Tari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masminook (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Tari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta''' adalah tarian yang berasal dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari ini menggambarkan adu ketangkasan dari para prajurit bertombak yang gagah berani dalam berperang. Gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin.<ref>{{Cite web|last=crew|first=kraton|title=Beksan Lawung Ageng|url=https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/25-beksan-lawung-ageng/|website=kratonjogja.id|lan...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
sudah ada artikel dengan judul Beksan Trunajaya. Mohon gunakan artikel tersebut.
Tag: Pengalihan baru
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Beksan Trunajaya]]
'''Tari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta''' adalah tarian yang berasal dari provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Tari ini menggambarkan adu ketangkasan dari para prajurit bertombak yang gagah berani dalam berperang. Gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin.<ref>{{Cite web|last=crew|first=kraton|title=Beksan Lawung Ageng|url=https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/25-beksan-lawung-ageng/|website=kratonjogja.id|language=en|access-date=2024-05-18}}</ref> ''Beksan Lawung Ageng'' sendiri diciptakan oleh [[Sri Sultan Hamengkubuwono I|Sri Sultan Hamengku Buwono I]] (1755-1792) yang terinspirasi perlombaan ''[[watangan]]''.
 
== Sejarah dan Filosofi ==
Tarian ini merupakan tarian upacara, yang hanya boleh diselenggarakan di waktu-waktu tertentu seperti ulang tahun raja, ulang tahun penobatan, pernikahan putra-putri Sultan, meyambut tamu kehormatan, atau saat-saat yang dianggap istimewa
 
''Beksan Lawung Ageng'' juga mengandung falsafah hidup yang harus dijaga oleh prajurit perang. Melalui tarian ini Sri Sultan Hamengku Buwono I ingin menanamkan nilai-nilai keberanian serta ketangkasan seorang prajurit keraton. Selama lebih dari dua abad, tari ini telah menjadi sarana pembentukan karakter jiwa seorang ksatria melalui kedisiplinan berolah fisik dan berolah batin dari para prajurit.<ref>{{Cite web|date=2020-12-24|title=Perkembangan Beksan Lawung Ageng – UKM Swagayugama|url=https://swagayugama.ukm.ugm.ac.id/2020/12/24/perkembangan-beksan-lawung-ageng/|language=en-US|access-date=2024-05-18}}</ref>
 
Tarian ini menjadi salah satu dari tiga rangkaian tari, yakni ''Lawung Ageng'', ''[[Lawung Alit]]'', dan ''[[Sekar Medura]]''. Pada masa lalu, ketiga tari tersebut dibawakan oleh ''[[Abdi dalem|Abdi Dalem]] Prajurit'' dari regu Trunajaya, salah satu kesatuan dari ''[[Bregada Prajurit Nyutra]]''. Karena itulah tari tersebut juga dikenal sebagai ''Beksan Trunajaya''.<ref>{{Cite web|last=crew|first=kraton|title=Beksan Lawung Ageng|url=https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/25-beksan-lawung-ageng/|website=kratonjogja.id|language=en|access-date=2024-05-18}}</ref>
 
== Referensi ==
<references />