Tionghoa Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Pembatalan |
||
(17 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{ethnic group|group=Tionghoa Jakarta
|image=[[Berkas:Mangga Dua Jakarta's Chinatown.jpg|300px]]
|poptime=[[Provinsi Papua Barat]]: 632.372 ([[sensus 2010]]<ref>http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html?pageNumber=43</ref>)▼
|image_caption= Gerbang [[Pecinan]] di [[Mangga Dua Square]].
▲|poptime=[[
}}
Baris 7 ⟶ 8:
Di daerah Pecinan umumnya terdiri dari ruko (singkatan dari rumah toko) dan terdapat [[kelenteng]] (dulunya disebut kuil) yang merupakan tempat bersembahyang atau tempat pemujaan Dewa-Dewi kepercayaan etnis Tionghoa. Ruko yang ada di sepanjang Pecinan digunakan untuk tempat berdagang atau berjualan, sekaligus sebagai tempat tinggal warga Tionghoa. Bangunan dan rumah yang ada di kawasan Pecinan dapat terlihat dari ciri-ciri fisiknya yang pada umumnya berupa bangunan berlantai dua. Lantai satu pada umumnya dipakai sebagai tempat usaha, sedangkan lantai dua digunakan sebagai tempat tinggal.
== Sejarah ==
Jauh sebelum [[Belanda]] membangun [[Batavia]] (kini Jakarta) pada tahun [[1619]], orang-orang Tionghoa sudah tinggal di sebelah Timur [[Sungai Ciliwung]] yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan itu. Mereka menjual [[arak]], [[beras]] dan kebutuhan lainnya termasuk air minum bagi para pendatang yang singgah di pelabuhan. Namun, ketika Belanda membangun loji (bangunan bersejarah peninggalan Belanda) di tempat itu, mereka pun kemudian diusir. Setelah muncul peristiwa Pembantaian Orang Tionghoa di Batavia (tanggal [[9 Oktober]] [[1740]]), orang-orang Tionghoa ditempatkan di kawasan Glodok yang tidak jauh dari
== Referensi ==
{{Tionghoa Indonesia}}
[[Kategori:Tionghoa
|