Museum Konferensi Asia Afrika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pidopram (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pidopram (bicara | kontrib)
#1Lib1Ref #1Lib1RefID
 
Baris 16:
 
== Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika ==
Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (1978-1988), Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., seringkalisering bertemu muka dan berdialogberbicara dengan para pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalamselama kesempatan-kesempatanjabatannya tersebut,sebagai beliauMenteri seringLuar mendapatNegeri pertanyaanRepublik dariIndonesia mereka(1978–1988). Mereka sering bertanya kepadanya tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung, tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulangdiadakan, dan berulang kali pembicaraan tersebut diakhiri olehdengan pernyataan keinginanmengatakan mereka untuk dapatingin mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdekakeduanya.<ref name=":2">{{Cite web|title=Museum Konperensi Asia Afrika {{!}} Museum KAA|url=https://www.asiafricamuseum.org/halaman/Tentang-Museum-KAA|website=www.asiafricamuseum.org|access-date=2024-05-22}}</ref>
 
TerilhamiGagasan olehProf. kehendakDr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. adalah untuk mendirikan Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung. Gagasan ini berasal dari keinginan untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika 1955, yang merupakan tonggak terbesar keberhasilan politik luar negeri Indonesia, ketika jiwa, semangat, dan pengaruhnya menyebar ke seluruh dunia, terutama bumike Asia Afrika dan Negaranegara-negara Nonblok, serta terdorong oleh keinginan sejumlah pemimpin Asia Afrika untukdan mengunjungi Kota Bandung, maka lahirlah gagasan ProfNonblok. Dr.Selain Mochtar Kusumaatmadjaitu, S.H.,banyak LL.M. untuk mendirikan Museum Konferensipemimpin Asia Afrika diingin Gedung Merdeka,mengunjungi Bandung. Gagasan tersebut dilontarkan dalamDalam forum rapat Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika tahun 1980, yangProf. dihadiriDr. antaraHaryati lain olehSoebadio, Direktur Jenderal Kebudayaan, Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagaidan wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan., Gagasanmenghadiri gagasan tersebut. mendapatPresiden sambutanRepublik baikIndonesia Soeharto terutama darimenyambut Presidenpositif Republikgagasan Indonesia Soehartotersebut. SejakSetelah itu, salah satu aktivitastugas Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika adalah mewujudkan gagasan tersebut.<ref name=":2" />
 
Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop Ave, sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, bekerjasamabersama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran., Perencanaanmembangun dangagasan pelaksanaanuntuk teknisnyamendirikan dikerjakanMuseum olehKonperensi Asia Afrika. PT Decenta, Bandung., Museumbertanggung Konperensijawab Asiaatas Afrikaperencanaan diresmikandan berdirinyapelaksanaan olehteknis. PresidenSebagai Soehartobagian padadari 24peringatan April25 1980tahun Konferensi Asia Afrika, sebagaiPresiden puncakSoeharto Peringatanmeresmikan 25Museum Tahun KonferensiKonperensi Asia Afrika pada 24 April 1980.<ref name=":2" />
 
SebelumBangunan menjadiini Gedungdulunya Merdeka,dibangun bangunanuntuk iniSocieteit dibangun untukConcordia, tempat berkumpul para eliteelit Eropa, bernamasebelum Societeitmenjadi ConcordiaGedung Merdeka. Gedung yangini berdiridibangun dipada persimpangan29 JalanJuni Braga1879 dandi persimpangan Jalan Asia Afrika tersebutdan berdiriJalan padaBraga. 29Gedung Juniini 1879.didirikan Tujuandengan didirikannyatujuan gedung ini adalahuntuk "de bevordering van gezellig verkeer.". Artinya, meningkatkan hubungan kalangan Eropa di Bandung. Masyarakatdengan dariEropa. kelompok eksklusif tersebut menggunakan gedung yang membentang diDi atas tanah seluas 7.983 meter persegi, gedung-gedung tersebut digunakan oleh masyarakat kelompok eksklusif tersebut. Tempat tersebutitu hanya berupaterdiri dari bangunan biasa, yangdengan sebagiandinding dindingnyayang terbuat dari papan dan penerangannya menggunakan lentera minyak tanah. Bangunan ini beradaterletak di sudut jalan "Groote Postweg" (Jalan Asia-Afrika (Groote Postweg) dan "Bragaweg" (Jalan Braga (Bragaweg). Di sisi kanan bangunan terdapatadalah Tjikapoendoeng, atau (Cikapundung), area sungai yang menyegarkanmenyenangkan yangdengan ditumbuhibanyak pepohonan rindang.<ref name=":3">{{Cite web|last=Laily|first=Sorta Tobing, Iftitah Nurul|date=2021-08-10|title=Mengenal Peran Museum Konferensi Asia Afrika bagi Dunia - Lifestyle Katadata.co.id|url=https://katadata.co.id/berita/lifestyle/61110dbfe77ae/mengenal-peran-museum-konferensi-asia-afrika-bagi-dunia|website=katadata.co.id|language=id|access-date=2024-05-22}}</ref>
 
Societeit Concordia berfungsiadalah sebagaitempat gedunguntuk dansa, hiburan, dan tempat berkumpulnya sosialita kaya di Bandung dan daerah sekitarnya. PengunjungnyaPejabat, termasukpengusaha kaya, pemilik atau karyawan perkebunan, pejabat,adalah danantara pengusaha kayapengunjungnya. Selama akhir pekan, gedung itu dipenuhi orang-orang yang menikmati pertunjukanPertunjukan seni, tarian sosial, dan makan malam. Kemudiandi padagedung 1926,penuh bangunanselama dirancangakhir ulangpekan. dalamPada gayatahun art-deco oleh1926, Van Galen dan C.P. Wolff Schoemaker merenovasi bangunan dalam gaya art-deco. Keduanya adalah arsitek ternamaterkenal sekaligusdan profesor di Technische Hogeschool, yang (sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung). Bangunan seluas 7500 meter persegi tersebutini berlantaimemiliki lantai marmer Italia dengandan kamar-kamar yang menggunakandengan kayu cikenhout serta dihiasi dengandan lampu kristal di langit-langit.<ref name=":3" />&nbsp;
 
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, bangunanBangunan ini berganti nama menjadi Dai Toa Kaman dan berfungsi sebagai pusat kebudayaan. Setelahselama proklamasimasa Kemerdekaanpendudukan IndonesiaJepang padadi 17 Agustus 1945,Indonesia. bangunanBangunan tersebut digunakan sebagai markas pejuang kemerdekaan Indonesia melawan pasukan Jepang. Setelahsetelah KemerdekaanIndonesia RImengumumkan diakuikemerdekaannya olehpada Belanda17 padaAgustus 1949,1945. Gedung Concordia kembali digunakan sebagai ruanguntuk pertemuan umum, pertunjukan seni, pesta, tarian, dan jamuan makan malam. Padasetelah 1954,Belanda mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. pemerintahPemerintah Indonesia menunjukmemilih Bandung sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika, pada tahun 1954. Gedung Concordia dipilih sebagai tempat konferensi Internasionalinternasional initersebut. SaatBangunan itu,ini bangunansaat iniitu merupakan aula terbesartermegah dan termegahterbesar di Bandung. Lokasinya strategis dekat denganHotel Savoy Homann Hotel dan Preanger Hotelberada di lokasi yang strategis di pusat kota.<ref name=":3" />
 
Pada awal 1955, gedung ini direnovasi untukUntuk memenuhi persyaratankebutuhan konferensi internasional oleh, Ir. R. Srigati Santoso merenovasi gedung ini pada awal 1955, dan berganti nama menjadi Gedung Merdeka. BangunanSekarang, sekaranggedung digunakanini sebagaiadalah Museum Konferensi Asia-Afrika.<ref name=":3" />
 
== Perpustakaan ==