Ampekale, Bontoa, Maros: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|nama = Ampekale{{br}}{{nobold|ᨕᨇᨙᨀᨒᨙ}}{{br}}{{nobold|ᨕᨄᨙᨀᨒᨙ}}
|peta = <!-- Tuliskan nama berkas lengkap. -->
|foto = [[BerkasFile:Desa AmpekaleDesa_Ampekale.jpg|300px280px|PemandanganKantor senjaDesa Ampekale di pesisir DusunJl. BinangaLalang SangkaraTedong]]
|keterangan = PemandanganKantor senjaDesa diAmpekale pesisirdi DusunJl. BinangaLalang SangkaraTedong
|provinsi = Sulawesi Selatan
|dati2 = Kabupaten
Baris 257:
* TK Nelayan Bersatu, Dusun Padaria
* Rumah Qur'an Ibnu Mas'ud Maros
* Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an Madani
* UPTD SD Negeri 132 Inpres Lalang Tedong, Dusun Lalang Tedong
* UPTD SD Negeri 203 Inpres Binanga Sangkara, Dusun Binanga Sangkara
Baris 350 ⟶ 349:
 
== Sosial ==
Orangtua pada keluarga masyarakat pesisir Desa Ampekale sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Rata-rata orangtua tersebut bekerja sebagai petani tambak dan mengelola tambak ikan keluarganya. Pendidikan dalam keluarga dapat dilakukan dengan hubungan yang harmonis antara anggota keluarga. Pemberian arahan berupa penguatan dan dukungan akan memperkuat pola pikir yang terbentuk seraya memperkuat perilaku individu pula. Hal ini juga akan menghilangkan perilaku dan pola pikir yang tidak diinginkan bila dikenai hukuman seseorang dikatakan belajar apabila telah menunjukkan perilakunya. Pendidikan informal berfokus pada pembentukan pola pikir dan perilaku. Perilaku dan pola pikir juga dapat dengan mudah dibentuk dengan pemberian penguatan dan dukungan. Penguatan yang dilakukan berupa pemberian contoh nyata serta arahan-arahan untuk menabung kepada anaknya. Selain pemberian dukungan dan penguatan, pembentukan pola pikir juga dapat dilakukan dengan pemberian aturan-aturan ketat atau hukuman kepada anak. Dengan demikinandemikian dapat menghilangkan perilaku dan pola pikir yang tidak diinginkan dan secara langsung membentuk pola pikir yang diinginkan. Hal seperti ini biasa disebut dengan pola pendidikan otoriter dimana memberikan aturan ketat kepada anak agar menjadi sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses pendidikan informal tentu masing-masing keluarga mempunyai bentuk transfer pengetahuan yang beragam. Hal ini tergantung pada pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga.<ref name=":131">{{Cite web|url=http://eprints.unm.ac.id/18645/1/ARTIKEL_Achmad%20Fadhel_1694041040%20%281%29.pdf|title=Pola Pendidikan Ekonomi Informal Masyarakat Pesisir di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabuaten Maros|last=Fadhel|first=Achmad, dkk|date=2020|website=eprints.unm.ac.id|page=|access-date=29 Juni 2021}}</ref>
 
Secara umum terdapat beberapa perilaku ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat Desa Ampekale diantaranya: (1) pembiasaan rajin menabung, (2) sikap selektif dalam membeli, dan (3) pembiasaan untuk hidup hemat. Transfer pemahaman orang tua kepada anak mengenai ekonomi dipengaruhi oleh pemahaman tentang pendidikan ekonomi itu sendiri, kemampuan keluarga, serta kondisi sosial ekonomi. Dalam prosesnya terdapat tiga pola pendidikan yang diterapkan, yakni pola pendidikan otoriter, permisif, dan demokratis. Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anak-anak menciptakan kebiasaan baru bagi anak dalam hal perilaku ekonominya. Hal inilah yang kemudian menciptakan pemahaman kembali mengenai pendidikan ekonomi. Pola pendidikan ekonomi informal yang diterapkan dalam keluarga masyarakat pesisir di Desa Ampekale, yaitu dominan menerapkan pola pendidikan yang demokratis. Orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya dan disertai dengan pengawasan dan pengarahan kepada anak. Terdapat juga keluarga menerapkan pola pendidikan yang permisif dimana memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk menentukan pilihan tanpa adanya tekanan yang diberikan. Terdapat keluarga menerapkan pola pendidikan yang otoriter, orangtua bersifat keras dan mengatur kegiatan sehari-hari anaknya. Pemberian pendidikan kepada anak biasanya dilakukan dengan memberikan contoh nyata mengenai sesuatu hal yang nantinya akan menjadi perilaku anak. Pendidikan itu berupa pembiasaan untuk menabung, pembiasaan untuk selektif dalam pembelian barang, pembiasaan mengatur keuangan serta memberi pandangan melanjutkan pendidikan atau memilih bekerja. Pendidikan ini diberikan kepada anak agar dapat mengatur kegiatan ekonominya sendiri di masa yang akan datang.<ref name=":131"/>
Baris 498 ⟶ 497:
 
== Desa wisata ==
[[Berkas:Desa Ampekale23.jpg|jmpl|250px|Pemandangan senja di pesisir Dusun Binanga Sangkara]]
[[Berkas:Desa Ampekale78.jpg|jmpl|250px|Pemandangan hutan mangrove, Dusun Binanga Sangkara]]
Desa Ampekale adalah salah satu desa yang terletak di pesisir Kabupaten Maros yang lokasinya bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit dari pusat kota. Desa Ampekale terdiri dari 4 Dusun/RW dan 12 RT yang hampir seluruh dusun memiliki sumber daya alam yang berupa pesisir pantai. Sumber daya alam pesisir ini ditumbuhi mangrove yang lebat. Sumber daya alam pesisir berupa hamparan hutan mangrove ini berfungsi untuk menahan abrasi pantai dan juga menjadi tempat biota laut berlindung dan berkembang biak. Manfaat lain dari hutan mangrove ini adalah menjadi tempat wisata yang bernilai edukasi keluarga seperti menanam pohon dan ''re-stocking'' hewan-hewan laut (ikan, udang, kepiting, dan lain-lain) serta suguhan panorama alam yang indah dan suasana yang sejuk jauh dari penat dan hiruk pikuk perkotaan yang membosankan. Di sisi lain budaya masyarakat lokal yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kegotongroyongan sangat baik untuk dijadikan pembelajaran oleh keluarga atau pengunjung tentang nilai kemanusiaan. Udara pantai yang sejuk dan suasana hutan mangrove yang tenang bisa menjadi pilihan untuk berlibur guna merelaksasi pikiran dan tubuh agar kembali bugar dan sehat.