Sriwijaya Air: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 2 suntingan oleh Evanleof (bicara) ke revisi terakhir oleh 158.140.167.58(Tw)
Tag: Pembatalan pranala ke halaman disambiguasi
k Mengembalikan suntingan oleh 114.10.100.65 (bicara) ke revisi terakhir oleh Riyan 433
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(16 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9:
| callsign = SRIWIJAYA
| founded = 2003
| commenced = 10{{start Novemberdate and age|2003|11|10}}
| ceased =
| headquarters = [[Tangerang]], [[Indonesia]]
Baris 62:
Tahun 2016, Sriwijaya Air makin tak terbendung. Chandra Lie menargetkan tahun itu sebagai tahun pertumbuhan. Armada Sriwijaya Air telah diperkuat dengan 47 unit pesawat serta sempat membagikan bonus kepada karyawan atas pencapaian targert pertumbuhan. Dan hingga tahun 2016, Sriwijaya Air Group memiliki 46 kota tujuan domestik dan tujuh rute penerbangan regional. Untuk dapat memenuhi ambisi mendatangkan 15 unit pesawat per tahun, Sriwijaya Air sempat menargetkan penawaran umum perdana saham atau IPO pada Maret 2017. Rencana IPO itu tidak terdengar kabarnya. Padahal, waktu itu, Chandra Lie sangat optimismis terlebih dengan necara keuangan Sriwijaya Air yang tidak lagi merah. Tidak ada cukup informasi untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di Sriwijaya Air. Maskapai itu juga bukan perusahaan publik sehingga kinerja manajemen dan keuangannya tidak mudah didapat, apalagi dibedah.<ref name=":0" />
 
Pada November 2018, tiba-tiba Garuda Indonesia Group, melalui anak perusahaannya, yakni PT Citilink Indonesia, mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya Air dan NAM Air. Namun, ternyata, kerja sama itu tidak otomatis dapat membalikkan lagi kinerja Sriwijaya Air. Akibat tidak mampu membayar utang Rp 810 miliar kepada [[GMF AeroAsia]], Sriwijaya Air Group tidak lagi mendapat jasa perawatan armada dari GMF sejak 25 September 2019.
 
Semenjak itu, di tahun 2019 armada Sriwijaya Air yang beroperasi berkurang dari 24 pesawat jadi sembilan pesawat. Rute penerbangan otomatis berkurang, tapi Sriwijaya Air berniat mengembalikan layanan maskapai itu demi meraih kembali pelanggannya sesuai dengan pernyataan ”pilot” baru Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena pada bulan Januari 2020.<ref name=":0" />
Baris 130:
Seluruh armada Sriwijaya Air memiliki nama tersendiri yang terletak di bagian depan pesawat (''nosename'') dengan filosofi yang berbeda. Nama ini diambil dari nama tempat, burung, tanaman, ataupun petikan kata dari ayat di kitab suci. Sebagai contoh adalah "''Rajawali''", "''Gaharu''", "''Kebersamaan''", "''Hawila''", dan "''Serumpun Sebalay''".
 
Armada terhitung NovemberJanuari 20222024, antara lain:
<center>
{| class="wikitable" style="border-collapse:collapse;text-align:center;margin:auto;"
Baris 149:
|112
|120
| -
|
|-
|[[Boeing 737 Next Generation|Boeing 737-800]]
|53<ref name="planespotters"/>
|—
|—
Baris 160:
|-
!Total
!104<!--EIGHTEEN IS ALREADY WITHOUT THE ONE CRASHED ON 9 JANUARY-->
!colspan="6" |
|}
Baris 194:
|-
|[[Boeing 737]]-800
| style="text-align:center;" |2022
|PK-CLR dikembalikan ke lessor pada tahun 2013.
|8 Kursi Bisnis dan 168 Kursi Ekonomi