Parakan, Temanggung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Uzirisky (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Temanggung
|luas=2.22322,23 Ha;km²
|penduduk=46.875 jiwa
|kelurahan=
Glapansari</small><br/>Sunggingsari</small><br/>Caturanom</small><br/>Depokharjo</small><br/>Ringinanom</small><br/>Wanutengah</small><br/>Parakan Kauman</small><br/>Parakan Wetan</small><br/>Dangkel</small><br/>Watukumpul</small><br/>Mandisari</small><br/>Campursalam</small><br/>Nglondong</small><br/>Tegalroso</small><br/>Bagusan</small><br/>Traji</small><br/>
- Glapansari{{br}}
- Sunggingsari{{br}}
- Caturanom{{br}}
- Depokharjo{{br}}
- Ringinanom{{br}}
- Wanutengah{{br}}
- Parakan Kauman{{br}}
- Parakan Wetan{{br}}
- Dangkel{{br}}
- Watukumpul{{br}}
- Mandisari{{br}}
- Campursalam{{br}}
- Nglondong{{br}}
- Tegalroso{{br}}
- Bagusan{{br}}
- Traji{{br}}
|nama camat=Eko Budi Hartono, S.H., M.Si.
|kepadatan=2.207 jiwa/km² ([[2008]])
Baris 28 ⟶ 13:
}}
 
'''Parakan''' ({{lang-jv|ꦥꦫꦏꦤ꧀}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kecamatan ini terletak di lereng [[Gunung Sindoro]]-[[Gunung Sumbing|Sumbing]]. Kecamatan ini dilintasi jalur dari [[Wonosobo]] ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] atau [[Semarang]] dan Yogyakarta ke Jalur Pantura/Jakarta (via Weleri).
 
== Sejarah ==
Berdasarkan catatan sejarah [[Nugroho Notosusanto]], daerah Parakan ini adalah merupakan ''sima'' atau semacam tanah hibah pada masa [[Mataram Kuno]]. Beberapa peninggalan berupa prasasti dan candi bisa ditemui di sekitar wilayah Parakan, di antaranya [[Candi Gondosuli]] yang berada di [[Bulu, Temanggung]].
 
Pada zaman perjuangan kemerdekaan, daerah ini terkenal dengan senjata [[bambu runcing]] bahkan nama [[bambu runcing]] sampai saat ini di abadikan sebagai julukan sebuah klub sepak bola kebanggaan warga kabupaten Temanggung, [[Persitema]] yang berkompetisi di [[Liga Indonesia]] yakni [[Persitema]] Laskar Bambu Runcing . Salah satu tokohnya adalah [[Subchi|K.H. Subchi]] yang dijuluki "Jenderal Bambu Runcing", bersama tokoh-tokoh yang lain yaitu [[Sumo Gunardo|K.H.R. Sumo Gunardo]], [[Nawawi Ichsan|K.H. Nawawi]], [[Muhammad Ali (Bambu Runcing)|K.H. M Ali]], [[Abdurrahman (Bambu Runcing)|K.H. Abdurrahman]], dan tokoh-tokoh lainnya seperti K.H. Mandur, Sahid Baidzowi, Ahmad Suwardi, K.H. Istachori Syam'ani Al-Khafidz dan lain-lain. Parakan juga merupakan tempat lahir tokoh perjuangan nasional [[Mohamad Roem]], yang terkenal sebagai delegasi Indonesia dalam perundingan diplomasi [[Perundingan Roem-Royen|Roem-Roijen]].
 
Dikatakan Parakan karena bersemayam kyai yang disebut parak atau perek. Kyai Parak pertama berasal dari [[Yaman]] dan Kyai Parak yang kedua dari pelarian Mataram ketika [[Amangkurat II]] memerintah dan dalam struktur pemerintahan zaman Belanda tidak pernah tercantum kelurahan Parakan melankanmelainkan Jetis, Klewogan dan sebagainya namun dalam susunan berikutnya menjadi daerah kawedananKawedanan. masihMasih banyak yang harus diungkap tentang parakanParakan termasuk perhatian pemerintah hindiaHindia belandaBelanda dengan parakanParakan karena banyak pelarian tentara diponegoro[[Diponegoro]] yang mengungsi di Parakan sehingga Belanda sengaja menjadikan Parakan sebagai pusat candu agar generasi mudanya rusak dan sulit untuk bergolak menentang Belanda.
 
Parakan pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kabupaten Menoreh]] dengan bupati terakhir KRT. Sumodilogo yang membuat heboh dan meninggal dibunuh oleh tentara [[Diponegoro]]. KRT. Sumodilogo dimakamkan di desa [[Tegalrejo, Bulu, Temanggung]] sedang kepalanya di Selarong, Yogyakarta. Menurut catatan ada beberapa ulama pengikut [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] yang bermukim di Temanggung[[Kabupaten al. Kyai ShuhadaTemanggung|Temanggung]].
 
== Geografi ==
Baris 70 ⟶ 55:
 
=== Keagamaan ===
Mayoritas penduduk Parakan beragama Islam, terbukti dengan banyaknya masjid, langgar atau surau atau musholla dan pesantren di daerah ini. Namun, terdapat juga wihara, kelenteng dan gereja yang membuktikan eksistensi pemeluk agama lain di kota tersebut. Toleransi antarumat beragama di Parakan relatif tinggi yang dibuktikan di antaranya dengan berbagai perayaan hari besar keagamaan yang turut dimeriahkan oleh penganut agama lainnya. Milsanya pada malam sebelum Hari Raya [[Idul Fitri]], masyarakat mengadakan pawai obor keliling kota dan didukung dengan semarak oleh mereka yang beragama lain. Pada saat hari raya Idul Fitri pun mereka yang berlainan agama saling bersilaturahmi tanpa membedakan suku dan agama. Ada juga "Parade Kesenian Tradisional Islam" yang biasanya diadakan tiap tanggal 1 Hijriah (Tahun Baru Islam) berpusat di depan Masjid Jami' Al BarakahBarokah Bambu Runcing, Kauman, Parakan, yang dimeriahkan dengan berbagai macam unjuk kebolehan dari beberapa jenis kesenian, baik yang tradisional maupun modern yang sudah diadakan tiap tahun sejak 1995. Sebaliknya, saat Hari Raya [[Imlek]], masyarakat bersama-sama menikmati hiburan ''Liong'' atau [[Barongsai]] dan kadang-kadang Wayang Potehi atau boneka panggung khas negeri [[Cina]] di halaman kelenteng Hok Tek Tong Parakan. Demikian pula saat hari [[Natal]] sering diadakan hiburan atau ''bazaar'' yang melibatkan masyarakat dari agama lain.
 
=== Bahasa daerah ===
Mayoritas penduduk menggunakan bahasa[[Bahasa Jawa]] sebagai bahasa sehari-hari. Penggunaan strata (''Krama'' - ''Ngoko'') dalam bahasa keseharian juga masih sering dipraktikkan. Dialek Jawa di Parakan tidak jauh berbeda dengan dialek mataramMataram yang merupakan prosentase terbesar dialek bahasa[[Bahasa Jawa]] di [[Jawa Tengah]]. Meski demikian, dialek [[Bahasa Jawa Banyumasan|Banyumasan]] mulai mencampur dalam dialek Parakan. YangContoh paling kentara adalah penggunaan "nyong" sebagai kata ganti orang pertama tunggal, yang serupa dengan dialek [[Bahasa Jawa Banyumasan|Banyumasan]]. Beberapa kata bahkan muncul sebagai ciri dialek yang tidak dapat ditemui pada dialek bahasa[[Bahasa Jawa]] lainnya. Misalnya kata "jotek" yang sinonim artinya dengan kata "emoh" (tidak mau) dalam dialek bahasa Jawa lainnya.
Kata-kata khas lainnya, bahkan hampir punah antara lain:
* enyong = aku/ saya
Baris 79 ⟶ 64:
* ''arek'' = mau/ akan
* ''boek'' = kaos kaki
* ''dedhe'e'' (kasar) = kamu
* ''es grim'' = es krim
* ''gage / gekndanggek ndang'' = ayo cepat / bergegas
* ''ha-njuk'' = lalu
* ''kambek'' = bersama
* ''koplak'' = gila, tidak masuk akal (kasar)
* ''luweh''= terserah
* ''mbuh/ mberuh'' = tidak tahu
Baris 90 ⟶ 75:
* ''ndais'' = sukurin
* ''ndak'' = apakah
* ''ndak iya (dibaca"ndak iyo") '' = apa benar
* ''rempon'' = ngrumpi
* ''samang'' (halus) = kamu
* ''cuthang/suthang" (kasar) = kaki
* ''sosi'' = kunci
* ''mbirek'' (kasar) = tidur
* ''dheson'' = istilah untuk orang yang mudah marah/tersinggung
* ''saoto'' = soto
* ''tota (dibaca "to")'' = to"ta" adalah akhiran kata yang ada dalam kalimat.contohnya Contohnya "opoapa tota, angel tota, modar tota, koplak tota".
* ''yak'' = jaket
 
Kata -kata berikut merupakan ungkapan kasar yang tidak baik (''ora ilok''), biasanya diungkapkan ketika sedang kesal/ marah, antara lain:
* ''jidorjathel'' (kasar) = sukurintidak mau/tidak rasakan akibatnya / biarinsudi
* ''modarjidhor'' (kasar) = mati kau!,mati,sukurin / rasakan akibatnya / biarin
* ''ndasmumodar'',''jingkeng'',''cokik'',''pokik'',''joliding'' (kasar) = kepalamumampus,ah mati kamu, mati, inisukurin
* ''ndhasmu'' (kasar) = kepalamu
* ''cocote'' (kasar) = mulutmu
* ''sikak'' (kasar) = bulu di antara dubur, bajingan
* ''matane'' (kasar) = mata mu
* ''sutik'' (kasar) = wegah
Baris 111 ⟶ 101:
== Wisata ==
=== Tempat Menarik/ Bersejarah Terdekat ===
* ' Kelenteng Hok Tek Tong' ' yang berdiri sejak thtahun 1840 an masih sesuai dengan aslinya walaupun sudah beberapa kali rehabdirehabilitasi pada tahun 1852,1882,1940,1958. dan 2009.papan Papan prasasti tersusun rapi diruangan sebelah utara bangunan utama,
* ''Kreteg Kali Galeh'', Jembatan peninggalan zaman Belanda di Sungai (''Kali'') Galeh lama masih digunakan sebagai penyeberangan pejalan kaki. Pada masa penjajahan Belanda, jembatan tsbtersebut pernah dibumihanguskan oleh para Pejuang untuk menghalau penjajah masuk Kota.
* ''Kreteg Rel Sepur'', Jembatan kereta api peninggalan zaman Belanda di Sungai (''Kali'') Galeh, kondisi jembatan saat ini tinggalmenyisakan beberapa rangka saja.
* ''Masjid AlJami' BarakahAl MonumenBarokah Bambu Runcing'', Kauman Parakan merupakan Markasmarkas perjuangan pada masa penjajahan Belanda. Sudah beberapa kali Masjid bersejarah ini dipugar namun arah kiblat masjid hanya 8 drjtderajat titik barat keutara yang seharusnya 24drjt24 derajat titik barat keutara, jadi kondisi sekarang sholat di masjid Al Barkah Kauman menghadap ke [[Somalia]] tidak ke [[Makkah kapan mau dibetulkan?]].
* ''Monumen Stasiun Sepur'', Parakan Wetan. Pada masa perjuangan kemerdekaan, stasiun ini digunakan sebagai terminal pengangkutan para pejuang (terutama dari [[Jawa Timur]]) yang akan ''menyepuh'' (memberikan kekuatan spiritual) [[Bambu Runcing]] kepada para Kyai di Parakan.
* ''Pasar [[Legi]]'', Jetis Kauman.
* ''Pasar Entho'', Parakan Wetan.
* ''Sendang Sidhukun'' atau ''lebih di kenal Pemandian Traji,'' konon di sendang ini pada penjajahan belanda sering dijadikan tempat spiritual saat malam malam[[Tahun Baru Jawa|1 suroSura]] oleh pejuang asli jawa''.
* ''Pondok Pesantren Kyai Parak'', Kauman Parakan.
* ''Pondok Pesantren Zaidatul Maarif (PPZM)'', Kauman Parakan, Pondok Pesantren tertua di Parakan.
 
=== Acara/ Peristiwa Menarik ===
* ''Padusan'', acara mandi/ bersuci/ pembersihan badan bersama, dilakukan di sungai/ kolam, sehari sebelum RomadhonRamadhan
* ''Parade Kesenian Tradisional Islam'', setiap 1 Muharram/ Sura dipusatkan di Masjid Al Barakah Monumen Bambu Runcing.
* ''Pawai Oncor'', Parade Obor disertai Takbir setiap malam lebaran (1 Syawal).
* ''Sura'', Mantenan Pak Lurah/ bu Lurah, setiap 1 Muharram/ Sura dipusatkan di Pemandian Traji
* ''Nyadran'', acara pembersihan di setiap Kuburan Islam, beberapa hari sebelum RomadhonRamadhan, setelah selesai dilanjutkan dengan makan bersama, biasanya makan [[SegoSega GonoGana]]. Di beberapa desa di lereng Gunung Sumbing, Nyadran tsbtersebut dilakukan dengan memberi makan nasi lengkap beserta lauk pauk kepada saudara/ famili/ orang yang dihormati.
 
=== Kesenian tradisional ===
Baris 133 ⟶ 123:
* ''Jaran Kepang'' ([[Kuda Lumping]]): Tarian dengan menggunakan tunggangan kuda yang terbuat dari bambu dan dihias meriah.
* ''Ndibak'': Lantunan puji-pujian Islami dalam bahasa Arab, yang dinyanyikan bersama-sama yaitu dengan membacakan sebagian kitab [[Barzanji|Barjanji]].
* ''KadaroKadara'' (dibaca Kadaro): lantunan puji-pujian terhadap rosul diiringi tiga buah [[rebana|terbang]] besar yang sampai sekarang masih eksis tiap malam jumah pahing berlatih di musholla wakfiyah (baniBani israelIsrael) karangKarang tengahTengah, parakanParakan kaumanKauman.
* ''[[Barzanji|Zanzanen/ Barjanjen]]'' (selawatanSholawatan jowoJawa) lantunan pijian kepada nabi sawMuhammad SAW dengan musik perkusi tradisioal kelompok ini ada di kampung Nglondong, jogomertanJogomertan, Klewogan, dll .
* ''Salabat'' di kampung kembaran desa campursalamCampursalam, parakanParakan.
* ''[[Burdah]]an''. hampir sama dengan ''Ndibak'' tetapi lebih sering dilakukan oleh kaum ibu.
* '''Hadrah''' hampir sama dengan Kadaro tetapi jumlah rebana yang dipakai lebih banyak dan masih sering di lakukan di Linkungan Klewogan di rumah Alm Bpk H. Murtadho (H. Atmo) dan Desa Nglondong yang sering dilakukan di kediaman KH.Masduq Muafiqin pengasuh Ponpes Darussalam
Baris 142 ⟶ 132:
Aneka roti dan kue tradisional dapat diperoleh di beberapa toko (warung) antara lain di Pasar Kembang, toko di Jalan Brigjen Katamso, penjaja di Pasar Entho, maupun Pasar Legi.
Beberapa makanan tradisional (khas) Parakan yang layak dicicipi ataupun dibeli sebagai oleh-oleh antara lain:
* ''Emping Jet (EntoEntho)'', sejenis emping yang terbuat dari ketela pohon, rasanya gurih.
* ''Intip pisang'', terbuat dari ketan dan kelapa serta berisi buah pisang menjadikan makanan ini sebuah hidangan yang menarik dengan rasa yang kompleks antara gurih dan juga manis.
* ''SegoSega Gana'', nasi yang dicampur dengan sayuran, parutan kelapa, ikan teri, tempe dan kadang-kadang juga ditambah kentang, jeroan iso dll.
* ''GudegGudheg Gurih'', berbeda dengan gudeggudheg yogyaYogya, gudeggudheg di daerah ini manis tapi gurih.
* ''SegoSega Jagung'' (Nasi Jagung) yang disertai sayuran rebus dan rempeyek jagung/teri
* ''Coro Bikang'', makanan kecil yang termasuk salah satu jajanan pasar yang terbuat dari telur & krim, rasanya manis
* ''Lemper'', juga merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dengan daging ayam di dalamnya, disajikan dengan dibungkus daun pisang
Baris 152 ⟶ 142:
* ''Wehku'' atau ''Moho'', semacam bikang berwarna putih dan berasa manis.
* ''Pelok'', semacam kue kering berbentuk oval yang berbahan sama dengan kue bolu.
* ''Roti KlopoKlapa'' kuwekue kering terbuat dari tepung kelapa dan telur enak dan renyah.
* ''Cithak'' kue dari beras ketan yang diisi kacang hijau atau kacang tanah yang ditumbuk lalu dikukus bersamaan.
* ''Wedang RondeRondhe'' wedang ronderondhe di parakanParakan disajikan berupa air rebusan jahe,lalu indil2indil-indil yg terbuat dari tepung beras ketan yang diisi kacang manis dan disajikan panas-panas bersama dengan emping nthomlinjo,kacang goreng,dan beberapa gorengan seperti ndhog glluduggludug dan tempe kemul.
* ''Wolak-walik'', kue bakar berbentuk bundar pipih dengan bahan dasar tepung dan pisang, dibungkus daun pisang.
* ''KipoKipa'' (dibaca "kipo"), kue bakar berbentuk lonjong pipih dengan bahan dasar tepung yang berisi adonan gula jawa dan kelapa, dibungkus daun pisang.
* ''Widaran'' kue berbenduk angka delapan yang di gorengdigoreng dan di lapisidilapisi dengan gula pasir
 
Makanan di Parakan juga banyak yang dinamai dengan istilah yang unik2unik-unik, antara lain:
* '''EndogEndhog GludugGludhug''', secara harafiah bisa diartikan sebagai "telur (''endogendhog'') guling (''gluduggludhug'')". Dibuat dari ketela pohon yang dilumat, dicampur gula, garam & vanili dibentuk bulat dan digoreng, kemudian dilumuri wijen.
* '''Tempe Kemul''' tempe bersalut tepung yang digoreng atau semacam mendoanmendhoan gaya Parakan.
* '''Tahu Cokol''', atau tahu isi irisan wortel, irisan sayur, kecambah dll.
* '''NdasNdhas Borok /sikil krowak '''ketela yang ditumbuk dan dibuat bundar seperti pizza, memakai gula jawa dan taburan parutan kelapa.
* '''RondoRandha Sisik'''
* '''Ganjel Rel'''
* '''Semar Mendem''' sejenis lemper, tetapi dibalut dengan kulit dadar yang terbuat dari telur yang digoreng tipis dan isi di dalamnya adalah daging ayam cincang gurih.
* '''Semar Mendem'''
* '''Semporo Sempara''' hampir sama dengan tiwolthiwul tapi berwarna putih ada taburan kelapa dan gula jawa dibungkus pake daun pisang
 
== Lihat pula ==