Parakan, Temanggung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(34 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Temanggung
|luas=
|penduduk=46.875 jiwa
|kelurahan=
Glapansari</small><br/>Sunggingsari</small><br/>Caturanom</small><br/>Depokharjo</small><br/>Ringinanom</small><br/>Wanutengah</small><br/>Parakan Kauman</small><br/>Parakan Wetan</small><br/>Dangkel</small><br/>Watukumpul</small><br/>Mandisari</small><br/>Campursalam</small><br/>Nglondong</small><br/>Tegalroso</small><br/>Bagusan</small><br/>Traji</small><br/>
|nama camat=Eko Budi Hartono, S.H., M.Si.
▲|kepadatan=2.207 jiwa/km² ([[2008]])
|provinsi=Jawa Tengah
}}
'''Parakan''' ({{lang-jv|ꦥꦫꦏꦤ꧀}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kecamatan ini terletak di lereng [[Gunung Sindoro]]-[[Gunung Sumbing|Sumbing]].
== Sejarah ==
Berdasarkan catatan sejarah [[Nugroho Notosusanto]], daerah Parakan ini
Pada zaman perjuangan kemerdekaan, daerah ini terkenal dengan senjata [[bambu runcing]] bahkan nama [[bambu runcing]] sampai saat ini di abadikan sebagai julukan sebuah klub sepak bola kebanggaan warga kabupaten Temanggung, [[Persitema]] yang berkompetisi di [[Liga Indonesia]] yakni [[Persitema]] Laskar Bambu Runcing
Dikatakan Parakan karena bersemayam kyai yang disebut parak atau perek. Kyai Parak pertama berasal dari [[Yaman]] dan Kyai Parak yang kedua dari pelarian Mataram ketika [[Amangkurat II]] memerintah dan dalam struktur pemerintahan zaman Belanda tidak pernah tercantum kelurahan Parakan
Parakan pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kabupaten Menoreh]] dengan bupati terakhir KRT. Sumodilogo yang membuat heboh dan meninggal dibunuh oleh tentara [[Diponegoro]]. KRT. Sumodilogo dimakamkan di desa [[Tegalrejo, Bulu, Temanggung]] sedang kepalanya di Selarong, Yogyakarta. Menurut catatan ada beberapa ulama pengikut [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] yang bermukim di
== Geografi ==
Baris 48 ⟶ 33:
=== Desa/ Kelurahan ===
* ''Sunggingsari''
* ''Glapansari''
Baris 71 ⟶ 55:
=== Keagamaan ===
Mayoritas penduduk Parakan beragama Islam, terbukti dengan banyaknya masjid, langgar atau surau atau musholla dan pesantren di daerah ini. Namun, terdapat juga wihara, kelenteng dan gereja yang membuktikan eksistensi pemeluk agama lain di kota tersebut. Toleransi antarumat beragama di Parakan relatif tinggi yang dibuktikan di antaranya dengan berbagai perayaan hari besar keagamaan yang turut dimeriahkan oleh penganut agama lainnya. Milsanya pada malam sebelum Hari Raya [[Idul Fitri]], masyarakat mengadakan pawai obor keliling kota dan didukung dengan semarak oleh mereka yang beragama lain. Pada saat hari raya Idul Fitri pun mereka yang berlainan agama saling bersilaturahmi tanpa membedakan suku dan agama. Ada juga "Parade Kesenian Tradisional Islam" yang biasanya diadakan tiap tanggal 1 Hijriah (Tahun Baru Islam) berpusat di depan Masjid Jami' Al
=== Bahasa daerah ===
Mayoritas penduduk menggunakan
Kata-kata khas lainnya, bahkan hampir punah antara lain:
* enyong = aku/ saya
Baris 80 ⟶ 64:
* ''arek'' = mau/ akan
* ''boek'' = kaos kaki
* ''
* ''es grim'' = es krim
* ''gage /
* ''ha-njuk'' = lalu
* ''kambek'' = bersama
* ''koplak'' = gila, tidak masuk akal (kasar)
* ''luweh''= terserah
* ''mbuh/ mberuh'' = tidak tahu
Baris 91 ⟶ 75:
* ''ndais'' = sukurin
* ''ndak'' = apakah
* ''ndak iya (dibaca"ndak iyo") '' = apa benar
* ''rempon'' = ngrumpi
* ''samang'' (halus) = kamu
* ''cuthang/suthang" (kasar) = kaki
* ''sosi'' = kunci
* ''mbirek'' (kasar) = tidur
* ''dheson'' = istilah untuk orang yang mudah marah/tersinggung
* ''saoto'' = soto
* ''
* ''yak'' = jaket
Kata -kata berikut merupakan ungkapan kasar yang tidak baik (''ora ilok''), biasanya diungkapkan ketika sedang kesal/ marah, antara lain:
* ''
* ''
* ''
* ''ndhasmu'' (kasar) = kepalamu
* ''cocote'' (kasar) = mulutmu
* ''sikak'' (kasar) = bulu di antara dubur, bajingan
* ''matane'' (kasar) = mata mu
* ''sutik'' (kasar) = wegah
Baris 112 ⟶ 101:
== Wisata ==
=== Tempat Menarik/ Bersejarah Terdekat ===
* '
* ''Kreteg Kali Galeh'', Jembatan peninggalan zaman Belanda di Sungai (''Kali'') Galeh lama masih digunakan sebagai penyeberangan pejalan kaki. Pada masa penjajahan Belanda, jembatan
* ''Kreteg Rel Sepur'', Jembatan kereta api peninggalan zaman Belanda di Sungai (''Kali'') Galeh, kondisi jembatan saat ini
* ''Masjid
* ''Monumen Stasiun Sepur'', Parakan Wetan. Pada masa perjuangan kemerdekaan, stasiun ini digunakan sebagai terminal pengangkutan para pejuang (terutama dari [[Jawa Timur]]) yang akan ''menyepuh'' (memberikan kekuatan spiritual) [[Bambu Runcing]] kepada para Kyai di Parakan.
* ''Pasar [[Legi]]'', Jetis Kauman.
* ''Pasar Entho'', Parakan Wetan.
* ''Sendang Sidhukun'' atau ''lebih di kenal Pemandian Traji,'' konon di sendang ini pada penjajahan belanda sering dijadikan tempat spiritual saat malam
* ''Pondok Pesantren Kyai Parak'', Kauman Parakan.
* ''Pondok Pesantren Zaidatul Maarif (PPZM)'', Kauman Parakan, Pondok Pesantren tertua di Parakan.
=== Acara/ Peristiwa Menarik ===
* ''Padusan'', acara mandi/ bersuci/ pembersihan badan bersama, dilakukan di sungai/ kolam, sehari sebelum
* ''Parade Kesenian Tradisional Islam'', setiap 1 Muharram/ Sura dipusatkan di Masjid Al Barakah Monumen Bambu Runcing.
* ''Pawai Oncor'', Parade Obor disertai Takbir setiap malam lebaran (1 Syawal).
* ''Sura'', Mantenan Pak Lurah/ bu Lurah, setiap 1 Muharram/ Sura dipusatkan di Pemandian Traji
* ''Nyadran'', acara pembersihan di setiap Kuburan Islam, beberapa hari sebelum
=== Kesenian tradisional ===
* ''Kubro'' ([[Kubrosiswo]]): Tarian dengan memakai seragam &
* ''Jaran Kepang'' ([[Kuda Lumping]]): Tarian dengan menggunakan tunggangan kuda yang terbuat dari bambu dan dihias meriah.
* ''Ndibak'': Lantunan puji-pujian Islami dalam bahasa Arab, yang dinyanyikan bersama-sama yaitu dengan membacakan sebagian kitab [[Barzanji|Barjanji]].
* ''
* ''[[Barzanji|Zanzanen/ Barjanjen]]'' (
* ''Salabat'' di kampung kembaran desa
* ''[[Burdah]]an''. hampir sama dengan ''Ndibak'' tetapi lebih sering dilakukan oleh kaum ibu.
* '''Hadrah''' hampir sama dengan Kadaro tetapi jumlah rebana yang dipakai lebih banyak dan masih sering di lakukan di Linkungan Klewogan di rumah Alm Bpk H. Murtadho (H. Atmo) dan Desa Nglondong yang sering dilakukan di kediaman KH.Masduq Muafiqin pengasuh Ponpes Darussalam
Baris 143 ⟶ 132:
Aneka roti dan kue tradisional dapat diperoleh di beberapa toko (warung) antara lain di Pasar Kembang, toko di Jalan Brigjen Katamso, penjaja di Pasar Entho, maupun Pasar Legi.
Beberapa makanan tradisional (khas) Parakan yang layak dicicipi ataupun dibeli sebagai oleh-oleh antara lain:
* ''Emping Jet (
* ''Intip pisang'', terbuat dari ketan dan kelapa serta berisi buah pisang menjadikan makanan ini sebuah hidangan yang menarik dengan rasa yang kompleks antara gurih dan juga manis.
* ''
* ''
* ''
* ''Coro Bikang'', makanan kecil yang termasuk salah satu jajanan pasar yang terbuat dari telur & krim, rasanya manis
* ''Lemper'', juga merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dengan daging ayam di dalamnya, disajikan dengan dibungkus daun pisang
Baris 153 ⟶ 142:
* ''Wehku'' atau ''Moho'', semacam bikang berwarna putih dan berasa manis.
* ''Pelok'', semacam kue kering berbentuk oval yang berbahan sama dengan kue bolu.
* ''Roti
* ''Cithak'' kue dari beras ketan yang diisi kacang hijau atau kacang tanah yang ditumbuk lalu dikukus bersamaan.
* ''Wedang
* ''Wolak-walik'', kue bakar berbentuk bundar pipih dengan bahan dasar tepung dan pisang, dibungkus daun pisang.
* ''
* ''Widaran'' kue berbenduk angka delapan yang
Makanan di Parakan juga banyak yang dinamai dengan istilah yang
* '''
* '''Tempe Kemul''' tempe bersalut tepung yang digoreng atau semacam
* '''Tahu Cokol''', atau tahu isi irisan wortel, irisan sayur, kecambah dll.
* '''
* '''
* '''Ganjel Rel'''
* '''Semar Mendem''' sejenis lemper, tetapi dibalut dengan kulit dadar yang terbuat dari telur yang digoreng tipis dan isi di dalamnya adalah daging ayam cincang gurih.
* '''
== Lihat pula ==
Baris 175 ⟶ 164:
{{Parakan, Temanggung}}
{{Kabupaten Temanggung}}
{{Authority control}}
|