Srikandi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Shikhandi.png
| Caption =
| Kasta = kesatria
| Gelar = pangeran
Baris 17:
| Saudara= [[Drestadyumna]], [[Dropadi]], [[Satyajit]]
}}
'''Srikandi''' {{Sanskerta|शिकण्ढी|Śikhaṇḍī}} adalah tokoh [[androgini]] dalam [[wiracarita]] dari [[India]], yaitu ''[[Mahabharata]]''. Dalam kisah, ia merupakan putri Raja [[Drupada]] dan Persati dari [[Kerajaan Panchala]]. Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'' bagian ''[[Adiparwa]]'' dan ''[[Udyogaparwa]]''
Dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang mengadaptasi ''Mahabharata'' terkandung cerita yang hampir sama. Namun dalam pewayangan Jawa dikisahkan bahwa ia menikahi [[Arjuna]] dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah ''[[Mahabharata]]'' versi [[India]].
Baris 29 ⟶ 28:
Amba kembali ke kediaman Bisma agar dinikahi, tetapi Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup membujang selamanya. Karena merasa terhina, Amba membujuk para kesatria di [[Bharatawarsha]] agar membantunya menundukkan Bisma, tetapi tidak ada seorang kesatria pun yang berani melakukannya. Amba pun memohon bantuan [[Parasurama]], salah satu guru Bisma. Namun Parasurama tidak mampu untuk memaksa Bisma menikahi Amba, walau menempuh jalur kekerasan sekalipun. Akhirnya Amba memutuskan untuk berdoa kepada para dewa agar memperoleh cara untuk membunuh Bisma.<ref name ="SacredTexts">http://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01068.htm</ref>
Menurut ''Mahabharata'' yang ditulis ulang [[C. Rajagopalachari]], Dewa [[Kartikeya|Subramanya]] memberikannya [[puspamala]] dan bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia memakainya, tetapi tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja [[Drupada]], dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya.<ref>{{cite book |last=Rajagopalachari |first=Raja |date=1951 |title=Mahabharata |url=https://archive.org/details/mahabharta00craj|publisher=Bharatiya Vidya Bhavan |page=[https://archive.org/details/mahabharta00craj/page/22 22]}}</ref>
Baris 36 ⟶ 34:
== Gender ==
[[File:Srikandi - warrior princess from Epic Mahabharata.jpg|thumb|Tokoh Srikandi yang diperankan dalam ''[[jatra (teater)|jatra]]'', seni pertunjukan dari [[Benggala]], [[India]].]]
Dalam ''[[Mahabharata]]'', Srikandi merupakan sosok yang bersifat [[androgini]]. Kisah tentang penentuan [[gender]]nya terjadi dalam berbagai versi. Dalam suatu versi dikisahkan bahwa saat Srikandi masih muda, ia mendapati sebuah puspamala (pemberian [[Amba]]) tergantung di atas gerbang istananya. Puspamala tersebut merupakan anugerah dewa yang membuat pemakainya menjadi penyebab kehancuran [[Bisma]]. Srikandi yang masih teringat akan [[reinkarnasi]]nya pun mengalungkan puspamala tersebut di lehernya. Melihat hal itu, [[Drupada]] cemas bahwa Srikandi akan menjadi musuh Bisma sehingga ia mengusir Srikandi agar kerajaannya tidak ikut menjadi musuh Bisma. Di tengah hutan, Srikandi berdoa dan berganti jenis kelamin menjadi laki-laki.<ref name="mbh online">{{citation| url = http://www.mahabharataonline.com/rajaji/mahabharata_summary_5.php | author = Rajaji | chapter = Amba and Bhishma | title = Mahabharata Summary | publisher = Mahabharata Online}}</ref>
Baris 45 ⟶ 44:
== Perang Kurukshetra ==
[[Berkas:
Saat [[perang Kurukshetra]], yang merupakan konflik utama wiracarita ''Mahabharata'', [[Bisma]] berperang di pihak [[Korawa]], sementara Srikandi di pihak [[Pandawa]]. Sebelumnya, dalam kitab ''[[Udyogaparwa]]'' (kisah persiapan perang Kurukshetra) Bisma berkata di hadapan para Korawa bahwa Srikandi adalah reinkarnasi [[Amba]], dan terlahir sebagai seorang wanita. Sebelum pertempuran hari ke-10, para Pandawa datang menemui Bisma pada malam hari untuk mencari tahu kelemahannya. Bisma berkata bahwa ia enggan bertarung dengan seorang wanita, atau seseorang yang namanya seperti wanita. Di samping itu, ia selalu menjauh dari medan tempur setiap Srikandi mendekatinya. Setelah tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, [[Arjuna]] mengambil siasat untuk bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur.<ref name="mbh online"/>
|