Tiga Dara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(6 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bedakan|3 Dara}}
{{Infobox film
Baris 32 ⟶ 31:
Film ini diproduksi menggunakan dana pinjaman dari pemerintah, dengan harapan dapat menutupi hutang Perfini yang menumpuk. Film ini sengaja dibuat untuk tujuan komersial, meskipun Ismail kurang menyukai jenis film seperti ini. Setelah dirilis pada 24 Agustus 1957, film ini sukses besar, melambungkan karier para pemainnya, meraup pendapatan tertinggi dari semua film Perfini, dan ditayangkan di bioskop-bioskop kelas atas. Meskipun diputar di [[Festival Film Venesia]] tahun 1959 dan meraih penghargaan untuk Penataan Musik Terbaik di [[Festival Film Indonesia|Pekan Film Indonesia]] tahun 1960, Ismail menganggap film ini telah melenceng dari visi awal Perfini.
Sejak perilisannya, ''Tiga Dara'' dianggap sebagai film klasik Indonesia dengan tema yang masih relevan dengan masyarakat Indonesia modern. Film ini dibuat ulang dengan judul ''Tiga Dara Mencari Cinta''
== Alur ==
Baris 67 ⟶ 66:
== Produksi ==
[[Berkas:Usmar Ismail, Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia, p177.jpg|jmpl|lurus|[[Usmar Ismail]], sutradara dan produser ''Tiga Dara'']]
''Tiga Dara'' disutradarai dan diproduksi oleh [[Usmar Ismail]] untuk [[Perfini|Perusahaan Film Nasional]], yang lebih dikenal dengan nama Perfini.{{sfn|Kristanto|2007|p=46}} Pada awal pendirian Perfini pada tahun 1950,{{sfn|Said|1982|p=49}} Ismail berkeinginan untuk “tidak mempertimbangkan aspek komersial”{{efn|
Produksi ''Tiga Dara'' dimulai pada Maret 1956. Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak berperan sebagai ketiga gadis utama.{{sfn|Biran|2009|p=152}} Chitra Dewi sebelumnya telah tampil dalam ''Tamu Agung'',{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi Chitra Dewi}} sedangkan Mieke Wijaya melakukan debutnya dalam film ''Gagal'' produksi Perusahaan Film Palembang pada tahun sebelumnya.{{sfn|Kristanto|2007|p=39}} Indriati Iskak, putri sutradara Raden Iskak yang berusia 14 tahun, memulai debut film layar lebarnya dengan ''Tiga Dara''.{{sfn|Biran|1979|p=228}} Peran-peran pendukung diisi oleh Fifi Young, Rendra Karno, Hassan Sanusi, Bambang Irawan, [[Roosilawaty]], dan Zainab.{{sfn|Kristanto|2007|p=46}} Untuk peran Joni, Ismail menggandeng anak kandungnya, Irwan Usmar Ismail.{{sfn|Anwar|1991|p=3}}
Karena film musikal populer di kalangan penonton Indonesia, ''Tiga Dara'' dibuat dalam genre tersebut. Film ini menampilkan tujuh lagu karya [[Saiful Bahri]],{{efn|"Tiga Dara"
== Jalur suara ==
[[Berkas:Tiga Dara (Single).jpg|jmpl|lurus|Stiker label [[jalur suara]] ''Tiga Dara'']]
Piringan hitam tunggal [[jalur suara]] ''Tiga Dara'' dirilis oleh perusahaan rekaman asal Jakarta, [[Dendang (perusahaan rekaman)|Dendang]]. Rekaman ini berbahan dasar ''shellac''
{{Track listing
| all_writing = Sjaiful Bachri
Baris 89 ⟶ 88:
== Perilisan dan penerimaan ==
''Tiga Dara'' tayang perdana pada tanggal 24 Agustus 1957 di Teater Capitol, Jakarta.{{sfn|''Java-Bode'' 1957}} Film ini didistribusikan oleh Perfini dan dipromosikan dengan cara yang unik, termasuk menggunakan truk dan pengeras suara
== Dampak ==
''Tiga Dara'' merupakan film Perfini yang paling
{{blockquote|text=Usmar Ismail merasa malu dengan film tersebut. Niatnya untuk menjual ''Tiga Dara'' ketika masih dalam proses produksi menunjukkan betapa sulitnya ia menerima kenyataan bahwa ia harus membuat film semacam itu. ... meskipun uang terus mengalir, Perfini tidak membuat film seperti yang diimpikan Usmar pada awalnya.{{efn|
Pada tahun-tahun berikutnya, Perfini merilis sejumlah film yang berorientasi komersial, seperti ''[[Delapan Pendjuru Angin]]'' (1957) dan ''[[Asrama Dara]]'' (1958).{{sfn|Said|1982|p=58}} Meskipun tidak ada yang gagal secara komersial,{{sfn|Ismail|1983|p=136}} hanya ''Asrama Dara'' yang mendekati kesuksesan
Chitra Dewi dan Mieke Wijaya menjadi populer setelah kesuksesan ''Tiga Dara''. Chitra Dewi melanjutkan karier aktingnya selama empat dekade berikutnya, dengan film layar lebar terakhirnya, ''[[Pedang Ulung]]'', dirilis pada tahun 1993, lima belas tahun sebelum kematiannya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi Chitra Dewi}} Sementara itu, Mieke Wijaya terus berakting hingga film ''[[Ayat-Ayat Cinta]]'' pada tahun 2008.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi Mieke Wijaya}} Indriati Iskak, yang dipuji karena gaya aktingnya yang lebih natural dibandingkan rekan-rekannya yang terlatih di panggung juga mencapai popularitas.{{sfn|Biran|2009|p=152}} Ia membentuk [[grup vokal perempuan]] Baby Dolls bersama [[Rima Melati]], {{Interlanguage link|Gaby Mambo|id}}, dan [[Baby Huwae]], dan
|