Daftar Sultan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vezandra (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Adhiyan216 (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 26:
 
== Daftar Sultan Banten ==
Berikut adalah daftar sultan Banten:<ref name=":2" /><ref name=":1" /><ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=yqCHCgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Ragam Pusaka Budaya Banten|last=Hatmadji|first=Tri|date=2005|publisher=Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang|year=|isbn=979-99324-0-8|location=Serang|page=81|pages=|author-link=}}</ref><ref name=":1" />
 
=== Kesultanan Banten sebagai Negara Berdaulat ===
Baris 36:
! width="240px" |Keterangan
|-
|1 (2)
|Pendiri Kerajaan Banten (1)
|[[1526]] - [[1552]]
|[[Sunan Gunung Jati|Sultan Syarif Hidayatullah]]
|Sunan Gunung Jati
|Sultan ke-2 [[Kesultanan Cirebon]]
|-
|1 (2)
|[[1552]] - [[1570]]
|[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]]
Baris 119 ⟶ 113:
|Sultan Syarifuddin Ratu Wakil<sup>3</sup>
|Pangeran Syarifuddin
|dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatima<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=httphttps://timikasatuditulis.comid/2014/11/13/ingin-kuasai-banten-ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|title=Ingin Kuasai Banten, Ratu Syarifah Fatimah Malah Dibuang ke Pulau Edam|last=redaksiArsadam|website=TimikaDitulis SatuID|access-date=20172022-0410-14|archive-date=2017-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170116152008/http://timikasatu.com/2014/11/13/ingin-kuasai-banten-ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|dead-url=yes10}}</ref>
|-
|11
Baris 176 ⟶ 170:
|-
| colspan="5" |Catatan:
<sup>1.</sup> <small>Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik PangeeranPangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.<ref>{{cite book|url=http://perpustakaan.dpr.go.id/catalog/index.php?p=show_detail&id=23685|title=Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten|last=Djajadiningrat|first=Hoesein|date=1983|publisher=Djambatan|year=|isbn=|location=Jakarta|page=209 - 10|pages=|author-link=Hussein Jayadiningrat}}</ref></small>.
 
<sup>2.</sup> <small>Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 dan meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Arkeologi Islam Nusantara|last=Tjandrasasmita|first=Uka|date=2009|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|year=|isbn=9789799102126|location=Jakarta|page=128|pages=|author-link=}}</ref>.</small>
Baris 184 ⟶ 178:
 
=== Pewaris Kesultanan setelah dihapuskan Belanda ===
Setelah dihapuskan oleh Pemerintah Kolonial Belanda maka Kesultanan Banten berubah menjadi lembaga kenadziran yang fungsinya adalah mengelola segala peninggalan Kesultanan Banten termasuk makam, masjid hingga bekas keraton. Karena sudah berubah fungsi maka para pewaris Kesultanan Banten hanya bertugas untuk memupuk tali silaturahmi antar keluarga kesultanan.
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
! width="20px" |No.
Baris 209 ⟶ 204:
|Ratu Bagus Abdul Mughni Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>4</sup>
|-
|5
|[[1956]] - [[2016]]
|[[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja]]
|(Catatan) <sup>5</sup>
|-
| colspan="4" |Catatan:<ref name=":1" />
<sup>1.</sup> Saat ini keturunan Sultan (Pangeran yang ke-30) yaitu "Yang Mulia Syechuna Al-Bantani" sedang menimba ilmu di negeri Mesir dan Ethiopia dan akan kembali dan menjadi sultan di kemudian hari. Dengan sebutan "Siang-siang Laka ana Wengi"<small>
<sup>1.</sup> <small>[[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] yang dibuang ke [[Surabaya]] merasa kecewa terhadap perlakuan pihak penjajah sehingga melarang keturunannya untuk menikah dengan kalangan Eropa, hal ini dilanggar oleh Pangeran Surya Kumala, sehingga hak pewarisan tahta Kesultanan Banten dialihkan kepada Pangeran Timur Soerjaatmadja.</small>
 
<sup>2.</sup> <small>Pada masa Kevakuman [[Kesultanan Banten]], rakyat Banten di bawah pimpinan para Ulama secara seporadis kerap melakukan perlawanan kepada pemerintah [[Hindia Belanda]]. Banyak perjuangan yang menyuarakan spirit kesultanan Banten dan keislaman, yang paling menonjol adalah peristiwa [[Geger Cilegon 1888|Geger Cilegon tahun 1888]].</small>
 
<sup>3.</sup> <small>Pada masa awal [[Kemerdekaan Indonesia]] sekitar tahun 1947{{sfn|Profil Sultan Banten Ke 18|p=88-89}}, di [[Yogyakarta]] terjadi pertemuan antara pewaris takhta Kesultanan Banten (Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja), [[Presiden Indonesia]] ([[Soekarno]]), [[Sultan Yogyakarta]] ([[Hamengkubuwono IV]]), dan Residen Banten ([[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani|K.H. Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani]]). Pada pertemuan tersebut, Soekarno mempersilakan pewaris takhta [[Kesultanan Banten]] untuk memimpin wilayah Banten kembali, namun pewaris takhta dikarenakan tanggung jawabnya sebagi Direktur BRI (kini setingkat [[Gubernur Bank Indonesia]]) menitipkan kepemimpinan Banten termasuk penjagaan dan pengurusan aset keluarga besar Kesultanan Banten kepada [[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani|K.H. Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani]] selaku Residen Banten sampai saat bilamana anak atau cucu Marjono kembali ke Banten{{sfn|Profil Sultan Banten Ke 18|p=88-89}}.</small>
 
<sup>4.</sup> <small>Ratu Bagus Abdul Mughni memiliki dua orang kakak laki-laki, dua kakak perempuan, dan dua belas adik. Kedua kakak laki-lakinya (Ratu Bagus Abimanyu Soerjaatmadja (1915 -1917) dan Ratu Bagus Alioedin Soerjaatmadja (1919 - 1943) ) meninggal mendahului ayahnya, Ratu Bagus Marjono Soerjaatmadja (1888 - 1968), sehingga hak kepewarisan Kesultanan Banten jatuh kepada Ratu Bagus Abdul Mughni (1920 - 1956) selaku putera tertua yang masih hidup{{sfn|Profil Sultan Banten Ke 18|p=86-88}}.</small>
 
<sup>5.</sup> <small>Pada 11 Desember 2016, Ratu Bagus Bambang dinobatkan menjadi Sultan Banten ke-18 dengan gelar Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin<ref name=":0" /></small>.
|}
 
=== Kenadziran Banten Lama ===
Baris 248 ⟶ 229:
 
=== Bibliografi ===
* {{cite }}
* {{cite book|url=http://www.kesultananbanten.id|title=Profil Sultan Banten Ke 18 - Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, MBA|last=Banten|first=Kesultanan|date=2016|publisher=SUHUD Corporation. ''All rights reserved''.|year=|isbn=|location=Serang|page=|pages=|ref={{sfnRef|Profil Sultan Banten Ke 18}}|author-link=Kesultanan Banten|access-date=2017-01-21|archive-date=2017-04-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20170429180423/http://www.kesultananbanten.id/|dead-url=yes}}
 
== Pranala luar ==
Baris 258 ⟶ 239:
 
{{Sultan Banten}}
 
|-}
 
[[Kategori:Sultan Banten| ]]