Mentimun Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
== Taksonomi ==
Tanaman ini pertama kali dideskripsikan dengan nama ''Zanonia macrocarpa'' pada tahun 1825 oleh [[Carl Ludwig Blume]] dari bahan buah yang dikumpulkan di [[Gunung Parang]] di [[Jawa]]. Pada tahun 1843 [[Max Joseph Roemer]] menerbitkannya dengan nama ''Alsomitra macrocarpa'', termasuk 7 spesies lain yang tidak cocok dalam genus tersebut, genus yang tidak dia definisikan. Pada tahun 1881 [[Alfred Cogniaux]] memasukkan spesies tersebut ke ''Macrozanonia macrocarpa''.<ref>{{cite journal|jstor=4118666 |title=Macrozanonia Macrocarpa |journal=Bulletin of Miscellaneous Information (Royal Botanic Gardens, Kew) |volume=1920 |issue=6 |pages=197–199|last1=Rolfe |first1=R. A. |year=1920 |doi=10.2307/4118666 |url=https://zenodo.org/record/1449878 }}</ref><ref>J. Hutchinson; "[http://aob.oxfordjournals.org/content/6/1/95.full.pdf Macrozanonia Cogn. and Alsomitra Roem]{{dead link|date=May 2021|bot=medic}}{{cbignore|bot=medic}}", ''Annals of Botany'' Volume 6 Issue 1, 1942, pp. 95-102.</ref> Nama yang diterima saat ini adalah ''Roemer's Alsomitra macrocarpa''.<ref>[https://www.rhs.org.uk/Plants/186494/i-Alsomitra-macrocarpa-i/Details?returnurl=%2fplants%2fsearch-results%3fform-mode%3dfalse%26query%3dAlsomitra%2bmacrocarpa%26aliaspath%3d%252fplants%252fsearch-results Royal Horticultural Society]</ref>
 
== Deskripsi ==
[[File:Alsomitra macrocarpa09.jpg|thumb|left]]
Buahnya atau peposnya berukuran seperti bola sepak (diameter sekitar 300mm) dan berbentuk lonceng, tergantung tinggi di kanopi hutan, dan padat berisi biji dalam jumlah besar. Hebatnya, bijinya memiliki sayap yang besar dan tipis, dan ketika matang, bijinya akan jatuh dari bagian bawah buah dan meluncur dalam jarak yang jauh.<ref>{{Cite web |title=Stock Photograph of Alsomitra macrocarpa from East Kalimantan, Indonesia (cld06121913) - www.wildborneo.com.my |url=http://www.wildborneo.com.my/photo.php?k=East%20Kalimantan,%20Indonesia&p=1&i=7 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120317172939/http://www.wildborneo.com.my/photo.php?k=East%20Kalimantan,%20Indonesia&p=1&i=7 |archive-date=2012-03-17 |access-date=2011-05-28}}</ref>
 
Buahnya atau [[Buah buni|peposnya]] berukuran seperti bola sepak (diameter sekitar 300mm) dan berbentuk lonceng, tergantung tinggi di kanopi hutan, dan padat berisi biji dalam jumlah besar. Hebatnya, bijinya memiliki sayap yang besar dan tipis, dan ketika matang, bijinya akan jatuh dari bagian bawah buah dan meluncur dalam jarak yang jauh.<ref>{{Cite web |title=Stock Photograph of Alsomitra macrocarpa from East Kalimantan, Indonesia (cld06121913) - www.wildborneo.com.my |url=http://www.wildborneo.com.my/photo.php?k=East%20Kalimantan,%20Indonesia&p=1&i=7 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120317172939/http://www.wildborneo.com.my/photo.php?k=East%20Kalimantan,%20Indonesia&p=1&i=7 |archive-date=2012-03-17 |access-date=2011-05-28}}</ref>
Benih atau samara dari spesies ini tidak biasa karena memiliki dua bracts datar yang menjulur di kedua sisi benih hingga membentuk seperti sayap dengan agak miring ke belakang. Saat benih matang, sayapnya mengering dan ujung terjauh dari benih melengkung sedikit ke atas. Saat matang, sebuah lubang terbentuk di dasar labu, bijinya berjatuhan, dan bentuk aerodinamisnya memungkinkan biji tersebut meluncur menjauh dari pohonnya.<ref name="walker">Walker, P.; "''Early Aviation at Farnborough, Volume II: The First Aeroplanes''", Macdonald (1974), Pages 174-175.</ref><ref>{{cite journal | doi=10.1016/S0022-5193(87)80001-2 | volume=129 | issue=3 | title=Flight of a samara, ''Alsomitra macrocarpa'' | journal=Journal of Theoretical Biology | pages=263–274| year=1987 | last1=Azuma | first1=Akira | last2=Okuno | first2=Yoshinori | bibcode=1987JThBi.129..263A }}</ref> Sayapnya terbentang sekitar 13 sentimeter (5 inci)<ref>{{cite web | url= https://www.etawau.com/PlacesInterest/BukitGemok.htm | last=anonymous | title= Bukit Gemok Park, Tawau | date= <!-- not recorded --> | access-date= July 6, 2010}}</ref> dan dapat meluncur dalam jarak jauh.
 
Benih atau [[Samara (buah)|samara]] dari spesies ini tidak biasa karena memiliki dua [[Daun pelindung|bracts]] datar yang menjulur di kedua sisi benih hingga membentuk seperti sayap dengan agak miring ke belakang. Saat benih matang, sayapnya mengering dan ujung terjauh dari benih melengkung sedikit ke atas. Saat matang, sebuah lubang terbentuk di dasar labu, bijinya berjatuhan, dan bentuk aerodinamisnya memungkinkan biji tersebut meluncur menjauh dari pohonnya.<ref name="walker">Walker, P.; "''Early Aviation at Farnborough, Volume II: The First Aeroplanes''", Macdonald (1974), Pages 174-175.</ref><ref>{{cite journal | doi=10.1016/S0022-5193(87)80001-2 | volume=129 | issue=3 | title=Flight of a samara, ''Alsomitra macrocarpa'' | journal=Journal of Theoretical Biology | pages=263–274| year=1987 | last1=Azuma | first1=Akira | last2=Okuno | first2=Yoshinori | bibcode=1987JThBi.129..263A }}</ref> Sayapnya terbentang sekitar 13 sentimeter (5 inci).<ref>{{cite web | url= https://www.etawau.com/PlacesInterest/BukitGemok.htm | last=anonymous | title= Bukit Gemok Park, Tawau | date= <!-- not recorded --> | access-date= July 6, 2010}}</ref> dan dapat meluncur dalam jarak jauh.
 
== Inspirasi dunia penerbangan ==
Stabilitas relatif benih ketika meluncur dipelajari pada tahun 1890-an oleh Friedrich Ahlborn.<ref>Ahlborn, Friedrich Christian Georg. ''Über die Stabilität der Flugapparate'' (On the Stability of Flying Machines), Friederichsen (1897).</ref> Dikenal secara umum sebagai Zanonia, pesawat ini menginspirasi beberapa pionir [[penerbangan]] awal, terutama [[Igo Etrich]].<ref>Hallion, Richard P. ''Taking Flight'', OUP (2003). p.280.</ref>
 
Pelopor kontemporer [[John William Dunne|J.W. Dunne]] juga mempelajari benih tersebut tetapi membuangnya sebagai inspirasi karena, meskipun stabil dalam pitch and roll, namun tidak stabil terarah.<ref>Dunne, J.W.; "The theory of the Dunne aeroplane", ''The aeronautical journal'', April 1913, pp83-102 (reproduced in ''Flight'' over several issues from 16 August 1913): ''"Violently opposed to the Zanonia type in most characteristics are the wing forms in ... the division to which I have given most of my attention since 1904."''</ref><ref>Review of Raleigh's "The War in the Air", ''Aeronautical Journal'', July 1922, p243.</ref>
 
Lebih dari satu abad kemudian, pada tahun 2022, ketidakstabilan arah benih menginspirasi desain aerodinamis dari sensor luncur. Perangkat ini ditujukan untuk [[pemantauan lingkungan]] dan dapat terurai secara hayati. Dalam penggunaannya, sekumpulan sensor akan dilepaskan dari pesawat dan akan menyebar ke arah acak saat mereka meluncur ke bawah.<ref>Ananya; "Gliding Sensors Inspired by Seeds Biodegrade After Use", ''New Scientist'', 5 December 2022. p.17. ([https://www.newscientist.com/article/2348531-gliding-sensors-inspired-by-floating-seeds-will-biodegrade-after-use/ online])</ref>
 
== Referensi ==