Gading, Balerejo, Madiun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Tradisi: Perbaikan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k ~ |
||
(45 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
|peta =
|nama = Gading
|image = gading.jpg
|provinsi = Jawa Timur
|dati2 = Kabupaten
|nama dati2 = Madiun
|kecamatan = Balerejo
|nama pemimpin
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =
}}
'''Gading''' ([[aksara Jawa|Hanacaraka]]: {{jav|ꦢꦺꦱꦒꦢꦶꦁ}}, [[Bahasa Jawa|Jawa]]) adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Balerejo, Madiun|Balerejo]], [[Kabupaten Madiun|Madiun]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Terdapat empat dusun di desa Gading yaitu [[Blawong]], [[Satreyan]], [[Gading]] dan [[Ngakar]]. Kantor
Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dan buruh tani, sedangkan beberapa sebagai tenaga serabutan, kuli, PNS dan swasta. == Geografi ==
Suhu udara rata rata 30 °C–32 °C. Curah hujan tahunan diperkirakan sekitar 1,511 – 2,108
Curah hujan bulanan rata rata sekitar 470
{{Balerejo, Madiun}}
=== Batas Wilayah ===
Batas wilayah Deda '''Gading'''
* Di sebelah utara berbatasan dengan desa [[Jerukgulung]] .
* Di sebelah selatan berbatasan dengan desa [[Kebonagung]] .
* Di sebelah barat berbatasan dengan desa [[Balerejo]] .
* Di sebelah timur berbatasan dengan desa [[Banyukambang]] .
== Pertanian ==
Salah satu teknologi yang sudah dipakai di desa gading adalah [[submersible pump]]. [[Submersible pump]] adalah teknologi pompa benam yang digunakan di desa Gading untuk sumur yang sangat dalam, yang bisa mencapai lebih dari 30 meter atau bahkan ratusan meter dan masih tetap bisa mengalirkan air tanah agar bisa kita gunakan sesuai dengan kebutuhan.
== Industri Jamu ==
'''Jamu''' adalah sebutan untuk obat tradisional dari [[Indonesia]]. Belakangan populer dengan sebutan [[herba]] atau [[herbal]].
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti [[rimpang]] (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti [[empedu]]
== Tradisi ==
1. [[Megengan]] adalah salah satu tradisi masyarakat di desa Gading dalam menyambut bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan suatu peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, bulan
Masyarakat biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur, membersihkannya serta menaburi bunga diatasnya dan tidak lupa mendoa'akannya serta ada juga yang membacakan yasin dan tahlil. 2. Ritual [[Methil]] Mbok Sri adalah tradisi para petani di desa gading untuk mengungkapkan rasa syukur akan dimulainya
Kata methil sendiri diambil dari kata mithili atau memotong, dalam hal ini bertepatan dengan panen padi.
== Cerita Rakyat ==
Terdapat cerita rakyat yang menjadi asal-usul dari Dusun Satreyan dan Desa Gading, yang di sampaikan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Gading dan Dusun Satreyan. [[Knebel]] dalam catatan TITLV XLVIII tahun 1906 menceritakan bahwa di Desa Gading ada makam yang seluruhnya tanpa cungkup, hanya pagar yang di buat mengelilingi tulang dan di dalam nya ada ''semak serut'' dan kursi ''[[bambu ampel]]''. Makam itu sebenarnya adalah kuburan untuk dua orang, yaitu [[Raden Jaka Menak Satreyan]] dan [[Putri Gading]].
Pada jaman dahulu desa ini memiliki dua kepala Desa, yang tertua adalah [[Mbah Gede Gading]] yang memiliki anak [[Putri Gading]]. Sedangkan yang ke dua adalah [[Mbah Gede Banyak Pancang]] yang memiliki putra bernama [[Raden Jaka Menak Satreyan]].
Sebenarnya kepala desa ini masih memiliki hubungan saudara, namun tidak akur. [[Putri Gading]] adalah seorang yang cantik dan [[Raden Jaka Menak Satreyan]] sangat bernafsu ingin memperistri [[Putri Gading]], yang masih sepupu kandungnya, namun di tentang oleh ke dua belah pihak keluarga, sehingga sangat sulit untuk mendekati [[Putri Gading]].
Namun dengan segala macam tipu daya, seperti iming-iming burung, yang kerap membuatnya tersesat di dalam rumahnya [[Putri Gading]] dia berhasil mengatur pertemuan rahasia, sampai akhirnya [[Raden Jaka Menak Satreyan]] tertangkap basah oleh [[Mbah Gede Gading]] dan di bunuh oleh nya.
[[Putri Gading]] menikam dirinya sendiri pada mayat [[Raden Jaka Menak Satreyan]] dan mengikutinya sampai mati sebagai bentuk ''[[bela suduk sliro]]''. Betapapun tegangnya kemarahan ke dua belah pihak keluarga itu karena cerita ini, mereka akhirnya mencapai kesepakatan damai, kemudian jasad [[Raden Jaka Menak Satreyan]] dan [[Putri Gading]] di tempatkan di makam yang dikasih ''pancang bambu'' untuk menjebak burung yang ditancapkan di dekat makam [[Raden Jaka Menak Satreyan]] dan makam [[Putri Gading]]. Lama kelamaan ''pancang bambu'' tersebut justru hidup menjadi ''[[bambu ampel]]'' hingga saat ini.
Ketika ke dua Kepala Desa itu mengundurkan diri, makam selalu di bersihkan oleh penduduk Desa Gading dan di jadikan [[punden]] setiap tahun di peringati ''[[wilujengan bersih dusun]]''.
=== Pendidikan ===
Desa Gading memiliki sekolah dasar, diantaranya;
* [[SDN Gading 1]]
* [[SDN Gading 2]]
== Referensi ==
1. Knebel, J, Oudheidkundige reis 1906: Residentie Madioen / Or. 26.819
▲2. Ritual [[Methil]] Mbok Sri adalah tradisi para petani untuk mengungkapkan rasa syukur akan dimulainya panen padi. Kata methil sendiri diambil dari kata mithili atau memotong, dalam hal ini bertepatan dengan panen padi.
{{Authority control}}
|