Soeharto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan kategori (QuickEdit)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baginda 480 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{lindungidarianon2|small=yes}}
{{Expand language|langcode=en|otherarticle=Suharto|date=Maret 2024}}
{{Tentang||mantan pangdam Tanjungpura dan anggota DPR|Soeharto (lahir 1924)}}
{{Infobox President
| honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (non-akademis) -->[[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Haji|H.]] [[Muhammad (nama)|M.]]
Baris 101 ⟶ 103:
}}
{{Seri Soeharto}}
[[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Haji|H.]] [[Muhammad (nama)|M.]] '''Soeharto''', ({{IPA|id|/suːˈhɑːrtɔ/}}; [[Ejaan Republik|ER]], [[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: '''Suharto'''; {{lahirmati|[[Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul|Kemusuk]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]]|8|6|1921|[[Jakarta]]|27|1|2008}}) adalah [[Presiden Indonesia|Presiden kedua Indonesia]] yang menjabat dari tahun 1967 hingga 1998. Secara luas dianggap sebagai [[kediktatoran militer|diktator militer]] oleh pengamat internasional, Soeharto memimpin Indonesia sebagai [[otoritarianisme|rezim otoriter]] sejak [[Transisi ke Orde Baru|kejatuhan]] pendahulunya [[Soekarno]] pada tahun 1967 hingga [[Kejatuhan Soeharto|pengunduran dirinya]] pada tahun 1998 menyusul [[kerusuhan Mei 1998|kerusuhan nasional]].{{r|NYTobituary}}<ref>{{cite web | title = Obituary: Suharto, former Indonesian dictator: 1921–2008 | date = 28 January 2008 | url = https://www.theguardian.com/world/2008/jan/27/obituaries.johngittings | work = The Guardian | last = Gittings | first = John | access-date = 17 December 2016 | archive-date = 14 December 2018 | archive-url = https://web.archive.org/web/20181214164141/https://www.theguardian.com/world/2008/jan/27/obituaries.johngittings | url-status = live }}</ref><ref>{{cite web | title = Is Indonesia's Reformasi a success, 20 years after Suharto? | date = 19 May 2018 | work = South China Morning Post | last = Hutton | first = Jeffrey | url = https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/2146838/indonesias-reformasi-success-20-years-after-suharto | quote = ...would topple the dictator Suharto. | access-date = 14 December 2018 | archive-date = 13 April 2022 | archive-url = https://web.archive.org/web/20220413020721/https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/2146838/indonesias-reformasi-success-20-years-after-suharto | url-status = live }}</ref> Kediktatorannya selama 32 tahun dianggap sebagai salah satu kediktatoran paling brutal dan korup di abad ke-20.<ref>{{Cite news |last=Berger |first=Marilyn |date=28 January 2008 |title=Suharto Dies at 86; Indonesian Dictator Brought Order and Bloodshed |language=en-US |work=The New York Times |url=https://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28suharto.html |access-date= |issn=0362-4331 |archive-date=2 December 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181202231503/https://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28suharto.html |url-status=live }}</ref><ref>{{harvp|Wiranto|2011| p = 24}}.<br />{{cite book | last1 = Forrester | first1 = Geoff | last2 = May | first2 = R.J. | title = The Fall of Soeharto | date = 1998 | publisher = C. Hurst and Co. | location = Bathurst, Australia | isbn = 1-86333-168-9}}</ref>
 
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa [[Hindia Belanda]] dan [[Kekaisaran Jepang]], dengan pangkat terakhir [[Mayor Jenderal]]. Setelah [[Gerakan 30 September]] [[1965]], Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas perintah dari Presiden Soekarno, salah satu yang dilakukannya adalah dengan menumpas [[Gerakan 30 September]] dan menyatakan bahwa [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] sebagai organisasi terlarang. Berbagai kontroversi menyebut operasi ini menewaskan sekitar 100.000 hingga 2 juta jiwa.<ref>{{cite journal |title=Unresolved Problems in the Indonesian Killings of 1965–1966 |first=Robert |last=Cribb |journal=Asian Survey |volume=42 |issue=4 |date=2002 |pages=550–563 |doi=10.1525/as.2002.42.4.550}}</ref><ref>Friend (2003), pages 107–109; {{cite video |people =Chris Hilton (writer and director) |title =Shadowplay |medium =Television documentary |publisher =Vagabond Films and Hilton Cordell Productions |year=2001 }}; Ricklefs (1991), pages 280–283, 284, 287–290</ref>
Baris 219 ⟶ 221:
* Sekertaris Jenderal Gerakan Non Blok (1992—1995)
 
=== Menjadi Presiden Indonesia(1966-1998) ===
{{Noref section}}
{{taknetral}}
Baris 228 ⟶ 230:
Pada pagi hari 1 Oktober 1965, beberapa pasukan pengawal Kepresidenan, [[Cakrabirawa|Tjakrabirawa]] di bawah Letnan Kolonel [[Untung Syamsuri]] bersama pasukan lain menculik dan membunuh enam orang jenderal. Pada peristiwa itu Jenderal [[A.H. Nasution]] yang menjabat sebagai [[Menteri]] Koordinator bidang Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata berhasil lolos. Satu yang terselamatkan, yang tidak menjadi target dari percobaan kudeta adalah Mayor Jenderal Soeharto. Mayor Jenderal Soeharto tidak masuk target Gerakan 30 September 1965 atau [[Gerakan 30 September|G-30-S]] PKI karena dia bukan termasuk Jenderal yang secara terbuka menolak permintaan PKI untuk mempersenjatai angkatan ke-5, selain itu Soeharto adalah Jenderal yang tidak diperhitungkan baik oleh pimpinan PKI maupun rekannya di militer ia hanya dianggap sebagai pengikut Jenderal A.H. Nasution yang tidak memiliki potensi untuk memukul percobaan kudeta tersebut.<ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2016/06/01/337/1403718/ini-alasan-pki-tak-incar-soeharto-di-peristiwa-1965|title=Ini Alasan PKI Tak Incar Soeharto di Peristiwa 1965|last=Khoemaeni|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2019-07-17|archive-date=2019-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20190717030331/https://news.okezone.com/read/2016/06/01/337/1403718/ini-alasan-pki-tak-incar-soeharto-di-peristiwa-1965|dead-url=no|first=Syamsul Anwar}}</ref> Dalam pandangan [[DN Aidit]], Soeharto hanyalah seorang Jenderal pendiam, penganut kejawen, tidak mengerti politik, opportunis dan tidak punya banyak kawan maupun jaringan, terlebih taraf internasional. Pandangan tersebut beralasan, karena banyak orang memandang Soeharto sebagai Jenderal berpendidikan rendah dibanding Jenderal lainnya yang bahkan banyak di sekolahkan ke luar negeri oleh Soekarno atau A.H. Nasution. Presiden Soekarno pun awalnya memandang remeh Soeharto sebagai seorang Jenderal yang sekedar keras kepala, kaku, kuno, dan sangat pendiam. Hal tersebut di buktikan Soekarno yang sebenarnya memilih Mayjen [[Pranoto Reksosamudro]] sebagai pengganti Jenderal [[Ahmad Yani]], ketimbang Soeharto yang lebih senior dari Pranoto.
 
Beberapa sumber mengatakan, motif Pasukan Tjakrabirawa yang terlibat itu menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan kudeta militer yang didukung oleh [[CIA]] yang direncalanakan untuk menyingkirkan Presiden Soekarno dari kekuasaan pada "Hari ABRI", 5 Oktober 1965 oleh badan [[militer]] yang lebih dikenal sebagai Dewan Jenderal. Peristiwa ini segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk segera mengamankan [[Jakarta]], menurut versi resmi sejarah pada masa [[Orde Baru]], terutama setelah mendapatkan kabar bahwa [[Letjen Ahmad Yani]], Menteri / Panglima Angkatan Darat tidak diketahui keberadaannya. Hal ini sebenarnya berdasarkan kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat bahwa bila Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima [[Kostrad]] yang menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret ([[Supersemar]]) dari Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Keputusan yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden Soekarno, penangkapan sejumlah menteri yang diduga ''terlibat'' G-30-S (Gerakan 30 September). Tindakan ini menurut pengamat internasional dikatakan sebagai langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia yang pro-Soekarno dan pro-Komunis yang justru dialamatkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia di mana jajaran pimpinannya khususnya Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara [[Omar Dhani]] yang dinilai pro-Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan [[eksekutif]]. Tindakan pembersihan dari unsur-unsur [[komunis]] (PKI) membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di [[Indonesia]] yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu "tersangka komunis", kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas [[Tionghoa Indonesia]]. Soeharto dikatakan menerima dukungan [[CIA]] dalam penumpasan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan bahwa mereka telah menulis daftar "operasi komunis" Indonesia dan telah menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. [[Been Huang]], bekas anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa: "Itu merupakan suatu pertolongan besar bagi Angkatan Bersenjata. Mereka mungkin membunuh banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak darah di tangan saya, tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya di mana anda harus memukul keras pada saat yang tepat." Howard Fenderspiel, ahli Indonesia di ''State Department's Bureau of Intelligence and Research'' di 1965: "Tidak ada yang peduli, selama mereka adalah komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak ada yang bekerja tentangnya."<sup>1</sup> Dia mengakhiri konfrontasi dengan [[Malaysia]] dalam rangka membebaskan sumber daya di militer.
 
Setelah dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat pada 14 Oktober 1965, ia segera membubarkan PKI dan ormas-ormasnya. Tepat 11 Maret 1966, dia menerima [[Surat Perintah Sebelas Maret]] (Supersemar) dari Presiden Soekarno melalui tiga jenderal, yaitu Basuki Rachmat, Amir Machmud, dan M Jusuf. Isi Supersemar adalah memberikan kekuasaan kepada Soeharto untuk dan atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Panglima Besar Revolusi agar mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi. Sehari kemudian, 12 Maret 1966, Menpangad Letjen Soeharto membubarkan PKI dan menyatakan sebagai partai terlarang di Indonesia.
Baris 238 ⟶ 240:
Pada 3 Juli 1971, presiden mengangkat 100 anggota DPR dari Angkatan Bersenjata dan memberikan 9 kursi wakil Provinsi Irian Barat untuk wakil dari Golkar. Setelah menggabungkan kekuatan-kekuatan partai politik, Soeharto dipilih kembali menjadi presiden oleh Sidang Umum MPR (Tap MPR No IX/MPR/1973) pada 23 Maret 1973 untuk jabatan yang kedua kali. Saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendampinginya sebagai wakil presiden.
 
Pada usia 55 tahun, Soeharto memasuki masa pensiun dari dinas militer (Keprres No 58/ABRI/1974). Pencapaian puncak di dunia politik turut melengkapi kisahnya hidupnya sebagai seorang penguasa. Setelah mencapai posisi pucuk di republik, geliat kekuasaanya mulai metampakkan taringnya. Pada 20 Januari 1978, Presiden Soeharto melarang terbit tujuh surat kabar, yaitu ''[[Kompas]]'', ''[[Sinar Harapan]]'', ''[[Merdeka]]'', ''[[Pelita]]'', ''[[The Indonesian Times]]'', ''[[Sinar Pagi]]'', dan ''[[Pos Sore]]''. Beberapa di antaranya kemudian meminta maaf kepada Soeharto.
 
Pada 22 Maret 1978, Soeharto dilantik kembali presiden untuk periode ketiga kalinya dan Adam Malik sebagai wakil presiden. Sidang Umum MPR 1 Maret 1983 memutuskan memilih kembali Soeharto sebagai presiden dan Umar Wirahadikusumah sebagai wakil presiden. Melalui Tap MPR No V tahun 1983, MPR mengangkat Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia.
Baris 245 ⟶ 247:
Beberapa pengamat politik baik dalam negeri maupun luar negeri mengatakan bahwa Soeharto membersihkan [[parlemen]] dari [[komunis]], menyingkirkan [[serikat buruh]] dan meningkatkan [[sensor]]. Dia juga memutuskan [[hubungan diplomatik]] dengan [[Republik Rakyat Tiongkok]] dan menjalin hubungan dengan negara barat dan [[PBB]]. Dia menjadi penentu dalam semua keputusan politik.
 
Jenderal Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua badan intelijen: Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ([[Kopkamtib]]) dan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang dieksekusi dalam [[pembersihan]] massal dan lebih dari 200.000 ditangkap hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis, tersangka komunis dan yang disebut "[[musuh negara]]" dihukum mati (meskipun beberapa hukuman ditunda sampai 1990).
 
Diduga bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh [[CIA]]. Sebagai tambahan, [[CIA]] melacak nama dalam daftar ini ketika [[rezim]] Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini dari [[Pemerintah Amerika Serikat]] untuk rezim Soeharto tetap diam sampai invasi [[Timor Timur]], dan terus berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena kekayaan sumber daya alamnya dan populasi [[konsumen]] yang besar, Indonesia dihargai sebagai [[rekan dagang]] [[Amerika Serikat]] dan begitu juga pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika Soeharto mengunjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton dikutip di [[New York Times]] mengatakan bahwa Soeharto adalah "orang seperti kita" atau "orang golongan kita".
 
Pada 12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh MPR Sementara. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968 dia resmi diangkat sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun yang pertama. Dia secara langsung menunjuk 20% anggota MPR. Partai [[Golkar]] menjadi partai favorit dan satu-satunya yang diterima oleh pejabat pemerintah. [[Indonesia]] juga menjadi salah satu pendiri [[ASEAN]].
Baris 253 ⟶ 255:
Ekonomi Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an. Soeharto pun kemudian meminta nasihat dari tim ekonom hasil didikan Barat yang banyak dikenal sebagai "[[mafia Berkeley]]". Tujuan jangka pendek pemerintahan baru ini adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan mereka tidak bisa dimungkiri. Peran [[Soedjono Hoemardani]] sebagai asisten finansial besar artinya dalam pencapaian ini.
 
Di bidang sosial politik, Soeharto menyerahkannya kepada [[Ali Moertopo]] sebagai [[asisten]] untuk masalah-masalah politik. Menghilangkan oposisi dengan melemahkan kekuatan partai politik dilakukan melalui [[fusi dalam sistem kepartaian]].
 
== Sebagai presiden ==
[[Berkas:Indonesia 1993 p50000r o.jpg|jmpl|kiri|200px|Gambar Presiden Soeharto pada uang pecahan 50.000, salah satu dari sedikit uang yang menampilkan tokoh yang masih hidup]]
Roma, Italia, 14 November 1985. Musim dingin yang membekap Kota Roma ketika itu turut menggigit tubuh setiap peserta Konfrensi ke-23 Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Tidak kurang dari 165 negara anggota mengirimkan wakilnya ke perhelatan yang membetot perhatian mata dunia terhadap Indonesia kala itu. Presiden Soeharto yang sukses mengantarkan Indonesia dari pengimpor beras terbesar di dunia menjadi swasembada didapuk maju ke podium untuk memberikan pidatonya. Dia menyerahkan bantuan satu juta ton padi kering (gabah) dari para petani untuk diberikan kepada rakyat Afrika yang mengalami kelaparan.<ref>{{Cite web|url=https://indonesiainside.id/khazanah/2018/12/21/soeharto-mati-matian-bangun-sektor-pertanian|title=Soeharto Mati-matian Bangun Sektor Pertanian|date=2018-12-21|website=Indonesia Inside|language=id-ID|access-date=2020-01-20|archive-date=2020-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20200610215930/https://indonesiainside.id/khazanah/2018/12/21/soeharto-mati-matian-bangun-sektor-pertanian|dead-url=no}}</ref>
Baris 298 ⟶ 299:
Sepak terjang Ali Murtopo dengan badan inteligennya mulai mengancam Soeharto. Persaingan antara Ali Moertopo dan [[Sumitro]] dipergunakan untuk menyingkirkan Ali. Namun Sumitro pun segera ditarik dari jabatannya dan kendali [[Kopkamtib]] dipegang langsung oleh Soeharto karena dianggap potensial mengancam. Beberapa bulan setelah peristiwa Malari sebanyak 12 surat kabar ditutup dan ratusan rakyat Indonesia termasuk mahasiswa ditangkap dan dipenjarakan.
 
Pada 1978 untuk mengeliminir [[gerakan mahasiswa]] maka segera diberlakukannya [[NKK/BKK]] (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Kebijakan ini ditentang keras oleh banyak organisasi mahasiswa. Hubungan kegiatan mahasiswa dengan pihak kampus hanyalah kepada mereka yang diperbolehkan pemerintah lewat mekanisme kontrol dekanat dan rektorat.
 
Mulut pers pun dibungkam dengan lahirnya UU Pokok Pers No. 12 tahun 1982. UU ini mengisyaratkan adanya restriksi atau peringatan mengenai isi pemberitaan ataupun siaran. Organisasi massa yang terbentuk harus memperoleh izin pemerintah dengan hanya satu organisasi profesi buatan pemerintah yang diperbolehkan berdiri. Sehingga organisasi massa tak lebih dari wayang-wayang Orde Baru.
Baris 330 ⟶ 331:
Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai Presiden RI saya sampaikan di hadapan saudara-saudara pimpinan DPR dan juga adalah pimpinan MPR pada kesempatan silaturahmi. Sesuai Pasal 8 UUD 1945, maka Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Ing. BJ Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden/Mandataris MPR 1998–2003. Atas bantuan dan dukungan rakyat selama saya memimpin negara dan bangsa Indonesia ini saya ucapkan terima kasih dan minta maaf bila ada kesalahan dan kekurangan-kekurangannya semoga bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila dan UUD 1945.<br />
Mulai hari ini pula Kabinet Pembangunan VII demisioner dan kepada para menteri saya ucapkan terima kasih. Oleh karena keadaan tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan pengucapan sumpah di hadapan DPR, maka untuk menghindari kekosongan pimpinan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, kiranya saudara wakil presiden sekarang juga akan melaksanakan sumpah jabatan presiden di hadapan Mahkamah Agung RI.}}
 
[[Berkas:Soeharto leaves the palace, The DPR-RI Stance on the Reform Process and the Resignation of President Soeharto, p56.jpg|jmpl|Mantan Presiden kedua [[Soeharto|H.M. Soeharto]] didampingi putrinya [[Siti Hardiyanti Rukmana]] meninggalkan [[Istana Merdeka]] beberapa saat setelah ia [[Kejatuhan Soeharto|mengundurkan diri]] sebagai Presiden pada 21 Mei 1998.]]
 
Sesaat kemudian, Presiden Soeharto menyerahkan pucuk pimpinan negeri kepada Prof. Dr. Ing. BJ Habibie. Setelah melaksanakan sumpah jabatan, akhirnya BJ Habibie resmi memangku jabatan presiden ke-3 RI. Ucapan selamat datang mulai dari mantan Presiden Soeharto, pimpinan dan wakil-wakil pimpinan MPR/DPR, para menteri serta siapa saja yang turut dalam pengucapan sumpah jabatan presiden ketika itu.
Baris 361 ⟶ 364:
Menurut [[Transparency International]], Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan perkiraan 15–35 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.<ref>{{cite news|author = |year = 2004|url = http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/3567745.stm|title = Suharto tops corruption rankings|format = |work = |publisher = news.bbc.co.uk|date = 2004-03-25|accessdate = 2009-02-05|archive-date = 2020-11-13|archive-url = https://web.archive.org/web/20201113042444/http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/3567745.stm|dead-url = no}}</ref>
 
Pada 12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan sewindu [[Tragedi Trisakti]], [[Jaksa Agung]] [[Abdul Rahman Saleh]] mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah mengeluarkan [[Surat Keputusan Penghentian Penuntutan]] (SKPP) perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto pada [[tujuh yayasan Soeharto|tujuh yayasan]] yang dipimpinnya dengan alasan kondisi fisik dan mental terdakwa yang tidak layak diajukan ke persidangan. SKPP itu dikeluarkan [[Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan]] pada [[11 Mei]] 2006, namun SKPP ini lalu dinyatakan tidak sah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 12 Juni 2006.
=== Beberapa catatan atas tindakan represif Orde Baru ===
Presiden Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku [[Tionghoa]], melarang penggunaan [[tulisan Tionghoa tertulis]] di berbagai material tertulis, dan menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis. Selain itu hak-hak politik etnis Tionghoa dibatasi dan agama Kong Hu Cu tidak diakui keberadaannya.
Baris 378 ⟶ 381:
Korupsi menjadi beban berat pada 1980-an. Pada 5 Mei 1980 sebuah kelompok yang kemudian lebih dikenal dengan nama [[Petisi 50]] menuntut kebebasan politik yang lebih besar. Kelompok ini terdiri dari anggota militer, politisi, akademik, dan mahasiswa. Media Indonesia menekan beritanya dan pemerintah mecekal penandatangannya. Setelah pada 1984 kelompok ini menuduh bahwa Soeharto menciptakan [[negara satu partai]], beberapa pemimpinnya dipenjarakan.
 
Catatan [[hak asasi manusia]] Soeharto juga semakin memburuk dari tahun ke tahun. Pada 1993 [[Komisi HAM PBB]] membuat resolusi yang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia di Indonesia dan di Timor Timur. Presiden AS [[Bill Clinton]] mendukungnya.
 
Pada 1996 Soeharto berusaha menyingkirkan [[Megawati Soekarnoputri]] dari kepemimpinan [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI), salah satu dari tiga partai resmi. Di bulan Juni, pendukung Megawati menduduki markas besar partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan pecah di [[Jakarta]] pada tanggal 27 Juli 1996 (peristiwa [[peristiwa 27 Juli|Sabtu Kelabu]]) yang dikenal sebagai "''Peristiwa Kudatuli''" (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
Baris 388 ⟶ 391:
=== Bidang kesehatan ===
Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye [[Keluarga Berencana]] yang menganjurkan setiap pasangan untuk memiliki secukupnya 2 anak. Hal ini dilakukan untuk menghindari ledakan penduduk yang nantinya dapat mengakibatkan berbagai masalah, mulai dari kelaparan, penyakit sampai kerusakan lingkungan hidup.
 
=== Bidang pendidikan ===
Dalam bidang [[pendidikan]] Soeharto mempelopori proyek Wajib Belajar yang bertujuan meningkatkan rata-rata taraf tamatan sekolah anak Indonesia. Pada awalnya, proyek ini membebaskan murid pendidikan dasar dari uang sekolah (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan) sehingga anak-anak dari keluarga miskin juga dapat bersekolah. Hal ini kemudian dikembangkan menjadi Wajib Belajar 9 tahun.
 
== Kematian ==
Baris 500:
=== Luar Negeri ===
* {{flag|Afrika Selatan}} :
** [[File:Ord.GoodHope-ribbon.gif|70px]] Grand Cross of the [[:en:Order of Good Hope|Order of Good Hope]] (1997)<ref name="Soeharto"/><ref>{{Cite web |url=http://www.v1.sahistory.org.za/pages/artsmediaculture/culture%20%26%20heritage/national-orders/1997.htm |title=Elenco dei premiati dell'anno 1997. |access-date=19 September 2019 }}</ref>
* {{flag|Arab Saudi}} :
** [[File:Decoration without ribbon - en.svg|70px]] Collar of the [[:en:Orders, decorations, and medals of Saudi Arabia|Order of Badr Chain]] (1977)
* {{flag|Austria}} :
** [[File:AUT Honour for Services to the Republic of Austria - 1st Class BAR.png|70px]] Grand Star of the [[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria|Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] (19731972)<ref>{{Citation|title=SYND 17-11-72 PRESIDENT SUHARTO ARRIVES IN AUSTRIA|url=https://www.youtube.com/watch?v=QMcwlfgc65U|accessdate=2024-03-06|language=id-ID}}</ref>
* {{flag|Belanda}} :
** [[File:NLD Order of the Dutch Lion - Grand Cross BAR.png|70px]] Knight Grand Cross of the [[:en:Order of the Netherlands Lion|Order of the Netherlands Lion]] (1970)
Baris 511:
**[[File:Grand Crest Ordre de Leopold.png|70px]] Grand Cordon of the [[:en:Order of Leopold (Belgium)|Order of Leopold]] (1973)
* {{Flag|Britania Raya}} :
** [[File:Order of the Bath UK ribbon.svg|70px]] Honorary Knight Grand Cross ''(Military Division)'' of the Most Honourable [[:en:Order of the Bath|Order of the Bath]] (GCB) (1974)<ref>{{Cite book|last=Kedutaan Besar (U.S.)|first=Indonesia|date=1974|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesian_News_and_Views/YF_GjjP8o0UC?hl=id&gbpv=1&dq=air+chief+marshal+indonesian+grand+cross&pg=PA21&printsec=frontcover|title=Indonesian News and Views|location=Indonesia|publisher=Embassy of Indonesia, Information Division.|url-status=live}}</ref>
* {{flag|Brunei}} :
** [[Berkas:BRU Royal Family Order of the Crown of Brunei.svg|nirbing|70x70px]] [[Darjah Kerabat Mahkota Brunei]] (DKMB) (1988)<ref>{{Cite web|title=PRESIDEN SOEHARTO TERIMA UTUSAN KHUSUS SULTAN BRUNEI DARUSSALAM {{!}} ANTARA Foto|url=https://www.antarafoto.com/id/view/1975653/presiden-soeharto-terima-utusan-khusus-sultan-brunei-darussalam|website=antarafoto.com|language=id|access-date=2024-02-06}}</ref>
Baris 527:
* {{flag|Jepang}} :
** [[File:JPN Daikun'i kikkasho BAR.svg|70px]] Grand Cordon of the [[:en:Order of the Chrysanthemum|Supreme Order of the Chrysanthemum]] (1968)
* {{flag|Jerman Barat}} :
** [[File:GER Bundesverdienstkreuz 9 Sond des Grosskreuzes.svg|70px]] Grand Cross Special Class of the [[:en:Order of Merit of the Federal Republic of Germany|Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] (1970)
* {{flag|Kamboja}} :
** [[File:KHM National Independence Medal.png|70px]] Grand Collar of the National [[:en:Orders, decorations, and medals of Cambodia|Order of Independence]] (April 1968)<ref>{{Cite web|title=Indochina Medals - Cambodia - CM02 National Order of Independence|url=http://indochinamedals.com/cambodia/cm02_national_order_of_independence.html|website=indochinamedals.com|access-date=2024-05-17}}</ref>
* {{flag|Kuwait}} :
** [[File:Order of Mubarak the Great (Kuwait) - ribbon bar.gif|70px]] Collar of the [[:en:Order of Mubarak the Great|Order of Mubarak the Great]] (1977)
Baris 546:
** [[File:Order of Pakistan.png|70px]] [[:en:Nishan-e-Pakistan|Nishan-e-Pakistan]] (NPk) (1982)
* {{flag|Perancis}} :
** [[File:Legion Honneur GC ribbon.svg|70px]] Grand Cross of the National [[:en:Legion of Honour|Order of the Legion of Honour]] (1972)<ref>{{Citation|title=SYND 14-11-72 PRESIDENT SUHARTO OF INDONESIA VISIT TO PARIS|url=https://www.youtube.com/watch?v=7rXP414gRLw|accessdate=2024-03-06|language=id-ID}}</ref>
* {{flag|Qatar}} :
** [[File:Order of Independence (Qatar) - ribbon bar.gif|70px]] Collar of the Order of the Independence (1977)<ref>{{Cite web|date=2022-07-13|title=Penghargaan - Situs Web Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia|url=https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/award/?box=detail&id=79&from_box=list&hlm=1&search_ruas=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=2&presiden=suharto|website=web.archive.org|access-date=2023-04-13|archive-date=2022-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220713115318/https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/award/?box=detail&id=79&from_box=list&hlm=1&search_ruas=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=2&presiden=suharto|dead-url=unfit}}</ref>
Baris 773:
{{s-ttl|title=Ketua [[Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik]]|years=1994}}
{{s-aft|after=[[Tomiichi Murayama]]}}
|-
{{s-new|office}}
{{s-ttl|title=Ketua [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara]]|years=1976}}
{{s-aft|after=[[Hussein Onn]]}}
{{kotak selesai}}
{{Kelompok templat