Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(22 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| native_name =
| conventional_long_name = Kesultanan Ternate
| common_name = Kesultanan Ternate
| religion = sebelum abad ke-15 [[Animisme]] setelah abad ke-15 [[Islam Sunni]]
| image_flag = Bendera Ternate - Almulk Buldan Ternate.svg
|
|
| symbol_type = Bendera Ternate pada 1601 sesuai gambaran orang Belanda.
| p1 =
| p2 =
Baris 14 ⟶ 15:
| flag_p2 =
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| year_start = 1257
| year_end =
| capital = [[Ternate]]
Baris 22 ⟶ 23:
| event_end = <!--Bergabung dengan [[Indonesia]]<ref>[http://www.royalark.net/Indonesia/ternate6.htm Lieutenant-Colonel H.H. Paduka Sri Maha Tuan as-Sultan Iskandar Muhammad Jabir Shah, Sultan of Ternate.]</ref>--><!-- disembunyikan, rujukan tidak jelas-->
| image_map = Peta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg
| image_map_caption = Wilayah Kesultanan Ternate pada abad ke-
| official_languages = [[Bahasa Ternate|Ternate]]
| government_type = [[Monarki]]
| title_leader = [[Kesultanan|Sultan]], ''Alam ma-kolano''
| leader1 = Baab Mashur Malamo
| year_leader1 = 1257-1277
Baris 40 ⟶ 41:
== Sejarah ==
=== Asal usul pembentukan ===
[[Pulau Ternate|Pulau Gapi]] (kini Ternate) mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk [[Ternate]] awal merupakan warga eksodus dari [[Halmahera]]. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang ''momole'' (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah. Penduduk Ternate
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai ''kolano'' (raja) pertama dengan gelar ''Baab Mashur Malamo'' (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya
▲Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai ''kolano'' (raja) pertama dengan gelar ''Baab Mashur Malamo'' (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya [[Kota Ternate]], sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.
=== Unifikasi Persekutuan Maluku ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Uitzicht op Ternate TMnr 3728-865.jpg|jmpl|220px|Lukisan pemandangan [[Pulau Ternate]] dengan [[Gunung Gamalama]] (sekitar tahun [[1883]]-[[1889]]).]]
Baris 69 ⟶ 71:
Pembunuhan Sultan Khairun semakin mendorong rakyat Ternate untuk mengusir Portugal, bahkan seluruh Maluku kini mendukung kepemimpinan dan perjuangan [[Sultan Baabullah]] (1570-1583), pos-pos Portugal di seluruh Maluku dan wilayah timur Indonesia digempur. Setelah peperangan selama 5 tahun, akhirnya Portugal meninggalkan Maluku untuk selamanya pada tahun 1575. Di bawah pimpinan [[Sultan Baabullah]], Ternate mencapai puncak kejayaan, wilayah membentang dari Sulawesi Utara dan Tengah di bagian barat hingga [[Kepulauan Marshall]] di bagian timur, dari Filipina Selatan di bagian utara hingga kepulauan [[Nusa Tenggara]] di bagian selatan.
[[Berkas:Drake's arrival at Ternate.jpg|kiri|jmpl|[[Galai]]-galai Ternate menyambut kedatangan [[Francis Drake]].]]
Sultan Baabullah dijuluki penguasa 72 pulau yang semuanya berpenghuni hingga menjadikan Kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur, di samping Aceh dan Demak yang menguasai wilayah barat dan tengah Nusantara kala itu. Periode keemasaan tiga kesultanan ini selama abad 14 dan 15 entah sengaja atau tidak dikesampingkan dalam sejarah bangsa ini padahal mereka adalah pilar pertama yang membendung kolonialisme Barat.
=== Kedatangan Belanda ===
[[Berkas:How the King of Ternate Presents Himself in Public de Bry.jpg|jmpl|ka|240px|Ilustrasi perjalanan Sultan Ternate menuju mesjid, oleh [[Johann Theodor de Bry|De Bry]], 1601]]
Setelah Sultan Baabullah meninggal, Ternate mulai melemah, [[Kerajaan Spanyol]] yang telah bersatu dengan Portugal pada tahun 1580 mencoba menguasai kembali Maluku dengan menyerang Ternate. Dengan kekuatan baru Spanyol memperkuat kedudukannya di [[Filipina]], Ternate pun menjalin aliansi dengan [[Mindanao]] untuk menghalau Spanyol namun gagal, bahkan [[Sultan Said Barakati]] berhasil ditawan Spanyol dan dibuang ke [[Manila]].
Baris 96 ⟶ 99:
== Sultan yang berkuasa ==
Pada masa–masa awal [[suku Ternate]] dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut ''kolano'', gelar yang berasal dari [[cerita panji]].<ref>Leonard Andaya (1993), ''The world of Maluku''. Honolulu: University of Hawai'i Press, p. 59.</ref> Mulai pertengahan abad ke-15, [[Islam]] diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan [[syariat Islam]] diberlakukan. [[Zainal Abidin dari Ternate|Sultan Zainal Abidin]]
Setelah sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan ''jogugu'' (perdana menteri) dan ''fala raha'' sebagai para penasihat. Fala raha atau empat rumah adalah empat [[klan]] [[bangsawan]] yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing–masing dikepalai seorang ''kimalaha''. Mereka yaitu Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Pejabat–pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan–klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada jabatan – jabatan lain Bobato Nyagimoi se Tufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji, dll.
Baris 102 ⟶ 105:
{| class="wikitable"
|-
! Sultan Ternate || Masa jabatan
|-
| [[Baab Mashur Malamo]] || 1257 - 1277
Baris 209 ⟶ 212:
== Warisan Ternate ==
{{Tak netral}}
== Imperium nusantara timur ==
[[Berkas:Istana sultan ternate.jpg|jmpl|250px|kiri|Istana Kesultanan Ternate di kaki [[Gunung Gamalama]], [[Kota Ternate]].]]
Imperium Nusantara timur yang dipimpin [[Ternate]] memang telah runtuh sejak pertengahan abad ke-17 namun pengaruh [[Ternate]] sebagai kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terus terasa hingga berabad kemudian. Ternate memiliki andil yang sangat besar dalam kebudayaan nusantara bagian timur khususnya [[Sulawesi]] (utara dan pesisir timur) dan Maluku. Pengaruh itu mencakup [[agama]], [[adat-istiadat]] dan [[bahasa]].
Baris 216 ⟶ 221:
Keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam mengusir Portugal pada tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pribumi nusantara atas kekuatan barat, oleh karenanya [[Buya Hamka]] bahkan memuji kemenangan rakyat Ternate ini telah menunda penjajahan barat atas bumi nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam, dan sekiranya rakyat Ternate gagal niscaya wilayah timur Indonesia akan menjadi pusat kristen seperti halnya Filipina.{{butuh pemastian}}
Kedudukan Ternate sebagai kerajaan yang berpengaruh turut pula mengangkat derajat Bahasa Ternate sebagai bahasa pergaulan di berbagai wilayah yang berada dibawah pengaruhnya. Prof E.K.W. Masinambow dalam tulisannya, "Bahasa Ternate dalam konteks bahasa-bahasa Austronesia dan Non Austronesia" mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak terbesar terhadap [[bahasa Melayu]] yang digunakan masyarakat timur Indonesia. Sebanyak
Dua naskah surat sultan Ternate, dari Sultan Abu Hayat II kepada Raja Portugal tanggal 27 April dan 8 November 1521 diakui sebagai naskah Melayu tertua di dunia setelah naskah Melayu [[Naskah Tanjung Tanah|Tanjung Tanah]]. Kedua surat Sultan Abu Hayat tersebut saat ini masih tersimpan di [[Museum Lisabon]], Portugal.<ref name="Kultur-majalah.com">{{cite web |url=http://kultur-majalah.com/index.php/tradisi-folklore |title=Melestarikan Surat Leluhur Melayu di Rumah Larik |accessdate=21 Maret 2013 |archive-date=2013-03-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130314034144/http://kultur-majalah.com/index.php/tradisi-folklore |dead-url=yes }}</ref><ref name="Khazanah Naskah">{{cite web|author= Henry Chambert-Loir & Oman Aturrahman|url=http://books.google.co.id/books?id=5A4_OlCkEZgC&pg=PA167&lpg=PA167&dq=naskah+melayu+ternate&source=bl&ots=O4lcduIWKu&sig=H5Z1gnwnh4UieHswnQFFq5139eU&hl=en&sa=X&ei=PeVKUf6RE4yGrAfFmoDYBg&redir_esc=y#v=onepage&q=naskah%20melayu%20ternate&f=false | title=Khazanah naskah: panduan koleksi naskah-naskah Indonesia sedunia | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref><ref name="Republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/04/30/lkgkph-undang-undang-tanjung-tanah-naskah-melayu-tertua-di-dunia | title=Undang Undang Tanjung Tanah, Naskah Melayu Tertua di Dunia? | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref>
== Lihat
* [[Kesultanan Tidore]]
* [[Kesultanan Jailolo]]
Baris 229 ⟶ 234:
{{reflist}}
== Daftar
* M. Adnan Amal, ''"Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II"'', Universitas Khairun Ternate 2002.
* Willard A. Hanna & Des Alwi, ''"Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak"'', Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.
|