Batik Megamendung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Scoophole2021 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baedowi Odoy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tempat lain|Megamendung, Bogor}}
{{unreferenced|date=Oktober 2018}}
[[Berkas:Batik Mega Mendung.jpg|jmpl|306x306px|Batik Megamendung berwarna biru]]
'''Batik Megamendung''' ([[MotifHanacaraka]]: batikꦩꦺꦒꦩꦼꦤ꧀ꦢꦸꦁ) Megamendung''' merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah [[Kota Cirebon|Cirebon]]<ref>{{Cite web|last=Batik|first=Wirawan|title=Sejarah dan Filosofi Motif Batik Mega Mendung|url=https://www.wirawanbatik.com/blogs/story/sejarah-dan-filosofi-motif-batik-mega-mendung|website=Wirawan Batik|language=en|access-date=2022-07-27}}</ref> dan daerah [[Indonesia]] lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan mahakarya, [[DepartemenKementerian KebudayaanPariwisata dan PariwisataEkonomi Kreatif Republik Indonesia|DepartemenKementerian KebudayaanPariwisata dan PariwisataEkonomi Kreatif]] akan mendaftarkan motif megamendung ke [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNESCO]] untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.
 
Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul ''Batik Design'', karya seorang berkebangsaan [[Belanda]] bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, ''Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB)'' menyatakan bahwa:
Baris 7:
{{Cquote|Motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, tapi lebih kepada ketidaksetujuan penggunaan motif megamendung untuk barang-barang yang sebenarnya kurang pantas, seperti misalnya pelapis sandal di hotel-hotel.}}
 
== Sejarah motif ==
 
Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa [[China]]Tionghoa ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan [[Muara Jati]] di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa [[Sunan Gunung Jati]] yang menyebarkan agama [[Islam]] di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi [[Ratu Ong Tien]] dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.
 
Dalam paham [[Taoisme]], bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang digunakan kaum [[Sufi]] untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
 
Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung dari China dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan, lancip dan segitiga.
 
Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]]. Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4&nbsp;km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah [[Bandung]]. Oleh karena itu, sampai sekarng batik Cirebon identik dengan batik [[Trusmi]].
 
== Unsur motifrancangan ==
[[Berkas:Stamp of Indonesia - 2011 - Colnect 691620 - Batik Mega Mendung Jawa Barat.jpeg|jmpl|Perangko menampilkan batik mega mendung.]]
Motif megamendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
 
Selain itu, warna biru juga disebut-sebut melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.
[[Berkas:De inlandsche kunstnijverheid in Nederlandsch Indië (1912) (14580860800).jpg|jmpl|Kain batik bercorak megamendung.]]
 
Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pembatik tradisional sejak dulu, namun perkembangannya menjadi sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana.
Selain motif, warna motif megamendung yang awalnya biru dan merah, sekarang berkembang menjadi berbagai macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.
 
== Proses produksi ==
Proses produksinya yang dahulu dikerjakan secara [[Batik|batik tulis]] dan [[batik cap]], dengan pertimbangan ekonomis diproduksi secara besar-besaran dengan cara disablon (printing) di pabrik-pabrik. Walaupun kain bermotif megamendung yang dihasilkan dengan proses seperti ini sebenarnya tidak bisa disebut dengan batik.
 
Wujud motif megamendungpun yang dulunya hanya dikenal dalam wujud kain batik, sekarang bisa ditemui dalam berbagai macam bentuk barang. Ada yang berupa hiasan dinding [[Lukisan kaca Cirebon|lukisan kaca]], produk-produk interior seperti ukiran kayu maupun produk-produk peralatan rumah tangga seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan lain-lain.
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Arya-tari topeng-wotgali-2019-1.jpg|[[Tari Topeng Cirebon|Penari Topeng Cirebon]] menggunakan kain batik megamendung.
</gallery>
 
== Catatan kaki ==
<references />
 
== Lihat pula ==
* [[Batik Cirebon]]
* [[Xiangyun]], motif awan dalam kebudayaan [[Tionghoa]]
* [[Megamendung, Bogor|Megamendung]], kecamatan di [[Kabupaten Bogor]], [[Jawa Barat]]
* [[Megamendung, Megamendung, Bogor|Megamendung]], kelurahan/desa di [[Kabupaten Bogor]], [[Jawa Barat]]
 
{{Cirebon}}
Baris 37 ⟶ 49:
[[Kategori:Batik]]
[[Kategori:Motif batik]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]