Sungai Barito: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dasnusantara (bicara | kontrib)
k Perbaikan kesalahan gaya/tata letak
DDG9912 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| image = Jembatan Barito.jpg
| image_size = 300
| image_alt = [[Jembatan Barito]]
| image_caption = [[Jembatan Barito]]
| subdivision_type1 = [[Negara]]
| subdivision_name1 = [[Indonesia]]
| subdivision_type2 = [[Provinsi]]
| subdivision_name2 = [[Kalimantan Tengah]], [[Kalimantan Selatan]]
| source1 = [[Pegunungan SchwanerMuller]]
| source1_location = [[Kalimantan Tengah]]
| mouth = [[Laut Jawa]]
Baris 44:
}
</mapframe>
| bridges = 1. [[Jembatan Barito]]<br>2. [[Jembatan Rumpiang]]<br>3. [[Jembatan Kalahien]]<br>4. [[Jembatan Hasan Basri|Jembatan K.H. Hasan Basri]]<br>5. [[Jembatan Pangulu Iban]]<br>6. [[Jembatan Merdeka]]
| bridges = [[Jembatan Barito]]
| basin_landmarks = [[Pasar Terapung Muara Kuin]]
}}'''Sungai Barito''' atau '''Sungai [[Tanah Dusun|Dusun]]''' adalah nama sungai yang berhulu di [[Pegunungan SchwanerMuller]] di provinsi [[Kalimantan Tengah]], memasuki kota [[Marabahan]], sungai ini bertemu dengan muara [[sungai Negara]] di provinsi [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]], sekitar 900&nbsp;km di timur laut ibu kota [[Jakarta]].<ref>[http://www.geonames.org/1649993/sungai%20barito.html Sungai Barito] at Geonames.org (cc-by); Last updated 2013-06-04; Database dump downloaded 2015-11-27</ref> Alirannya yang menuju ke hilir sungai disebut '''Sungai Banjar'''<ref>{{en}} {{cite book|lang=en|url=http://books.google.co.id/books?id=geZDAAAAYAAJ&dq=banjarmassin&hl=id&pg=PA571#v=onepage&q=banjarmassin&f=false|title=The New American encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge|volume=2|pages=571|publisher=D. Appleton|year=1865}}</ref> atau '''Sungai Banjarmasin'''<ref name="The Monthly ">{{en}} {{cite book|lang=en|first=Sherwood|last=Sherwood|url=http://books.google.com/books?id=334QAAAAIAAJ&dq=River%20of%20Banjer%20Massin%20%20Great%20Little%20Dyacs&hl=id&pg=PA13#v=onepage&q=River%20of%20Banjer%20Massin%20%20Great%20Little%20Dyacs&f=false|title=The Monthly repository of theology and general literature|publisher=Sherwood, Gilbert, and Piper|volume=17|pages=13|year=1822}}</ref> atau '''sungai Banjar Besar (groote rivier Bandjer)''', walaupun nama ini sudah jarang digunakan.<ref name="Wolter Robert van Hoëvell">{{nl icon}}{{cite book|lang=nl|url=http://books.google.co.id/books?id=Lw4wAAAAYAAJ&dq=der%20groote%20Banjersche%20rivier&pg=RA1-PA6#v=onepage&q=der%20groote%20Banjersche%20rivier&f=false|pages=6|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume= 1|first=Wolter Robert|last=van Hoëvell|publisher=Ter Lands-drukkerij|year=1838}}</ref><ref>{{nl icon}}{{cite book|lang=nl|url=http://books.google.co.id/books?id=2ApXAAAAMAAJ&dq=de%20groote%20Banjersche%20rivier%20(de%20Barito)&pg=PA422#v=onepage&q=de%20groote%20Banjersche%20rivier%20(de%20Barito)&f=false|pages=442|title=Neêrlands-Oost-Indië: Reizen over Java, Madura, Makasser, Saleijer, Bima, Menado, Sangier-eilanden, Talau-eilanden, Ternate, Batjan, Gilolo en omliggende eilanden, Banda-eilanden, Amboina, Haroekoe, Saparoea, Noussalaut, Zuidkust van Ceram, Boeroe, Boano, Banka, Palembang, Riouw, Benkoelen, Sumatra's West-Kust, Floris, Timor, Rotty, Borneo's West-Kust, en Borneo's Zuid- en Oost-Kust; gedaan gedurende het tijdvak van 1852-1857|first=Steven Adriaan|last=Buddingh|publisher=M. Wijt|year= 1861}}</ref><ref name="Tijdschrift 1838">{{nl icon}} {{cite journal|lang=nl|url=http://books.google.co.id/books?id=wr8aAQAAMAAJ&dq=der%20groote%20Banjersche%20rivier&pg=PA6#v=onepage&q=der%20groote%20Banjersche%20rivier&f=false |pages=6 |title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië| author=Nederlandsch-Indië |volume= 1-2 |publisher=Lands-drukk.|year= 1838}}</ref>
 
== Etimologi ==
Nama Barito diambil berdasarkan nama ''Tanah Barito'' atau Onder Afdeeling Barito atau Kabupaten Barito yang dahulu beribu kota di Kota [[Muara Teweh]] yang secara administrasi termasuk wilayah [[provinsi]] [[Kalimantan Tengah]], tetapi sering dipakai untuk menamakan seluruh daerah aliran sungai ini hingga ke muaranya pada [[Laut Jawa]] di [[provinsi]] Kalimantan Selatan yang dinamakan '''Muara Banjar''' atau '''Kuala Banjar'''.
 
== Hidrologi ==
Sungai Barito adalah sungai yang terbesar dan terpanjang di Kalimantan Selatan. Hulu sungai Barito berada di [[pegununganPegunungan SchwanerMuller]], membujur dari wilayah Kalimantan Tengah di bagian utara Pulau Kalimantan hingga bermuara di Laut Jawa, sepanjang kurang lebih 1.000 kilometer. Lebar Sungai Barito rata-rata antara 650 hingga 800 meter dengan kedalaman rata-rata 8 meter.<ref>Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Sejarah Sosial Daerah Kalimantan Selatan (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1984), hlm. 57.</ref> Lebar sungai pada bagian muara yang berbentuk corong mencapai 1.000 meter, sehingga sungai Barito merupakan sungai terlebar di Indonesia. Bagian terpanjang dari Sungai Barito mulai dari hulu sungai terletak di wilayah Kalimantan Tengah, sedangkan sisanya sampai ke muara sungai berada di wilayah Kalimantan Selatan.
Kalimantan Selatan termasuk ke dalam wilayah kepulauan bercirikan sejumlah besar sistem sungai yang mengalir dari daerah pedalaman ke lautan. Menurut Hall, keadaan seperti itu merupakan sebuah keistimewaan yang membawa pengaruh signifikan terhadap perkembangan sosial dan ekonomi daerah bersangkutan. Dari waktu ke waktu orang bermukim di antara berbagai sistem sungai itu, sehingga terjadi konsentrasi penduduk di daerah delta yang luas di mulut sungai.<ref>Kenneth R. Hall, Maritime Trade and State Development in Early Souteast Asia (Honolulu: University of Hawaii Press, 1985), hlm. 3.</ref>
Baris 66:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baritonrivier bij Bandjermasin TMnr 10010495.jpg|jmpl|250px|sungai Barito di Kalimantan Selatan]]
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een vlot bebouwd met huizen op de rivier de Barito TMnr 3728-856.jpg|jmpl|250px|Rumah terapung di sungai Barito pada tahun 1880-an ([[litografi]] berdasarkan ''aquarel'' ([[cat air]]) oleh [[Josias Cornelis Rappard]])]]Sejalan dengan pendapat Hall, penduduk Kalimantan Selatan pada abad XIX pada umumnya memang terkonsentrasi di mulu-mulut sungai atau di wilayah pertemuan dua sungai. Sungai merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari penduduk di wilayah ini. Sebagian besar sungai di Kalimantan Selatan dapat dilayari. Salah satu sungai terpanjang dan terbesar adalah sungai Barito (disebut juga sungai Dusun) yang menjadi tempat bermuaranya beberapa sungai utama di KalimanatanKalimantan Selatan, seperti Sungai Martapura dan Sungai Negara. Sungai-sungai tersebut beserta seluruh anak sungainya merupakan jaringan prasarana perhubungan dan pengangkutan yang sangat penting bagi penduduk karena masing-masing sungai mengalir melalui ibu kota-ibu kota kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin dan Martapura dilalui oleh Sungai Martapura, Rantau dilalui oleh Sungai Tapin, Kandangan dilalui oleh Sungai Amandit, Barabai dilalui oleh Sungai Tabalong, Sungai Balangan dan Sungai Negara, Tanjung dilalui oleh sungai Tabalong<ref>Fudiat Suryadikarta dkk., Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981), hlm. 7.</ref> Sejak zaman dahulu jaringan sungai merupakan prasarana transportasi yang mendukung aktivitas ekonomi maupun sosial penduduk Kalimantan Selatan. Lebih dari itu, jaringan sungai telah menjadi urat nadi perekonomian penduduk karena sebagian besar aktivitas ekonomi mereka dilakukan melalui dan di atas sungai. Hubungan antar daerah-daerah di wilayah pedalaman Kalimantan Selatan dengan ibu kota dan pelabuhan Banjarmasin terutama juga dilakukan lewat sungai, sehingga sungai menjadi andalan bagi kelancaran distribusi barang maupun orang dari wilayah hulu ke wilayah hilir dan sebaliknya. Berbagai jenis hasil hutan, hasil tambang, dan hasil bumi yang melimpah di daerah pedalaman Kalimantan Selatan seperti kayu, karet, getah perca, rotan, damar, jelutung, lilin, batubara, emas, lada, sarang burung, bahan anyaman, ikan kering/asin, dendeng rusa, buah-buahan, dan lain-lain diangkut ke tempat-tempat pengumpulan atau pelabuhan melalui jaringan sungai yang ada.<ref>Algemeen Verslag der Residentie Zuider- en Oosterafdeling van Borneo over het jaar 1880. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia</ref> Sebaliknya berbagai barang kebutuhan sehari-hari penduduk Kalimantan Selatan seperti beras, gula, garam, tepung, jagung, minyak kelapa, tembakau, gambir, gerabah dan alat-alat rumah tangga, kawat tembaga, serta bahan pakaian (kain lena) dan sebagainya juga diangkut dari pelabuhan Banjarmasin ke berbagai daerah di wilayah pedalaman melalui jaringan sungai tersebut.<ref>Ministerie van Marine (Afdeling Hydrografie), Zeemansgids voor den Oost-Indischen Archipel. Jilid III (‘s Gravenhage: Mouton & Co., 1973), hlm. 296.</ref>
 
Sungai Barito di Kalimantan Selatan mempunyai dua anak sungai penting yaitu [[Sungai Martapura]] dan [[Sungai Negara]]. Dua anak sungai Barito ini selanjutnya mempunyai berbagai cabang sungai yang semuanya dapat dilayari sehingga membentuk sebuah jaringan transportasi sungai yang padat karena menghubungkan daerah-daerah di pedalaman dengan kota pelabuhan. Sungai Martapura memiliki tiga cabang sungai, yaitu Sungai Alalak, Sungai Riam Kiwa (Kiri), dan Sungai Riam Kanan. Sementara itu Sungai Nagara memiliki banyak cabang sungai, di antaranya yang terpenting adalah Sungai Amandit, Sungai Tapin (Sungai Margasari), Sungai Berabai, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, [[Sungai Tabalong]], dan Sungai Tabalong Kiwa (Kiri). Sungai Amandit mempunyai dua cabang sungai, yaitu Sungai Bangkan dan Sungai Kalumpang, sedangkan Sungai Tapin mempunyai empat cabang yaitu Sungai Muning, Sungai Tatakan, Sungai Halat, dan Sungai Gadung.
Baris 73:
Untuk memperpendek jarak antara daerah satu dan lainnya di wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dibangun terusan atau kanal yang dalam bahasa setempat disebut antasan atau anjir. Antasan dibangun terutama untuk memperpendek jarak dengan cara menghubungkan dua saluran air, sungai atau danau yang sudah ada sebelumnya. Agak berbeda dengan antasan, pembuatan anjir pada awalnya berkaitan dengan kepentingan bidang pertanian, yaitu untuk memperlancar irigasi. Namun dalam perkembangannya anjir juga dimanfaatkan sebagaimana antasan, yaitu sebagai jalan pintas yang menghubungkan dua buah sungai. Lebar antasan dan anjir pada umumnya antara 20 sampai 35 meter dengan kedalaman air sekitar tiga meter. Dengan kedalaman kurang dari lima meter maka antasan dan ANJIR memang hanya dapat dilalui kapal atau perahu berukuran sedang dan kecil. Kecuali antasan dan anjir, penduduk di pedalaman Kalimantan kadang juga membuat handil, yaitu semacam kanal yang dibuat untuk menghubungkan daerah produsen tanaman perdagangan dengan sungai yang dapat dilayari.[[Berkas:Peta Banjarmasin 1916.jpg|al=Sketsa peta Kota Banjarmasin dan Sungai Barito tahun 1916|jmpl|Sketsa peta Kota Banjarmasin dan Sungai Barito tahun 1916|320x320px|kiri]]
 
Wilayah kabuptenkabupaten-kabupaten yang sekarang termasuk dalam bagian Kalimantan Tengah di sepanjang Sungai barito ini, dahulu termasuk dalam Onder Afdeeling Barito (bagian dari Afdeeling Kapuas Barito), sekarang sudah berkembang menjadi 4 kabupaten di Kalteng yaitu [[Barito Selatan]], [[Barito Utara]], [[Barito Timur]] dan [[Murung Raya]]. Wilayah ini sekarang sedang berjuang untuk membentuk [[provinsi]] Barito Raya, di mana gerakan ini berakar dari pemikiran para penduduk di sepanjang DAS Barito dalam bidang sosial politik, untuk meminta perhatian yang lebih serta untuk mendapatkan pembagian yang lebih berimbang dan pemberian akses-akses ekonomi atas kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah-daerah yang berada di sepanjang DAS Barito. Namun seiring waktu berjalan, ternyata ada banyak pro dan kontra sehubungan dengan pemekaran ini. Karena bagaimanapun juga, catatan sejarah menunjukkan bahwa daerah Barito merupakan bagian integral dari Daerah Dayak Besar. Dan, salah satu tokoh sejarah dari Barito '''GMTPS''' (Gerakan Mandau Talawang Pantjasila), '''Christian Simbar''' a.k.a "Uria Mapas", merupakan salah satu tokoh yang paling berjasa dalam pembentukan [[Kalimantan Tengah]], bahkan pada mulanya ibu kota Kalimantan Tengah direncanakan terletak di Muara Teweh di hulu sungai Barito.
 
Bagian hilir dan muara dari DAS Barito pada zaman dahulu disebut '''Pulau Bakumpai''' adalah wilayah [[kabupaten Barito Kuala]], [[Kalimantan Selatan]]. Barito Kuala merupakan kabupaten pemekaran dari [[Kabupaten Banjar]]. Pada masa Hindia Belanda wilayah kabupaten Barito Kuala termasuk ''Afdeeling Bandjarmasin''/[[Afdeeling Kuin]]