Penicillium camemberti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa) |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
'''''Penicillium camemberti''''' merupakan salah satu spesies [[fungi]] yang berasal dari genus ''[[Penicillium]]''. Fungi tersebut digunakan dalam produksi [[keju]] [[Camembert]] dan [[Brie]], Langres, Coulommiers, dan Cambozola. ''P. camemberti'' dapat membentuk kerak putih dengan tekstur yang keras di permukaan keju. ''Penicillium camemberti'' berperan dalam memberikan cita rasa yang khas terhadap keju-keju yang dihasilkan. Alergi terhadap [[penisilin]] tidak selalu menandakan keberadaan alergi terhadap keju yang dibuat menggunakan ''P. camemberti''.<ref name="washingtonpost">{{cite web|author=Wolke, Robert L.|first=|date=|title=Cheese Course|url=https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/articles/A8353-2004Aug17.html|work=Washington Post|access-date=}}</ref>
Saat membuat keju dengan ''P. camemberti'', kultur yang digunakan dapat dicampur ke dalam bahan sebelum ditempatkan di dalam cetakan, atau dapat ditambahkan pada bagian luar keju setelah dikeluarkan dari cetakan keju.<ref>{{cite book |last=Helweg |first=Richard |title=The Complete Guide to Making Cheese, Butter, and Yogurt at Home: Everything You Need to Know Explained Simply |url=https://books.google.com/books?id=Foeo-GctrDYC&pg=PA149 |year=2010 |publisher=Atlantic Publishing Company |isbn=9781601383556 |pages=148–149}}</ref> ''P. camemberti'' juga memiliki peranan dalam memberikan tekstur lembut pada keju Brie dan Camembert,. Namun, konsentrasi yang terlalu tinggi dari [[fungi]] tersebut dapat menyebabkan rasa pahit yang tidak diinginkan.<ref>{{cite book |last=Michelson |first=Patricia |title=Cheese: Exploring Taste and Tradition |url=https://books.google.com/books?id=oD1Z9v4mwdYC&q=Penicillium+candidum&pg=PT10 |access-date=September 12, 2013 |year=2010 |publisher=Gibbs Smith |isbn=9781423606512 |page=12}}</ref>
Pertumbuhan miselium ''P. camemberti'' dapat dikontrol dengan menggunakan teknik [[polymerase chain reaction|PCR]].
== Sejarah ==
[[Fungi]] tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Charles Thom pada tahun 1906.
Terdapat dua puluh empat isolat ''Penicillium'' yang diketahui, hal tersebut mengakibatkan adanya kebingungan yang cukup besar dalam bidang [[taksonomi]]. Akan tetapi, strain tersebut hanya terkait secara [[antigen]], kesamaan karakteristik mikromorfologi, laju pertumbuhan, produksi [[toksin]], dan kemampuan untuk tumbuh di dalam air dan pada [[Suhu|temperatur]] rendah. Isolat tersebut kemudian dikelompokan kedalam 9 subdivisi di bawah tingkat [[spesies]]. Dari hal tersebut, ditemukan bahwa ''P.
== Karakteristik Pertumbuhan ==
Diameter koloni ''P. camemberti'' yang ditumbuhkan pada media Czapek ''Yeast Extract Agar'' (CYA) memiliki ukuran
Selama proses pematangan, konsentrasi CO<sub>2</sub> di atmosfer dapat mempengaruhi dinamika sporulasi ''P. camemberti.'' Sebagai contoh, jumlah spora yang terdapat pada kulit buah berjumlah sekitar 104 cfu g<sup>
== Produksi Enzim ==
''P. camemberti'' dapat menghasilkan berbagai proteinase yang berbeda-beda, termasuk dua [[endopeptidase]] yang sifatnya [[ekstraseluler]]. Salah satu endopeptidase ekstraseluler adalah [[metaloprotease]] yang merupakan enzim proteolitik yang dapat aktif ketika kondisi mendekati pH netral (pH 6,5). Pada pH rendah, ''P. camemberti'' menghasilkan [[protease]] asam. Enzim proteolitik lainnya yang dapat diproduksi adalah [[aminopeptidase]] dan [[Karboksipeptidase A|karboksipeptidase]], kedua enzim tersebut berperan penting dalam pematangan keju. Perbedaan [[strain]] dapat mempengaruhi jenis proteinase yang dihasilkan. Namun, variasi lebih besar terjadi antara [[strain]] ''P. camemberti'' dalam menghasilkan enzim lipolitik ekstraseluler. [[Lipase]] aktif pada kondisi dengan kisaran pH 5,5-9,5 dan suhu di 1-35℃.
== ''Penicillium camemberti'' sebagai Agen Biokontrol pada Keju ==
[[Kultur mikrobiologi|Kultur]] starter dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan kontaminan jamur dan produksi [[mikotoksin]] dalam makanan [[Fermentasi (makanan)|fermentasi]]. Ketika ''P. camemberti'' digunakan sebagai kultur starter sekunder, ia dapat memberikan efek yang kuat dalam menghambat banyak kontaminan keju seperti ''Cladosporium herbarum'', ''P. roqueforti'', ''P. caseifulvum'', dan ''P.
== Metabolit Sekunder dan Toksin ==
Toksin ''Penicillium'' dapat diidentifikasi terdapat pada keju yang terkontaminasi, termasuk roquefortin C, isofumigaclavine A, asam cyclopiazonic (CPA), asam mycophenolic, dan yang lebih jarang contohnya ochratoxin A dan toksin PR. Beberapa strain ''P. camemberti'' diketahui dapat menghasilkan beberapa [[metabolit sekunder]] seperti asam siklopaldat, rugulovasine A, dan rugulovasine B serta palitantin. CPA merupakan senyawa toksin paling signifikan yang diproduksi oleh ''P. camemberti'', ia memiliki sifat [[Neurotoksin|neurotoksik]] dan dapat berperan sebagai [[imunosupresi]]. Toksisitas CPA sebagian besar disebabkan oleh adanya penghambatan spesifik ATPase yang bergantung pada kalsium yang terletak di [[retikulum sarkoplasma]], yang dapat menyebabkan perubahan tingkat seluler (Ca2þ) sehingga mengakibatkan adanya peningkatan [[kontraksi otot]]. CPA dapat hampir ditemukan secara eksklusif pada permukaan, tidak di dalam inti keju. CPA merupakan ancaman besar bagi konsumen dengan kadar tertinggi dilaporkan dapat mencapai >2 ppm atau <4
Terkait keamanan, umumnya konsumen hanya akan menerima asam cyclopiazonic (CPA) dengan dosis yang rendah, yaitu kurang dari 4 μg. Namun, jamur yang lebih lemah lebih disarankan karena sekresi toksin merupakan suatu hal yang alami dan perlu dilakukan.<ref name=":1" /><ref>{{cite journal|last1=Bars|first1=J. Le|title=Cyclopiazonic acid production by ''Penicillium camemberti'' Thom and natural occurrence of this mycotoxin in cheese|journal=American Society for Microbiology|year=
== ''Penicillium camemberti'' sebagai Penentu Cita Rasa Keju ==
Produksi senyawa-senyawa yang terlibat dalam rasa keju Camembert memiliki hubungan erat dengan aktivitas enzimatik ''P. camemberti.'' Sementara kehadiran jamur pada permukaan keju dapat membentuk ciri khas keju secara visual, senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah yang dihasilkan dari proses [[metabolisme]] dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap rasa. Senyawa [[volatil]] memiliki peranan penting, dimana ia merupakan komponen dari molekul dengan berat molekul rendah. [[Asam lemak]] volatil merupakan senyawa yang paling melimpah dalam fraksi volatil. Selama proses pembuatan, terjadi lipolisis. Lipolisis merupakan tahap penting yang terjadi, di mana asam lemak bebas dapat diperoleh hingga 10% dari keseluruhan asam lemak yang ada. ''P. camemberti'' memiliki enzim [[lipase]] yang mirip dengan ''P. roqueforti,'' dan juga menghasilkan [[protease]]. Lipase dan protease terlibat dalam proses degradasi asam lemak rantai pendek dan [[peptida]]. Produk yang dihasilkan berupa [[amonia]], [[metil keton]], [[alkohol]] primer dan sekunder, [[ester]], [[aldehid]], [[lakton]], dan senyawa [[sulfur]] yang dapat mempengaruhi cita rasa dan aroma. Metil keton merupakan senyawa bersifat netral yang jumlahnya melimpah dalam fraksi volatil dari keju yang telah matang. Seperti contonya, 2-nonanone, 2-undecanone, 2-heptanone, dan 2-pentanone dan alkohol sekunder. Keton dan metil keton memiliki peranan penting dalam menentukan keseluruhan rasa keju yang matang pada permukaan. Lalu alkohol sekunder [[1-okten-3-ol]] secara khusus bertanggung jawab dalam memberikan rasa khas pada keju Camembert. Kemudian, ester memiliki aroma seperti bunga dan buah-buahan, hal tersebut diyakini bahwa ester memberikan pengaruh terhadap aroma secara keseluruhan serta meminimalisir ketajaman bau dan rasa pahit yang ditimbulkan oleh asam lemak dan amina.<ref name=":0" />
== Jenis Keju yang Melibatkan ''Penicillium camemberti'' ==
=== Camembert ===
Pada pembuatan keju Camembert, susu [[pasteurisasi]] dihangatkan hingga 29-33℃ dan dimatangkan menggunakan kultur starter berupa [[bakteri asam laktat]]. Keasaman susu yang tinggi dapat menekan pertumbuhan organisme lain yang dapat berperan sebagai kontaminan. Enzim koagulasi ditambahkan untuk membantu proses pembentukan [[dadih]] selama 1-2 jam. Dadih yang dihasilkan kemudian dicelupkan kedalam tempat kecil berlubang dan dibiarkan
=== Brie ===
Brie merupakan jenis keju yang sangat mirip dengan Camembert. Namun, terdapat perbedaan dalam proses pematangan serta pada rasa dan aroma keju. Proses pembuatan keju Brie dimulai dengan pemanasan awal hingga suhu mencapai 32℃ dan dilanjutkan dengan penambahan enzim koagulasi untuk memulai pembentukan dadih selama 2-3 jam. Dadih yang diperoleh kemudian dicelupkan ke dalam media dengan lingkaran kecil, kemudian dadih dibiarkan mengalir selama 24 jam. Lingkaran kemudian dilepas, lalu keju dibalik dan diasinkan pada kondisi yang kering. Pematangan awal dilakukan di ruang pengering berventilasi baik selama sekitar 8 hari pada suhu 13-16℃. Selama proses tersebut, dadih dapat melunak dengan cepat dan timbul warna yang sedikit kuning dan sedikit transparan. Selain itu, terdapat lapisan jamur yang berwarna putih di permukaan. Kemudian keju dipindahkan ke ruangan yang gelap dan lembab. Kondisi ruangan diatur sedemikian rupa pada suhu 11℃ dengan kelembaban relatif 85% selama 2-4 minggu. Lapisan jamur yang awalnya putih lama kelamaan akan berubah menjadi kekuningan dan ditumbuhi oleh bakteri [[Gram-positif]]. pH keju akan semakin meningkat dan dadih memiliki warna kuning serta bertekstur lembut. Pertumbuhan ''P. camemberti'' selama proses pematangan mempengaruhi rasa khas dari keju Brie. Seperti Camembert, Brie dapat matang dengan waktu yang cepat, mudah rusak, dan harus segera dikonsumsi setelah matang.<ref name=":0" />
== Kegunaan pada Makanan Lain ==
''P. camemberti'' memiliki kemampuan untuk menentukan rasa dan aroma pada keju, maka jamur tersebut juga digunakan untuk membumbui makanan lain, seperti sosis fermentasi.
== Metode Lanjutan untuk Identifikasi ''Penicillium camemberti'' ==
Saat ini, banyak industri yang menggunakan sistem deteksi berbasis [[Electronic Nose (E-Nose)|''Electronic Nose'' (E-Nose)]] untuk mengontrol kualitas makanan dalam proses pembuatan, penyimpanan, dan pembusukan oleh bakteri dan jamur. E-Nose melibatkan analisis [[bahan kimia]] yang terkandung dalam suatu sampel dengan menggunakan [[kromatografi gas]] yang dikombinasikan dengan [[spektrofotometri massa|spektrometri massa]] (GC-MS). E-nose juga dapat dilakukan menggunakan kromatografi cair yang digabungkan dengan [[spektrometri massa]] dan membentuk [[kromatografi cair-spektrometri massa]] (LC-MS). Taksa fungi kemudian dapat diidentifikasi dengan melihat jenis metabolit yang dihasilkan. Dengan demikian, digunakan hasil metabolit yang memiliki sifat volatil yang berbeda untuk mengidentifikasi organisme pada sampel. Dalam kondisi tertentu, metode tersebut juga dapat digunakan dalam [[kemotaksonomi]]. Karlshøj dan rekannya menunjukkan bahwa ''P. camemberti'' dapat diidentifikasi secara jelas setelah 3 hari pertumbuhan pada media ''Glucose Yeast Extract'' (GYA). Dengan menggunakan E-Nose, mereka dapat menunjukkan kemampuan metode tersebut untuk mengidentifikasi jamur yang berkerabat dekat, kondisi pertumbuhan yang bersifat khusus, dan tingkat spesies. Spesies fungi dapat memiliki perbedaan dalam jenis mikotoksin yang dihasilkan. Karena hal tersebut, E-Nose dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi jamur yang dapat mengkasilkan toksin dalam suatu makanan.<ref name=":0" />
== Referensi ==
|