Aksara Kawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) |
Membatalkan 1 suntingan by 114.5.253.88 (bicara): Suntingan uji coba (TW) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(40 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Writing system
|name=Aksara Kawi
|altname={{Script|Kawi|𑼒𑼮𑼶}}
|type=[[Abugida]]
|languages=[[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]], [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
|fam1={{hipotesis abjad Aram-Brahmi}}
|
|
|fam5=[[Aksara Brahmi]]▼
|sisters={{keluarga kawi}}
|time=abad ke-8 hingga 16
Baris 14 ⟶ 12:
|iso15924=
|sample=Aksara kawi name.png
|image_size=150px
}}
'''Aksara Jawa Kuno''' atau '''Aksara Kawi''' (dari [[bahasa Jawa Kuno]]: ''kawi'', yang berarti "pujangga, penyair; mahir dalam mengubah puisi")<ref>Zoetmulder, P.J, dan Robson, $.0. (2006). Kamus Jawa Kuna-Indonesia. (Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna, Penerjemah). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.[https://kbbi.kemdikbud.go.id/Cari/Etimologi?eid=37983]</ref> adalah aksara historis yang terutama ditemukan di [[Pulau Jawa]] dan digunakan di sebagian besar wilayah Asia Tenggara antara abad ke-8 hingga ke-16.<ref name="ucs">[http://std.dkuug.dk/JTC1/SC2/WG2/docs/n4266.pdf Proposal pendahuluan pengkodean aksara Kawi dalam UCS]</ref><ref name=as/>
Bukti tertua mengenai bentuk awal aksara Kawi adalah [[prasasti Plumpungan]] tahun 750 Masehi yang berasal dari [[Salatiga]], [[Jawa Tengah]]. Aksara Kawi juga ditemukan di luar Pulau Jawa seperti [[Bali]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan [[Filipina]].<ref name=bayu>Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah 2020. [https://www.unicode.org/L2/L2020/20284r-kawi.pdf Proposal to encode Kawi]</ref>
Aksara Kawi merupakan pendahulu bagi aksara-aksara Nusantara yang lebih moderen, seperti [[aksara Jawa]] (Hanacaraka), [[aksara Bali]], dan [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]] (baik kuna maupun standar).<ref name=ucs/>▼
▲
== Ciri-ciri ==
[[Berkas:Ciri aksara kawi.jpg|jmpl|Suku kata /ka/ ditulis dengan satu huruf. Tanda baca mengubah, menambah, atau menghilangkan vokal suku kata tersebut. Huruf mempunyai bentuk subskrip untuk menulis tumpukan konsonan.]]▼
Aksara Kawi
Sejumlah tanda baca mengubah vokal (layaknya harakat pada [[abjad Arab]]), dan menambahkan konsonan akhir. Beberapa tanda baca dapat digunakan bersama-sama, tetapi tidak semua kombinasi diperbolehkan. Tanda baca teks termasuk koma, titik, serta tanda untuk memulai dan mengakhiri bagian-bagian teks.<ref name=as>http://www.ancientscripts.com/kawi.html</ref>
▲[[Berkas:Ciri aksara kawi.jpg|jmpl|kiri|Suku kata /ka/ ditulis dengan satu huruf. Tanda baca mengubah, menambah, atau menghilangkan vokal suku kata tersebut. Huruf mempunyai bentuk subskrip untuk menulis tumpukan konsonan.]] {{clr}}
Aksara Kawi memiliki huruf subskrip yang digunakan untuk menulis tumpukan konsonan, setara dengan ''pasangan'' dalam [[aksara Jawa]] dan ''pangangge'' dalam [[aksara Bali]]. Namun beberapa inskripsi aksara Kawi tidak menggunakan pasangan dalam penulisannya, seperti prasasti pada [[Candi Sukuh]] di [[Kabupaten Karanganyar]], Jawa Tengah.<ref>[http://www.karanganyarkab.go.id/20110628/candi-sukuh/ Situs Resmi Kabupaten Karanganyar]</ref><ref>[http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/238574/menelusuri-candi-sukuh-jejak-keruntuhan-kerajaan-majapahit-008-isn.html Situs Berita Merdeka]</ref>
Berikut contoh penulisan aksara Kawi dengan sampel teks dari ''[[Kakawin Ramayana]]'':<br />
[[Berkas:Kawi sample.jpg|350px|kiri|''Jahnī yāhning talaga kadi langit'' (air telaga jernih bagaikan langit). Cuplikan dari ''Kakawin Ramayana'', 16.31, (''Bhramara wilasita)]]{{clr}}
==
Aksara Jawa Kuno berasal dari [[aksara Pallawa]] yang mengalami penyederhanaan bentuk huruf pada sekira abad ke-8. Aksara Pallawa itu sendiri merupakan turunan [[aksara Brahmi]] dan berasal dari daerah India bagian selatan. Aksara Pallawa menjadi induk semua aksara daerah di Asia Tenggara (e.g. aksara Thai, aksara Batak, aksara Burma).▼
▲Aksara
Perbedaan terpenting antara aksara Pallawa dengan aksara Jawa Kuno antara lain adalah:▼
* Aksara Jawa Kuno cukup sering menggunakan tanda virama untuk menghilangkan vokal pada huruf konsonan, sedangkan aksara Pallawa biasanya hanya menggunakan virama di akhir kalimat atau di akhir bait.▼
* Aksara
▲* Aksara
* Aksara Kawi memiliki bentuk karakter berbeda dibandingkan dengan aksara Pallawa, walaupun beberapa huruf masih ada kemiripan.
Khazanah Kawi diperoleh terutama dari inskripsi (batu maupun logam). Namun demikian, banyak juga naskah-naskah tulisan sastra yang menggunakan aksara ini di atas lembaran lontar, yang mengalami perubahan secara perlahan sesuai dengan proses penyalinan dari masa ke masa. Semenjak abad ke-16, praktis aksara Kawi menjadi aksara historis yang tidak dipakai sehar-hari dan digantikan dengan aksara [[hanacaraka]] dan juga abjad Arab ([[Abjad Pegon|pegon]]).
=== Periodisasi ===
Aksara Kawi tidaklah homogen, baik bentuk maupun pengejaannya. Ini terjadi karena panjangnya masa penggunaan (tujuh abad) serta latar belakang sastra penulisnya. Pengenalan terhadap gaya penulisan sesuai periode ini membantu para [[Epigrafi|epigraf]] dan [[Arkeologi|arkeolog]] dalam menentukan kronologi dokumen yang memuat tulisan tersebut. J. G. de Casparis (1975) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan aksara Kawi{{Butuh rujukan}}, yaitu:
** Bentuk Kuno:
** Bentuk Standar atau gaya Mataraman: Contohnya terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan [[Mataram Kuno|Kerajaan Mataram]] periode [[Jawa Tengah]], seperti dari masa pemerintahan [[Rakai Kayuwangi|Dyah
*
* '''Aksara
=== Perkembangan ===▼
Aksara Kawi, terutama dari periode Majapahit, dianggap sebagai induk [[aksara Jawa|aksara Jawa Modern]] dan [[aksara Bali]]. Modifikasi ini menyesuaikan dengan perubahan bunyi yang terjadi pula dalam bahasa yang bersangkutan.
Kebutuhan pendidikan dan akademik mendorong pengajuan modernisasi aksara Kawi dengan mengusulkannya untuk mendapatkan kode Unicode<ref name="ucs" />.
▲* Aksara Jawa Kuno Awal / Aksara Kawi Awal (750–925 M)
▲** Bentuk Kuno: Contohnya terdapat pada Prasasti Dinoyo dari [[Malang]], Prasasti Sangkhara dari [[Sragen]], dan Prasasti Plumpungan dari [[Salatiga]].
▲** Bentuk Standar: Contohnya terdapat pada prasasti-prasasti dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi dan Rakai Balitung; misalnya Prasasti Rukam dari [[Temanggung]], Prasasti Munduan dari Temanggung, dan Prasasti Rumwiga dari [[Bantul]].
▲* Aksara Jawa Kuno Akhir / Aksara Kawi Akhir (925–1250 M), dapat dilihat pada prasasti-prasasti dari zaman [[Kerajaan Medang]] di Jawa Timur dan [[Kerajaan Kediri]]; misalnya Prasasti Lemahabang dari [[Lamongan]], Prasasti Cibadak dari [[Sukabumi]], dan Prasasti Ngantang dari Malang.
▲* Aksara Majapahit (sekira antara 1250–1450 M): Contohnya terdapat pada prasasti-prasasti dari zaman [[Kerajaan Majapahit]]; misalnya Prasasti Kudadu dari [[Mojokerto]], Prasasti Adan-adan dari [[Bojonegoro]], dan Prasasti Singhasari dari Malang.
<!--
▲== Perkembangan ==
▲Aksara Jawa Kuno merupakan induk semua aksara daerah di Nusantara – kecuali mungkin aksara daerah di Pulau Sumatra (e.g. [[Aksara Batak]], [[Aksara Kerinci]], [[Aksara Lampung]]). Hal ini dikarenakan di Pulau Sumatra bentuk peralihan dari Aksara Pallawa ke aksara daerah tidak bisa dianggap sama dengan Aksara Jawa Kuno. Biasanya bentuk peralihan ini disebut dengan nama Aksara Proto-Sumatra atau Aksara Sumatra Kuno (Damais, 1955 & 1995).
Seiring perubahan cara penulisan dan media penulisan maka sejak abad
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Jawa: [[Aksara Buda]], [[Aksara Sunda Kuno]], [[Aksara Jawa|Aksara Jawa Baru]].
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Sulawesi: [[Aksara Lontara]].
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Bali: [[Aksara Bali]].
-->
== Huruf ==
Tabel aksara
[[Berkas:Old Javanese Script Consonant.jpg|Tabel huruf-huruf konsonan aksara Kawi|500px]]
[[Berkas:Old Javanese Script Vowel.jpg|Tabel huruf-huruf vokal dan angka aksara Kawi|500px]]
Baris 68 ⟶ 80:
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Beschreven steen TMnr 60037341.jpg|Prasasti bertuliskan aksara Kawi
File:Adityawarman batu tulis.jpg|Batu tulis Adityawarman di Pagaruyung
File:Kakawin Sumanasantaka Revisi.jpg|Kutipan Kakawin Sumanasantaka dalam aksara Kawi
</gallery>
|