Astini: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
==Penagihan hutang==
Astini memang terkenal sering meminjam uang kepada tetangga-tetangganya karena kondisi ekonominya yang kekurangan. Kepada Puji Astutik, ia berhutang Rp20 ribu. Kepada Ibu Sukur atau Rahayu ia berhutang sebesar Rp1.250.000. Kepada Sri Astutik Wijaya, ia berhutang Rp250 ribu dan Rp300 ribu (total Rp550 ribu). Semuanya ditolak untuk dibayar dan membuat si penagih utang berkata-kata kasar. Inilah yang kemudian menjadi dalih tersinggung saat dihina.<ref name=liputan6/>
==Pembunuhan==
Baris 14:
==Penahanan==
Polisi segera menahan Astini dan menginterogasinya. Berdasarkan pengakuan Astini, ia melakukan hal serupa kepada Rahayu dan Sri Astutik yang juga hilang dari Kampung Malang pada 1992 dan 1993. Kejahatannya juga sama persis, bermotif tersinggung karena ditagih hutang dengan kata-kata kasar. Ia juga memotong-motong tubuh keduanya menjadi 10 bagian kemudian membuangnya.<ref name=liputan6/> Pada tahun 1993 sempat ditemukan potongan tangan yang belakangan diyakini adalah milik Sri Astutik. Sementara jasad Rahayu tidak pernah ditemukan.
==Vonis dan Eksekusi==
Baris 24:
==Penimbangan ulang hukuman mati==
Kasus Astini sering dijadikan pertimbangan ulang terhadap hukuman mati.<ref>[http://www.geocities.ws/denmasmarto/deadmanwalking.htm ''Dead Man Walking''.] dari situs geocities</ref> Saat menunggu hukuman mati, Astini mengeluh bahwa tidak ada yang memperhatikan nasibnya, bahkan sekedar membesuk. Ia juga mengkhawatirkan nasib 3 anaknya. Ketiga
==Peninggalan rumah==
Baris 30:
==Referensi==
{{reflist|3}}
[[Kategori:Pembunuh berantai]]
[[Kategori:Pembunuh Indonesia]]
|