Jarasanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →Politik |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'', ''[[Hariwangsa]]'', ''[[Bayupurana]]''
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Saudara = Sasireka (saudari)
}}
Dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', '''Jarasanda''' {{Sanskerta|जरासन्ध|Jarāsandha}} adalah
== Arti nama ==
Baris 19 ⟶ 20:
== Kelahiran ==
Dalam kitab kedua ''[[Mahabharata]]'' yang berjudul ''[[Sabhaparwa]]'', bagian ''Rajasuyarambhaparwa'' diceritakan bahwa Jarasanda merupakan keturunan Raja Wrehadrata dari [[Kerajaan Magadha]]. Sebelumnya, sang raja tidak memiliki keturunan, meskipun sudah memiliki dua permaisuri, yang merupakan putri kembar dari [[kerajaan Kashi]]. Akhirnya sang raja memutuskan untuk meninggalkan kerajaannya dan hidup di hutan sebagai petapa. Di hutan, ia melayani seorang [[resi]] yang bernama Candakosika. Sang resi merasa kasihan kepada raja yang tidak memiliki keturunan. Akhirnya, sang resi memberikan satu buah ajaib untuk dimakan oleh permaisuri sang raja. Karena sang resi tidak tahu bahwa Brihadata memiliki dua permaisuri, maka ia hanya memberikan satu buah saja.<ref name=":0"/>
Baris 28:
Riwayat Jarasanda juga tercatat dalam ''[[Purana]]'' dan ''[[Hariwangsa]]''. Dikisahkan bahwa Jarasanda tumbuh menjadi kesatria yang amat kuat, dan mewarisi takhta ayahnya. Ia senang memperluas wilayah kerajaannya, menaklukkan banyak raja, dan diberi gelar Maharaja Magadha. Sementara kekuatannya terus bertambah, ia merasa cemas memikirkan masa depannya karena tidak memiliki pewaris takhta. Atas nasihat sahabatnya yaitu [[Banasura]], maka Jarasanda mempersembahkan dua putrinya, Asti dan Prapti, untuk dinikahkan kepada [[Kangsa]], seorang pemimpin kaum [[Yadawa]] di [[Mathura]]. Jarasanda juga meminjamkan pasukan dan penasihatnya kepada Kangsa.
Setelah Kangsa dibunuh oleh keponakannya sendiri yang bernama [[Kresna]], Jarasanda merasa benci kepada Kresna dan berambisi untuk membunuhnya. Melihat kedua dua putrinya telah menjadi janda, Jarasanda bersumpah akan menyerang Mathura dan merebut kota tersebut. Namun usahanya gagal saat Mathura dipimpin [[Ugrasena]], yang didukung oleh [[Basudewa]], penasihat militer [[Akrura]], ditambah kekuatan Kresna dan [[Baladewa]]. Kegagalan Jarasanda terjadi berulang-ulang hingga tujuh belas kali.<ref name="Gitananda">{{Cite book|last=Gitananda|first=Swami|url=https://books.google.com/books?id=tb0qDAAAQBAJ&pg=PT577&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=Srimad Bhagavata: The Book of Divine Love|publisher=Advaita Ashrama (A publication branch of Ramakrishna Math, Belur Math)|isbn=978-81-7505-837-8|language=en}}</ref><ref name="Chopra">{{Cite book|last=Chopra|first=Omesh K.|url=https://books.google.com/books?id=n8rTDwAAQBAJ&pg=PA366&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=History of Ancient India Revisited, A Vedic-Puranic View.|date=2020-03-02|publisher=BlueRose Publishers|language=en}}</ref>
Meskipun usahanya gagal berulang kali, Jarasanda tidak menyerah hingga ia menyerang Mathura untuk yang kedelapan belas kali. Dalam serangannya yang kedelapan belas, ia dibantu oleh Raja [[Sisupala]] dari [[Kerajaan Chedi]], dan [[Kalayawana]] dari
Pada suatu hari, Kresna menerima pesan rahasia dari Magadha. Seseorang meminta bantuan Kresna untuk membebaskan para raja yang dipenjara oleh Jarasanda di benteng Giribraja. Karena Kresna tahu bahwa Jarasanda tidak mudah dikalahkan dalam peperangan, maka ia pergi ke [[Indraprastha]] untuk meminta bantuan
== Kematian ==
[[File:MET DT8233.jpg|thumb|280px|Bima membelah tubuh Jarasanda menjadi dua bagian, dalam sebuah ilustrasi kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' ({{circa}} 1540), kini menjadi koleksi Museum Seni Metropolitan.]]
Kisah kematian Jarasanda diceritakan dalam kitab ''[[Sabhaparwa]]'', bagian ''Jarasandhabadhaparwa''. Dikisahkan bahwa Jarasanda menolak untuk membebaskan para raja yang ditawannya, sehingga ia menerima tantangan duel dan memilih [[Bima (Mahabharata)|Bima]] sebagai lawannya. Pertarungan berlangsung sangat lama, sekitar 27 hari. Untuk mengakhiri pertarungan secepatnya, [[Kresna]] memberi isyarat kepada Bima. Ia mengambil setangkai ranting pohon, lalu membelahnya menjadi dua dan melemparnya ke arah yang berlawanan. Bima melihat apa yang dilakukan Kresna dan ia mengerti maksud isyarat tersebut. Akhirnya, Bima menarik kaki Jarasanda, menyobek tubuhnya menjadi dua bagian dan melempar potongan tubuh tersebut ke arah yang berlawanan. Akhirnya Jarasanda terbunuh dengan cara demikian.<ref>{{Cite book|last=Hudson|first=D. Dennis|url=https://books.google.com/books?id=IMCxbOezDi4C&pg=PA233&dq=jarasandha#q=Death%20jarasandha|title=The Body of God: An Emperor's Palace for Krishna in Eighth-Century Kanchipuram|date=2008-09-25|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-970902-1|language=en}}</ref>
Setelah kematian Jarasanda, segala raja yang ditawan dapat dibebaskan. Kresna mengangkat putra Jarasanda yang bernama Sahadewa (bukan [[Sadewa]] anggota [[Pandawa]]) menjadi raja. Sifat anak ini berbeda dengan ayahnya, sehingga Magadha menjadi sekutu [[Indraprastha]]. Pada saat [[perang Kurukshetra]], kerajaan Magadha yang dipimpin Sahadewa
== Referensi ==
Baris 45:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.mythfolklore.net/india/encyclopedia/jarasandha.htm Mythfolklore.net: Jarasandha]
{{tokoh mahabharata}}
|