Srikandi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(14 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Shikhandi.png
| Caption =
| Kasta = kesatria
| Gelar = pangeran
| Ayah = [[Drupada]]
| Ibu = Persati{{br}}Gandawati (versi wayang)
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
Baris 16 ⟶ 15:
| Asal = [[Kerajaan Panchala]]
| Tempat = [[Kampilya]], [[Kerajaan Panchala]]
| Saudara= [[Drestadyumna]], [[Dropadi]], [[Satyajit]]
}}
'''Srikandi''' {{Sanskerta|शिकण्ढी|Śikhaṇḍī}} adalah
Dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang mengadaptasi ''Mahabharata'' terkandung cerita yang hampir sama. Namun dalam pewayangan Jawa dikisahkan bahwa ia menikahi [[Arjuna]] dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah ''[[Mahabharata]]'' versi [[India]].
Baris 25:
== Kehidupan sebelumnya ==
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'', pada kehidupan sebelumnya Srikandi terlahir sebagai wanita bernama [[Amba]]. Kisah mengenai Amba dimuat dalam ''Mahabharata'' jilid pertama, yaitu ''[[Adiparwa]]'', dan dalam ''Mahabharata'' jilid kelima, ''[[Udyogaparwa]]''. Dalam ''Adiparwa'' diceritakan bahwa [[Bisma]]—pangeran dari [[Hastinapura]], ibukota [[Kerajaan Kuru]]—memboyong Amba dari suatu [[sayembara]] di [[Kerajaan Kasi]], untuk dinikahkan kepada [[Wicitrawirya]], adik tirinya. Sesampainya di Hastinapura, Amba mengaku bahwa ia sudah memilih Raja Salwa sebagai calon suaminya. Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa, maka ia memulangkan Amba agar dapat menikah dengan Raja Salwa. Namun Raja Salwa yang merasa harga dirinya terinjak oleh Bisma tidak mau menikahi Amba.
Amba kembali ke kediaman Bisma agar dinikahi, tetapi Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup membujang selamanya. Karena merasa terhina, Amba membujuk para kesatria di [[Bharatawarsha]] agar membantunya menundukkan Bisma, tetapi tidak ada seorang kesatria pun yang berani melakukannya. Amba pun memohon bantuan [[Parasurama]], salah satu guru Bisma. Namun Parasurama
Menurut ''Mahabharata'' yang ditulis ulang [[C. Rajagopalachari]], Dewa [[Kartikeya|Subramanya]] memberikannya [[puspamala]] dan bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia memakainya, tetapi tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja [[Drupada]], dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya.<ref>{{cite book |last=Rajagopalachari |first=Raja |date=1951 |title=Mahabharata |url=https://archive.org/details/mahabharta00craj|publisher=Bharatiya Vidya Bhavan |page=[https://archive.org/details/mahabharta00craj/page/22 22]}}</ref>
Dari istana Drupada, Amba pergi dan berdoa kepada [[Dewa Siwa]] dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Permohonan Amba dikabulkan oleh sang dewa. Namun, sebagai wanita yang tidak pernah mengenyam pelatihan militer, Amba pun bertanya kepada Siwa tentang cara untuk membunuh Bisma. Dewa Siwa menjawab bahwa pembunuhan itu tidak terjadi pada kehidupan Amba saat itu, melainkan pada kehidupan Amba yang selanjutnya. Sang dewa berkata bahwa Amba akan bereinkarnasi menjadi orang yang menyebabkan kematian Bisma. Setelah mendengar jawaban sang dewa, dengan percaya diri Amba mencabut nyawanya sendiri.<ref name=" Pattanaik">Pattanaik, Devdutt. Shikhandi and Other Tales They Don't Tell You. N.p.: n.p., n.d. Print</ref> Amba pun terlahir sebagai Srikandi, anak Raja Drupada.
== Gender ==
[[File:Srikandi - warrior princess from Epic Mahabharata.jpg|thumb|Tokoh Srikandi yang diperankan dalam ''[[jatra (teater)|jatra]]'', seni pertunjukan dari [[Benggala]], [[India]].]]
Dalam beberapa versi, Amba memang dilahirkan sebagai laki-laki yang bernama Srikandi. Kadangkala diceritakan sebagai lelaki tulen, kadangkala sebagai [[orang kasim]]. Dalam versi yang lain, Srikandi memang seorang laki-laki tetapi berstatus [[transgender]], karena anugerah Siwa yang menyebabkan Amba akan tetap teringat akan kehidupan sebelumnya.<ref name="Pattanaik"/>
Dalam ''Mahabharata'' terjemahan [[Kisari Mohan Ganguli]], dan kompilasi Chatahurdi, Srikandi memiliki seorang putra bernama Kesatradewa.<ref>http://www.sacred-texts.com/hin/m08/m08006.htm</ref>
== Perang Kurukshetra ==
[[Berkas:
Saat [[perang Kurukshetra]], yang merupakan konflik utama wiracarita ''Mahabharata'', [[Bisma]] berperang di pihak [[Korawa]], sementara Srikandi di pihak [[Pandawa]]. Sebelumnya, dalam kitab ''[[Udyogaparwa]]'' (kisah persiapan perang Kurukshetra) Bisma berkata di hadapan para Korawa bahwa Srikandi adalah reinkarnasi [[Amba]], dan terlahir sebagai seorang wanita. Sebelum pertempuran hari ke-10, para Pandawa datang menemui
Pada pertempuran hari ke-10, banyak kesatria dari laskar [[Korawa]] yang menyerang dan melukai Srikandi, beberapa di antaranya juga menghadang kelima [[Pandawa]]. [[Drona]] menghadang [[Arjuna]], [[Duryodana]] menghadang [[Bhima|Bima]], [[Salya]] menghadang [[Yudistira]], [[Daftar tokoh Mahabharata|Wrekasura]] menghadang [[Nakula]], dan [[Uluka]] menghadang [[
== Kematian ==
Dalam wiracarita ''Mahabharata'', dikisahkan bahwa Srikandi terus bertahan sampai perang diakhiri pada hari ke-18, yang ditandai dengan kekalahan [[Duryodana]] dalam [[perang tanding]] melawan [[Bhima|Bima]]. Sebelum mati, Duryodana mengangkat [[Aswatama]] sebagai pemimpin sisa prajurit Korawa, untuk melancarkan serangan balas dendam ke kubu Pandawa. Dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]'', diceritakan bahwa Aswatama melakukan [[gerilya]] pada saat laskar Pandawa sedang tidur, dan berhasil membunuh banyak kesatria. Setelah [[Drestadyumna]], [[Yudamanyu]], [[Utamoja]], dan [[Pancakumara|lima putra]] [[Dropadi]] terbunuh, Srikandi menyerang Aswatama dengan panah. Namun Aswatama yang dianugerahi kekuatan oleh [[Siwa]] mampu melakukan serangan balik, dan memotong tubuh Srikandi menjadi dua bagian dengan pedangnya.<ref>{{citation|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m10/m10008.htm| title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa| publisher=Sacred-Text.com| author=Kisari Mohan Ganguli| chapter=Sauptika Parva. Section 8.}}</ref> Menurut salah satu versi, setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kepada [[yaksa]].<ref name="shikhandi">{{citation| url = http://www.mahabharataonline.com/stories/mahabharata_character.php?id=94 | chapter = Story of Shikhandi | title = Characters/Persons from ''Mahabharata'' | publisher = Mahabharata Online}}</ref>
== Pewayangan Jawa ==
[[Berkas:
Dalam lakon [[pewayangan]] [[Jawa]] yang mengadaptasi naskah ''[[Mahabharata]]'', dikisahkan bahwa Srikandi lahir karena
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah.
Dewi Srikandi menjadi suri teladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang [[Bharatayuddha]], Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang [[Pandawa]] menggantikan Resi [[Sweta|Seta]], kesatria [[Kerajaan Wirata|Wirata]] yang telah gugur untuk menghadapi [[Bisma]], senapati agung balatentara [[Korawa]]. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan [[Amba|Dewi Amba]], putri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh [[Aswatama]] yang menyelundup masuk ke keraton [[Hastinapura|Astina]] setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.
== Lihat pula ==
{{commons|Category:Srikandi|Srikandi}}
* [[Amba]]
* [[Bisma]]
|