Park Chung Hee: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~
 
(18 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15:
|birth_date = [[14 November]] [[1917]]
|birth_place = [[Gumi-si]], [[Gyeongsang Utara]], [[Korea dalam Kekuasaan Jepang|Jepang-Berkuasa di Korea]] (kini [[Korea Selatan]])
|death_date = {{death date and age|1979|10|26|1917|911|3014}}
|death_place = [[Seoul]], [[Korea Selatan]]
|nationality = [[Korea]]
Baris 81:
== Mengajar ==
[[File:1937年朴正熙大邱师范学校毕业照.jpg|thumb|151x151px|Foto kelulusan Park tahun 1937]]
Pada tanggal 20 Maret 1937, Park lulus dari Taegu, dengan peringkat 69 dari 70 di kelasnya.{{Sfnp|Cho 97|1998}} Sebagai persyaratan dari sekolahnya, ia diharuskan mengajar setidaknya selama dua tahun,{{Sfnp|Lee|2012|p=93}} dan ditempatkan di Sekolah Normal Umum Mungyeong. Sekolah tersebut berada di [[Mungyeong]], yang sekarang menjadi objek wisata populer tetapi dulu menjadi kota pertambangan batu bara yang terisolasi. Dia akhirnya mulai menerima gaji yang cukup, yang sebagian dia kirimkan kepada keluarganya. Namun seperti yang pernah dia lakukan, murid-muridnya sering menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki ke sekolah setiap hari dari jauh danserta kesulitan membeli makanan. Ia menawarkan bantuan kepada beberapa dari merekamuridnya agar mereka tetap datang ke sekolah. Meskipun Park dikenang oleh murid-muridnya sebagai guru yang penuh perhatian dan antusias, Lee berspekulasi bahwa, di kota kecil seperti itu, Park kesepian dan kurang bersemangat. Dia dan teman sekamarnya minum banyak ''makgeolli''—anggur beras Korea—untuk menghabiskan waktu.{{Sfnp|Lee|2012|pp=82–84}}
 
Tak lama setelah Park mulai mengajar, Jepang melancarkan [[Perang Tiongkok-Jepang Kedua]], dan mulai meraih kemenangan signifikan secara berurutan. Park terinspirasi oleh kesuksesan Jepang. Ia bahkan menulis drama panggung yang diperankan oleh murid-muridnya, berjudul ''[The Korean] Volunteer Soldiers Go to War''. Drama tersebut mencerminkan peristiwa saat itu juga, sekitar bulan Februari 1938, pemerintah kolonial telah melembagakan Sistem Pendaftaran Relawan Khusus. Ribuan pemuda Korea melamar, meskipun sebagian besar melamar dengan sukarela, ataubanyak bahkanjuga hanyayang melamar karena gaji dan tunjangan, masih menjadi bahan perdebatan akademistunjangannya. Namun, militer Jepang enggan menerima warga Korea karena kekhawatiran akan kesetiaan mereka, sehingga hanya menerima sebagian kecil pelamar setiap tahunnya. Jika orang Korea bisa menunjukkan patriotisme yang tak tergoyahkan, mereka dianggap mempunyai peluang lebih besar untuk diterima.{{Sfnp|Lee|2012|pp=87–89}}
 
=== Mendaftar ke Sekolah Militer dan Tumpah Darah ===
Pada tahun 1938, Park mendaftar ke Akademi Militer Angkatan Darat Manchukuo, yang akan dibuka pada tahun berikutnya. Namun, ia berusia tiga tahun melebihi batas usia maksimum 19 tahun untuk calon; sehingga ia menulis surat permintaan kepada panitia pendaftaran untuk mengabaikan usianya, namun akhirnya ditolak. Park mencari Kang Chae-ho, seorang kapten etnis Korea di Tentara Manchukuo dan penduduk asli [[Daegu]] untuk meminta nasihat. Kang menawarkan koneksinya untuk mencoba dan mendapatkan pengecualian atau privilige untukbagi Park. Dia juga menyarankan Park untuk bersumpah darah (혈서; 血書; ''hyŏlsŏ'') untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Jepang dan menarik perhatian publik demi tujuannya.
 
Park kemudian melakukannya. Pada tanggal 31 Maret 1939, surat kabar Manchukuo ''Manshū Shimbun'' memuat artikel berjudul "Sumpah Darah: Keinginan Menjadi Perwira Angkatan Darat: Guru Muda dari Semenanjung".{{Sfnp|Lee|2012|pp=104–105}}
Baris 101:
==Karier Militer==
=== Akademi Militer Manchukuo ===
Pada masa ini, ia mengadopsi nama Jepang Takagi Masao (高木正雄).<ref>{{cite book |author=趙 甲済 |date=1991 |publisher=亜紀書房 |isbn=9784750591193 |page=65 |script-title=ja:朴正煕:韓国近代革命家の実像}}</ref> Dia lulus dengan nilai tertinggi di kelasnya pada tahun 1942 dan diakui sebagai perwira berbakat oleh instruktur Jepangnya, yang merekomendasikan dia untuk studi lebih lanjut di Akademi [[Akademi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang]] di Jepang. Bakatnya sebagai perwira segera diakui dan dia adalah salah satu dari sedikit orang Korea yang diizinkan bersekolah di Akademi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dekat Tokyo. Dia kemudian ditempatkan di resimen Angkatan Darat Jepang di Manchuria dan bertugas di sana sampai Jepang menyerah pada akhir [[Perang Dunia II]].<ref name="Park">{{cite web |title=The Encyclopedia of the Cold War: A Political, Social, and Military History: Park Jung Hee (1917–1979) |url=http://www.historyandtheheadlines.abc-clio.com/ContentPages/ContentPage.aspx?entryId=1162682&currentSection=1130228&productid=4 |access-date=March 24, 2013 |publisher=[[American Broadcasting Company]]}}</ref>
 
=== di Manchukuo ===
Baris 114:
Ia dipromosikan menjadi letnan kolonel pada bulan September 1950 dan menjadi kolonel pada bulan April 1951. Sebagai seorang kolonel, Park adalah wakil direktur Biro Intelijen Markas Besar Angkatan Darat pada tahun 1952 sebelum beralih ke artileri dan memimpin Korps Artileri II dan III selama perang. Pada saat perang berakhir pada tahun 1953, Park telah naik pangkat menjadi brigadir jenderal. Setelah penandatanganan [[Perjanjian Gencatan Senjata Korea]], Park dipilih untuk mengikuti pelatihan enam bulan di [[Fort Sill]] di [[Amerika Serikat]].<ref name="Kim">{{Cite book |publisher=Harvard University Press|pages=132–43|url=https://books.google.com/books?id=0KsyCLwgsd0C&pg=PA143|isbn=978-0-674-06106-4|last = Kim|first=Byung-Kook |author2=Pyŏng-guk Kim |author3=Ezra F Vogel|title=The Park Jung Hee Era: the transformation of South Korea|year=2011}}</ref>
 
Setelah kembali ke Korea, karier Park semakin meningkat. Dia adalah kepala Sekolah Artileri Angkatan Darat dan memimpin Divisi 5 dan 7 tentara Korea Selatan sebelum dipromosikan menjadi mayor jenderal pada tahun 1958.<ref name="Park"/> Park kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Pertama dan diangkat menjadi kepala Komando Distrik 1 dan 6 Korea, yang memberinya tanggung jawab untuk pertahanan [[Seoul]]. Pada tahun 1960, Park menjadi komandan Komando Logistik Pusan ​​sebelumsebelum menjadi Kepala Staf Operasi Angkatan Darat Korea Selatan dan wakil komandan Angkatan Darat Kedua. Oleh karena itu, ia adalah salah satu tokoh paling berkuasa dan berpengaruh di militer.<ref name="Park"/>
 
===Naik ke Kekuasaan===
Pada tanggal 26 April 1960, Syngman Rhee, [[Presiden Korea Selatan]] perdana yang berkuasa secara otoriter, dipaksa turun dari jabatannya dan diasingkan setelah Gerakan 19 April, pemberontakan yang dipimpin mahasiswa. Pemerintahan demokratis yang baru mulai menjabat pada tanggal 13 Agustus 1960. Namun, masa pemerintahan [[parlementer]] di Korea Selatan hanya berumur pendek. [[Yun Bo-seon]] hanya menjadi presiden boneka sedangkan kekuasaan sesungguhnya berada di tangan Perdana Menteri [[Chang Myon]]. Permasalahan segera muncul karena tidak ada pemimpin yang dapat memperoleh dukungan dari suara mayoritas Partai Demokrat atau mencapai kesepakatan mengenai komposisi kabinet. Perdana Menteri Chang berusaha untuk mempertahankan koalisi yang lemah dengan merombak posisi kabinet sebanyak tiga kali dalam waktu lima bulan.<ref name="countrystudy12">{{cite book|editor1-last=Savada|editor1-first=Andrea Matles|editor2-last=Shaw|editor2-first=William|year=1990|title=South Korea: A Country Study|location=Washington|publisher=GPO for the Library of Congress|url=http://countrystudies.us/south-korea/|chapter=The Democratic Interlude|chapter-url=http://countrystudies.us/south-korea/12.htm}}</ref>
 
Sementara itu, pemerintahan baru terjebak antara perekonomian yang menderita akibat mismanajemen dan korupsi selama satu dekade di bawah kepemimpinan Rhee dan para mahasiswa yang menghasut pemecatan Rhee. Para pengunjuk rasa secara teratur memenuhi jalan-jalan dan menyampaikan tuntutan mengenai reformasi politik dan ekonomi yang lebih luas. Keamanan publik memburuk ditambah masyarakat yang tidak mempercayai polisi, karena berada di bawah kendali pemerintahan Rhee. Selain itu, Partai Demokrat yang berkuasa juga kehilangan dukungan publik setelah pertikaian antar faksi yang berkepanjangan.
Baris 124:
 
Awalnya, pemerintahan baru dibentuk dari kalangan perwira militer yang mendukung Park. [[Dewan Tertinggi untuk Rekonstruksi Nasional|Dewan Tertinggi Rekonstruksi Nasional]] bentukan reformis militer secara nominal dipimpin oleh Jenderal Chang. Setelah penangkapan Chang pada bulan Juli 1961, Park mengambil kendali keseluruhan dewan. Kudeta ini disambut baik oleh masyarakat umum yang kelelahan karena kekacauan politik. Meskipun Perdana Menteri Chang dan Jenderal AD Amerika Serikat [[Carter Magruder]] menolak upaya kudeta, Presiden Yun memihak militer dan membujuk Angkatan Darat Ke-8 Amerika Serikat dan para komandan berbagai unit tentara Korea Selatan untuk tidak ikut campur dalam pemerintahan baru.<ref name="countrystudy12"/>
 
 
Segera setelah kudeta, Park dipromosikan menjadi Letnan Jenderal. Sejarawan Korea Selatan Hwang Moon Kyung menggambarkan pemerintahan Park sebagai sangat "militeristik", dan sejak awal ia menyatakan bahwa Park bertujuan untuk memobilisasi masyarakat Korea Selatan mengikuti "garis disiplin militer". Salah satu tindakan pertama Park setelah berkuasa adalah kampanye untuk "membersihkan" jalanan dengan menangkap dan mempekerjakan para tunawisma di "pusat kesejahteraan".
Baris 147 ⟶ 146:
 
Meskipun tujuan utamanya adalah untuk memperkuat aliansi militer dengan Amerika Serikat, tetapi pemerintah Korea Selatan juga mendapat insentif finansial karena partisipasi mereka dalam perang tersebut. Personel militer Korea Selatan dibayar oleh pemerintah federal Amerika Serikat dan gaji mereka dikirimkan langsung ke pemerintah Korea Selatan. Park sangat ingin mengirim pasukan Korea Selatan ke Vietnam dan berkampanye dengan penuh semangat untuk memperpanjang perang. Sebagai imbalan atas komitmen pasukan, Korea Selatan menerima hibah, pinjaman, subsidi, transfer teknologi, dan pasar istimewa senilai puluhan miliar dolar, semuanya disediakan oleh pemerintahan [[Lyndon Baines Johnson|Johnson]] dan Nixon.
 
====Korea Utara====
[[File:Card Stunt for Park Chung-hee.jpg|thumb|Penghormtan kepada Presiden Park Chung Hee saat parade militer Hari Angkatan Bersenjata, 1 Oktober 1973]]
Park mengawasi perubahan transisi antara kedua Korea dari konflik menuju konsolidasi. Pada tahun 1961, pemimpin Korea Utara, [[Kim Il Sung]] diam-diam mengirim Hwang Tae-song, mantan teman Park Chung Hee dan wakil menteri di kementerian perdagangan, ke Korea Selatan, dengan harapan dapat meningkatkan hubungan antar-Korea. Namun, untuk menghilangkan kecurigaan tentang kecenderungan Komunisnya dan meyakinkan orang Amerika tentang pendiriannya yang tegas sebagai sekutu, Park memutuskan untuk mengeksekusi Hwang sebagai mata-mata.<ref>{{cite web|author1=Kim Jong-pil|title=The mysterious visitor from the North|url=http://koreajoongangdaily.joins.com/news/article/Article.aspx?aid=3003464|website=Korea Joongang Daily|date=April 23, 2015 |access-date=April 16, 2018}}</ref>
 
Mulai bulan Oktober 1964, Korea Utara meningkatkan infiltrasi para pengumpul intelijen dan propaganda ke Korea Selatan. Lebih dari 30 tentara Korea Selatan dan setidaknya 10 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan penyusup Korea Utara pada bulan Oktober 1966.
 
Pada bulan Oktober 1966, Park memerintahkan Angkatan Darat Korea untuk melakukan serangan balasan tanpa meminta persetujuan Jenderal [[Charles Bonesteel]]. Tindakan yang merupakan pembalasan atas kerugian yang dialami Korea Selatan ini menimbulkan ketegangan antara pemerintahan Park dan komando AS di Korea, yang tidak ingin melanggar gencatan senjata. Antara tahun 1966 dan 1969 bentrokan meningkat ketika angkatan bersenjata Park terlibat dalam baku tembak di sepanjang DMZ (wilayah demiliterisasi) Korea. Pertempuran tersebut, terkadang disebut sebagai Perang Korea Kedua, terkait dengan pidato Kim Il Sung pada tanggal 5 Oktober 1966, di mana pemimpin Korea Utara menantang keabsahan Perjanjian Gencatan Senjata tahun 1953. Hal ini akan memaksa Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali komitmennya di seluruh dunia karena AS tengah fokus ke Vietnam. Perpecahan apa pun akan memberikan peluang bagi Korea Utara untuk menghasut pemberontakan di Selatan melawan Park.
 
Pada tanggal 21 Januari 1968, 31 anggota dari Unit 124, pasukan komando pasukan khusus Tentara Rakyat Korea Utara berusaha membunuh Park dan hampir berhasil. Mereka dihentikan hanya 800 meter dari Gedung Biru oleh patroli polisi. Baku tembak terjadi dan semua kecuali dua warga Korut tewas atau ditangkap. Menanggapi upaya pembunuhan tersebut, Park mengorganisir Unit 684, sebuah kelompok yang dimaksudkan untuk membunuh Kim Il-Sung. Namun kelompok itu dibubarkan pada tahun 1971. Meskipun ada permusuhan, negosiasi dilakukan antara Utara dan Selatan mengenai reunifikasi. Pada tanggal 4 Juli 1972, kedua negara mengeluarkan pernyataan bersama yang menetapkan bahwa reunifikasi harus dicapai secara internal tanpa bergantung pada kekuatan eksternal atau campur tangan luar. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tidak senang dengan usulan ini dan, setelah pembunuhan Park pada tahun 1979, usulan tersebut dikuburkan secara diam-diam.
 
Pada tanggal 15 Agustus 1974, Park sedang menyampaikan pidato di Teater Nasional di Seoul pada upacara perayaan 29 tahun berakhirnya pemerintahan kolonial ketika seorang pria bernama Mun Se-gwang menembakkan pistol ke Park dari barisan depan. Tembakan pria yang merupakan simpatisan Korea Utara kelahiran Jepang itu meleset dari Park, tetapi peluru nyasar mengenai istrinya Yuk Young-soo (yang meninggal pada hari itu juga) dan orang lain di atas panggung. Park melanjutkan pidatonya saat istrinya yang sekarat dibawa keluar panggung.<ref>{{cite book |last= Shaw |first= Karl |title= Power Mad! |trans-title= Šílenství mocných |year= 2005 |orig-year= 2004 |publisher= Metafora |location= Praha |language= cs |isbn= 978-80-7359-002-4 |page= 13 }}</ref> Mun digantung di penjara Seoul empat bulan kemudian. Pada peringatan pertama kematian istrinya, Park menulis dalam buku hariannya, "Aku merasa seolah-olah diriku telah kehilangan segalanya di dunia. Semua hal menjadi beban dan aku kehilangan keberanian dan kemauanku. Setahun telah berlalu sejak itu. Dan selama itu aku sudah terlalu sering menangis sendirian secara diam-diam."<ref>Don Oberdorfer, The Two Koreas, 1997, p. 56</ref>
 
===Kebijakan Ekonomi===
{{Further|Ekonomi macan|Keajaiban di Sungai Han}}
[[File:박정희 대통령 천호대교 준공식 참석.jpg|thumb|Park Chung Hee, tahun 1976]]
 
Salah satu tujuan utama Park adalah untuk mengakhiri kemiskinan di Korea Selatan, dan mengangkat negara tersebut dari perekonomian terbelakang menjadi perekonomian maju melalui metode statistik. Dengan menggunakan model ala [[Uni Soviet]] dan Rencana Lima Tahunnya, Park meluncurkan Rencana Lima Tahun pertamanya pada tahun 1962 dengan mendeklarasikan kota [[Ulsan]] sebagai "zona pengembangan industri khusus".<ref>Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 230.</ref> ''Chaebol'' [[Hyundai]] memanfaatkan status khusus Ulsan untuk menjadikan kota ini sebagai rumah bagi pabrik utamanya.<ref name="auto4"/>
 
Park dianggap berperan penting dalam pengembangan [[Ekonomi macan|ekonomi macan]] Korea Selatan dengan mengalihkan fokusnya ke [[Industrialisasi|industrialisasi]] yang berorientasi ekspor. Saat berkuasa pada tahun 1961, pendapatan per kapita Korea Selatan hanya US$72,00. Korea Utara mempunyai kekuatan ekonomi dan militer yang lebih besar di semenanjung ini. Hsl ini karena sejarah industri berat yang dimiliki Korea Utara seperti pabrik listrik dan kimia ditambah sejumlah besar bantuan ekonomi, teknis dan keuangan yang diterimanya dari negara-negara blok komunis lainnya seperti Uni Soviet, [[Jerman Timur]] dan [[Tiongkok]].
 
Salah satu reformasi yang dilakukan Park adalah menyediakan listrik 24 jam pada tahun 1964, yang merupakan perubahan besar karena sebelumnya rumah dan tempat usaha mendapat listrik selama beberapa jam setiap hari. Dengan Rencana Lima Tahun kedua pada tahun 1967, Park mendirikan Kawasan Industri Kuro di barat daya Seoul, dan mendirikan [[POSCO|Pohang Iron and Steel Company Limited]] milik negara untuk menyediakan baja murah bagi ''chaebol'', yang mendirikan pabrik mobil dan galangan kapal pertama di Korea Selatan.<ref name="auto4"/> Pemerintahan Park menilai perusahaan lewat nilai statistik, mereka akan memberi beberapa penghargaan kepada ''chaebol'' yang memenuhi target mereka berdasarkan Rencana Lima Tahun. Penghargaan itu berupa pinjaman dengan syarat pembayaran yang mudah, perizinan yang cepat, pemotongan pajak, dan subsidi.<ref name="auto5">Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 232.</ref>
 
Sejak akhir tahun 1960-an dan seterusnya, sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat Korea Selatan untuk membicarakan sifat "gurita" dari ''chaebol'' ketika mereka mulai memperluas "tentakel" mereka ke seluruh bidang perekonomian.<ref name="auto5"/> Beberapa ''chaebol'' sukses seperti Lucky Goldstar ([[LG]]) dan [[Samsung]] yang didirikan pada zaman Jepang serta Hyundai yang didirikan tak lama setelah berakhirnya kekuasaan Jepang; semuanya akan menjadi perusahaan terkenal di dunia.<ref name="auto5"/> Hyundai, yang dimulai sebagai perusahaan transportasi yang memindahkan pasokan untuk Angkatan Darat AS selama Perang Korea kemudian akan mendominasi industri konstruksi Korea Selatan pada tahun 1960-an. Pada tahun 1967, Hyundai membuka pabrik mobil pertamanya, memproduksi mobil di bawah lisensi [[Ford]].<ref name="auto5"/>
 
Pada tahun 1970, Hyundai menyelesaikan pembangunan [[Jalan Tol]] Seoul-Pusan, yang menjadi salah satu jalan raya tersibuk di Korea Selatan, lalu pada tahun 1975 Hyundai memproduksi Pony, mobil pertamanya yang dirancang sepenuhnya oleh para insinyurnya sendiri. Selain manufaktur mobil dan konstruksi, Hyundai beralih ke pembuatan kapal, semen, bahan kimia dan elektronik, hingga akhirnya menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.<ref>Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 pages 232–233.</ref> Pada tanggal 3 Agustus 1972, Park membuat kebijakan "UU keuangan darurat tanggal 3 Agustus (8·3긴급금융조치)" yang melarang semua pinjaman swasta untuk dijadikan landasan pertumbuhan ekonomi, dan lebih mendukung Chaebol.<ref>https://encykorea.aks.ac.kr/Contents/CategoryNavi?category=field&keyword=%EA%B2%BD%EC%A0%9C%C2%B7%EC%82%B0%EC%97%85/%EA%B2%BD%EC%A0%9C&ridx=0&tot=637 {{dead link|date=August 2022}}</ref>
 
Tanda pertumbuhan ekonomi Korea Selatan adalah pada tahun 1969 terdapat 200.000 pesawat televisi yang beroperasi di sana sedangkan pada tahun 1979 terdapat enam juta televisi yang beroperasi di Korea Selatan. Pada tahun 1969, hanya 6% keluarga Korea Selatan yang memiliki televisi; pada tahun 1979 empat dari setiap lima keluarga Korea Selatan memiliki TV. Namun, semua televisi di Korea Selatan berwarna hitam putih, dan televisi berwarna baru masuk ke Korea Selatan pada tahun 1979.<ref name="auto7">Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 245.</ref> Melihat pertumbuhan kepemilikan TV, [[Korean Broadcasting System]] (KBS) milik negara mulai memproduksi lebih banyak program, sementara perusahaan swasta [[MBC TV]] mulai beroperasi pada tahun 1969. Selama era Yushin, produksi televisi mengalami sensor ketat, misalnya pria berambut panjang dilarang tampil di TV, namun sinetron menjadi fenomena budaya pada tahun 1970-an dan menjadi sangat populer.<ref name="auto7"/>
 
Industri Korea Selatan mengalami perkembangan luar biasa di bawah kepemimpinan Park. Park melihat model pembangunan Jepang, khususnya Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional Jepang (MITI) dan ''Keiretsu'', sebagai contoh bagi Korea. Park meniru MITI dengan membentuk Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) dan Badan Perencanaan Ekonomi (EPB). Kerja sama pemerintah-perusahaan dalam memperluas ekspor Korea Selatan membantu mendorong pertumbuhan beberapa perusahaan Korea Selatan menjadi konglomerat raksasa Korea saat ini, yaitu ''chaebol''.
 
Menurut Gapminder Foundation, kemiskinan ekstrem berkurang dari 66,9 persen pada tahun 1961 menjadi 11,2 persen pada tahun 1979, menjadikannya salah satu pengurangan kemiskinan tercepat dan terbesar dalam sejarah umat manusia. Pertumbuhan ini juga mencakup penurunan angka kematian anak dan peningkatan angka harapan hidup. Dari tahun 1961 hingga 1979 angka kematian anak menurun sebesar 64%, penurunan angka kematian anak tercepat ketiga di antara negara mana pun yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa pada periode yang sama.<ref>{{cite web |title=Child mortality |url=https://ourworldindata.org/grapher/child-mortality-igme?tab=table&time=1961..1979 |access-date=October 23, 2020 |publisher=ourworldindata.org}}</ref>
 
=== Kebijakan Dalam Negeri ===
Setelah menjabat untuk masa jabatan keduanya pada tahun 1967, Park berjanji bahwa sesuai dengan Konstitusi tahun 1963 yang membatasi presiden hanya untuk dua periode berturut-turut, ia akan mengundurkan diri pada tahun 1971. Namun, segera setelah kemenangannya pada tahun 1967, Partai Republikan Demokrat yang mendominasi Majelis Nasional berhasil mendorong amandemen yang memungkinkan presiden petahana – Park sendiri – untuk mencalonkan diri selama tiga periode berturut-turut.
 
Sementara itu, Park semakin cemas dengan perubahan kebijakan AS menuju komunisme di bawah [[Doktrin Nixon|Doktrin Guam]] milik Richard Nixon. Legitimasi pemerintahannya bergantung pada sikap anti-komunisme yang kuat, dan sikap sekecil apa pun yang dilakukan sekutu Korea Selatan (termasuk AS) terhadap kebijakan tersebut akan mengancam fondasi pemerintahannya. Park mulai mencari opsi untuk semakin memperkuat kekuasaannya di negara tersebut. Pada bulan Mei 1970, penyair Katolik [[Kim Chi-ha]] ditangkap karena diduga melanggar Undang-Undang Anti-Komunis karena puisinya "Lima Bandit", yang sebenarnya tidak merujuk pada Komunisme baik secara eksplisit maupun implisit, melainkan menyerang korupsi di bawah pemerintahan Park. Majalah jurnal ''Sasanggye'' yang menerbitkan "Lima Bandit" ditutup oleh pemerintah.<ref name="auto8">Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 240.</ref>
 
Salah satu tokoh bandit dari "Lima Bandit" digambarkan sebagai seorang jenderal yang memulai kariernya berjuang untuk Jepang dalam Perang Dunia Kedua, dan semua bandit dalam puisi tersebut digambarkan sebagai kolaborator ''Chinilpa'' yang melayani Jepang karena keserakahan dan amoralitas mereka. Park merasa penyebutan dirinya dalam "Lima Bandit" lewat karakter jenderal sedangkan fakta bahwa semua bandit memiliki latar belakang ''Chinilpa'' merupakan referensi dari basis sosial rezim Park. Pada tahun 1974, Kim dijatuhi hukuman mati karena puisinya, dan meskipun ia tidak dieksekusi, ia menghabiskan hampir seluruh tahun 1970-an di penjara.<ref>Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 237.</ref>
 
Kemudian pada tahun 1970, Park meluncurkan ''Saemaul Undong'' (Gerakan Desa Baru) yang bertujuan untuk memodernisasi pedesaan dengan menyediakan listrik dan air mengalir kepada para petani, membangun jalan beraspal, dan mengganti atap jerami dengan atap seng. Proyek atap tersebut dikatakan mencerminkan obsesi pribadi Park, yang tidak tahan melihat atap jerami di rumah petani, yang baginya merupakan tanda keterbelakangan Korea Selatan.<ref>Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 238.</ref> Park menggunakan asbes untuk memperbaiki rumah pedesaan, yang berbahaya bagi manusia.
 
Pada tahun 1971, Park memenangkan pemilihan umum melawan saingannya, Kim Dae-jung. Pada bulan Desember tahun itu, tak lama setelah dilantik, ia mendeklarasikan keadaan darurat "berdasarkan kenyataan berbahaya dari situasi internasional". Pada bulan Oktober 1972, Park membubarkan badan legislatif dan menangguhkan Konstitusi tahun 1963 melalui kudeta mandiri. Pekerjaan kemudian dimulai pada penyusunan konstitusi baru. Park mendapatkan inspirasi kudeta dari [[Ferdinand Marcos]], Presiden Filipina, yang merencanakan kudeta serupa beberapa minggu sebelumnya.
 
Sebuah konstitusi baru, yang disebut ''Konstitusi Yushin'', disetujui melalui pemungutan suara yang sangat curang pada bulan November 1972. Terjemahannya adalah "peremajaan" atau "pembaruan" (serta "restorasi" dalam beberapa konteks). Para ahli melihat penggunaan istilah tersebut sebagai referensi Park sendiri sebagai "presiden kekaisaran".{{sfnp|Kim|Vogel|2011|p=27}}
 
Konstitusi ''Yushin'' yang baru adalah dokumen yang sangat otoriter. Konstitusi ini merubah proses pemilihan presiden ke lembaga pemilihan, Konferensi Nasional untuk Unifikasi. Hal ini juga secara dramatis memperluas kekuasaan presiden. Khususnya, ia diberi kekuasaan luas untuk memerintah melalui dekrit dan menangguhkan kebebasan konstitusional. Masa jabatan presiden ditingkatkan dari empat menjadi enam tahun, tanpa batasan untuk pemilihan kembali. Untuk semua maksud dan tujuan ini, Park merubah kekuasaan daruratnya menjadi kediktatoran yang sah. Sesuai konstitusi barunya, Park mencalonkan diri untuk masa jabatan baru sebagai presiden pada bulan Desember 1972, dan menang tanpa lawan. Dia terpilih kembali pada tahun 1978 juga tanpa lawan. Banyak penulis terkemuka Korea Selatan menentang rezim Park, dan banyak puisi serta novel terbaik tahun 1970-an yang menyindir sistem Yushin.<ref>Hwang, Kyung Moon A History of Korea, London: Macmillan, 2010 page 242.</ref>
 
Park berpendapat bahwa demokrasi liberal gaya Barat tidak cocok untuk Korea Selatan karena perekonomiannya yang masih goyah. Ia percaya bahwa demi kepentingan stabilitas, negaranya memerlukan "demokrasi gaya Korea" dengan kepemimpinan presiden yang kuat dan tidak tertandingi.<ref>{{cite web|url=https://www.mk.co.kr/news/culture/view/2018/11/712690/|title=주체사상과 한국적 민주주의는 왜 나왔을까 – 매일경제|website=mk.co.kr|date=November 14, 2018|language=ko|access-date=March 29, 2019|archive-date=March 29, 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190329013914/https://www.mk.co.kr/news/culture/view/2018/11/712690/|url-status=dead}}</ref> Meskipun ia berulang kali berjanji untuk membuka rezim dan memulihkan demokrasi penuh, semakin sedikit orang yang mempercayainya.
 
Pada tahun 1975, dalam persiapan pencalonan Korea Selatan untuk menjadi tuan rumah [[Olimpiade Musim Panas 1988]], ia memerintahkan polisi untuk 'membersihkan' jalanan dan mengusir pengemis, gelandangan, dan pedagang kaki lima yang memberikan citra buruk pada negara tersebut di luar negeri. Petugas polisi yang dibantu oleh pemilik toko akan menangkap pengemis, pedagang kecil-kecilan yang menjual permen karet dan pernak-pernik, orang cacat, anak-anak hilang atau tanpa pengawasan, dan para pembangkang, termasuk mahasiswa yang memegang selebaran anti-pemerintah. Ribuan orang menjadi korban kampanye pembersihan sosial ini, dikirim ke tiga puluh enam kamp dan menjadi sasaran kerja paksa, tanpa bayaran, serta penyiksaan dan pemerkosaan berulang kali. Pada tahun 1986, jumlah narapidana melonjak dalam lima tahun dari 8.600 menjadi lebih dari 16.000, menurut dokumen pemerintah. Secara resmi, 513 orang meninggal karena kelelahan di kamp-kamp ini, namun jumlahnya mungkin jauh lebih tinggi.<ref>{{cite web|url=https://apnews.com/article/south-korea-crime-2020-tokyo-olympics-busan-olympic-games-43ad81ac09564c90bc6e6b3cd005d73d|title=AP: S. Korea covered up mass abuse, killings of 'vagrants' | website=[[Associated Press]]|date=April 21, 2016 }}</ref><ref>{{cite web|url=http://bigstory.ap.org/article/c22de3a565fe4e85a0508bbbd72c3c1b/ap-s-korea-covered-mass-abuse-killings-vagrants |title=S. Korea covered up mass abuse, killings of 'vagrants' |first1=Kim |last1=Tong-Hyung |first2=Foster |last2=Klug| date=April 19, 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180617165057/https://apnews.com/c22de3a565fe4e85a0508bbbd72c3c1b/ap-s-korea-covered-mass-abuse-killings-vagrants |archive-date=June 17, 2018|agency=Associated Press}}</ref>
 
Park menghapuskan penggunaan ''[[Hanja|hanja]]'' atau karakter Cina dan menetapkan eksklusivitas ''[[Hangeul|hangeul]]'' untuk bahasa Korea pada tahun 1960-an dan 1970-an. Setelah Rencana Eksklusivitas Hangeul Lima Tahun (한글종양오년계획) diumumkan secara resmi melalui jalur legislatif dan eksekutif, mulai tahun 1970 penggunaan ''hanja'' menjadi ilegal di semua tingkatan sekolah negeri dan militer. Hal ini menyebabkan berkurangnya buta huruf di Korea Selatan.
 
KCIA mengendalikan seluruh negeri, dengan lebih dari empat puluh ribu pegawai tetap dan satu juta koresponden. Pekerja yang mogok, pengunjuk rasa atau penandatangan petisi sederhana menghadapi hukuman penjara yang lama dan penyiksaan. Seluruh negeri berada di bawah pengawasan terus-menerus.<ref>B. Cumings (2005). W.W. Norton and Company, ed. Korea's Place in the Sun.</ref>
 
=== Tahun-tahun Terakhir Kepresidenan ===
[[File:박정희 대통령 김영삼 신민당 총재 접견.jpg|thumb|Park bersama calon Presiden [[Kim Young-sam]], tahun 1975]]
Saat di penghujung kepresidenannya, Park menyadari masyarakat tidak puas dengan pemerintah.<ref name=":0">{{cite web|last=조선일보|date=August 21, 2020|title=[박정희의 생애] "내 무덤에 침을 뱉어라!".....(9)|url=https://www.chosun.com/site/data/html_dir/1997/10/27/1997102770182.html|access-date=January 13, 2022|website=조선일보|language=ko}}</ref>
Meskipun demikian, otokrasinya menjadi semakin terbuka pada periode ini.
 
====Militer====
Sebagai presiden, Park berusaha memperkuat militer. Ia sering mengatakan bahwa jika suatu negara merdeka tidak dapat melindungi diri dengan militernya, maka negara tersebut bukanlah negara merdeka. Park memerintahkan pengembangan rudal untuk menyerang Pyongyang. Karena kurangnya pengetahuan teknis, para insinyur Korea harus melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk belajar cara memproduksi rudal. Setelah melalui pengembangan yang melelahkan, pada tanggal 26 September 1978, Nike Hercules Korea-1 berhasil diluncurkan untuk pertama kalinya. Namun pengembangan rudal dihentikan ketika [[Chun Doo-hwan]] memerintah.<ref>{{cite web|date=November 13, 1997|title=[실록 박정희시대]33.국산 미사일 개발|url=https://www.joongang.co.kr/article/3553144|access-date=January 14, 2022|website=중앙일보|language=ko}}</ref> Park juga mencoba mengembangkan program senjata nuklir buatannya sendiri, dengan mengumumkan bahwa program tersebut akan dibuat pada tahun 1983. Hal ini tidak pernah berkembang setelah kematian Park pada tahun 1979.<ref>{{cite web|last=Jeong|first=Sora|date=February 5, 2015|title=박정희 "우리도 핵개발, 88%완료"… 지금은?|url=https://news.mt.co.kr/mtview.php?no=2013020509261880069|access-date=January 14, 2022|website=Money Today|language=ko}}</ref>
<ref>{{cite web|date=November 13, 1997|title=[실록 박정희시대]33.국산 미사일 개발|url=https://www.joongang.co.kr/article/3553144|access-date=January 14, 2022|website=중앙일보|language=ko}}</ref>
 
==Kematian==
 
===Tahun-tahun Terakhir===
Meskipun pertumbuhan ekonomi negara yang tinggi membuat dukungan pada Presiden Park sangat besar pada tahun 1960-an, dukungan tersebut mulai memudar setelah pertumbuhan ekonomi mulai melambat pada awal tahun 1970-an. Banyak warga Korea Selatan yang tidak senang dengan pemerintahan otokratisnya, layanan keamanannya, dan pembatasan kebebasan pribadi. Meskipun Park telah melegitimasi pemerintahannya dengan menggunakan ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang keadaan darurat sejak Perang Korea, ia telah gagal memenuhi jaminan konstitusional atas kebebasan berbicara dan pers. Selain itu, KCIA selaku dinas keamanan, memiliki kewenangan luas untuk menangkap dan menahan; banyak penentang Park ditahan tanpa diadili dan sering kali disiksa. Akhirnya demonstrasi menentang sistem Yushin meletus di seluruh negeri ketika ketidakpopuleran Park mulai meningkat.
 
Demonstrasi ini mencapai momen yang menentukan pada tanggal 16 Oktober 1979, ketika sebuah kelompok mahasiswa menyerukan diakhirinya kediktatoran dan sistem Yushin dimulai di Universitas Nasional Busan. Aksi yang merupakan bagian dari perjuangan "Pu-Ma" (dinamai berdasarkan wilayah Pusan dan Masan) segera berpindah ke jalan-jalan kota tempat mahasiswa dan polisi anti huru hara bertempur sepanjang hari. Menjelang malam, hingga 50.000 orang berkumpul di depan balai kota Busan. Selama dua hari berikutnya beberapa kantor publik diserang dan sekitar 400 pengunjuk rasa ditangkap. Pada tanggal 18 Oktober, pemerintahan Park mengumumkan darurat militer di Busan. Pada hari yang sama protes menyebar ke Universitas Kyungnam di Masan. Hingga 10.000 orang, sebagian besar pelajar dan pekerja, bergabung dalam demonstrasi menentang Sistem ''Yushin'' milik Park. Kekerasan dengan cepat meningkat dengan serangan yang dilancarkan di kantor polisi dan kantor partai berkuasa di kota. Saat malam tiba, jam malam di seluruh kota diberlakukan di Masan.<ref>Shin, Gi-Wook. "Introduction. " Contentious Kwangju: the May 18 Uprising in Korea's Past and Present. Eds. Gi-Wook Shin and Kyung Moon Hwang. Lanham: Rowman & Littlefield Publishers, 2003.</ref>
 
===Pembunuhan===
[[File:Reporting on a rooftop 1979-11-03.png|thumb|Pemakaman kenegaraan Park Chung Hee]]
Pada tanggal 26 Oktober 1979, enam hari setelah protes mahasiswa berakhir, Park Chung Hee ditembak mati di kepala dan dada oleh Kim Jae-gyu, direktur KCIA, setelah jamuan makan di rumah persembunyian di Gungjeong-dong, Jongno- ya, Seoul. Petugas KCIA lainnya kemudian pergi ke bagian lain gedung dan menembak mati empat pengawal presiden lainnya. Cha Ji-chul, kepala Dinas Keamanan Presiden, juga ditembak mati oleh Kim. Kim dan kelompoknya kemudian ditangkap oleh tentara di bawah pimpinan Kepala Staf Angkatan Darat Korea Selatan. Mereka disiksa dan kemudian dieksekusi.
 
Tidak jelas apakah ini merupakan tindakan spontan yang dilakukan oleh seseorang atau merupakan bagian dari upaya kudeta yang telah direncanakan sebelumnya oleh badan intelijen. Kim mengklaim bahwa Park adalah penghalang demokrasi dan tindakannya merupakan bentuk patriotisme. Kepala investigasi, Chun Doo-hwan, menolak klaimnya dan menyimpulkan bahwa Kim bertindak untuk mempertahankan kekuasaannya sendiri.<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/october/26/newsid_2478000/2478353.stm |title=1979: South Korean President killed |work=BBC News |date=October 26, 1994 |access-date=February 18, 2013}}</ref>
 
[[Choi Kyu-hah]] menjadi Penjabat Presiden berdasarkan Pasal 48 Konstitusi ''Yushin''. Mayor Jenderal Chun Doo-hwan dengan cepat mengumpulkan kekuasaan besar setelah Komando Keamanan Pertahanannya ditugaskan untuk menyelidiki pembunuhan tersebut. Pertama-tama ia mengambil kendali militer dan KCIA sebelum mengangkat junta militer lain dan akhirnya mengambil alih kursi kepresidenan pada tahun 1980.
 
Park, yang dikatakan sebagai seorang penganut [[Buddha]] yang taat,<ref name="Chambers 2008 698"/> diberikan pemakaman kenegaraan lintas agama Korea Selatan yang pertama pada tanggal 3 November di Seoul. Ia dimakamkan dengan penghormatan militer penuh di Pemakaman Nasional dekat makam mantan presiden Syngman Rhee yang meninggal pada tahun 1965. Kim Jae-gyu, yang motif membunuh Park masih belum jelas, digantung pada 24 Mei 1980.
 
==Kehidupan Pribadi==
Park menikah dengan Kim Ho-nam (memiliki satu anak perempuan bersamanya) dan keduanya kemudian bercerai. Setelah itu, ia menikah dengan Yuk Young-soo, dan pasangan tersebut memiliki dua putri dan satu putra. Yuk terbunuh dalam upaya pembunuhan terhadap Park pada tahun 1974.
 
Putri sulung Park dari pernikahan keduanya (dengan Yuk Young-soo), [[Park Geun-hye]], terpilih sebagai ketua Partai Nasional Besar yang konservatif pada tahun 2004. Ia terpilih sebagai presiden ke-11 Korea Selatan sekaligus sebagai presiden wanita pertama. Keterkaitan Park Geun-hye dengan warisan ayahnya telah menjadi pedang bermata dua. Dia sebelumnya dicap sebagai putri seorang diktator; namun dia pernah berkata, "Saya ingin dinilai berdasarkan kemampuan saya sendiri." Kepresidenannya berakhir dengan pemakzulannya pada tahun 2016 dan pemecatannya dari jabatannya pada tahun 2017.[125] Dia dijatuhi hukuman 24 tahun penjara pada 6 April 2018.<ref name="BBC News">{{cite web |date=April 6, 2018 |title=Park Geun-hye: South Korea's ex-leader jailed for 24 years for corruption |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-43666134 |publisher=BBC News}}</ref> Park dibebaskan pada tahun 2021 dari Pusat Penahanan Seoul.<ref name="Choe">{{Cite news |last=Choe |first=Sang-hun |date=March 31, 2017 |title=Park Geun-hye's Life in Jail: Cheap Meals and a Mattress on the Floor |work=The New York Times |url=https://www.nytimes.com/2017/03/31/world/asia/park-geun-hye-arrest-jail-south-korea.html |access-date=May 13, 2017 |issn=0362-4331}}</ref>
 
== Lihat pula ==