Gandari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(34 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Gandhari.jpg
| Nama = Gandari
| Caption =
| Devanagari = गांधारी
| Nama = Gandari
|Kasta = kesatria
| Devanagari = गांधारी
|Tempat = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
| Ejaan_Sansekerta = Gāndhārī
|Ayah = Subala
| Asal = [[Kerajaan Gandhara]]
|Ibu = Sudarma
| Pasangan = [[Dretarastra]]
|Anak = seratus [[Korawa]] dan [[Dursala]]
|Dinasti = [[Kuru (raja)|Kuru]]
| Ejaan_SansekertaEjaan_Sanskerta = Gāndhārī
|Kitab = ''[[Mahabharata]]''
|Tokoh = ''Mahabharata''
| Asal = [[Kerajaan Gandhara]]
| PasanganSuami = [[Dretarastra]]
}}
'''Gandari''' ([[Sansekerta]]:{{Sanskerta|गांधारी; ''|Gāndhārī'')}} adalah nama seorang tokoh dalam [[wiracarita]] [[Hindu]], ''[[Mahabharata]]''. Dalam kisah, iaIa merupakan puteriputri Subala, Raja [[Gandhara]] (dipada masa sekarang disebut [[KandhaharKandahar]]), yaitu wilayah yang meliputi [[Pakistan]] barat daya dan [[Afganistan]] timur), dan namanya diambilsecara [[harfiah]] berarti "perempuan [dari] sanaGandhara". Gandari menikahi [[Dretarastra]], pangeran tertua di [[Kerajaan Kuru]]. Semenjak bersuami, Gandari sengaja menutup matanya sendiri agar tidak bisa menikmati keindahan dunia karena ingin mengikuti jejak suaminya.<ref name="Ganguli">Ganguli, Kisari Mohan. The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa Translated into English Prose by Kisari Mohan Ganguli. N.p.: n.p., n.d. Web.</ref> ''Mahabharata'' mendeskripsikannya sebagai wanita cantik dan mulia, serta istri yang berbakti.
 
== Kehidupan awal dan pernikahan ==
 
Gandari merupakan putri Subala, Raja [[kerajaan Gandhara|Gandhara]]. Saat gadis, Gandari masyhur akan kepribadiannya yang luhur dan lemah lembut. Gandari merupakan penitisan dari Dewi Mati.<ref>{{citebook |title= Mahabharata Book 1|chapter= Adi Parva Sambhava Parva : Section LXVII |page= 139}}</ref> Ia memiliki saudara bernama [[Sangkuni]].
 
Menurut kitab ''[[Mahabharata]]'', Gandari dijodohkan kepada [[Dretarastra]], pangeran sulung dari [[Hastinapura]], ibu kota [[Kerajaan Kuru]], sebuah wilayah yang kini merupakan [[Delhi]] dan [[Haryana]]. Pernikahannya direncanakan oleh [[Bisma]]. Ketika ia mengetahui bahwa calon suaminya adalah orang yang [[buta]], ia ikut menutup matanya sendiri agar merasakan kondisi yang sama dengan suaminya. Perasaannya saat menikahi orang buta tidak diuraikan dalam [[wiracarita]]. Dalam kisah populer dikatakan bahwa tindakan menutup mata sendiri merupakan pertanda dedikasi dan cinta. Sebaliknya, [[Irawati Karve]] dan beberapa cendekiawan mengulas bahwa tindakan menutup mata merupakan aksi protes kepada [[Bisma]], yang telah mengintimidasi Raja Gandhara agar menikahkan putrinya kepada pangeran buta dari [[Hastinapura]].<ref>[[Irawati Karve]], [[Yuganta: The End of an Epoch]], Chapter:3</ref>
 
Dalam kitab ''Mahabharata'' bagian ''[[Adiparwa]]'' bab ''Sambhawaparwa'', dikisahkan bahwa saat masih gadis, Gandari membuat Dewa [[Siwa]] terkesan akan tapa brata yang dilakukannya, dan menerima anugerah berupa 100 orang anak. Namun alasan ia melakukan tapa brata, serta alasan meminta anugerah tersebut, tidak dijelaskan lebih rinci. Salah satu alasan Bisma memilih Gandari sebagai menantu pertama Dinasti Kuru adalah adanya anugerah tersebut, sehingga menghapus kerisauannya akan masalah ketiadaan penerus takhta kerajaan.<ref>{{citation | url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01111.htm | title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa, Book 1: Adi Parva | chapter=Shambava Parva. Section CX | author=Kisari Mohan Ganguli | year=1883–1896 | accessdate=2020-09-25 | archive-date=2022-12-03 | archive-url=https://web.archive.org/web/20221203081554/https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01111.htm | dead-url=no }}</ref>
 
Kitab ''[[Mahabharata]]'' menguraikan pernikahannya sebagai awal dari konflik utama cerita. Dikisahkan bahwa [[Sangkuni]], adik Gandari merasa gusar karena pihak [[Hastinapura]]—setelah perang penaklukkan Gandhara yang menewaskan saudara-saudara Sangkuni—akhirnya menjodohkan putri negeri taklukannya dengan orang buta. Sangkuni pun bersumpah untuk menghancurkan [[Dinasti Kuru]] (keluarga raja Hastinapura), serta berperan sebagai provokator dalam konflik antara [[Korawa]] (para putra [[Dretarastra]]) dan [[Pandawa]] (para putra [[Pandu]]).<ref>{{Cite web|title=The Mahabharata, Book 1: Adi Parva: Sambhava Parva: Section CX|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01111.htm|access-date=2020-09-01|website=www.sacred-texts.com|archive-date=2022-12-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20221203081554/https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01111.htm|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=varunthelannister|date=2019-05-17|title=Why Shakuni Wanted To Destroy Hastinapur - Was It Love For His Sister or Something More?|url=https://www.bonobology.com/was-it-love-for-his-sister-that-drove-shakuni-to-destroy-hastinapur/|access-date=2020-09-01|website=Bonobology.com|language=en-US|archive-date=2023-06-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605061321/https://www.bonobology.com/was-it-love-for-his-sister-that-drove-shakuni-to-destroy-hastinapur/|dead-url=no}}</ref>
 
[[Dretarastra]] ditangguhkan sebagai penerus takhta karena kebutaan yang dideritanya, meskipun merupakan putra sulung, sehingga penerus takhta jatuh kepada [[Pandu]], adiknya. Setelah dikutuk oleh Resi [[Kindama]], Pandu memakzulkan diri dan berkhalwat bersama dua istrinya. Setelah itu, Dretarastra menjabat sebagai penjabat takhta Hastinapura, sehingga Gandari menjadi permaisuri.<ref>{{citebook |title= [[Yuganta: The End of an Epoch]] |page=29 |author= Irawati Karve}}</ref>
 
== Ibu para Korawa ==
[[File:Gandhari - Nandalal Bose (enhanced).jpg|thumb|Lukisan Gandari dan [[Kunti]] (kanan) karya Nandalal Bose (1919).]]
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'' disebutkan bahwa Gandari melahirkan seratus putra (secara keseluruhan dikenal sebagai [[Korawa]]) dan seorang putri bernama [[Dursala]], yang kemudian menikahi [[Jayadrata]], Raja [[kerajaan Sindhu|Sindhu]].
 
GandariSebelum melahirkanmemiliki seratus puteraputra, (secaradikisahkan keseluruhanbahwa dikenal sebagai [[Korawa]]), dan seorang puteri bernama [[Dursala]] yang menikahi [[Jayadrata]]. Padapada saat kehamilannyahamil, ia merasa iri dengan iparnya, [[Kunti]] yang sudah memiliki anak, sedangkan ia sendiri belum dikaruniai anak. KetikaPada anaknyasaat lahir[[persalinan]], ternyata yang keluar dari rahimrahimnya bukan bayi, melainkan sebongkah daging. Gandari kemudian bersujudmeminta padabantuan kepada [[Byasa]], seorang [[resi]] sakti (masih memiliki hubungan keluarga dengan [[Dinasti Kuru]]) yang telah meramalkan bahwa ia akan memiliki seratus anak. Lalu Byasa kemudian membelah-belah daging tersebut menjadi seratus potong, dankemudian dimasukkan ke dalam guci kemudiandan dikubur selama setahun. Setelah guci-guci tersebut digali kembali, dari setiap potongan daging itu kemudian tumbuh seorang anak, yang kemudian menjadi Korawa.<ref name="sacredtext">{{cite book|title=The Mahabharata, Book : Adi Parva:Sambhava Parva : Section:CXV|publisher=Sacred-texts.com}}</ref>
 
Di antara Korawa, yang terkemuka adalah [[Duryodana]] dan [[Dursasana]], tokoh antagonis dalam ''[[Mahabharata]]''; dalam kitab ''[[Bhismaparwa]]'' sampai ''[[Salyaparwa]]'', dandikisahkan bahwa mereka semua terbunuh(kecuali dalamDuryodana) terbunuh pertempuransetelah melawan sepupu mereka, yaitudi medan perang [[PandawaKurukshetra]], sedangkan Duryodana terbunuh di tangan [[KurukshetraBima (Mahabharata)|Bima]] dalam sebuah [[duel]] yang mengakhiri perang.
 
Meskipun puteraputra-puteraputra Gandari disebut sebagai tokoh jahat[[antagonis]], ajaran moral yang tinggi dalam ''[[Mahabharata]]'' mengacu kepada Gandari. Ia berulang kali menasihati puteranyaputranya agar mengkikuti [[dharmadarma]] dan berdamai dengan [[Pandawa]]. Gandari dekat dengan [[Kunti]] yang menghormatinya seperti seorang kakak ipar.
 
== Anugerah Gandari ==
 
Suatu [[interpolasi]] kisah tradisional—tidak terdapat dalam naskah ''[[Mahabharata]]'' gubahan [[Byasa]] yang ber[[bahasa Sanskerta]]—mengandung cerita bahwa Gandari pernah membuka penutup matanya, dan itu dilakukannya sekali saja demi melihat Duryodana.<ref>{{Cite web |url=https://mahabharataonline.com/stories/mahabharata_character.php?id=53 |title=The Story of Gandhari |access-date=2020-11-18 |archive-date=2020-11-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201117133921/https://mahabharataonline.com/stories/mahabharata_character.php?id=53 |dead-url=unfit }}</ref> Cerita tersebut berkaitan erat dengan [[perang Kurukshetra]], sebuah [[klimaks]] dari wiracarita ''Mahabharata''.
Pada saat perang antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]] berkecamuk, satu-persatu putera Gandari gugur dalam pertempuran, hingga akhirnya hanya [[Duryodana]] yang tersisa. Takut akan kehancuran keturunannya, Gandari memberi anugerah kepada Duryodana agar puteranya tersebut mendapat kekebalan terhadap berbagai serangan musuh. Ia menyuruh agar Duryodana mandi dan setelah itu datang menemui ibunya dalam keadaan telanjang bulat. Pada saat Duryodana pergi untuk menemui ibunya, ia berpapasan dengan [[Kresna]] yang baru saja mengunjungi Gandari. Kresna mencemooh Duryodana yang tak tahu malu karena mau menghadap ibunya sendiri dalam keadaan telanjang bulat. Oleh karena malu terhadap ejekan [[Kresna]], Duryodana mengambil kain dan menutupi wilayah kemaluannya, termasuk paha. Setelah itu ia pergi menemui ibunya.
 
PadaDikisahkan bahwa pada saat perang antaraberkecamuk di [[KorawaKurukshetra]], dansatu [[Pandawa]] berkecamuk,per satu-persatu puteraputra Gandari gugur dalam pertempuran, hingga akhirnya hanyatetapi [[Duryodana]] yangselaku tersisaputra sulung masih mampu bertahan. TakutKarena akantidak kehancuraningin keturunannyakehilangan seluruh putranya, maka Gandari memberi anugerah kepada Duryodana agar puteranyaputranya tersebut mendapat kekebalan terhadap berbagai serangan musuh. Ia menyuruh agar Duryodana mandi dan setelah itu datang menemui ibunya dalam keadaan telanjang bulat. Pada saat Duryodana pergi untuk menemui ibunya, ia berpapasan dengan [[Kresna]] yang baru saja mengunjungi Gandari. Kresna mencemooh Duryodana yang tak tahu malu karena mau menghadap ibunya sendiri dalam keadaan telanjang bulat. Oleh karena malu terhadap ejekan [[Kresna]]itu, Duryodana mengambil kain dan menutupi wilayah kemaluannya menggunakan daun, termasuk paha. Setelah itu ia pergi menemui ibunya.<ref>{{citejournal |title= Gandhari, the Rebel |publisher= Economic and Political Weekly
Ketika [[Duryodana]] tiba, Gandari langsung membuka penutup matanya dan melihat Duryodana. Pada saat matanya terbuka, sinar ajaib muncul dan memberi kekuatan kepada Duryodana. Namun ketika ia mengetahui bahwa puteranya menutupi wilayah kemaluannya termasuk paha, Gandari mengatakan bahwa wilayah tersebut tidak akan kebal oleh serangan musuh karena tidak mendapat siraman kekuatan. Prediksi Gandari menjadi kenyataan. Pada saat Duryodana bertarung dengan [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] pada pertempuran di hari kedelapan belas, Duryodana gugur perlahan-lahan karena pahanya yang tidak kebal dihantam oleh gada Bima.
|volume= 29 |page=1517-1519}}</ref> Ketika [[Duryodana]] tiba, Gandari langsung membuka penutup matanya dan melihat Duryodana. Pada saat matanya terbuka, sinar ajaib muncul dan memberi kekuatan kepada Duryodana. Namun ketika ia mengetahui bahwa putranya menutupi wilayah kemaluannya termasuk paha, Gandari mengatakan bahwa wilayah tersebut tidak akan kebal oleh serangan musuh karena tidak mendapat siraman kekuatan. Meskipun bagian cerita ini tidak terkandung dalam naskah ''[[Mahabharata]]'' gubahan [[Byasa]], tetapi cukup populer dalam adaptasi ''Mahabharata'' masa kini, contohnya dalam seri ''Mahabharata'' B.R. Chopra.<ref>{{citation|url=https://www.timesnownews.com/spiritual/religion/article/mahabharat-shri-krishna-nitish-bhardwaj-puneet-issar-duryodhan-bhim-praveen-kumar/590568|title=Why Gandhari removed her blindfold to see Duryodhana before his fight with Bhim on war's last day|date=12 Mei 2020|access-date=17 November 2020|publisher=Times Now News|author=Times Now Digital|archive-date=2023-06-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609085003/https://www.timesnownews.com/spiritual/religion/article/mahabharat-shri-krishna-nitish-bhardwaj-puneet-issar-duryodhan-bhim-praveen-kumar/590568|dead-url=no}}</ref>
 
Dalam ''[[Sauptikaparwa]]'' diceritakan bahwa menjelang perang berakhir, seluruh adik Duryodana telah gugur, kecuali [[Yuyutsu]] (adik seayah, beda ibu) dan [[Dursala]] (adik perempuan). Akhir perang ditentukan melalui duel antara Duryodana melawan [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], dengan menggunakan senjata [[gada]]. Setelah pahanya yang tidak kebal dihantam oleh gada Bima, maka Duryodana roboh seketika. Ia mati secara perlahan dalam keadaan lumpuh dan berlumuran darah.<ref>{{citebook |title= Mahabharata Book 9 |volume= Shalya Parva |section= 60-61}}</ref>
 
== Kutukan Gandari ==
[[Berkas:Dhrutarastra Lamenl.jpg|jmpl|Ratapan Gandari, suami, dan kerabatnya. Ilustrasi dalam ''Mahabharata'' oleh Romesh Chunder Dutt (1899).]]
''[[Striparwa]]'' mengandung bagian cerita ratapan para janda dan ibu dari kesatria yang gugur. Dalam parwa tersebut dikisahkan bahwa setelah [[perang Kurukshetra|pertempuran besar]] di [[Kurukshetra]] berakhir, Gandari meratapi kematian seratus putra-putranya. Gandari menghujat [[Kresna]] yang membiarkan perang berkecamuk. Ia juga menyalahkan [[Kresna]] yang tidak mampu mencegah peperangan dan tidak bisa mendamaikan kedua pihak. Kresna berkata bahwa kewajibannya adalah melindungi kebenaran, bukan mencegah peperangan. Kemudian Gandari mengutuk [[Kresna]], bahwa keluarga Kresna, yaitu bangsa [[Yadawa]] (klan [[Wresni]] dan [[Andaka]]) akan binasa karena saling membantai sesamanya. Kresna menerima kutukan tersebut dengan senyuman dan sadar bahwa orang Yadawa tidak akan terkalahkan kecuali oleh sesamanya.
 
SetelahKisah [[perangkehancuran dikeluarga Kurukshetra|pertempuranKresna besar]]diceritakan didalam [[Kurukshetra]]parwa berakhir,''Mahabharata'' Gandari meratapi kematian seratus puterake-puteranya.16, Gandari menghujatyaitu ''[[KresnaMosalaparwa]] yang membiarkan perang berkecamuk''. IaDalam jugaparwa menyalahkantersebut [[Kresna]] yang tidak mampu mencegah peperangan dan tidak bisa mendamaikan kedua pihak. Kresna berkatadiceritakan bahwa kewajibannya36 adalahtahun melindungi kebenaran, bukan mencegah peperangan. Kemudiansetelah Gandari mengutuk [[Kresna]], bahwa keluarga Krena, yaitu Wangsabangsa [[WresniYadawa]], akan binasa karena saling membantai sesamanya. Kresna menerima kutukan tersebut dengan senyuman dan sadar bahwa Wangsa(klan [[Wresni]] tidak akan terkalahkan kecuali oleh sesamanya. Tiga puluh enam tahun setelah kutukan tersebut diucapkan, Wangsadan [[WresniAndaka]]) melakukan pembantaian besar-besaran terhadap keluarga mereka sendiri. Mereka salingdi membunuhpantai sesamaPrabasa. Hanya [[Kresna]], [[Baladewa]], dan para wanita yang bertahan hidup. Setelah itu, kediaman Wangsaorang [[Wresni]]Yadawa, yaitu [[Kerajaan Dwaraka]], tenggelam ke dalam lautan dan memusnahkan jejak mereka. [[Kresna]] dan [[Baladewa]] bertapa ke dalam hutan dan [[moksa]] di sana, sementara para wanita mengungsi ke [[Kurukshetra]].<ref name=kmg>[https://archive.org/stream/mahabharataofkri06royp#page/n3/mode/2up Stri Parva] The Mahabharata, Translated by Kisari Mohan Ganguli, Published by P.C. Roy (1889)</ref>
 
== Kematian ==
Setelah [[Pandawa]] memenangkan [[Perang Kurukshetra|pertempuran di Kurukshetra]], [[Yudistira]] mendapat restu untuk menjadi raja.
 
SetelahDalam [[Pandawa]] memenangkankitab ''[[Perang di Kurukshetra|pertempuran di KurukshetraAsramawasikaparwa]],'' [[Yudistira]]diceritakan mendapat restu untuk menjadi raja. Sementara itu,bahwa [[Dretarastra]] mulai menyadari umurnya yang tua dan memutuskan untuk mengembara sebagai pertapa ke dalam hutan di [[Himalaya]]. Gandari menemaininyapergi menemaninya, bersama dengan saudara dan iparnya, seperti [[Widura]], [[Kunti]], dan [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]]. Di sana, tubuh Dretarastra mengeluarkanmenjalani ritual api suci yang dikelilingi oleh Kunti, Gandari, dan Sanjaya. Namun angin membuat kobaran api membesar, lalu membakar hutan tempat mereka tinggal. Gandari, Kunti, dan saudara-saudaranyaDretarastra yang bertenaga lemah akhirnya meninggal ditelan api tersebut, sedangkan Sanjaya yang masih memiliki sisa tenaga mampu menyelamatkan diri.<ref>{{citation | url=https://www.sacred-texts.com/hin/m15/m15037.htm | author=Kisari Mohan Ganguli | title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa, Book 15: Asramavasika Parva | chapter=Naradagamana-parva. Section XXXVII | publisher=Internet Sacred Text Archive | year=1883–1896 | accessdate=2020-11-18 | archive-date=2021-07-02 | archive-url=https://web.archive.org/web/20210702092119/https://sacred-texts.com/hin/m15/m15037.htm | dead-url=no }}</ref>
<!--
Dari pernikahannya dengan Dretarastra, mereka memiliki anak, antara lain Danurdara. Danurdara adalah salah satu dari kerabat [[Korawa|Sata Kurawa]]. Danurdara termasuk keluarga [[Korawa|Kurawa]] yang tidak terkenal dibandingkan saudara lainnya. Keberadaannya hampir tidak pernah ditemukan didalam cerita pedalangan, dan hanya sebagai tokoh pelengkap. Namun, ia mati dalam perang [[Baratayuda]] bersama para [[Korawa|Kurawa]] lainnya.
-->
== Silsilah ==
{{Silsilah Pratipa}}
 
== Lihat pula ==
{{commonscat|Gandhari|Gandari}}
* [[Wresni]] ([[Wresni#Hancurnya Wangsa Wresni|Kisah kehancuran Wangsa Wresni]])
* [[Mosalaparwa]]
* [[Dretarastra]]
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
{{Mahabharata}}
{{tokoh mahabharata}}
 
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Kategori:Ratu dalam mitologi Hindu]]
 
[[Kategori:Hinduisme di Afghanistan]]
[[en:Gandhari (character)]]
[[kn:ಗಾಂಧಾರಿ]]
[[ml:ഗാന്ധാരി]]
[[mr:गांधारी]]
[[new:गांधारि मण्डल, निजामाबाद जिल्ला]]
[[su:Gandari]]
[[ta:காந்தாரி]]
[[te:గాంధారి]]
[[th:พระนางคานธารี]]