Kesultanan Samudera Pasai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k kana halada haysdirhaN hakilaM/a* Relasi dan persaingan */ (QuickEdit) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(40 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
|
|conventional_long_name
|common_name = Samudera Pasai<br>Pasai
|
|
|
|
|
|
|symbol_type =
|p1 = Kerajaan Jeumpa |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
'''Kesultanan Pasai''', juga dikenal dengan '''Samudera Darussalam''', atau '''Samudera Pasai''', dengan sebutan singkat yaitu Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara [[Sumatra]], kurang lebih di sekitar [[Kota Lhokseumawe]] dan [[Kabupaten Aceh Utara]], Provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]].Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar [[Malik al-Saleh|Sultan Malik as-Saleh]], sekitar tahun [[1267]].<ref name=":0">Prof. Dr. Hamka (2016) "Sejarah Umat Islam" Jakarta : Gema Insani</ref> ▼
▲'''Kesultanan Pasai''', juga dikenal dengan '''Samudera Darussalam''', atau '''Samudera Pasai''', dengan sebutan singkat yaitu Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara [[Sumatra]], kurang lebih di sekitar [[Kota Lhokseumawe]] dan [[Kabupaten Aceh Utara]], Provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]].Kerajaan ini didirikan oleh
Para sejarawan menelusuri keberadaan kerajaan ini menggunakan sumber dari [[Hikayat Raja-raja Pasai]] serta peninggalan sejarah adat istiadat serta budaya setempat yang masih berjalan dan dipertahankan oleh masyarakat pesisir pantai utara Sumatra.<ref name="Hill">Hill, A. H., (1960), ''[[Hikayat Raja-raja Pasai]]'', Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland, London. Library, MBRAS.</ref> Hal ini dibuktikan dengan beberapa makam raja yang datang pertama kali pada tahun 710 Masehi serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama keturunan rajanya.▼
▲Para sejarawan menelusuri keberadaan kerajaan ini menggunakan sumber dari [[Hikayat Raja-raja Pasai]] serta peninggalan [[sejarah]] adat istiadat serta budaya setempat yang masih berjalan dan dipertahankan oleh masyarakat pesisir pantai utara [[Sumatra]].<ref name="Hill">Hill, A. H., (1960), ''[[Hikayat Raja-raja Pasai]]'', Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland, London. Library, MBRAS.</ref> Hal ini dibuktikan dengan beberapa makam raja yang datang pertama kali pada tahun 710 [[Masehi]] serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama keturunan rajanya.
== Sejarah ==
Berdasarkan ''[[Hikayat Raja-raja Pasai]]'' serta tersebut dalam [[Tambo Minangkabau]] putra dari Ahlul Bait Sayyidina Hussein, menceritakan tentang pendirian Pasai oleh
Dalam [[Hikayat Raja-raja Pasai]] maupun [[Sulalatus Salatin]] nama Pasai dan Samudera telah dipisahkan merujuk pada dua kawasan yang berbeda, tetapi dalam catatan [[Tiongkok]] nama-nama tersebut tidak dibedakan sama sekali. Sementara [[Marco Polo]] dalam lawatannya mencatat beberapa daftar kerajaan yang ada di pantai timur [[Pulau Sumatra]] waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama ''Ferlec'' (Perlak), ''Basma'' dan ''Samara'' (Samudera).<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/12/08/15/m8seqj-samudera-pasai-khilafah-islam-nusantara-3|title=Samudera Pasai, Khilafah Islam Nusantara (3)|date=2012-08-15|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-06-12}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=zFKcQ8_dS00C&pg=PA1337&lpg=PA1337&dq=Samudera+Pasai+Empire&source=bl&ots=VOLJU1094w&sig=ACfU3U3x3WEVpGS_qDyHZ5BO6QMVU-jUag&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-vKbi2_vpAhXSXisKHeKtDKY4ChDoATACegQICRAB#v=onepage&q=Samudera%20Pasai%20Empire&f=false|title=World and Its Peoples: Eastern and Southern Asia|date=2007|publisher=Marshall Cavendish|isbn=978-0-7614-7643-6|language=en}}</ref>
Baris 48:
Pemerintahan Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan oleh putranya [[Muhammad Malik az-Zahir|Sultan Muhammad Malik az-Zahir]] dari perkawinannya dengan putri [[Kesultanan Perlak|Raja Perlak]]. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama [[Islam]]. Kemudian sekitar tahun 1326 ia meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya [[Mahmud Malik az-Zahir|Sultan Mahmud Malik az-Zahir]] dan memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, kemudian menceritakan bahwa [[sultan]] di negeri '''Samatrah''' (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut [[Mazhab Syafi'i]].<ref>Ferrand, Gabriel, (1914), ''Relations de voyages et textes geographiques: Arabes, Persan et Turks relatifs a l'Extreme-Orient du VIIIe au XVIIIe siecles'', traduits, II, hlm. 440-450.</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Ki8COnr7H0MC&pg=PA79&lpg=PA79&dq=Samudera+Pasai+Empire&source=bl&ots=eucpWTFRdv&sig=ACfU3U1bJfVWaEn3HxavchksmN-a1KTw4w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-vKbi2_vpAhXSXisKHeKtDKY4ChDoATAEegQIChAB#v=onepage&q=Samudera%20Pasai%20Empire&f=false|title=Historical Atlas of Indonesia|last=Cribb|first=Robert|date=2013-02-01|publisher=Routledge|isbn=978-1-136-78057-8|language=en}}</ref>
=== Al Malikush Shaleh (1267-1297) ===
[[Berkas:Makam Sultan Malik As-Shalih (Malikussaleh).jpg|jmpl|ki|250px|Makam Sultan Malikussaleh]]
Pada saat itu, orang-orang Islam sudah mendirikan perkampungan di tepi pantai Sumatra. Mereka berasal dari pedagang-pedagang sumatera yang berdagang di arab dan persia. Hanya saja, mereka belum sanggup mendirikan kerajaan yang kuat.
Baris 59 ⟶ 61:
Setelah mereka berdua mengadakan pertemuan dengan Merah Silu, beliau masuk islam. Beliau juga diberikan nama Islam, yaitu Sultan al-Malikush Shaleh. Kemudian, mereka memberi tanda-tanda kerajaan yang langsung dibawa dari Mekah kepada Sultan. Gelar Sultan ini langsung diberikan oleh Syarif Mekah. Pada saat itu, Syarif Mekah ada di bawah naungan kerajaan Mamalik di Mesir. Syarif Mekah, atas izin Sultan Mamalik, memberikan gelar Sultan kepada Merah Silu.<ref name=":0" /> Gelar "Al Malikush Shaleh" adalah gelar yang dipakai oleh pendiri kerajaan Mamalik yang pertama di Mesir, yaitu Al Malikush Shaleh Ayub.
Pada zaman pemerintahan Al Malikush Shaleh, Marco Polo, seorang pengembara bangsa Venesia, berkunjung ke
=== Al Malikuzh Zhahir I (1297 - 1326) ===
Seorang putra Al Malikush Shaleh diberi gelar Al Malikush Zhahir, sedangkan putranya yang lain diberi gelar Al Malikul Mansur. Azh Zahir adalah gelar yang dipakai oleh Sultan Mamalik yang kedua di Mesir, yaitu al Malikuzh Zhair Baibars (1260 - 1277). Al Mansur adalah gelar dari Sultan Mamalik yang ketiga, yang menggantikan Baibars, yaitu al Malikul Mansur Qalawun (1279 - 1290). Sultan Al Malikuz Zhahir diangkat sebagai sultan kedua Samudra Pasai. Nama kecil sultan itu adalah Raja Muhammad.
▲=== Zainal Abidin (1350) ===
Setelah Sultan al-Malikuzh Zhahir meninggal, naiklah putranya Zainal Abidin. Ia naik takhta ketika usianya masih kecil, sehingga untuk sementara, pemerintahan dijalankan oleh pembesar-pembesar kerajaan.
Baris 76:
Orang-orang besar Samudra Pasai terpaksa datang mempersembahkan tebusan ke negeri Siam, yaitu emas. Mereka memohon agar sultan dapat dibebaskan. Raja Siam mengizinkan, dengan syarat, Pasai harus tetap rutin membayar emas. Akhirnya, pulanglah Sultan yang masih muda itu ke Pasai, hingga duduk kembali di atas singgasananya.
Tidak beberapa lama kemudian, tiba-tiba datang pulalah pasukan Majapahit. Diserbunya Samudra Pasai sekali lagi. Pasai takluk di bawah Majapahit. Siam pun tidak mampu melawan Majapahit untuk mempertahankan Pasai
Maharaja Tiongkok mengutus admiral Cheng Ho untuk datang ke Pasai pada tahun 1405. Dalam riwayat Tiongkok, Raja Pasai pada saat itu ialah Tsai Nu Li A Pi Ting Ki (Zainal Abidin). Cheng Ho menganjurkan agar Pasai mengakui persahabatan dengan Maharaja Tiongkok, Kaisar Cheng Tsu. Kaisar ini baru saja merebut kekuasaan dari kaisar yang dahulu, Hwui Ti. Cheng Ho datang membawa hadiah tanda persahabatan dari Kaisar Tiongkok. Ia pun memberikan janji bahwa Tiongkok akan tetap membela Samudra Pasai, Malaka dan negeri-negeri lain, jika ada serangan dari luar, asalkan mereka mengakui perlindungan dari Tiongkok.
Baris 87:
Raja Iskandar, anak dari Raja Semudra Pasai dibawa oleh Cheng Ho pada tahun 1412 untuk mengunjungi Tiongkok dan datang menghadap Maharaja Tiongkok. Sesampainya di Tiongkok, Raja Iskandar meninggal terbunuh. Semenjak itu, jaranglah terdengar hubungan antara Pasai dan Tiongkok. Kunjungan terakhir Pasai ke Tiongkok tercatat pada tahun 1434.
Sementara itu, Malaka mulai naik, sedangkan Pasai mulai turun. Pelabuhan Pasai berangsur sepi, pantainya mulai dangkal, kapal-kapal
Salah seorang warga Pasai yang datang ke Jawa adalah [[Fatahillah|Faletehan]] (Fatahillah / Syarif Hidayatullah). Ia merantau ke pulau Jawa karena negerinya diserang Portugis. Di Jawa, ia berkarir sebagai panglima perang [[Kesultanan Demak]] yang berhasil mengalahkan kerajaan [[Kerajaan Galuh|Galuh]] dan [[Pakwan Pajajaran|Pajajaran]]. Hingga akhirnya, ia sukses mendirikan kesultanan [[Kesultanan Banten|Banten]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]. Fatahillah juga sukses mengalahkan pasukan Portugal di Sunda Kelapa dengan gabungan pasukan Demak-Cirebon pada 22 Juni 1527. Hari itu kemudian diperingati sebagai hari lahir Kota Jakarta.<ref>{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Sejarah HUT Jakarta & Benarkah Fatahillah Membantai Rakyat Betawi?|url=https://tirto.id/sejarah-hut-jakarta-benarkah-fatahillah-membantai-rakyat-betawi-crhj|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-07-30}}</ref><ref>{{Cite web|title=Keturunan Fatahillah, Pendiri Kota Jakarta|url=https://www.historyofcirebon.id/2018/12/keturunan-fatahillah-pendiri-kota.html|website=Sejarah Cirebon|language=id|access-date=2023-07-30}}</ref>
Baris 97 ⟶ 98:
== Relasi dan persaingan ==
Kesultanan Pasai kembali bangkit di bawah pimpinan [[Zainal Abidin Malik az-Zahir|Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir]] tahun 1383, dan memerintah sampai tahun 1405. Dalam [[kronik Tiongkok]] ia juga dikenal dengan nama ''Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki'', dan disebutkan ia tewas oleh ''Raja Nakur''. Selanjutnya pemerintahan Kesultanan Pasai dilanjutkan oleh
Armada Cheng Ho yang memimpin sekitar 208 kapal mengunjungi Pasai berturut turut dalam tahun 1405, 1408 dan 1412. Berdasarkan laporan perjalanan [[Cheng Ho]] yang dicatat oleh para pembantunya seperti [[Ma Huan]] dan [[Fei Xin]]. Secara geografis Kesultanan Pasai dideskripsikan memiliki batas wilayah dengan pegunungan tinggi disebelah selatan dan timur, serta jika terus ke arah timur berbatasan dengan [[Kerajaan Aru]], sebelah utara dengan [[laut]], sebelah barat berbatasan dengan dua kerajaan, ''Nakur'' dan ''Lide''. Sedangkan jika terus ke arah barat berjumpa dengan kerajaan ''Lambri'' ([[Lamuri]]) yang disebutkan waktu itu berjarak 3 hari 3 malam dari Pasai. Dalam kunjungan tersebut Cheng Ho juga menyampaikan hadiah dari Kaisar Tiongkok, [[Lonceng Cakra Donya]].<ref name="Yuanzhi">Yuanzhi Kong, (2000), ''Muslim Tionghoa [[Cheng Ho]]: misteri perjalanan muhibah di Nusantara'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-361-4.</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=5fNjAAAAQBAJ&pg=PA65&lpg=PA65&dq=Samudera+Pasai+Empire&source=bl&ots=LGGQ_Qbs3b&sig=ACfU3U0ltr-XekE9CErbzHYo0tZRXCqhVQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwir8qqt3PvpAhWGbisKHSfYBro4HhDoATAGegQIChAB#v=onepage&q=Samudera%20Pasai%20Empire&f=false|title=Mapping the Acehnese Past|last=Feener|first=R. Michael|last2=Daly|first2=Patrick|last3=Reed|first3=Anthony|date=2011-01-01|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-25359-9|language=en}}</ref>
Baris 110 ⟶ 111:
Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah ''[[menteri]]'', ''[[syahbandar]]'' dan ''[[kadi]]''. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan ''[[Tun]]'', begitu juga beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya juga bergelar [[sultan]].
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, [[
== Perekonomian ==
Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan [[lada]] sebagai komoditas andalannya, dalam catatan [[Ma Huan]] disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga [[perak]] 1 [[tahil]]. Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin [[emas]] sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut ''[[Deureuham]]'' ([[dirham]]) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 [[karat]].<ref>{{cite web|url=https://www.pubvel.com/2023/12/kejayaan-dan-kehancuran-kerajaan.html|title=Kejayaan dan Kehancuran Kerajaan Samudra Pasai: Pemerintahan dan Ekonomi|website=pubvel.com}}</ref>
Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam [[padi]] di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.<ref name="Yuanzhi"/>
{{multiple image|caption_align=center|header_align=center
| align = center
| image1 = MUS Koin Kesultanan Samudera Pasai; 2.jpg
| width1 = 250
| caption1 = Dirham emas
| image2 = MUS Koin Kesultanan Samudera Pasai; 3.jpg
| width2 = 250
| caption2 = Dirham emas
| image3 = MUS Koin emas Samudera Pasai 1326-1345; 2.jpg
| width3 = 250
| caption3 = Koin timah
| image4 = MUS Koin emas Samudera Pasai 1326-1345; 3.jpg
| width4 = 250
| caption4 = Koin timah
}}
== Agama dan budaya ==
Baris 121 ⟶ 143:
== Akhir pemerintahan ==
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan [[perang saudara]]. [[Sulalatus Salatin]]<ref name="Ahmad">Ahmad Rizal Rahim, (2000), ''[[Sulalatus Salatin]]'', Jade Green Publications, ISBN 983-9293-77-X.</ref> menceritakan Sultan Pasai meminta bantuan kepada [[Kesultanan Melaka|Sultan Melaka]] untuk meredam pemberontakan tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh [[Portugal]] tahun [[1521]] yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun [[1511]], dan kemudian tahun [[1524]] wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan [[Kesultanan Aceh]].<ref>{{Cite web|url=http://www.jejakwisata.com/index.php/destinations/80-stately-royal-of-samudera-pasai|title=Stately Royal of Samudera Pasai|website=www.jejakwisata.com|access-date=2020-06-12|archive-date=2020-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20200612071702/http://www.jejakwisata.com/index.php/destinations/80-stately-royal-of-samudera-pasai|dead-url=yes}}</ref><ref>[https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/aricis/article/view/959 FROM PASEE TO SOUTHEAST ASIAN ISLAM: An archaeological semiotic study of shared symbols among Malays]</ref>
<!--
== Peninggalan ==
Baris 138 ⟶ 160:
! No !! Periode !! Nama Sultan atau Gelar !! Catatan dan peristiwa penting
|-
|
▲| 2 || 1267 - 1297 || [[Malik al-Saleh|Sultan Malik as-Saleh]] (Meurah Silu) || Tahta Selanjutnya dari Samudra Pasai
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|
|-
|}
Baris 184 ⟶ 204:
== Warisan sejarah ==
[[Berkas:MUS Koin Kesultanan Samudera Pasai; 2.jpg|jmpl|259x259px|Koin Emas dari Kesultanan Samudera Pasai]]
Penemuan [[makam]] Sultan Malik as-Saleh yang bertarikh 696 H atau 1267 M, dirujuk oleh sejarawan sebagai tanda telah masuknya agama [[Islam]] di [[Nusantara]] sekitar abad ke-13. Walau ada pendapat bahwa kemungkinan Islam telah datang lebih awal dari itu. [[Hikayat Raja-raja Pasai]] memang penuh dengan mitos dan legenda namun deskripsi ceritanya telah membantu dalam mengungkap sisi gelap sejarah akan keberadaan kerajaan ini. Kejayaan masa lalu kerajaan ini telah menginspirasikan masyarakatnya untuk kembali menggunakan nama pendiri kerajaan ini untuk [[Universitas Malikussaleh]], [[Bandar Udara Malikus Saleh|Bandara Malikussaleh]] dan Museum Islam Samudera Pasai di [[Aceh Utara]].<ref>{{Cite web|url=http://unimal.ac.id/index/page/1/sejarah-universitas-malikussaleh#:~:text=Sejarah%20Universitas%20Malikussaleh,kedinamisan,%20serta%20patriotismenya%20Sultan%20Malikussaleh.|title=Unimal|website=unimal.ac.id|language=en|access-date=2020-06-12|archive-date=2020-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20200612071702/http://unimal.ac.id/index/page/1/sejarah-universitas-malikussaleh#:~:text=Sejarah%20Universitas%20Malikussaleh,kedinamisan,%20serta%20patriotismenya%20Sultan%20Malikussaleh.|dead-url=yes}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 218 ⟶ 238:
[[Kategori:Kerajaan di Asia Tenggara]]
[[Kategori:Bekas kerajaan di Asia]]
[[Kategori:Negara prakolonial di Indonesia]]
|