Paviliun Kerta Gosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
Angayubagia (bicara | kontrib)
 
(19 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox building
'''Paviliun Kerta Gosa''' adalah bangunan [[Arsitektur Bali|arsitektur]] [[Bali]] yang terletak di [[Istana Klungkung]], kota [[Kabupaten Klungkung|Klungkung]], [[Bali]], [[Indonesia]].Paviliun Kertha Gosa dibangun pada awal abad ke-18 oleh [[Dewa Agung Gusti Sideman]]. Kerta Gosa berarti "tempat di mana raja bertemu dengan kementeriannya untuk membahas masalah keadilan".
| name = Paviliun Kerta Gosa
| native_name = Kertha Gosa
| native_name_lang =
| logo =
| logo_size =
| logo_alt =
| logo_caption =
| image = Kerta Gosa in Taman Gili, Bali 1545.jpg
| image_size = 250px
| image_alt = <!-- or | alt = -->
| image_caption = Paviliun Kerta Ghosa, atau Aula Pengadilan, tahun 2015, tempat raja biasa mendengarkan kasus-kasus hukum, terlihat di sini.{{efn|Seperti candi kerajaan di [[Pura Taman Ayun|Taman Ayun]], sisa-sisa istana kerajaan di Taman Gili memberikan contoh yang baik tentang apa yang disebut gaya arsitektur "Abad ke-20"; Istana Klungkung yang asli (c.1710) dihancurkan oleh Belanda, akibat [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|pemberontakan tahun 1908]]. Beberapa bangunan kemudian dibangun kembali, dan dimasukkan ke dalam taman yang ada sekarang.}}
| map_type =
| map_alt =
| map_caption =
| map_size =
| map_dot_label =
| map_dot_mark =
| relief =
| former_names =
| alternate_names =
| etymology = Aula Pengadilan
| status =
| cancelled =
| topped_out =
| building_type = Bale paviliun
| architectural_style = [[Arsitektur Bali]]
| classification =
| location = [[Kabupaten Klungkung|Klungkung]], [[Bali]]
| address = Jalan Kenanga No.11, Semarapura Kelod, Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali 80761
| location_city = <!-- or | location_town = -->
| location_country = [[Indonesia]]
| coordinates = {{Coord|-8.5356|115.4033|display=inline, title}}
| altitude =
| current_tenants =
| namesake =
| groundbreaking_date =
| start_date = abad ke-18
| stop_date =
| est_completion =
| topped_out_date =
| completion_date =
| opened_date =
| inauguration_date =
| relocated_date =
| renovation_date = 1918, 1933 dan 1963<br/> panel secara individual diperbaiki pada 1980-an dan 1990-an
| closing_date =
| demolition_date = <!-- or | destruction_date = -->
| cost =
| ren_cost =
| client =
| owner = Pemerintahan Daerah Kabupaten Klungkung
| landlord =
| affiliation =
| height =
| architectural =
| tip =
| antenna_spire =
| roof =
| top_floor =
| observatory =
| diameter =
| circumference =
| weight =
| other_dimensions =
| structural_system = Pondasi batu dan struktur kayu
| material =
| size =
| floor_count =
| floor_area =
| elevator_count =
| grounds_area =
| architect =
| architecture_firm =
| developer =
| engineer =
| structural_engineer =
| services_engineer =
| civil_engineer =
| other_designers =
| quantity_surveyor =
| main_contractor =
| awards =
| designations =
| known_for =
| ren_architect =
| ren_firm =
| ren_engineer =
| ren_str_engineer =
| ren_serv_engineer =
| ren_civ_engineer =
| ren_oth_designers =
| ren_qty_surveyor =
| ren_contractor =
| ren_awards =
| rooms = <!-- or | unit_count = -->
| parking =
| website = {{URL|http://klungkungkab.go.id/}}
| embed =
| embedded =
| references =
| footnotes =
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Nederlandse militair voor de Kerta Gosa TMnr 10029743.jpg|jmpl|250px|Prajurit Belanda di Paviliun Kerta Gosa tanggal 31 Maret 1949]]
Fungsi pertama paviliun adalah untuk kegiatan pengadilan. Kerta Gosa pernah juga dicat ulang pada 1920-an dan lagi pada 1960-an. Paviliun ini memiliki bagian [[Hindu Epic|epik Hindu]] [[Mahabharata]], yang disebut ''Bhima Swarga'', yang dilukiskan di langit-langit paviliun.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kerta Gosa TMnr 10015209.jpg|jmpl|250px|Paviliun Kerta Ghosa tahun 1949]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Toerist M.C. Westerman en souvenirverkopers bij de Kerta Gosa Kloengkoeng TMnr 60027496.jpg|jmpl|250px|Paviliun Kerta Ghosa antara 1932 dan 1940]]
[[Berkas:Bale Kambang Gateway, Bali 1549.jpg|jmpl|250px|Kori Bale Kambang di sisi barat. Bentuk dan dekorasi gapura ini menyerupai gapura dalam yang megah di [[Pura Taman Ayun|Taman Ayun]]. Atapnya dihiasi tokoh-tokoh termasuk beberapa orang Eropa yang bertengger di dekat puncak. Lebih banyak orang Eropa bertopi atas, dibungkus dengan kain kehormatan tradisional, menjaga dasar pintu gerbang.]]
 
'''Paviliun Kerta Gosa''' adalah bangunan [[Arsitektur Bali|arsitektur]] [[Bali]] yang terletak di [[Istana Klungkung]], Kabupaten [[Kabupaten Klungkung|Klungkung]], [[Bali]], [[Indonesia]]. Paviliun Kertha Gosa dibangun pada awal abad ke-18 oleh [[Dewa Agung Gusti Sideman]]. Kerta Gosa berarti "tempat di mana raja bertemu dengan kementeriannya untuk membahas masalah keadilan".
 
Fungsi pertama paviliun adalah untuk kegiatan pengadilan. Kerta Gosa pernah juga dicat ulang pada 1920-an dan pada 1960-an. Paviliun ini memiliki bagian [[Hindu Epic|epik Hindu]] [[Mahabharata]], yang disebut ''Bhima Swarga'', yang dilukiskan di langit-langit paviliun. Lukisan langit-langit Kerta Gosa adalah salah satu contoh luar biasa dari lukisan [[Kamasan, Klungkung, Klungkung|Kamasan]] (atau gaya Wayang).<ref>Idanna Pucci,''Bhima Swarga; The Balinese Journey of the Soul''. Boston etc.: Bulfinch Press, pp. 14-8.</ref> Lukisan-lukisan itu kemungkinan awalnya dilukis pada pertengahan abad ke-19, dan diperbarui berturut-turut pada tahun 1918, 1933 dan 1963, dengan panel-panel individual diperbaiki pada 1980-an dan 1990-an. Seniman terkemuka dari desa Kamasan seperti Kaki Rambut, Pan Seken, Mangku Mura dan Nyoman Mandra bertanggung jawab atas pengecatan ulang pada abad ke-20. Lukisan-lukisan utama menggambarkan kisah ''Bhima Swarga'', tetapi cerita lain juga digambarkan, antara lain; Tantri, kisah Garuda, dan pemandangan yang memprediksi pertanda gempa bumi (''Palindon'').
 
== Kisah ''Bhima Swarga'' ==
[[Berkas:Kertha Gosa Pavilion of Klungkung Palace, Bali, Indonesia.jpg|jmpl|250px|ka|Paviliun Bale Kambang]]
[[Berkas:Klungkung-Palace-1.jpg|jmpl|250px|ka|Balekambang Kerta Ghosa difoto dari sisi lain dalam kompleks [[Istana Klungkung|Puri Agung KlugkungKlungkung]] di [[Semarapura]].]]
 
Dalam bahasa [[Bahasa Bali|Bali]], ''Bhima Swarga'' berarti, ''Bhima pergi ke tempat tinggal para dewa''. ''Swarga'' secara harfiah berarti setiap tempat di mana para dewa tinggal, surga atau neraka.
Baris 13 ⟶ 122:
Sepanjang perjalanan, Bhima ditemani oleh dua pelayannya yang setia, [[Tualen|Twalen]] dan [[Mredah]]. Karakter pelengkap ini penting untuk cerita karena mereka mewakili orang Bali biasa.Twalen mengenakan kain pinggang kotak-kotak hitam dan membantu Bhima dengan menerjemahkan apa yang dikatakan oleh Yudishtira dan Kunti. Mredah selalu mengenakan kain pinggang kotak-kotak merah dan meringankan suasana dengan memecahkan lelucon untuk meringankan suasana.</span>
 
Ketika Bhima sampai ke Neraka, ia menemukan orang tuanya di bak besar berisi air panas. Bhima membalikkan kuali besar itu, melepaskan orang tuanya, dan merekamembawa dibawamereka ke Surga. Iblis marah dan Bhima harus melawan mereka. Selanjutnya, para Dewa tidak menyukai gagasan Bhima membawa orang tuanya dari Neraka ke Surga. Bhima berkelahi dengan para Dewa dan mati di Surga. Dewa tertinggi dari semua mengembalikan Bhima kembali ke kehidupan dan memberi Bhima minuman keabadian. Adegan terakhir Bhima Swarga menunjukkan keadilan, bahkan dengan hukuman Neraka.
 
Kisah Bhima Swarga menempati lima baris plafond di paviliun dan dibaca searah jarum jam, mulai dari sudut timur laut yang jauh di langit-langit. Dua baris pertama mewakili penampilan Bhima di Neraka, dan tiga baris teratas, perjalanannya ke Surga. Di tengah langit-langit, ada [[Seroja|lotus yang]] dikelilingi oleh empat merpati, melambangkan keberuntungan, pencerahan, dan keselamatan tertinggi.</span>
 
== Lukisan ==
Baris 34 ⟶ 143:
Usia dan kelas sosial juga berperan dalam penempatan lima Pandawa bersaudara. Kekuatan Bhima benar-benar bersifat fisik, jadi tubuhnya harus tidak terhalang dan siap untuk bertempur. Bhima mengenakan sarung hitam-putih yang, di Bali, diyakini memiliki kualitas pelindung magis. Di Surga, adegan pertempuran tidak berdarah, dan Bhima biasanya berada di pusat panel perang. Tubuhnya jauh lebih kecil daripada di neraka, menunjukkan kepentingannya yang berkurang dibandingkan dengan para dewa.
 
Lukisan Bhima Swarga adalah epik moral, yang menggambarkan kebijaksanaan dan ketekunan, dan kemenangan tertinggi kebajikan atas kejahatan. Dikatakan, {{Cquote|“Dia yang dengan pengabdian sengit mendengarkan pembacaan Mahabharata mencapai sukses tinggi sebagai konsekuensi dari jasa yang menjadi miliknya melalui pemahaman bahkan sebagian kecil darinya. Semua dosa orang yang membaca atau mendengarkan sejarah ini dengan penuh pengabdian dihapuskan."{{Butuh rujukan}}}}
 
== Konstruksi ==
Dewa Agung Gusti Sideman, pelindung seni, mengawasi desain dan konstruksi istananya di Klungkung sebagai contoh arsitektur Hindu-Bali. Kertha Gosa berbentuk mandala, gunung yang berbentuk kubah yang dipengaruhi agama [[Budha]]. Fungsi utama dan pertama Kertha Gosa adalah sebagai pengadilan hukum dan keadilan. Paviliun ini menjadi tempat pertemuan raja dan hakim [[Brahmana|Brahman]] (Kerthas) untuk membahas masalah hukum dan urusan manusia.
 
Tidak diketahui apakah Bhima Swarga dilukis pada saat Kertha Gosa dibangun. Catatan lukisan paling awal, dan satu-satunya, di Kertha Gosa berasal dari tahun 1842 dan ditulis dalam buku lontar (buku yang memuat doa, sejarah Bali, dan epos). [butuh{{Butuh rujukan] }}Juga tidak diketahui apakah lukisan-lukisan itu adalah fitur permanen dari paviliun atau jika mereka adalah dekorasi sementara untuk perayaan.
 
Dewa Agung GustaGusti Sideman memerintah hingga 1775. Dia digantikan oleh putranya, kemudian oleh cucunya, dan garis keturunannya terus memerintah hingga awal abad ke-20. Pada tahun 1908, [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|Belanda menyerang Klungkung]]; ituyang menjadikan [[Kerajaan Klungkung|Klungkung]] adalahsebagai kerajaan Bali terakhir yang jatuh. Pada tahun 1909, Kertha Gosa menjadi pengadilan resmi untuk wilayah Klungkung.
 
== Restorasi ==
Baris 48 ⟶ 157:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
* Pucci, Idanna.''Bhima Swarga: Perjalanan Jiwa Bali''. Pbk 1 ed. Boston: Little, Brown, 1992.
=== Catatan ===
{{notelist}}
 
[[Kategori:Sejarah Bali]]