Pulau Tinjil: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
ref Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(17 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|jenisdati2=Kabupaten
|dati2=[[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]
|luas=
|garispantai=-km
|populasi=-
}}
[[Berkas:South Banten map.png|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mannen bij een hut op het strand van Trouwers-eiland (Poelau Tindjil) TMnr 60044113.jpg|
'''Pulau Tinjil'''
Pulau Tinjil memiliki bentuk yang memanjang dari Timur Laut hingga ke Barat Daya dengan morfologi datar dan permukaan pada bagian timur hingga tengah dan semakin ke barat berubah menjadi kasar yang disertai dengan adanya bukit kecil. Lahan merupakan hutan rapat dengan sebagian kecil lahan terbuka di pinggir pantai. [[Vegetasi]] yang dapat dijumpai di pulau ini adalah [[ketapang]], [[melinjo]], [[sawo]] hutan, [[nipah]], dll. [[Geologi]]
Sejak tahun 1988, Pulau Tinjil telah digunakan sebagai lokasi pengembangbiakan secara alami dari spesies [[monyet ekor panjang]] ''(Macaca fascicularis'').<ref name="kompas">{{cite news
}}
</ref> Pada awalnya, sebanyak 520 ekor induk monyet ekor panjang dari Palembang, Jawa Barat, Banten, serta Lampung dimasukkan ke dalam pulau ini.<ref name="tempo" /> Pengelolaan monyet ekor panjang tersebut dilakukan oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), [[Institut Pertanian Bogor]] (IPB) yang diperuntukkan bagi [[penangkaran]], sarana pendidikan, penelitian, dan pelatihan bagi [[mahasiswa]] dan staf dalam dan luar IPB yang memeliki ketertarikan dalam bidang [[primatologi]].<ref
|author = Agus Hidayat, Dody Hidayat, Faidil Akbar
|coauthors =
|url = http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/12/01/ILT/mbm.20031201.ILT91721.id.html
|title = Pulau Pemasok Kera Percobaan
|work =
|publisher = Tempo-Online
|date = 1 Desember 2003
|access-date = 2010-09-07
|archive-date = 2011-05-14
|archive-url = https://web.archive.org/web/20110514085707/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/12/01/ILT/mbm.20031201.ILT91721.id.html
|dead-url = yes
}}</ref>
Adanya penangkaran monyet di pulau ini menyebabkan orang-orang yang datang untuk berkunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan agar tidak menularkan penyakit kepada populasi monyet yang bebas beberapa jenis patogen atau [[virus]], seperti [[tuberkulosis]] (TBC) dan ''simian retrovirus'' (SRV). Para calon pengunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Desa Cikiruh Wetan, Kecamatan Cikeusik sebelum menyeberang ke Pulau Tinjil.<ref name="tempo" />
Selain monyet ekor panjang, pulau tersebut juga merupakan habitat bagi banyak populasi biawak yang sering terlihat di hutan, pantai, maupun sekitar pondok.<ref name="primato">[http://www.geotek.lipi.go.id/?p=647 Penelitian Pulau Pulau Kecil: Pesona Pulau Tinjil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210126154246/http://www.geotek.lipi.go.id/?p=647 |date=2021-01-26 }}, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI): PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI .</ref>
Selain pulau ini, di Kabupaten Pandeglang terdapat [[Pulau Deli]] yang juga terletak di Samudra Hindia.
Baris 34 ⟶ 50:
== Referensi ==
<references />
{{Pulau di Banten}}
{{Commonscat|Tinjil Island}}
{{indo-pulau-stub}}
{{DEFAULTSORT:Tinjil}}
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Tinjil]]
[[Kategori:Pulau di Banten|Tinjil]]
[[Kategori:Cikeusik, Pandeglang]]
|