Amangkurat II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib) k Perbaikan tahun kematian |
k ~ |
||
(36 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
|father=[[
|religion=[[Islam]]
|royal house=[[Wangsa Mataram]]
|name=
|consort=
|successor=[[
|predecessor=[[
|reign=1677–1703 <small>(26 tahun berkuasa)</small>
|caption=
|image=Detail painting of Amangkurat II executed Trunajaya.jpeg
|death_date=[[1703]]
Baris 16:
|moretext=ke-5
|coronation={{Start date and age|1677}}
|regnal name=''Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Prabu
|posthumous name = Sunan Amral
|temple name =
|native_lang1 = [[Bahasa Jawa]]
|native_lang1_name1 =
|birth_name=Raden Mas Rahmat
|birth_date=''Tidak diketahui''
Baris 27:
}}
'''
== Kehidupan awal ==
Sunan
Perselisihan ini semakin memburuk di tahun 1668 ketika Raden Mas Rahmat jatuh hati pada [[Roro Oyi|Rara Oyi]], seorang gadis dari [[Surabaya]] yang hendak dijadikan sebagai selir ayahnya. Berkat bantuan kakeknya, ia bisa mengambil Rara Oyi dari ayahnya untuk dinikahkan. Akibatnya,
== Suksesi dan Pemberontakan Trunajaya ==
{{Unreferenced section}}{{main|Pemberontakan Trunajaya}}Pada tahun 1670 Raden Mas Rahmat meminta bantuan Panembahan Rama, seorang guru spiritual dari keluarga Kajoran. Panembahan Rama memperkenalkan bekas menantunya, bernama [[Trunajaya]] dari [[Pulau Madura|Madura]] sebagai alat pemberontakan Raden Mas Rahmat.
Pada tahun 1674 datang kaum pelarian dari [[Makasar]] yang bernama [[Karaeng Galesong|Keraeng Galesong]]. Mereka meminta meminta sebidang tanah di [[Mataram]], tetapi ditolak oleh [[
Dengan bergabungnya Keraeng Galesong ini, maka kekuatan [[Trunajaya]] semakin besar dan sulit dikendalikan. Raden Mas Rahmat merasa bimbang dan memilih kembali berada di pihak ayahnya. Ia kembali menjadi [[putra mahkota]], karena [[Pangeran Puger]] sendiri berasal dari keluarga Kajoran (yang mendukung pemberontakan). Dengan bergabungnya Raden Mas Rahmat kembali ke pihak ayahandanya yaitu,
Akhirnya, pada tanggal 2 Juli 1677 [[Trunajaya]] menyerbu [[Keraton Plered]]. [[
=== Persekutuan dengan VOC ===
[[
Raden Mas Rahmat disambut baik oleh Martalaya bupati [[Tegal]]. Ia sendiri memilih pergi [[haji]] daripada menghadapi [[Trunajaya]]. Tiba-tiba keinginannya tersebut batal, konon karena ''wahyu keprabon'' berpindah padanya. Raden Mas Rahmat pun menjalankan wasiat ayahnya supaya bekerja sama dengan [[VOC]].
Baris 49:
Pada bulan September 1677 diadakanlah perjanjian di [[Jepara]]. Pihak [[VOC]] diwakili [[Cornelis Speelman]]. Daerah-daerah pesisir utara [[Jawa]] mulai [[Kabupaten Karawang|Kerawang]] sampai ujung timur di [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] digadaikan kepada [[VOC]] sebagai jaminan pembayaran atas biaya perang melawan [[Trunajaya]].
Raden Mas Rahmat pun diangkat sebagai
=== Jatuhnya Plered ===
Baris 55:
=== Serbuan ke Kediri ===
Pada 5 September 1678 pasukan gabungan VOC dan Mataram bergerak menuju Kediri di bawah pimpinan Anthonie Hurd dan Sunan
Kondisi politik kemudian memihak kepada Trunajaya setelah gagalnya perundingan antara Kompeni dan Karaeng Galesong. [[Karaeng Galesong]] berusaha mencari bala bantuan yang kuat bagi pihak Trunajaya. Pada 17 November 1678 pasukan Kompeni menyeberangi Sungai Brantas dengan dilindungi tembakan lima buah meriam. Beberapa hari kemudian (25 November 1678) barulah dilakukan serangan umum. Akhirnya karena kekuatan musuh jauh lebih besar Trunajaya terdesak dan berhasil menyingkir ke arah timur. Kediri berhasil dikuasai oleh VOC. Pusaka-pusaka keraton termasuk mahkota Majapahit jatuh ke tangan VOC dan diserahkan kembali kepada Sunan
Setelah jatuhnya Kediri, Trunajaya menyingkir ke timur ke arah Blitar dan akhirnya menuju Malang. Saat kesulitan dalam mencari tempat pertahanan baru, Pangeran Trunajaya kehilangan 400 orang prajurit akibat penyakit dan kekurangan bahan makanan. Lebih-lebih lagi, pengiriman bahan bantuan berupa 8 perahu bahan makanan dari Madura untuk pasukan Trunajaya jatuh ke tangan musuh. Tekanan dan kepungan VOC kepada pasukan Trunajaya yang sudah makin melemah karena kekurangan bahan pangan dan serangan penyakit semakin berat. Beliau terpaksa membawa memutar pasukannya berpindah ke Batu. Dalam keadaan serba sulit, Trunajaya mendapat dukungan dari daerah-daerah seperti Kediri, [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] dan [[Kertosono, Nganjuk|Kertosono]]. Sebanyak 500 orang prajurit Madura dikirim melalui Wirasaba ke Malang untuk memperkuat barisan Trunajaya. Saat di Batu ini, istri Trunajaya meninggal dunia karena terserang penyakit, menyusul kemudian satu-satunya putra lelakinya juga wafat.
Baris 76:
Esok paginya pasukan Arung Palakka merebut kubu pertahanan Trunajaya yang sedang dalam keadaan kekurangan di Rarata dengan serangan mendadak. Mereka memaksa pasukan Trunajaya melarikan diri lebih ke atas gunung. Pasukan Trunajaya mundur ke garis pertahanan kedua, yang berupa dua dinding bambu yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sungai kecil yang efektif menahan pergerakan naik atau turun gunung. [[Arung Palakka]] bersama sekelompok pasukan berputar mencari jalan untuk menyerang dari belakang. Sementara itu, kapten Belanda Van Vliet menuruni lembah gunung dengan pasukan Arung Palakka lainnya dan secara tiba-tiba menyerang dari atas, sehingga yang diserang pun lari berhamburan dengan menunggang kuda. Pasukan Arung Palakka mengejar mereka selama hampir dua jam dan tiba di sebuah perkampungan besar tempat pasukan Makassar dan Madura tinggal. Pasukan Belanda tiba setelahnya, tetapi sebelum serangan dilancarkan, hujan mulai turun dan kabut tebal pun datang dengan tiba-tiba. Ketika pasukan Arung Palakka dan VOC tiba di perkampungan tersebut, di Ngantang, pada hari berikutnya, mereka sudah melarikan diri kecuali empat bangsawan Makassar beserta 300 orang, wanita, dan anak-anak. Mereka memberi tahu Arung Palakka bahwa masih ada sekitar 1.500 orang Makassar, tidak termasuk wanita dan anak-anak, yang berada di bagian atas gunung.
Pada saat-saat pihak Trunajaya terdesak tersebut, timbullah isu dan ketegangan antara Sunan
Pada kenyataanya adalah bahwa Sunan
=== Penyerahan Raden Trunajaya ===
Baris 85:
Gagal membujuk Arung Palakka, utusan Pangeran Trunajaya naik kembali ke gunung. Belanda kemudian memberitahu orang-orang Makassar di perkemahan Trunajaya bahwa jika mereka menyerah akan diperlakukan dengan baik. Tapi jika menolak, akan dihancurkan. Sekitar 2.500 orang memutuskan untuk menerima tawaran ini dan turun dari kubu pertahanan di gunung pada tanggal 15 Desember 1679. Jumlah rombongan ini mengejutkan Belanda yang menganggap mereka beruntung karena orang-orang Makassar ini memutuskan menyerah daripada bertempur. Untuk penyegaran, Jacob Couper digantikan oleh Kapitan Joncker sebagai komandan pasukan Kompeni. Lima hari kemudian pada 20 Desember 1679 beberapa ratus orang Madura dan Makassar, di antaranya para wanita dan beberapa ekor kuda turun dari lereng gunung dan segera ditangkap pasukan Kompeni pimpinan Kapten Joncker.
Ditinggal sebagian besar pasukannya, Pangeran Trunajaya melarikan diri melalui hutan dengan semak berduri di belakang kubu pertahanan dan pergi ke Pugar. Selama hari-hari terakhir perlawanan Trunajaya hanya terdapat 25-30 orang Makassar dan Madura yang masih setia bersamanya. Dengan mengorek keterangan dari orang Makassar yang tertawan, Kapitan Joncker berhasil mengepung Trunajaya di Gunung Limbangan (di lereng utara Gunung Kelud) di mana dia beserta barisannya hendak bertahan terakhir. Sunan
== Runtuhnya Kedatuan Giri ==
{{Unreferenced section}}
Kedatuan Giri yang sudah menjadi bawahan Mataram kemudian mendukung pemberontakan [[Trunojoyo]] dari [[Pulau Madura|Madura]] terhadap pemerintahan [[
Puncak pemberontakan terjadi tahun [[1677]] di mana [[Kesultanan Mataram]] mengalami keruntuhan.
Panembahan Ageng Giri ditangkap dan dihukum mati menggunakan cambuk. Tidak hanya itu, anggota keluarganya juga dimusnahkan. Sejak saat itu berakhirlah riwayat Kedatuan Giri.
Baris 99:
== Pindah ke Kartasura ==
{{Main|Kartasura, Mataram}}
Pada tahun 1680,
Perang antara [[Plered, Mataram|Keraton Plered]] (Pangeran Puger) dengan [[Kartasura, Mataram|Keraton Kartasura]] (
== Sikap terhadap VOC ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Schildering voorstellende de moord op kapitein Tack in Kartasura TMnr H-796.jpg|jmpl|310x310px|Lukisan dari abad ke-18 yang menggambarkan kematian [[François Tack]].]]
Pada tahun 1683 terjadi pemberontakan Wanakusuma, seorang keturunan Kajoran. Pemberontakan yang berpusat di [[Gunung Kidul]] ini berhasil dipadamkan.
Pada tahun 1685
Bulan Februari 1686 Kapten [[François Tack]] tiba di Kartasura untuk menangkap [[Untung Suropati]].
== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan selanjutnya ==
Setelah Amangkurat II berhasil menumpas berbagai pemberontakan berkat bantuan VOC dan kerajaannya dirasa aman, ia mulai hilang rasa hormat pada VOC dan tidak lagi bergantung pada VOC.<ref name=":3">{{Cite book|last=Ricklefs|first=M.C|date=2005|url=https://books.google.com.sb/books?id=D-Tka8Zv6qIC|title=Sejarah Indonesia Modern 1200-2004|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref> Sikap
Pihak [[VOC]] menekan Kartasura untuk segera melunasi biaya perang [[Trunajaya]] sebesar 2,5 juta gulden.
== Referensi ==
Baris 132:
*{{Cite book|last=Pemberton|first=John|date=1994|url=https://books.google.co.id/books?id=TOEAREiee5AC|title=On the Subject of "Java"|publisher=Cornell University Press|isbn=978-0-8014-9963-0|language=en|ref=harv}}
*{{Cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=1998|url=https://books.google.co.id/books?id=4jXeDMi6O3IC|title=The Seen and Unseen Worlds in Java, 1726-1749: History, Literature, and Islam in the Court of Pakubuwana II|location=Sydney|publisher=Asian Studies Association of Australia|isbn=9780824820527|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ricklefs|first=M.C|date=2005|url=https://books.google.com.sb/books?id=D-Tka8Zv6qIC|title=Sejarah Indonesia Modern 1200-2004|publisher=Serambi|isbn=9791600120|url-status=live}}
{{s-start}}
{{s-hou|[[Wangsa Mataram]]||Tidak diketahui||1703}}
{{s-reg|}}
{{s-bef|before=[[
{{s-ttl|title=[[
{{s-aft|after=[[
{{s-end}}
__PENGALIHANSTATIK__
[[Kategori:Kematian 1703]]
|