Maulana Yusuf dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ada sumbernya. Sy bisa laporkan ke pengurus krn vandalisme. Sy tidak hapus suntingan anda meski tidak ada sumbernya. Tag: Pembatalan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
*[[Maulana Muhammad]]
*Arya Upapati|father= [[Maulana Hasanuddin]]
|mother=[[Ratu Ayu Kirana]]|spouse=[[Ratu Hadijah]]|
'''Maulana Syarif Yusuf''' atau '''Pangeran Pasareyan''' merupakan [[putra]] dari [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]] pendiri [[Kesultanan Banten]]. Ia melanjutkan kekuasaan
Selama satu dekade kekuasannya, Maulana Yusuf menitikberatkan perhatiannya pada pengembangan kota (sekarang [[Kota Kuno Banten|Banten Lama]]), keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian, serta melanjutkan politik ekspansi ayahnya. Salah-satu pencapaian terbesarnya adalah menaklukkan Pulasari dan Pakwan Pajajaran, ibu kota [[Kerajaan Sunda]] di tahun [[1579]].<ref>{{Cite book|last=Darmawidjaja|date=1968|url=https://books.google.com/books?id=gi4GAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Pulasari+1579&q=Pulasari+1579&hl=en|title=Orang Baduj: harimau djadi-djadian|publisher=Kinta|language=id}}</ref> Penaklukkan ini dilandasi oleh tekadnya untuk menyebarkan agama Islam hingga ke pedalaman Banten dan menghilangkan ancaman Kerajaan Sunda yang masih bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]. Sejak penaklukan tersebut, agama Islam semakin tersebar luas di daerah Banten dan [[Jawa Barat]]. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami era kejayaan dimana Banten berkembang menjadi salah-satu pusat perdagangan terpenting di [[Asia Tenggara]].<ref>{{Cite book|last=M.Hum|first=Ikot Sholehat|url=https://books.google.com/books?id=N1W6DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA136&dq=%22Maulana+Yusuf%22+kerajaan+Banten&hl=en|title=PERDAGANGAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN AKHIR ABAD XVI-XVII|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-623-227-199-9|language=id}}</ref>
Baris 31:
Berdasarkan [[Sejarah Banten]], setelah Maulana Hasanuddin meninggal pada tahun 1570, Maulana Yusuf naik tahta, kemudian melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan [[Kerajaan Sunda|Pakuan Pajajaran]] dan [[Pulosari, Pandeglang|Pulasari]] pada tahun [[1579]].<ref>Hasan Muarif Ambary, Jacques Dumarçay, (1990), ''The Sultanate of Banten'', Gramedia Book Pub. Division, ISBN 979-403-922-5</ref>
Dalam rangka ekspansi wilayah dan penyebaran agama Islam, Sultan Maulana Yusuf memperluas pengaruhnya hingga ke pedalaman.<ref>{{Cite book|last=MARDIYONO|first=P.|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=SvY1EAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT223&dq=%22Maulana+Yusuf%22+pedalaman&hl=en|title=GENEALOGI KERAJAAN ISLAM DI JAWA Menelusuri Jejak Keruntuhan Kerajaan Hindu dan Berdirinya Kerajaan Islam di Jawa|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7910-80-0|language=id}}</ref> Di tahun 1579, Kesultanan Banten di bawah pemerintahannya berhasil menaklukkan [[Pakwan Pajajaran]]. Penaklukan ini mengakibatkan berakhirnya pemerintahan [[Kerajaan Sunda]] di wilayah [[Jawa Barat]].<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=48|url-status=live}}</ref> Penaklukan ini membuat Islam semakin tersebar luas di Jawa Barat. Dalam penaklukkan ini, banyak penguasa dan alim-ulama yang ikut bersama Sultan Maulana Yusuf. Oleh karena itu, ponggawa-ponggawa yang ditaklukkan lalu diislamkan tetapi dibiarkan untuk memegang jabatannya semula. Berakhirnya kekuasaan Pajajaran ditandai dengan diboyongnya batu [[Palangka Sriman Sriwacana]] (singgasana raja), dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu diboyong karena tradisi politik agar di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Setelah Pakuan ditelantarkan, diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang memilih meninggalkan keraton dan berpindah ke daerah [[kabuyutan]] di Lebak. Mereka menetapkan tata cara kehidupan lama yang ketat dan sekarang dikenal sebagai orang Baduy. Sultan Maulana Yusuf kemudian
== Silsilah ==
Baris 41:
* Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayatullah / Sayyid Al-Kamil / Susuhunan Jati / Susuhunan Cirebon
* Syarif Abdullah + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim (Nyi Mas [[Rara Santang]]) binti [[Sri Baduga Maharaja]]
* Ali Nurul Alam + Puteri Mesir{{cn}}
* Jamaluddin Al-Husein
* Al-Amir Akhmad Syekh Jalaludin
Baris 50:
* Ali Khali' Qasam
* Alwi Shohib Bait Jubair
* Muhammad Maula
* Alwi
* Ubaidillah
* [[Ahmad
* [[Isa
* [[Muhammad An-Naqib]]
* [[Ali
* [[Ja'far
* [[Muhammad
* [[Ali Zainal Abiddin]]
* [[Husein]]
*
* Nabi Islam [[Muhammad]]
* Abdullah
* Abdul Muthalib
Baris 73:
* Luay
* Ghalib
* Dst.{{who}}{{cn}}
=== Naskah Kaprabonan ===
*
* Sarifah Siti Fatimah
* Husen
Baris 97:
* Maulana Yusuf
=== Kitab Purwaka Caruban Nagari<ref>Pangeran Raja (PR) Aria Cirebon. 1720. Purwaka Caruban Nagari. [[Cirebon]]: [[Kesultanan Kacirebonan]]</ref>{{fv}} ===
* Nabi
* Siti Fatimah
* Sayid Husen{{who}}
* Sayid Abidin
* Muhammad Baqir
Baris 120:
* Maulana Yusuf
Maulana Yusuf memiliki garis keturunan yang bersambung pada Nabi Islam [[Muhammad]] dari jalur
*
*
* Imam Hasan As-sibith
*
*
*
*
*
*
*
* Ali
* Sulaiman
Baris 139:
* Mutha’in
* Idris
*
* Ali
* Hasan
Baris 147:
* Muhammad
* Jarullah Abdul Aziz
*
*
* Maulana Hasanuddin
* Maulana Yusuf
|