilih|Tata Musik Terpilih]]
|[[Aghi Narottama]], [[Bemby Gusti]], [[Tony Merle]], [[Mian Tiara]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Tata Artistik Terpilih|Tata Artistik Terpilih]]
|[[Frans XR Paat]]
|{{Won}}
|-
| rowspan="17" |[[Festival Film Indonesia 2020|Festival Film Indonesia]]
|Film Cerita Panjang Terbaik
|[[Shanty Harmayn]], [[Tia Hasibuan]], [[Auora Lovenson|Aoura Lovenson]] & [[Ben Soebikto]]
|{{won}}
|-
|Sutradara Terbaik
|[[Joko Anwar]]
|{{won}}
|-
|Pemeran Utama Perempuan Terbaik
|[[Tara Basro]]
|{{nom}}
|-
|Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
|[[Christine Hakim]]
|{{won}}
|-
|Pemeran Pendukung Pria Terbaik
|[[Kiki Narendra]]
|{{nom}}
|-
|Pemeran Utama Pria Terbaik
|[[Ario Bayu]]
|{{nom}}
|-
|Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
|[[Marissa Anita]]
|{{nom}}
|-
|Skenario Asli Terbaik
|[[Joko Anwar]]
|{{nom}}
|-
|Penata Musik Terbaik
|[[Aghi Narottama]], [[Bemby Gusti]], [[Tony Merle]], [[Mian Tiara]]
|{{nom}}
|-
|Lagu Tema Terbaik
|"Pujaan Hati" – [[The Spouse]], [[Tia Hasibuan]]
|{{nom}}
|-
|Penata Suara Terbaik
|[[Mohamad Ikhsan]], [[Syamsurrijal]], [[Anhar Moha]]
|{{won}}
|-
|Pengarah Artistik Terbaik
|[[Frans XR Paat]]
|{{nom}}
|-
|Pengarah Sinematografi Terbaik
|[[Ical Tanjung|Ical Tanjung, I.C.S]]
|{{won}}
|-
|Penata Rias Terbaik
|[[Darwyn Tse]]
|{{nom}}
|-
|Penata Busana Terbaik
|[[Isabelle Patrice]]
|{{nom}}
|-
|Penyunting Gambar Terbaik
|[[Dinda Amanda]]
|{{won}}
|-
|Penata Efek Visual Terbaik
|[[Abby Eldipie]]
|{{nom}}
|-
|}
 
== Rujukan ==
Baris 233 ⟶ 432:
* [https://www.thejakartapost.com/life/2019/07/14/joko-anwar-shares-first-look-of-perempuan-tanah-jahanam.html Joko Anwar shares first look of 'Perempuan Tanah Jahanam - Jakarta Post]
 
{{Rapi Films}}
{{Joko Anwar}}
{{Film Terbaik (FFI)}}
 
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Joko Anwar]]
[[Kategori:Film horor Indonesia]]
[[Kategori:Film thriller Indonesia]]
[[Kategori:Film cerita seru]]
[[Kategori:Film misteri]]
[[Kategori:Film yang berlatar di Jawa Timur]]
[[Kategori:Film jagal]]
[[Kategori:Rapi Films]]