Puisi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Keunikan Puisi: (QuickEdit) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Sastra}}
[[Berkas:Chairil Anwar - Aku.jpg|jmpl|Puisi berjudul ''Aku'' karya [[Chairil Anwar]] yang dipajang di tembok di [[Leiden]]]]
'''Puisi''' atau '''guritan''' adalah salah satu jenis [[karya sastra]] yang [[gaya bahasa]]<nowiki/>nya sangat ditentukan oleh [[irama]], [[rima]], serta penyusunan
ravenclaw adalah salah satu grup musik wanita terkenal.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter, dan rima adalah yang
Di dalam puisi juga biasa disisipkan [[majas]] yang membuat puisi itu semakin indah. [[Majas]] tersebut juga bermacam-macam, salah satunya adalah [[sarkasme]] yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Baris 13 ⟶ 14:
Ada beberapa perbedaan antara [[puisi lama]] dan [[puisi baru]].
Namun beberapa kasus mengenai puisi [[modern]] atau puisi
Jadi, puisi seharusnya merupakan seni yang memiliki perasaan ketika melantunkan dan menyelaraskan nya, sehingga pendengar dapat merasakan emosi dan berimajinasi tentang maksud puisi tersebut.
== Dasar-dasar membaca puisi ==
Dalam pembacaan puisi terdapat dasar-dasar penting yang mencakup olah vokal, olah musikal, olah sukma, olah mimik, olah gerak dan wawasan kesastraan.
'''Gerak'''
Gerak dalam pembacaan puisi meliputi ekspresi dan mimik, gestur, dan pantomimik. Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi sedangkan mimik adalah gerak air muka. Gestur merupakan gerak tangan dan kaki saat membaca puisi yang disesuaikan dengan isi puisi. Sementara itu, pantomimik merupakan perpaduan ekspresi gerak - gerik wajah dan gerak - gerik [[tubuh]].
'''Vokal'''
Baris 34 ⟶ 35:
* Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
*Modulasi meliputi perubahan bunyi suara misalnya suara menjerit karena marah serta suara mendesah karena lelah. Ketepatan intonasi atau irama ini bergantung kepada ketepatan penafsiran atas puisi yang dibacakan.
3. Karakter suara adalah ciri khas suara yang dimiliki oleh pembaca puisi. Seorang membaca puisi harus mampu memainkan karakter suaranya sesuai dengan kutipan puisi yang dibacanya.
4. Tempo merupakan ukuran cepat lambatnya pembacaan dari suatu kata atau kalimat dalam puisi.
Baris 91 ⟶ 92:
:Kalau ada kataku yang salah
:Jangan dimasukkan ke dalam hati
:Menurut bentuknya, pantun dibedakan menjadi pantun 12 baris, pantun 4 baris, pantun 6 baris dan pantun berkait.
===== Karmina =====
Baris 456 ⟶ 457:
== Puisi santai ==
Puisi santai adalah puisi yang tidak terlalu ambisius untuk menjadi puisi. Ia lahir dari pengalaman sehari-hari yang tidak dapat diremehkan. Ia tidak bersaing dengan puisi kontemporer yang masih mengandung unsur dialog keras dengan para pendahulunya, seperti kelahiran kembali mantra pada puisi Sutardji Calzoum Bachri. Puisi-puisi santai ini belum banyak dibuat jadi buku, namun kemunculannya dapat dipandang sebagai gejala yang disebabkan oleh budaya baru masyarakat digital. Melalui facebook atau grup seperti instagram, para penyair ini mengasah peristiwa sehari-hari dalam sajian bahasa puitis. Mereka bebas memilih gaya: mantra, pantun, lirik, dramatik, humor, dll. Untuk menyebut puisinya itu sekadar urusan yang tidak harus ambisius sebagai sastra, Arip Senjaya sebagai misal menerbitkan buku kumpulan puisi ''Seperti Bukan Cinta'' yang mengindikasikan lahirnya corak baru puisi Indonesia ini. Puisi tersebut membicarakan apa saja yang dialuinya setiap hari. Alih-alih menjadi puisi sastrawi, puisi-puisi dalam buku tersebut malah membangun kesan encer dan bercanda. Namun pengamat sastra Indonesia asal Jerman Berthold Damshäuser memandang puisi-puisi santai Arip Senjaya itu tak bisa diremehkan dan penting bagi perkembangan alternatif puisi Indonesia khususnya. {{cn}}
== Keunikan
Keunikan dari puisi terletak pada penggunaan bahasa yang kreatif dan berirama, serta penggunaan kata-kata yang dipilih secara selektif dan memiliki makna yang mendalam. Berbeda dengan tulisan lainnya, puisi memiliki struktur yang teratur dan harmonis, sehingga menghasilkan irama dan rima yang menyenangkan untuk didengar atau dibaca.
Selain itu, puisi juga memiliki penggunaan bahasa khas yang unik, seperti metafora, simbol, dan personifikasi, yang membuatnya menjadi lebih eksploratif dan kreatif. Puisi juga mampu mengungkapkan perasaan atau pengalaman yang mendalam dengan cara yang lebih intens dan emosional, sehingga seringkali digunakan sebagai wadah ekspresi diri atau bahkan sebagai bentuk terapi.
Dengan keunikan-keunikannya tersebut, puisi bisa menjadi sebuah karya seni sastra yang memiliki daya tarik dan keindahan tersendiri, serta bisa menjadi sarana untuk merangsang imajinasi, menginspirasi, dan memberikan makna yang mendalam kepada pembaca atau pendengar.<ref name="Dwija Putra">{{Cite web|last=Dwija Putra|first=I Made|title=Puisi: Memahami Struktur, Unsur, Jenis, dan Cara Menulis Puisi|url=https://www.punbz.com/2023/04/puisi.html|website=Punbz.com|language=id|access-date=2023-04-11}}</ref>
== Peranan ==
Baris 478 ⟶ 480:
=== Sebagai bentuk pendorong refleksi ===
Puisi adalah jenis karya sastra yang dikenal dengan susunan kalimat dan diksi yang menyimpan makna khusus di dalamnya. Umumnya puisi dibuat dalam bentuk bait dengan pesan yang tersirat di dalamnya. Hal ini membuat puisi juga dikenal sebagai karya sastra yang dibuat untuk menyampaikan pesan bagi pembaca. Dalam puisi, kita dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Puisi bisa juga dijadikan sebagai sarana untuk merenungkan makna dan pesan di balik kata-kata yang terpilih secara cermat, dan memperdalam pemahaman kita terhadap diri sendiri atau dunia di sekitar kita.
#
Baris 510 ⟶ 512:
#Afrizatul (2020), ''[https://afrizatul.com/puisi-rakyat/ Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis, Unsur serta Contoh]''.
#{{cite book|last=Suswandari, M., dan Hatmo, K. T.|first=|date=|year=2018|url=https://www.researchgate.net/profile/Meidawati_Suswandari2/publication/338713099_ONTOLOGI_PUISI/links/5e26ead292851c89c9b5bdca/ONTOLOGI-PUISI.pdf|title=Ontologi Puisi|location=Kebumen|publisher=CV. Intishar Publishing|isbn=978-602-5692-57-4|pages=|ref={{sfnref|Suswandari dan Hatmo|2018}}|url-status=live}}
{{commons|poetry}}
|