Jarasanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
|||
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Bhima and Jarasandh Wrestling.jpg
| Caption = Lukisan India yang menggambarkan adegan
| Nama = Jarasanda
| Devanagari = जरासंध
| Ejaan_Sanskerta = Jarasandha
| Asal = [[Kerajaan Magadha]]
|
| Ayah = Wrehadrata (Brihadrata)
| Anak = Sahadewa
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'', ''[[Hariwangsa]]'', ''[[Bayupurana]]''
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Saudara = Sasireka (saudari)
}}
Dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', '''Jarasanda'''
== Arti nama ==
Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''Jarāsandha'' (जरासन्ध) secara [[harfiah]] berarti "disatukan oleh Jara".<ref>{{Cite web|title = Jarasandha was a very powerful king of Magadha, and the history of his birth and activities is also very interesting - Vaniquotes|url = http://vaniquotes.org/wiki/Jarasandha_was_a_very_powerful_king_of_Magadha,_and_the_history_of_his_birth_and_activities_is_also_very_interesting|website = vaniquotes.org|accessdate = 2015-12-31}}</ref><ref>{{cite web |title=Mahabharat Episode 28: Jarasandha – Born Divided |url=https://isha.sadhguru.org/in/en/wisdom/article/mahabharat-jarasandha-born-divided |website=sadhguru.org |accessdate=12 May 2020}}</ref> Nama ini terkait dengan [[legenda]] mengenai asal usul Jarasanda.
==
Ketika pulang ke istananya,
▲Karena Raja Brihadata dari [[Kerajaan Magadha]] tidak memiliki keturunan, ia memutuskan untuk meninggalkan kerajaannya dan hidup di hutan sebagai petapa. Di hutan, ia melayani seorang [[resi]] yang bernama Candakosika. Sang resi merasa kasihan kepada Brihadata yang tidak memiliki keturunan. Akhirnya, sang resi memberikan satu buah ajaib untuk dimakan oleh permaisuri Brihadata. Karena sang resi tidak tahu bahwa Brihadata memiliki dua permaisuri, maka ia hanya memberikan satu buah saja.
▲Ketika pulang ke istananya, Brihadata memotong buah ajaib pemberian resi Candakosika lalu membaginya kepada dua permaisurinya. Beberapa bulan kemudian, kedua permaisuri Brihadata melahirkan anak, namun badannya hanya separuh saja serta tidak ada tanda-tanda kehidupan. Karena takut, Brihadata memutuskan untuk membuang bayinya ke tengah hutan. Seorang raksasi bernama Jara memungut bayi tersebut dan menyatukan tubuhnya. Saat disatukan, bayi tersebut hidup dan menangis keras. Sang raksasi yang merasa kasihan, menyerahkan bayi tersebut kepada raja dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Brihadata menamai bayi tersebut Jarasanda, yang secara harfiah berarti "disatukan oleh Jara".
[[File:Attributed to Fattu, eldest son of Manaku - The Siege of Mathura by Jarasandha - 2008.293 - Museum of Fine Arts.jpg|jmpl|300px|Lukisan Jarasanda mengepung kota [[Mathura]]. Lukisan India, [[abad ke-18]], kini disimpan di Museum of Fine Arts, [[Houston]], [[Amerika Serikat|AS]].]]
Riwayat Jarasanda juga tercatat dalam ''[[Purana]]'' dan ''[[Hariwangsa]]''. Dikisahkan bahwa Jarasanda tumbuh menjadi
Setelah Kangsa dibunuh oleh keponakannya sendiri yang bernama [[Kresna]], Jarasanda merasa benci kepada Kresna dan berambisi untuk membunuhnya. Melihat kedua dua putrinya telah menjadi janda, Jarasanda bersumpah akan menyerang Mathura dan merebut kota tersebut. Namun usahanya gagal saat Mathura dipimpin [[Ugrasena]], yang didukung oleh [[Basudewa]], penasihat militer [[Akrura]], ditambah kekuatan Kresna dan [[Baladewa]]. Kegagalan Jarasanda terjadi berulang-ulang hingga tujuh belas kali.<ref name="Gitananda">{{Cite book|last=Gitananda|first=Swami|url=https://books.google.com/books?id=tb0qDAAAQBAJ&pg=PT577&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=Srimad Bhagavata: The Book of Divine Love|publisher=Advaita Ashrama (A publication branch of Ramakrishna Math, Belur Math)|isbn=978-81-7505-837-8|language=en}}</ref><ref name="Chopra">{{Cite book|last=Chopra|first=Omesh K.|url=https://books.google.com/books?id=n8rTDwAAQBAJ&pg=PA366&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=History of Ancient India Revisited, A Vedic-Puranic View.|date=2020-03-02|publisher=BlueRose Publishers|language=en}}</ref>
Meskipun usahanya gagal berulang kali, Jarasanda tidak menyerah hingga ia menyerang Mathura untuk yang kedelapan belas kali. Dalam serangannya yang kedelapan belas, ia dibantu oleh Raja [[Sisupala]] dari [[Kerajaan Chedi]], dan
▲== Riwayat ==
Pada suatu hari, Kresna menerima pesan rahasia dari Magadha. Seseorang meminta bantuan Kresna untuk membebaskan para raja yang dipenjara oleh Jarasanda di benteng Giribraja. Karena Kresna tahu bahwa Jarasanda tidak mudah dikalahkan dalam peperangan, maka ia pergi ke [[Indraprastha]] untuk meminta bantuan kerabatnya yang bernama [[Bima (
▲Jarasanda tumbuh menjadi raja yang terkenal dan amat kuat, senang memperluas wilayah kerajaannya. Ia menaklukkan banyak raja, dan diberi gelar Maharaja Magadha. Sementara kekuatannya terus bertambah, ia merasa cemas memikirkan masa depannya karena tidak memiliki pewaris tahta. Atas nasihat sahabatnya yaitu Banasura, maka Jarasanda mempersembahkan dua puterinya, Asti dan Prapti, untuk dinikahkan kepada putera mahkota [[Mathura]], yaitu [[Kamsa]]. Jarasanda juga meminjamkan pasukan dan penasihatnya kepada Kamsa.
▲Meskipun usahanya gagal berulang kali, Jarasanda tidak menyerah hingga ia menyerang Mathura untuk yang kedelapan belas kali. Dalam serangannya yang kedelapan belas, ia dibantu oleh Raja [[Sisupala]] dari [[Kerajaan Chedi]], dan Raja Kalayawana dari Paschimadesa. Setelah serangan terakhir dari Jarasanda, Kresna memberi saran kepada Raja Ugrasena dan ayahnya untuk mengungsi dan mendirikan kerajaan baru di [[Dwaraka]]. Hal itu dilakukan karena alasan strategi peperangan.
▲Pada suatu hari, Kresna menerima pesan rahasia dari Magadha. Seseorang meminta bantuan Kresna untuk membebaskan para raja yang dipenjara oleh Jarasanda di benteng Giribraja. Karena Kresna tahu bahwa Jarasanda tidak mudah dikalahkan dalam peperangan, maka ia pergi ke [[Indraprastha]] untuk meminta bantuan [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] and [[Arjuna]]. Mereka pergi menghadap Jarasanda dengan cara menyamar menjadi tiga [[brahmana]]. Saat Jarasanda menjamu mereka dan meminta apa yang mereka butuhkan, ketiga brahmana meminta agar Jarasanda bertarung dengan salah seorang di antara mereka. Seteah melakukan pertimbangan, Jarasanda memilih Bima.
== Kematian ==
[[File:MET DT8233.jpg|thumb|280px|Bima membelah tubuh Jarasanda menjadi dua bagian, dalam sebuah ilustrasi kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' ({{circa}} 1540), kini menjadi koleksi Museum Seni Metropolitan.]]
Kisah kematian Jarasanda diceritakan dalam kitab ''[[Sabhaparwa]]'', bagian ''Jarasandhabadhaparwa''. Dikisahkan bahwa Jarasanda menolak untuk membebaskan para raja yang ditawannya, sehingga ia menerima tantangan duel dan memilih [[Bima (
Setelah kematian Jarasanda, segala raja yang ditawan dapat dibebaskan. Kresna mengangkat
▲Jarasanda menolak untuk membebaskan para raja yang ditawannya, sehingga ia menerima tantangan duel dan memilih [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]]. Pertarungan berlangsung lama sekali, sekitar 27 hari. Untuk mengakhiri pertarungan secepatnya, [[Kresna]] memberi isyarat kepada Bima. Ia mengambil sehelai daun, lalu menyobeknya menjadi dua dan melemparnya ke arah yang berlawanan. Bima melihat apa yang dilakukan Kresna dan ia mengerti maksud isyarat tersebut. Akhirnya, Bima menarik kaki Jarasanda, menyobek tubuhnya menjadi dua bagian dan melempar potongan tubuh tersebut ke arah yang berlawanan.
== Referensi ==
▲Setelah kematian Jarasanda, segala raja yang ditawan dapat dibebaskan. Kresna mengangkat putera Jarasanda yang bernama Sahadewa menjadi raja. Sifat anak ini berbeda dengan ayahnya, sehingga Magadha menjadi sekutu [[Indraprastha]].
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.mythfolklore.net/india/encyclopedia/jarasandha.htm Mythfolklore.net: Jarasandha]
{{tokoh mahabharata}}
|