Leonardus Benjamin Moerdani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syah7 (bicara | kontrib)
Syah7 (bicara | kontrib)
(33 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Indonesian name}}
{{pp-semi-indef|small=yes}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME}}
| image = Leonardus Benjamin Moerdani as Commander of the Indonesian National Armed Forces.jpg
| imagesize =
| caption = Foto Resmi Benyamin Moerdani, 1985
| office = Daftar Menteri Pertahanan Indonesia{{!}}Menteri Pertahanan dan Keamanan
| order = ke-17
| term_start = 21 Maret 1988
| term_end = 17 Maret 1993
| president = [[Soeharto]]
| predecessor = [[Poniman]]|
|| successor = [[Edi Sudradjat]]
| office3 = Panglima Tentara Nasional Indonesia{{!}}Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
| order3 = ke-8
| term_start3 = 28 Maret 1983
| term_end3 = 27 Februari 1988
| predecessor3 = [[M. Jusuf]]
| successor3 = [[Try Sutrisno]]
| office2 = Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban{{!}}Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
| order2 = ke-6
| term_start2 = 29 Maret 1983
| term_end2 = 5 September 1988
| predecessor2 = [[Soedomo]]
| successor2 = ''Tidak ada, jabatan dihapuskan''
| birth_date = {{birth date|1932|10|2}}
| birth_place = [[Cepu, Blora|Cepu]], [[Blora]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2004|8|29|1932|10|2}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| party =
| spouse = Hartini Moerdani
|parents father = R.G. Moerdani Sosrodirjo
| danmother = Jeanne Roech
| children = Irene Ria Moerdani
| residence =
| alma_mater =
| occupation =
| allegiance = {{Flag|Indonesia}}
| serviceyears = 1945–19881952–1988
| rank = [[BerkasFile:Pdu22-TNI jendtni komandoArmy-GEN.pngsvg|25px| ]] [[Jenderal]] [[TNI]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| servicenumber = 289461{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1988|p=753}}
| commands =
| unit = [[Infanteri]] ([[Kopassus]])
| battles = {{hidden
|battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]<br/>[[Pembebasan Irian Barat]]<br/>[[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]]<br/>[[Operasi Seroja]]
|''Lihat pertempuran''
|religion = [[Katolik]]
|{{tree list}}
*[[Revolusi Nasional Indonesia]]
** [[Serangan Umum 1 Maret 1949|Serangan umum Maret]]
*[[Pemberontakan Darul Islam]]
* [[Permesta|Pemberontakan Permesta]]
*[[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia|Pemberontakan PRRI]]
** Operasi 17 Agustus
* [[Sengketa Irian Barat]]
**[[Operasi Trikora]]
* [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]]
* [[Invasi Indonesia ke Timor Timur]]
*[[Garuda Indonesia Penerbangan 206]]
{{tree list/end}}
|-
|headerstyle=background:#dbdbdb
|style=text-align:center;
}}
| religion = [[Katolik]]
}}
 
[[Jenderal TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Leonardus Benyamin Moerdani''', atau '''L.B. Moerdani''', atau kerap disebut '''Benny Moerdani''' ({{lahirmati|[[Cepu, Blora|Cepu]], [[Blora]], [[Jawa Tengah]]|2|10|1932|[[Jakarta]]|29|8|2004}}) adalah salah satu tokoh militer [[Indonesia]] paling berpengaruh pada era [[Orde Baru]]. Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia [[intelijen]], sehingga sosoknya banyak dianggap misterius. Selain itu, Ia juga memiliki julukan yang merupakan antitesis dari [[Soeharto]] yaitu "Unsmiling General".<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=2014-10-06|title=Misi-misi Muskil Unsmiling General|url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/146455/misi-misi-muskilunsmiling-general|website=Tempo|language=en|access-date=2023-06-14}}</ref>
 
Moerdani merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan [[pembajakan pesawat]] [[Garuda Indonesia Penerbangan 206]] di [[Bandara Don Mueang]], [[Bangkok]], [[Kerajaan Thai]] pada tanggal [[28 Maret]] [[1981]], peristiwa yang kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah [[maskapai penerbangan]] [[Republik Indonesia]] dan terorisme bermotif ''[[jihad]]'' pertama di Indonesia. Ia juga dianggap banyak kalangan sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap [[peristiwa Tanjung Priok]] dan [[penembakan misterius]] pada tahun 1980-an .
Baris 52 ⟶ 72:
Dalam posisi pemerintahan, selain sebagai [[Panglima ABRI]], ia juga pernah menjabat sebagai [[Menteri Pertahanan dan Keamanan]] dan juga [[Pangkopkamtib]].
 
== AwalRiwayat kehidupanHidup ==
 
=== Awal kehidupan ===
Moerdani lahir pada 2 Oktober 1932 di [[Cepu, Blora|Cepu]], [[Blora]], [[Jawa Tengah]] dari pasangan R.G. Moerdani Sosrodirjo, seorang pekerja [[kereta api]] dan istrinya yang seorang [[orang Indo|Indo Eurasia]] Jeanne Roech, yang memiliki darah setengah Jerman. Moerdani adalah anak ke-3 dari 11 bersaudara. Meskipun seorang Muslim, Moerdani Sosrodirjo mentolerir istrinya dan iman Katolik anak-anaknya.{{sfn|Pour|2007|p=13–14}}
 
=== Karier militer ===
 
==== Karier militer awal ====
Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] tanggal 17 Agustus 1945, Moerdani terjebak dalam gelombang [[nasionalisme]]. Pada bulan Oktober 1945, ketika berusia 13, Moerdani mengambil bagian dalam serangan terhadap markas [[Kempetai]] di [[Solo]] setelah Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia.{{sfn|Pour|2007|p=18}} Ketika [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), cikal bakal [[ABRI]] dibentuk, Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI. Dari brigade ini, Moerdani mengambil bagian dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]] melawan [[Belanda]], dia berpartisipasi dalam sebuah serangan umum yang sukses di Solo.
 
Setelah kemerdekaan Indonesia situasi berangsur aman, Moerdani mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya, lulus dari [[sekolah menengah pertama]] dan melanjutkan ke [[sekolah menengah atas]]; sementara itu ia mengambil pekerjaan paruh-waktu untuk membantu pamannya menjual barangberjualan.{{sfn|Pour|2007|p=33}} Pada tahun 1951, Pemerintah Indonesia mulai melakukan [[demobilisasi]], [[brigade]] Moerdani dianggap telah melakukan tugas cukup baik dan para prajuritnya terus bertugas dengan ABRI. Moerdani, bersama dengan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) dan mulai pelatihan pada bulan Januari 1951. Pada saat yang sama, Moerdani juga mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).
 
Moerdani menyelesaikan pendidikan militernya dari P3AD pada bulan April 1952 dan dari SPI Mei 1952.{{sfn|Pour|2007|p=36}} Ia juga diberi pangkat Pembantu Letnan Satu. 2 tahun kemudian, pada tahun 1954, Moerdani menerima pangkat [[Letnan Dua]] dan ditempatkan di [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|TT/III Siliwangi]], yang memelihara keamanan [[Jawa Barat]].
 
==== KKAD/RPKAD ====
Dalam upaya untuk menghadapi ancaman dari [[Darul Islam]], [[Kolonel]] [[Alex Evert Kawilarang]], Panglima TT/III Siliwangi membentuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (KESKO TT III). Keberhasilan mereka menarik Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta untuk mendukung pembentukan Satuan [[Pasukan Khusus]]. Dengan demikian, pada tahun 1954, Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) dibentuk. Moerdani ditugaskan sebagai pelatih bagi para prajurit yang ingin bergabung dengan KKAD dan diangkat sebagai Kepala Biro Pengajaran. Pada tahun 1956, KKAD mengalami perubahan nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Tidak lama setelah itu, Moerdani diangkat menjadi Komandan Kompi.{{sfn|Pour|2007|p=42}}
 
Baris 70 ⟶ 93:
Setelah penyerahan diri PRRI dan Permesta, Moerdani, ditempatkan di [[Aceh]]. Pada awal 1960, ia mempertimbangkan untuk menjadi pilot pesawat Angkatan Darat tetapi dibujuk oleh [[Ahmad Yani]] yang mengirimnya ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan Sekolah Infanteri Angkatan Darat Amerika Serikat di [[Fort Benning]]. Di sana, Moerdani mengambil bagian dalam Kursus Lanjutan Perwira Infanteri dan berlatih dengan 101st Airborne Division.
 
Moerdani kembali ke Indonesia pada tahun 1961 ketika ABRI sedang mempersiapkan diri untuk pengambilalihan [[Irian Barat]]. Tugas pertamanya adalah melatih pasukan [[pasukan terjun payung]] yang seharusnya mendarat di belakang garis musuh dan menyusup. Bulan-bulan pun berlalu, infiltrasi tidak membawa hasil yang nyata. Pada bulan Mei 1962, Moerdani ditugaskan untuk memimpin penurunan pasukan terjun payung yang terdiri dari tentara RPKAD dan [[Kostrad]].{{sfn|Pour|2007|p=87}} Setelah mendarat di Irian Barat pada akhir Juni 1962, Moerdani memimpin pasukannya dalam pertempuran-pertempuran melawan anggota Angkatan Laut Belanda sampai [[PBB]] ikut campur pada bulan Agustus 1962 dan memutuskan memberikan Irian Barat ke Indonesia. Setelah ada [[gencatan senjata]], Moerdani ditempatkan untuk bertanggung jawab atas semua pasukan gerilya di Irian Barat.
 
Pada tahun 1964, Moerdani kembali ke Jakarta lagi. Prestasinya selama kampanye [[pembebasan Irian Barat]] telah menarik perhatian dari Presiden [[Soekarno]] yang ingin merekrutnya sebagai Ajudan Presiden dan menikahkannya dengan salah satu putrinya,{{sfn|Pour|2007|p=104–105}} namuntetapi Moerdani menolak kedua penawaran tersebut.
 
Pada tahun 1964, Moerdani dan Batalyon RPKAD dikirim ke Kalimantan untuk bertempur dalam [[perang gerilya]] melawan tentara Malaysia dan Inggris sebagai bagian dari [[konfrontasi Indonesia-Malaysia]]. Namun, ia tidak menghabiskan waktu yang lama di Kalimantan, kembali ke Jakarta pada bulan September. Pada tahap ini, Moerdani sekali lagi memikirkan padamemperluas perluasanpengalaman kariernya kali ini ia mencoba untukdan memutuskanmempertimbangkan antara karier sebagaimenjadi komandan teritorial di Kalimantan atau sebagai [[atase militer]]. Dia memilih yangmenjadi terakhiratase danmiliter telahdan meminta untuk ditempatkan di [[Beijing]].
 
Pada akhir 1964, sebuah pertemuan perwira RPKAD diadakan dan Moerdani diundang bersama. Topik dari pertemuan ini adalah untuk membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD, namuntetapi Moerdani keberatan dengan hal ini.{{sfn|Pour|2007|p=132}} Berita keberatan Moerdani sampai ke Yani, yang telah menjadi Panglima Angkatan Darat. Yani memanggil Moerdani dan menuduhnya melakukan pembangkangan. Pertemuan diakhiri dengan Yani memerintahkan Moerdani untuk berpindahdipindahtugaskan dari RPKAD ke Kostrad. Moerdani menyerahkan komando batalyon RPKAD nya pada tanggal 6 Januari 1965.
 
==== KostradKOSTRAD ====
LangkahKepindahan Moerdani dari RPKAD ke Kostrad adalah hal yang tiba-tibamendadak dan belum ada posisi yang disiapkan untuknya. Posisi pertamanya adalah sebagai seorang perwira Operasi dan Biro Pelatihan. Peruntungannya berubah ketika [[Letnan Kolonel]] [[Ali Moertopo]] mengetahui bahwa ia adalah bagian dari Kostrad. Setelah berkenalan dengan Moerdani selama operasi di Irian Barat, Ali mengakui potensi Moerdani dan ingin lebih mengembangkan hal itu. Kebetulan, Ali pada saat itu adalah Asisten Intelijen Komando[[Divisi TempurInfanteri 1/Kostrad|Divisi Infanteri 1]], salah satu unit Kostrad yang ditempatkan di Sumatra dalam persiapan untuk meng[[invasi]]menginvasi Malaysia. Ali merekrut Moerdani menjadi Wakil Asisten Intelijen dan memberinya pengalaman pertama kerja [[intelijen]].
 
Selain menjadi Wakil Asisten Intelijen, Moerdani juga menjadi bagian dari tim intelijen Operasi Khusus (Opsus). Tugasnya adalah untuk mengumpulkan informasi intelijen di [[Malaysia]] dari [[Bangkok]] ia menyamar menjadi penjual tiket [[Garuda Indonesia]].{{sfn|Pour|2007|p=141–142}}
 
Setelah [[Gerakan 30 September]] hancur pada 1 Oktober 1965 oleh [[Pangkostrad]] [[Mayjen]] [[Soeharto]], kegiatanpekerjaan Moerdani diintensifkansemakin banyak. Dia bergabung dengan Ali dan bersama-sama mereka mulai bekerja meletakkanuntuk dasarmerancang untukupaya dalam mengakhiri Konfrontasi tersebut. Upaya mereka memuncak pada tanggal 11 Agustus 1966 ketika Pemerintah Indonesia dan Malaysia menandatangani kesepakatan untuk menormalkan hubungan antara kedua negara.
 
==== Karier diplomatik ====
Meskipun perdamaian telah tercapai, Moerdani tinggal di Malaysia sebagai [[chargé d'affaires]]. Tugas pertamanya adalah untuk menjamin pembebasan tentara Indonesia dan para pejuang gerilya yang telah tertangkap selama Konfrontasi.{{sfn|Pour|2007|p=163}} Pada bulan Maret 1968, bersama seorang [[duta besar]] akhirnya ia ditugaskan di Malaysia, Moerdani menjadi kepala Konsulat Indonesia di Malaysia Barat. Pada saat yang sama, ia terus menjadi bagian dari Opsus dengan tugas melakukan pengawasan terhadap kejadian di dalam [[Perang Vietnam]].
 
Pada akhir tahun 1969, Moerdani dipindahkan ke [[Seoul]] untuk menjadi [[Konsul|Konsul Jenderal]] Indonesia di Korea Selatan. Moerdani dipromosikan dari kolonel menjadi brigadir jenderal pada bulan Februari 1970 sebelum dia mulai bertugas di Seoul.<ref name="Tempo2017">Tempo, 2017, ''Benny Moerdani'', Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, p. 48.</ref> Pada tahun 1973, status Moerdani ditingkatkan dari Konsul Jenderal menjadi chargé d'affaires.
 
==== Perwira intelijen ====
Karier diplomatik Moerdani berakhir tiba-tiba ketika terjadi [[Peristiwa Malari]] di Jakarta pada bulan Januari 1974 dan dalam waktu seminggu setelah peristiwa itu, Moerdani telah kembali ke Jakarta. Presiden Soeharto segera memberinya posisi yang membuatnya memiliki banyak kekuasaan. Moerdani menjadi Asisten Intelijen Menteri Pertahanan dan Keamanan, Asisten Intelijen Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ([[Kopkamtib]]), Kepala Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat), dan Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara ([[Bakin]]).{{sfn|Pour|2007|p=184}}
 
Baris 99 ⟶ 122:
Didampingi oleh pasukan dari [[Kopassandha]], sebelumnya bernama RPKAD, Moerdani berangkat ke Thailand. Meskipun rencananya mengalami beberapa hambatan, terutama dari Pemerintah Thailand, pada akhirnya kesepakatan terjadi untuk mengambil tindakan militer. Pada pagi hari tanggal 31 Maret 1981, Moerdani secara pribadi memimpin pasukan Kopassandha menyerbu pesawat, mengambil kembali kendali itu, dan menyelamatkan para sandera.
 
=== Panglima ABRI ===
[[Berkas:Leonardus Benyamin Moerdani.jpg|jmpl|ka|Jenderal TNI L.B. Moerdani menjadi [[Warga Kehormatan Korps Marinir|warga kehormatan]] [[Korps Marinir]].]]
 
==== Penunjukan ====
Pada bulan Maret 1983, Moerdani mencapai puncak karier militernya ketika Soeharto menunjuknya sebagai [[Panglima ABRI]] dan mempromosikan dirinya menjadi [[Jenderal]].
 
Moerdani mencapai posisi ini dengan sedikit agak berbeda karena ia tidak pernah memerintah di unit yang lebih besar dari batalyon dan tidak menjabat sebagai Panglima Daerah Militer ([[Kodam]]) dan [[Kepala Staf Angkatan Darat]]. Selain sebagai pemimpin ABRI, Moerdani juga ditunjuk menjadi [[Pangkopkamtib]], dan mempertahankan posisinya di Pusintelstrat, yang berganti nama menjadi [[Badan Intelijen Strategis]] (BAIS). Tidak seperti Panglima ABRI [[Orde Baru]] sebelumnya, Moerdani tidak memegang Departemen Pertahanan dan Keamanan.
 
==== ReorganisasiRe-organisasi ABRI ====
Moerdani segera mengambil langkah untuk membenahi ABRI, pemotongan anggaran, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan profesionalisme sebagai tujuan langsungnya.{{sfn|Pour|2007|p=239}}
 
Baris 111 ⟶ 136:
 
Moerdani juga mengurangi porsi kurikulum non-militer [[Akabri]]. Untuk meningkatkan kualitas input Akademi serta untuk memperkuat basis nasionalis, Moerdani mengonsep sekolah menengah atas untuk melatih bakat bangsa yang cerah untuk kemudian menjadi anggota kelompok elit nasional ([[SMA Taruna Nusantara]], sekarang berjalan dan terletak bersamaan dengan Akademi ABRI di [[Magelang]]). Moerdani juga meningkatkan kerja sama antara Angkatan Bersenjata negara-negara [[ASEAN]].{{sfn|Pour|2007|p=242}}
 
==== Peristiwa Tanjung Priok ====
Latar belakang Benny Moerdani yang beragama Katolik akan mencuat ke permukaan pada tahun 1984 ketika bersama-sama dengan Panglima Kodam V/Jayakarta, [[Mayor Jenderal]] [[TNI]] [[Try Sutrisno]], memerintahkan untuk menggunakan [[Peristiwa Tanjung Priok|tindakan keras terhadap demonstran Islam]] di [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]], Jakarta yang mengakibatkan kematian. Moerdani mengklaim bahwa para demonstran telah terprovokasi dan tidak bisa dikendalikan secara damai dan sebagai hasilnya ia memerintahkan tindakan keras.{{sfn|Pour|2007|p=264}} Moerdani bersikeras bahwa dia tidak pernah ingin menganiaya [[Muslim]] dan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah Muslim di seluruh Jawa untuk meningkatkan citranya dengan Muslim.
 
Sebagai [[Panglima ABRI]], Moerdani bisa dibilang sebagai orang paling kuat kedua secara [[de facto]] dalam aspek sosial dan politik di Republik Indonesia saat itu, setelah [[Soeharto]].
 
==== Karier politikPenghentian ====
Ia tidak lagi menjabat sebagai Panglima ABRI per 10 Februari 1988 dengan diganti oleh Try Soetrisno (yang kemudian menjadi Wakil Presiden untuk periode selanjutnya).<ref>{{Cite web|date=2023-06-12|title=Jalan Try Sutrisno ke Kursi RI 2|url=https://historia.id/politik/articles/jalan-try-sutrisno-ke-kursi-ri-2-vVWXO|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-06-14}}</ref> Banyak pihak menduga bahwa tindakan ini dilakukan sebagai akibat kecurigaan Soeharto bahwa Benny Moerdani mendukung [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI (Partai Demokrasi Indonesia)]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1987|Pemilihan umum 1987]] serta dugaan bahwa Ia akan mensabotase jabatan yang akan diberikan kepada [[Soedharmono]].
=== Sidang Umum MPR 1988 ===
 
=== Karier politik ===
 
==== Sidang Umum MPR 1988 ====
Pada tahun 1988, hubungan Moerdani dengan Soeharto telah memburuk. Meskipun ia setia kepada Soeharto, Moerdani cukup tegas untuk mengkritik Presiden soal [[korupsi]] dan [[nepotisme]] dalam rezimnya. Pada saat ini, Moerdani menjadi musuh dari [[Prabowo Subianto]], menantu Soeharto.
 
Baris 132 ⟶ 162:
Banyak yang percaya bahwa Moerdani bertanggung jawab atas kontroversi pencalonan Sudharmono. Diyakini bahwa serangan [[Brigjen]] [[Ibrahim Saleh]] kepada Sudharmono dan pencalonan Ketua [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) [[Djaelani Naro]] sebagai Wakil Presiden adalah pekerjaan Moerdani. Namun, keinginan Suharto terwujud pada akhirnya Sudharmono terpilih menjadi Wakil Presiden.
 
==== Menteri Pertahanan dan Keamanan ====
Meskipun ada upaya untuk menggagalkan Sudharmono, Soeharto tidak menurunkan Moerdani dan menunjuknya sebagai [[Menteri Pertahanan dan Keamanan]]. Namun, Moerdani kehilangan sebagian dari kekuasaannya pada bulan September 1988 dengan dibubarkannya [[Kopkamtib]].
 
Baris 143 ⟶ 173:
}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hal ini mendorong Soeharto menjanjikan tindakan keras terhadap siapa saja yang berani menggantikannya secara inkonstitusional.
 
==== Sidang Umum MPR 1993 ====
Sebelum Sidang Umum MPR 1993, Moerdani dipandang sebagai insinyur pencalonan [[Try Sutrisno]] sebagai Wakil Presiden. Soeharto tidak senang dengan pencalonan itu dan menerima Try dengan berat hati. Penghiburan bagi Soeharto adalah bahwa ia tidak memasukan nama Moerdani ke kabinet berikutnya sekaligus mengakhiri karir politik Benny Moerdani.
 
== Kehidupan Pribadi ==
Moerdani menikah dengan Hartini, seorang pramugari Garuda Indonesia, pada 12 Desember 1964 di catatan sipil setelah melalui masa pacaran yang tak mudah selama delapan tahun. Sebagai seorang kepala keluarga, ia termasuk orang yang "gila kerja". Diketahui ia memiliki kamar sendiri di kantor, lengkap dengan segala kebutuhannya. Ia jarang berada di rumah pribadinya karena sering menjalankan misi rahasia bahkan tanpa pamit pada sang istri. Saat hendak melahirkan pun Hartini tidak mengetahui keberadan suaminya. Hampir saja anak mereka diberi nama Harbeni Takariana oleh Presiden Soekarno, namun akhirnya Moerdani segera pulang dan mengubah nama anaknya menjadi Ria Moerdani. Meski terkesan dingin, Moerdani adalah sosok yang romantis. Ia selalu memakan bekal buatan istrinya yang ia bawa dari rumah atau diantar ke kantor. Pada hari menjelang pernikahan anak semata wayangnya, ia sebenarnya sedang sakit pingang namun ngototbersikeras untuk memasang sendiri ''bleketepe''. Ketika menyaksikan misa pemberkatan putrinya di Gereja Katedral, Moerdani tak kuasa menahan tangis haru ketika lagu ''[[Salam Maria|Ave Maria]]'' dilantunkan. Tangis Moerdani kembali pecah ketika ia memberi nasihat pernikahan kepada anak dan menantunya.<ref>{{Cite book|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/908556191|title=Benny Moerdani yang belum terungkap.|location=Jakarta|isbn=978-979-9108-29-6|edition=Cetakan pertama|others=Kepustakaan Populer Gramedia|oclc=908556191}}</ref>
 
Ada dugaan bahwa keretakan hubungan Soeharto dengan Benny Moerdani diakibatkan oleh keberanian Benny Moerdani untuk menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang tidak menyukai keikutsertaan anak-anak Soeharto di dalam dunia bisnis ketika mereka berdua sedang bermain biliar di kediaman pribadi Soeharto di Jalan Cendana.<ref>{{Cite web|title=TAWA Presiden Soeharto di Meja Biliar Berubah Murka, Gegara Teguran LB Moerdani, Belakangan Terbukti|url=https://newsmaker.tribunnews.com/2021/01/04/tawa-presiden-soeharto-di-meja-biliar-berubah-murka-gegara-teguran-lb-moerdani-belakangan-terbukti|website=Tribunnewsmaker.com|language=id-ID|access-date=2023-06-14}}</ref>
 
== WafatKematian ==
[[Berkas:LB Moerdani-TMPNU Kalibata 1.jpg|al=Makam Benny Moerdani di TMP Kalibata|jmpl|Makam Benny Moerdani di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.]]
 
== Wafat ==
Moerdani meninggal dunia sekitar pukul 01.00 WIB, Minggu 29 Agustus 2004 di [[RSPAD Gatot Subroto]], Moerdani sudah dirawat di rumah sakit tersebut sejak 7 Juli 2004 karena [[stroke]] dan [[radang paru-paru|infeksi paru-paru]].<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0408/30/nas05.htm |title=In Memoriam Benny Moerdani — Sosok Intelijen yang Misterius |access-date=2014-06-15 |archive-date=2014-01-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140124172231/http://www.suaramerdeka.com/harian/0408/30/nas05.htm |dead-url=yes |work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]] }}</ref> Dia meninggalkan seorang istri, satu putri, dan lima cucu. Jenazahnya disemayamkan rumah duka Jalan Terusan Hang Lekir IV/43, Jakarta Selatan dan kemudian di Markas Besar TNI Angkatan Darat. Upacara penghormatan jenazah di Mabes AD dipimpin oleh [[Kepala Staf Angkatan Darat]], Jenderal TNI [[Ryamizard Ryacudu]]. Ia dimakamkan hari itu pula pukul 13.45 WIB di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], dengan inspektur upacara [[Panglima TNI]], Jenderal TNI [[Endriartono Sutarto]].<ref>[http://news.liputan6.com/read/85046/hari-ini-lb-moerdani-dimakamkan Hari Ini L.B. Moerdani Dimakamkan]</ref>
 
Baris 157 ⟶ 191:
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
| colspan="4"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Sakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Utama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Pratama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Peringatan Kemerdekaan.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. V.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana GOM VII.gif |width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Seroja.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Medali Veteran Perdamaian.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of the Yugoslavian Star With Golden Wreath Rib.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Diplomatic Service Merit (Class 3) Heung-In Medal ribbon.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=EGY Order of the Republic - Grand Officer ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of the White Elephant - 1st Class (Thailand) ribbon.pngsvg|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=ROK Order of National Security Merit (Gugseon) Ribbon.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PHL Distinguished Service Star ribbon bar.png|width=100}}
Baris 205 ⟶ 242:
|}
 
{| class="wikitable" width="7080%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (10 Agustus 1987)<ref name="moerdanimahaputera12">{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021}}</ref><ref>{{Cite book|last=DPP Golkar|first=Indonesia|date=1986|url=https://www.google.co.id/books/edition/Mediakarya/XVbpAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=gubernur+terima+bintang+jasa&pg=RA8-PA44&printsec=frontcover|title=Mediakarya
majalah bulanan Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya · Edisi 31-52|location=Indonesia|publisher=Golongan Karya (Organization). Dewan Pimpinan Pusat|pages=44|url-status=live}}</ref>
| colspan="21"|[[Bintang Mahaputera Utama]] (27 Juli 1982)<ref name="moerdanimahaputera12"/>
| colspan="1"|[[Bintang Sakti]] (19 Februari 1963)<ref>{{cite web|url=https://tirto.id/bintang-sakti-untung-sjamsuri-dan-benny-moerdani-crc7|date=22 Juni 2017|title=Bintang Sakti Untung Sjamsuri dan Benny Moerdani|first=Petrik|last=Matanasi|editor-first=Dea|editor-last=Anugrah|access-date=7 Oktober 2022|work=Tirto}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Utama]] (1987)<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=1987-08-22|title=Penghargaan penyerahan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/29797/penghargaanpenyerahan|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Utama]] (1987)<ref name="Administrator">{{Cite web|last=Administrator|date=1987-04-11|title=Menerima empat bintang utama|url=https://majalah.tempo.co/read/album/31176/menerima-empat-bintang-utama|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Utama]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka PaksiJalasena|Bintang Kartika Eka PaksiJalasena Utama]] (1987)<ref name="Administrator"/>
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang JalasenaSwa Bhuwana Paksa|Bintang JalasenaSwa Bhuwana Paksa Utama]] (1987)<ref name="Administrator"/>
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana PaksaBhayangkara|Bintang Swa Bhuwana PaksaBhayangkara Utama]] (1987)<ref name="Administrator"/>
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Utama]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma UtamaNararya]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VII]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VII]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|-
!Baris ke-7
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Seroja]]
| colspan="1"|Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia (1989)<ref>{{Cite web|last=Tempomedia|title=Penghargaan bintang LVRI|url=https://majalah.tempo.co/read/album/22261/penghargaan-bintang-lvri|website=majalah.tempo.co|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star with Golden Wreath]] - Yugoslavia
| colspan="1"|[[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star with Golden Wreath]] - Yugoslavia (1975)<ref>{{Cite web|date=2017-08-11|title=Recipient Order of Yugoslav Star|url=https://gmic.co.uk/topic/71652-recipient-order-of-yugoslav-star/|website=Gentleman's Military Interest Club|language=en-GB|access-date=2024-05-28}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Diplomatic Service Merit#Grades|Order of Diplomatic Service Merit - 3rd Class (Heung-in Medal)]] - Korea Selatan
|-
!Baris ke-8
| colspan="1"|[[:en:Order of the Republic (Egypt)|Order of the Republic, 2nd Class]] - Mesir
| colspan="1"|[[:en:Order of the White Elephant|Knight Grand Cross of the Most Exalted Order of the White Elephant (K.C.E.)]] - Thailand (1984)<ref name="Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 151-163">{{Cite book|last=Departemen Pertahanan-Keamanan, Staf Pembinan Karyawan|first=Indonesia|date=1963|url=https://www.google.co.id/books/edition/Mimbar_kekaryaan_ABRI/kBy5AAAAIAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kepala+staf+angkatan+bersenjata+terima+bintang&pg=RA3-PA72&printsec=frontcover|title=Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 151-163|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Angkatan Bersenjata|pages=72|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of National Security Merit#Grades|Order of National Security Merit - 2nd Class (Gukseon Medal)]] - Korea Selatan
| colspan="1"|[[:en:Distinguished Service Star|Distinguished Service Star]] - Filipina
|-
!Baris ke-9
| colspan="1"|[[:en:Philippine Legion of Honor|Commander of the Philippine Legion of Honor (C.L.H.)]] - Filipina (1988)<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=1988-03-05|title=Penghargaan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/24689/penghargaan|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[Darjah Yang Mulia Pangkuan Negara|Panglima Mangku Negara (P.M.N.)]] - Malaysia (1984)<ref name="Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 151-163"/><ref>{{cite web|url=http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1984.pdf|title=SENARAI PENUH PENERIMA DARJAH KEBESARAN,
BINTANG DAN PINGAT PERSEKUTUAN TAHUN 1984|access-date=7 Oktober 2022|archive-date=30 Mei 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20181223074748/http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1984.pdf|url-status=active}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Paduka Keberanian Laila Terbilang|Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang - Peringkat Pertama (D.P.K.T.)]] - Brunei (1985)<ref>{{Cite book|last=Department of Information, Ministry of Culture, Youth and Sports, Brunei Darussalam|first=Brunei|date=1985|url=https://www.google.co.id/books/edition/Brunei_Darussalam/O95RAQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=general+moerdani+received+state+honour&dq=general+moerdani+received+state+honour&printsec=frontcover|title=Brunei Darussalam
Edisi 1-41|location=Brunei|publisher=Brunei. Jabatan Penerangan, Brunei. Jabatan Penyiaran dan Penerangan|pages=7|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Independence (Jordan)|Grand Cordon of the Order of Independence]] - Yordania
|-
!Baris ke-10
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of Malaysia#Military orders and medals|Pingat Panglima Gagah Angkatan Tentera (P.G.A.T.)]] - Malaysia (1986)<ref>{{Cite book|last=Bersenjata|first=Indonesia Angkatan|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=PB65AAAAIAAJ&pg=RA14-PA71&lpg=RA14-PA71&dq=panglima+tni+terima+Bintang+kehormatan+PGAT&source=bl&ots=-wTvb-m3bf&sig=ACfU3U2ZiyNlpTsB4Ct-cuDeUCtEcXvmzg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiL3M_5maf-AhXxxjgGHXY4CeE4FBDoAXoECAUQAg#v=onepage&q=panglima%20tni%20terima%20Bintang%20kehormatan%20PGAT&f=false|title=Mimbar kekaryaan ABRI.|publisher=Departemen Pertahanan Keamanan, Staf Pembinan Karyawan|language=id}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of the Crown of Johor|Sri Paduka Mahkota Johor (S.P.M.J.)]] - Johor (1986)<ref>"Honours for 177 on Sultan's 54th birthday", ''New Straits Times'', 8 April 1986.</ref><ref>{{Cite web|last=Administrator|date=1986-04-12|title=Menerima bintang kehormatan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/34837/menerima-bintang-kehormatan|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-25}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of the Star of Hornbill Sarawak|Datuk Patinggi Bintang Kenyalang (D.P.)]] - Sarawak (1986)
| colspan="1"|[[:en:Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera)|Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera) (D.U.B.C.)]] - Singapura (30 Juni 1987)<ref>{{Cite web|title=President Wee Kim Wee conferring Singapore's highest military award to General Benny Moerdani on 30 June 1987 - BookSG - National Library Board, Singapore|url=https://eresources.nlb.gov.sg/printheritage/image.aspx?id=d0b2c040-8671-4964-b65f-64676891148e|website=eresources.nlb.gov.sg|access-date=2023-02-05}}</ref><ref>{{Cite web|title=Indonesian Armed Forces Commander-in-Chief General Benny …|url=https://www.nas.gov.sg/archivesonline/photographs/record-details/fd2fb5b9-1161-11e3-83d5-0050568939ad|website=www.nas.gov.sg|access-date=2023-02-05}}</ref>
Baris 290 ⟶ 333:
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Panglima ABRI]] |tahun = 1983–1988|pendahulu = [[M. Jusuf]] |pengganti = [[Try Sutrisno]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Pangkopkamtib]] |tahun = 1983–1988|pendahulu = [[Sudomo]] |pengganti = Tidak ada,<br>jabatan dihapuskan}}
{{End}}{{Kabinet Pembangunan V}}{{Kabinet Pembangunan IV}}{{Menteri Pertahanan Indonesia}}{{Panglima TNI}}{{Authority control}}
 
<!--<sup>[2]</sup> Moerdani mulai mengangkat senjata sebagai [[Tentara Pelajar]] saat masih 14 tahun. Sebagai anak muda yang belum berpengalaman, beliau nyaris tewas dua kali saat pletonnya diserang dari sisi dan saat melarikan diri di Sekarpace. Dua kakaknya juga turut berjuang, salah satunya menjadi pasukan pengawal [[Slamet Rijadi]].
Baris 319 ⟶ 362:
[[Kategori:Panglima Komando Keamanan dan Ketertiban]]
[[Kategori:Tokoh Kopassus]]
[[Kategori:Jerman-Tokoh Indonesia keturunan Jerman]]
[[Kategori:Tokoh dari Blora]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
Baris 333 ⟶ 376:
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]