Khawarij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Penambahan informasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Islam Muhakkima}}
'''Khawarij''' ({{lang-ar|خوارج|lit=mereka yang keluar|translit=Khawārij}}), juga dikenal sebagai '''Asy-Syurah''' ({{Lang-ar|الشراة|asy-Syurāt}}) ialah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam [[Islam]] yang muncul pada [[Fitnah Pertama]]. Mereka (khawarij) disebut demikian karena menyatakan "keluar" dari kepemimpinan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] setelah peristiwa [[Pertempuran Shiffin|Siffin]]. Khawarij pada awalnya adalah pendukung Ali yang memberontak terhadap penerimaan Ali atas pembicaraan arbitrase untuk menyelesaikan konflik dengan penantangnya, [[Muawiyah]], dalam [[Pertempuran Siffin]] pada tahun 657. Mereka menegaskan bahwa "penghakiman hanya milik Tuhan", yang menjadi semboyan mereka. Oleh karena itu, pemberontak seperti Muawiyah harus diperangi dan dibasmi menurut perintah [[al-Qur'an]]. Ali mengalahkan Khawarij di [[Pertempuran Nahrawan]] pada tahun 658 M, tetapi pemberontakan mereka tetap berlanjut. Ali [[Pembunuhan Ali|Ali dibunuh]] pada tahun 661 M oleh seorang Khawarij yang membalas dendam atas kekalahan di Nahrawan.
 
Setelah pendirian [[Kekhalifahan Umayyah]] oleh Muawiyah pada tahun 661 M, para gubernurnya Umayyah berhasil mengendalikan kaum Khawarij. Kekosongan kekuasaan yang disebabkan oleh [[Perang Saudara Islam II|Fitnah Kedua]] (680–692) membuat dimulainya kembali pemberontakan anti-pemerintah oleh kaum Khawarij sehingga faksi [[Azariqa]]h dan [[Najdat]] menguasai beberapa daerah di Persia dan [[Jazirah Arab|ArabiaArab]]. Perselisihan internal dan fragmentasi yang ada pada tubuh Khawarij sangat melemahkan mereka sebelum kekalahan mereka oleh Bani Umayyah pada 696–699. Pada tahun 740-an, pemberontakan Khawarij skala besar pecah di seluruh kekhalifahan, tetapi semuanya akhirnya dapat dipadamkan. Meskipun pemberontakan Khawarij berlanjut hingga periode [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] (750–1258), kelompok Khawarij yang paling militan secara bertahap dihilangkan,menghilang dan digantikan oleh Khawarij moderat semacam [[Ibadi]]yah, yang bertahan hingga hari ini di [[Oman]] dan beberapa bagian Afrika Utara. Namun, para penganut Ibadi kemudian menyangkal adanya hubungan dengan Khawarij darisejak Perang Saudara MuslimFitnah Kedua dan seterusnya, mengutuk mereka sebagai ekstremis.
 
Khawarij percaya bahwa setiap Muslim, terlepas dari keturunan atau etnisnya, memenuhi syarat untuk peran [[khalifah]], asalkan mereka tidak tercela secara moral. AdalahMerupakan tugas umat Islam untuk memberontak dan menggulingkan khalifah yang berdosa. Sebagian besar kelompok Khawarij dicapmemberi sebagai orangcap [[kafir]] Muslimkepada muslim yang telah melakukan dosa besar, dan Khawarij yang paling militan menyatakan pembunuhanbahwa membunuh orang kafir tersebutitu sah, kecuali mereka bertobat. Banyak Khawarij adalah orator dan penyair yang terampil, dan tema utama puisi mereka adalah [[Pandangan Islam tentang kesalehan|kesalehan]] dan [[Syahid|kesyahidan]]. Orang-orang Khawarij di abad kedelapan dan kesembilan sering ikut berpartisipasi dalam perdebatan teologis dan, dalam prosesnya, mereka akhirnya berkontribusi pada [[Mazhab-Mazhab Teologi Islam|teologi Islam]] arus utama.
 
Kebanyakan sejarah yang Khawarij berasal dari penulis non-Khawarij pada abad kesembilan dan kesepuluh dan sejarah-sejaran tersebut pada umumnya memiliki tendensi untuk memusuhi sekte tersebut. Tidak adanya versi Khawarij dari sejarah mereka telahsendiri membuat sulit para sejarawan untuk mengungkap motif mereka yang sebenarnya. Sumber-sumber sejarah [[Muslim|Muslim tradisional]] dan Muslim arus utama memandang Khawarij sebagai ekstremis agama yang memisahkan diri dari [[Ummah|umat]]. Banyak kelompok ekstremis Muslim modern dibandingkanyang dibanding-bandingkan dengan Khawarij karena ideologi radikal dan militansinya. Di sisi lain, beberapa sejarawan Arab modern menekankan kecenderungan egaliter dan proto-demokratis kaum Khawarij. Sejarawan akademik modern umumnya terbagi dalam mengaitkan fenomena Khawarij dengan motivasi agama murni, faktor ekonomi, atau tantangan [[Suku Badui (Arab)|Badui]] (Arab nomaden) untuk pembentukan negara yang terorganisir, dengan beberapa menolak penjelasan tradisional tentang gerakan Khawarij yang dimulai di Siffin.
 
== Etimologi ==
Baris 14:
Hampir tidak ada sumber Khawarij utama yang bertahan, kecuali karya penulis dari satu-satunya sekte Khawarij yang masih hidup yaitu [[Ibadi]]yah. Kebanyakan sumber mengenai Khawarij berasal dari kutipan yang ada dalam karya non-Kharwarij.{{Sfn|Gaiser|2013}} Karena kebanyakan sumber informasi utama berasal dari karya di luar golongan mereka dan berasal dari periode berikutnya,{{Sfn|Hagemann|2021|p=3}} maka transmisi, pengumpulan, dan klasifikasi mengenai golongan Khawarij sering kali telah mengalami perubahan dan distorsi.{{Sfn|Gaiser|2020}}
 
Sumber-sumber non-Khawarij terbagi dalam dua kategori, yaitu sejarah dan karya [[Heresiologi|heresiografi]] yang saat itu disebut sebagai sastra ''al-firaq'' (persektean).{{Sfn|Gaiser|2013}} Sejarah Khawarij ditulis jauh lebih lambat dari peristiwa yang sebenarnya, dan banyak perselisihan teologis serta politik di antara umat Islam awal telah diselesaikan pada saat itu. Sebagai perwakilan dari ortodoksi yang muncul,{{Sfn|Kenney|2006|p=25}} penulis [[Islam Sunni|Sunni]] serta [[Islam Syiah|Syiah]] {{Sfn|Gaiser|2016 |p=2}} yang menulis tentang Khawarij memandang peristiwa asli sejarah Khawarij melalui kacamata pandangan mereka.{{Sfn|Kenney|2006|p=25}} Sumber-sumber mengenai Khawarij yang berasal dari luar golongan mereka sering kali langsung memicu polemik, hal ini dikarenakan penulis cenderung menggambarkan sekte mereka sendiri sebagai perwakilan sebenarnya dari Islam asli dan menempatkan Khawarij sebagai sekte sesat yang wajib dimusuhi.{{Sfn|Gaiser| 2013}}{{Sfn|Kenney|2006|pp=28–29}} Meskipun penulis Sunni maupun Syiah menggunakan sumber Khawarij yang sebelumnya sudah tidak ada lagi dan juga sumber non-Khawarij, terjemahan mereka tentang peristiwa kemunculan Khawarij tersebut telah banyak diubah sebagai [[topos sastra]].{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Efn|1=Banyak laporan pemberontakan Khawarij misalnya, mengikuti pola yang berbeda: pengumpulan anggota Khawarij; penunjukan pemimpin yang pada awalnya enggan untuk ditunjuk; khotbah yang mengharuskan umat untuk mengobarkan semangat jihad; dan akhirnya pemberontakan.{{Sfn|Hagemann|2021|p=122}} Gambaran lain tentang Khawarij sering kali termasuk kesalehan ekstrem, keinginan untuk perang suci dan kesyahidan, dan kekerasan ekstrim.{{Sfn|Hagemann|2021|pp=86ff}}}}
 
Berdasarkan [[hadits]] [[Nabi Muhammad]] yang menubuatkan munculnya 73 sekte dalam Islam, yang salah satunya akan diselamatkan dan yang lainnya dikutuk sebagai sesat, para heresiografer (peneliti aliran sesat) kemudian sangat mementingkan pengklasifikasian apa yang mereka anggap sebagai sekte sesat dan doktrin sesat mereka.{{Sfn|Kenney|2006|p=28}} Akibatnya, pandangan sekte tertentu kemudian diubah dan dikarang-karang sendiri agar sesuai dengan klasifikasi kesesatan, dan terkadang ada beberapa sekte fiktif yang sengaja dibuat-buat dengan tujuan untuk disesat-sesatkan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Lewinstein|1992|pp=75–77, 92–96}} Selain itu, laporan para heresiografer sering kali membingungkan dan kontradiktif karena mereka membuat rekonstruksi tentang "apa yang sebenarnya terjadi" dengan mencocok-cocokkan motif sebenarnya dari kaum Khawarij agar sesuai dengan keinginan penulis.{{Sfn|Hagemann|2021|pp=64–65}} Menurut sejarawan Hannah-Lena Hagemann dan Peter Verkinderen, sumber sejarah non-Khawarij kadang-kadang menggunakan Khawarij sebagai contoh buruk dalam berbagai masalah, seperti masalah "status Ali, bahaya perselisihan komunal, atau aspek hukum atas pemberontakan".{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|p=501}} Sumber Ibadi, di di sisi lain, dapat dikategorikan sebagai [[hagiografi]] dan sumber-sumber tersebut memiliki muatan pelestarian identitas kelompok Khawarij. Untuk tujuan tersebut, sumber Ibadi sering kali membuat-buat cerita atau mengubah peristiwa yang pernah terjadi untuk meromantisasi dan mengagungkan pemberontakan Khawarij awal dan pemimpin mereka sebagai simbol identitas kelompok.{{Sfn|Gaiser|2016|p=169}} Meski begitu, sumber-sumber Ibadi juga memusuhi kelompok Khawarij lainnya.{{Sfn|Lewinstein|1991}} Sumber-sumber tentang Khawarij, baik yang berasal dari Ibadi, historiografis, atau heresiografis, sering kali tidak melaporkan peristiwa sebagaimana yang sebenarnya terjadi. Para penulis tersebut lebih suka menunjukkan bagaimana cara dirinya dalam memandang Khawarij, dan ingin pembacanya melihat peristiwa yang mereka baca sebagai kenyataan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|p=490}}
 
Sumber-sumber mengenai Khawarij yang temasuk ke dalam kategori historiografi antara lain adalah ''[[Sejarah Para Nabi dan Raja]]'' karya [[Ath-Thabari]] (wafat 923), [[Ansab al-Ashraf|''Al-Asyraf'']] dari [[Ahmad bin Yahya bin Jabir al-Baladzuri|Al-Baladzuri]] (w. 892),{{Efn|1=Al-Baladzuri agak bersimpati terhadap kaum Khawarij karena dia lebih mementingkan penggambaran Bani Umayyah sebagai tiran, yang kezaliman rezim tersebut dia lawankan dengan kesalehan Khawarij. Sebaliknya, Ath-Tabari berfokus pada kecaman terhadap militan Khawarij.{{Sfn|Hagemann|2016}}}} {{transliterasi|ar|Al-Kamil}} dari [[al-Mubarrad]] (w. 899), dan {{transliterasi|ar|[[Padang Emas]]}} dari [[Al-Mas'udi]] (w. 956).{{Sfn|Della Vida|1978| p=1077}} Sumber penting lainnya termasuk sejarah dari [[Ibnul Atsir al-Jazari|Ibnul Atsir al-Jaziri]] (w. 1233), dan [[Ibnu Katsir]] (w. 1373), tetapi kedua penulis tersebut banyak mengambil materi dari Ath-Thabari.{{Sfn|Gaiser|2013}} Inti informasi dalam sumber-sumber historiografi tersebut didasarkan pada karya sejarawan terdahulu seperti [[Abu Mikhnaf]] (wafat 773), [[Ma'mar bin al-Mutsanna]] (wafat 825), dan [[Al-Mada'ini]] (wafat 843).{{Sfn|Della Vida|1978|p=1077}} Penulis yang pada umumnya masuk ke dalam kategori heresiografi meliputi [[Abu al-Hasan al-Asy'ari|Al-Asy'ari]] (wafat 935),{{Efn|1=Kitab'' Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin''.}} [[Abu Mansur Al-Baghdadi]] (w. 1037),{{Efn|1=''Al-farq bainal firaq''.}} [[Ibnu Hazm]] (w. 1064),{{Efn|1=Kitab ''al-Fasl fi'l-Milal wa'l-Ahwa wa'l-Nihal''.}} [[Asy-Syahrastani]] (w. 1153 ),{{Efn|1=Kitab ''Al-Milal wa'l-Nihal''.}} dan lain-lainnya.{{Sfn|Gaiser|2013}}{{Sfn|Kenney|2006|pp= 28–29}} Karya terkemuka di antara orang Ibadi yang bertahan adalah tulisan heresiografi abad kedelapan dari Salim bin Dzakwan.{{Sfn|Crone|Zimmermann|2001}} Tulisan ini membedakan para Ibadi dengan kelompok Khawarij lain yang diperlakukan sebagai ekstremis.{{Sfn |Sonn|Farrar|2009}} ''Al-Kasyf wal Bayan'', sebuah karya abad ke-12 oleh Al-Qalhati, adalah contoh lain dari tulisan heresiografi Ibadi dan membahas asal-usul kaum Khawarij dan perpecahan di dalam pergerakan Khawarij.{{Sfn|Gaiser|2013}}
Baris 114:
==Afiliasi kesukuan ==
[[File:Major Kharijite Leaders' Tribal Origins In the Umayyad Period.png|thumb|upright=1.8|alt=A tree-diagram |Asal usul suku pemimpin Khawarij yang teridentifikasi dari [[Kekhalifahan Umayyah|periode Umayyah]] (661–750 M)]]
Kebanyakan pemimpin Khawarij pada periode Bani Umayyah adalah orang Arab. Dari jumlah tersebut, orang [[Adnan|Arab utara]] adalah mayoritas. Hanya enam atau tujuh pemberontakan yang dipimpin oleh orang [[Qahtan|Arab selatan]] telah dilaporkan, pemimpin mereka berasal dari suku [[Tayy]], [[Bani Azad|Azad]], dan [[Kinda (suku)|Kindah]]. Di antara orang Arab utara, kelompok [[Rabi'ah bin Nizar|Rabi'ah]] menghasilkan sebagian besar pemimpin Khawarij. Dari 48 pemimpin Rabi'ah yang teridentifikasi, 46 berasal dari cabang [[Bani Bakar|Bakar bin Wa'il]] (17 dari sub-suku [[Banu Syaiban|Syaiban]], 12 dari [[Banu Yasykur|Yasykur]], lima dari Hanifah, dan 12 dari sub-suku lainnya). Di antara kelompok [[Mudar]] dari Arab utara, Bani Tamim yang merupakan mayoritas penghasil pemimpin Khawarij besar, dengan 16 dari 21 pemimpin Mudar berasal dari suku tersebut; para pemimpin lainnya berasal dari [[Qais]]. Tiga atau empat pemberontakan dipimpin oleh seorang {{transliterasi|ar|mawla}} atau seorang Berber.{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|pp=503–508}}
 
Rabi'ah diasosiasikan dengan Khawarij awal (yang oleh sumber diberi label sebagai Sufriyah), dan Sufriyah yang ada pada abad kedelapan,{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Wilkinson|2010|p=156}} subsuku Hanifah dari Rabi'ah sebagian besar berada di Azariqah dan Najdah.{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|pp=503–508}} Bani Tamim juga mewakili Khawarij awal, serta Azariqah. Orang selatan, terutama suku Kindah dan Azad, tertarik pada Ibadiyah yang ada pada abad kedelapan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Wilkinson|2010|p=156}} Meskipun demikian, jumlah-jumlah tersebut sebenarnya adalah mewakili individu, bukan keseluruhan suku-suku yang bergabung dengan barisan Khawarij. Individu-individu tersebut mayoritas lebih muda dan tidak jelas asal-usulnya. Sedikit dari {{transliterasi|ar|ashraf}} (bangsawan suku) yang bergabung di jajaran Khawarij.{{Sfn|Morony|1984|p=474}} Sejarawan [[Khalid Yahya Blankinship]] menganggap suku-suku tersebut memiliki kedekatan dengan ajaran Khawarij karena berakar pada status militer dan sosial mereka yang lebih rendah. Mereka dianggap oleh pemerintahan Bani Umayyah sebagai pemimpin militer yang miskin, dan sebaliknya terbelakang. Perpindahan mereka yang relatif terlambat ke Islam juga mengakibatkan mereka hanya menemukan peran militer berpangkat rendah, karena posisi yang lebih tinggi telah diisi oleh orang-orang dari suku lain.{{Sfn|Blankinship|1994|pp=55–56}} Dengan demikian, Blankinship memandang bahwa ajaran Khawarij sebagai protes politik yang mengatasnamakan semangat keagamaan, dan menganggap Khawarij tidak lebih dari pemberontak.{{Sfn|Blankinship|1994|p=294 n. 50}} Watt menyatakan bahwa orang Arab utara yang tidak memiliki pengalaman administrasi dan pemerintahan pusat, lebih rentan terseret ajaran Khawarij dibandingkan dengan orang Arab selatan. Budaya dan pemikiran kolektif orang Arab selatan dipengaruhi oleh [[Sejarah kuno Yaman|kerajaan kuno]] di [[Arab Selatan|Arabia Selatan]], di mana raja dipandang sebagai pemimpin karismatik dengan kualitas manusia setengah dewa. Akibatnya, mereka lebih tertarik pada ajaran Syiah daripada Khawarij.{{Sfn|Watt|1973|pp=43–44}}
Baris 231:
{{Authority control}}
 
[[Kategori:IslamKhawarij| ]]
[[Kategori:Sejarah Islam]]
[[Kategori:Eskatologi Islam]]